KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK No... tentang

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERLINDUNGAN BAHAYA KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI PETUGAS KESEHATAN DI RSUD EMBUNG FATIMAH TANGGAL 18 S.D 20 AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I DEFINISI. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB I. KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3)

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

DASAR K3 PERTEMUAN I MG CATUR YUANTARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 432/MENKES/SK/IV/2007 TENTANG

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dasar Manajemen Lingkungan

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

#2: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KATA PENGANTAR. Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam mensukseskan jalannya program kerja ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

DASAR DASAR KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Dampak dari proses pelayanan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

K3 Konstruksi Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) SESUAI PP NO. 50 TAHUN 2012

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. (031) 5501011-5501013, Fax. 031-5022068, 5028735 S U R A B A Y A (60286) KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO NOMOR : 188.4 / / 301/ 2013 TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu adanya pedoman sebagai petunjuk pelaksanaan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo Surabaya; b. Bahwa agar supaya pedoman tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal perlu diatur dalam keputusan Direktur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor : Keselamatan Kerja; 2. Undang-Undang Nomor : Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor : Rumah Sakit; 4. Undang-Undang RI Nomor Pelayanan Publik; 1 Tahun 1970 tentang 36 Tahun 2009 tentang 44 Tahun 2009 tentang : 25 Tahun 2009 tentang 5. Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja; 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan 1

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pasien Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN); Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit; Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 tanggal 12 Desember 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Timur; Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 10 tahun 2010, tanggal 27 Desember 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2011; Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 112 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bagian, Bidang, Seksi dan Sub Bagian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya; Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/438/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RSUD Dr.Soetomo Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD); MEMUTUSKAN Menetapka n : Pertama : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) sebagai petunjuk pelaksanaan program pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo; Kedua : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan tanggal ditetapkan dan diadakan peninjauan kembali setelah 3 (tiga) tahun; Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya ; 2

DITETAPKAN DI : S U R A B A Y A PADA TANGGAL : DIREKTUR RSUD Dr. SOETOMO Dodo Anondo, dr., MPH Pembina Utama Madya NIP. 19550613 198303 1 013 TEMBUSAN : Keputusan ini disampaikan kepada : Yth. : 1. Para Wakil Direktur 2. Ketua Komite K3RS 3. Para Kepala Bidang/Bagian/Instalasi 4. Para Ketua SMF 5. Para Ketua Komite RSUD Dr.Soetomo Surabaya. 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat, di Bidang kesehatan adalah rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan, terjadinya kecelakaan waktu bekerja, gangguan dari lingkungan dan terjadinya bermacam-macam bencana karena api, listrik, gas, air, ledakan, kimia maupun rusaknya bangunan. Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan maupun bencana terhadap orang-orang yang ada di dalam maupun sekitarnya. Demikian pula sistem dan fungsi rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak ditangani dengan baik dapat berakibat buruk bagi manusia yang ada di sekitarnya. Penghuni rumah sakit, selain manusia (penderita, keluarganya, petugas medis dan non medis serta tamu) juga mungkin terdapat hewan~hewan seperti kucing, tikus, kecoak, lalat dan nyamuk dapat juga berupa hewan bakteri, virus yang berasal dari penderita. Interaksi antar bangunan, penghuni, sarana prasarana, fungsi, sistem dan limbanhnya mempunyai potensi terjadinya bahaya~bahaya dari segi biologi, kimia, fisika (panas, radiasi, suara), ergometri dan psikososial. Pada akhirnya akan mengurangi produktivitas, kinerja dan efektifitas pelayanan akibat penurunan mutu sumberdaya manusia beserta alatnya. Oleh karena itu perlu selalu diupayakan sejak dari perencanaan sampai pelaksanaan pelayanan ini agar selalu dicegah dan ditekan potensi risiko terjadinya bahaya-bahaya yang disebut di atas serta kita terjadi agar ditanggunhkan dengan cepat dan tepat sehingga deampaknya tidak terlalu merugikan bagi semua pihak. 4

1.2. Tujuan dan Manfaat Pelayanan K3RS Tujuan Terciptanya lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan sesuai dengan standar kesehatan kerja Manfaat 1. Bagi Rumah sakit a. Meningkatkan akreditasi RS mutu pelayanan sesuai dengan standard b. Meningkatkan Citra RS 2. Bagi Karyawan RS a. Melindungi karyawan daripenyakit akibat kerja (PAK) b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK) c. Menciptakan kenyamanan dalam bekerja 3. Bagi pasien dan pengunjung a. Mutu layanan yang baik b. Kepuasan pasien dan pengunjung c. Melindungi pasien dari penyakit nosokomial dan kecelakaan 1.3 Ruang Lingkup Pelayanan Ruang lingkup K3RS RSUD Dr. Soetomo mencakup kegiatan-kegiatan dibidang : a. Pengamanan peralatan medik, pengamanan radiasi dan limbah radioaktif. b. Pengamanan peralatan berat non medik, pengamanan dan keselamatan bangunan. c. Pengamanan sanitasi sarana kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja. d. Pengembangan manajemen tanggap darurat e. Pelayanan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja. f. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3RS g. Bidang satuan tugas fungsional. 5

1.4 Batasan Operasional A. Pengertian K3 menurut WHO / ILO (1995) Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya, secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Manajemen K3 RS Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS B. Upaya K3 di RS Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara atau metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, yang dimaksud dengan : 6

1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu. 2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik 3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tenpat kerja yang meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. C. Bahaya Potensial di RS Bahaya potensial menyebabkan yang mungkin kecelakaan, terjadi diantaranya di RS adalah dan dapat mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum atau keamanan, yang dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor kimia (antiseptik, gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi (tata cara kerja yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi), faktor psikososial (hubungan antar karyawan/atasan) Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK) yang terjadi di RS, umunya berkaitan dengan faktor biologik (kuman pathogen yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati), faktor ergonomi (tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan tinggi, dan radiasi), faktor psikologis (hubungan kerja antar karyawan atau atasan serta tata cara kerja di kamar bedah, dibagian penerimaan pasien, di unit gawat darurat dan ruang perawatan). D. Respon Kegawatdaruratan di RS 7

Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat menimbulkan keracunan, kematian, luka serius bagi pekerja, pengunjung ataupun masyarakat, sehingga dapat mengganggu operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti sebagian atau seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah kerusakan fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga muntal mempunyai sistem tanggap darurat sebagai bagian dari Manajemen K3RS 1.5 Landasan Hukum Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RSUD Dr. Soetomo adalah sebagai berikut : DASAR HUKUM TENTANG A. Undang-undang 1. UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja 2. UU No. 13 tahun 2003 Ketenagakerjaan 3. UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan 4. UU No. 44 tahun 2009 B. Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah RI No.11 Tahun 1975 Rumah sakit Persyaratan Kesehatan Konstruksi ruang di RS, Persyaratan & Petunjuk Teknis tata cara penyehatan lingkungan RS 2. Peraturan Pemerintah RI No.12 Keselamatan kerja terhadap radiasi Tahun 1975 3. Peraturan Pemerintah RI No.13 4. Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi Tahun 1975 lainnya. Peraturan Pemerintah No. 50 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Tahun 2012 Kesehatan Kerja C. Menakertran 1. Permenaker RI No. Per 05/Men/1978 2. Permenaker RI No. Per 01/Men/1980 3. Permenaker RI No. Per 02/Men/1980 4. Permenaker RI No. Per 04/Men 1980 5. Permenaker RI No. Per Syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift listrik untuk pengangkutan orang & barang Keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi bangunan Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggraan keselamatan kerja Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan Kewajiban melapor penyakit akibat kerja 02/Men/1983 8

DASAR HUKUM 6. Permenaker RI No. Per TENTANG Instalasi kebakaran Automatik 02/Men/1983 7. Permenaker RI No. Per 03/Men/! Pelayanan Kesehatan tenaga kerja 983 8. Permenaker RI No. Per Pengawasan Instalasi Penyalur Petir 02/Men/1989 9. Permenaker RI No. Per 05/Men/1996 Sistim Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) 10.Permenaker RI No. 18 Tahun 2010 Alat Pelindung Diri 11. Permenaker RI No.13 Tahun 2011 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja 12. Kepmenaker RI No. 186 Tahun Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja 1999 C. Menteri Kesehatan 1. SK Menkes RI Komite K3 No.852 /Menkes/SK/X/1993 2. Per Menkes RI Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit No.1204/ Menkes/Per/XI/2004 3. Kep. Menkes RI No.1244 /Menkes/SK/XII/1994 Pedoman Keamanan Laboratorium~Mikrobiologi dan Biomedis 4. Kep.Menkes RI No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 Standard Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah sakit 5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kementrian Kesehatan RI Tahun Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah sakit 2012 6. Per Menkes RI D. Pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan No.472/ Menkes/Per/V/1996 Keputusan Dirjen 1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP No.HK 00.06.64.44 2. Keputusan Dirjen Batan No.03/160/DI/1989 Persyaratan Kesehatan lingkungan ruang & bangunan serta fasilitas sanitasi RS Pengangkutan Zat Radioaktif Ketentuan Keselamatan kerja terhadap radiasi. 9

BAB II STANDAR KETENAGAAN 2.1 Organisasi K3RS Organisasi K3RS RSUD Dr. Soetomo di tetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur No. 188.4/104/301/2013 tentang Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Organisasi ini dibentuk sebagai upaya di dalam pengendalian dan pencegahan terjadinya insiden di lingkungan RSUD Dr. Soetomo. Struktur organisasi komite K3RS mengacu kepada struktur organisasi RS yng dilengkapi dengan staf yang memenuhi syarat kualitas, jabatan dan uraian tugas. Organisasi ini bertanggung jawab kepada direktur dan terintegrasi dalam komite yang ada di RS Susunan Komite K3RS terdiri dari : a. Ketua Komite K3 Membuat target keselamatan dan menjamin efektifitas pencapaiannya Membuat rencana kerja Keselamatan. Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketiga memahami kebijakan terkait keselamatan Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek keselamatan dan memastikan penilaian tingkat pentingnya serta mekanisme pengendaliannya Memastikan implementasi dari pengendalian aspek keselamatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Mampu memberikan contoh tindakan dan memberikan briefing terkait keselamatan. b. Sub. Komite Keselamatan Kerja Memberikan bimbingan dan pengawasan terkait keselamatan. Mendistribusikan tugas kepada satuan kerja terkait dalam hal keselamatan 10

Membuat evaluasi kinerja Bagian dan satuan kerja terkait keselamatan. Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait keselamatan. Mengidentifikasi potensial bahaya Mampu memberikan briefing atau training terkait keselamatan di Seluruh area rumah sakit Mampu melakukan investigasi insiden c. Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/ Unit Kerja Terkait Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan. Memastikan sarana, lingkungan dan aktifitas kerja dalam kondisi aman. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya disatuan kerja terkait keselamatan. Mampu memberikan briefing atau training terkait dengan keselamatan di satuan kerjanya d. Semua Pegawai Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun manajemen risiko terkait dengan pekerjaan yang dilakukan Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan. Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan selamat serta menjaga kebersihan lingkungan Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan area lain yang ditemuinya. Distribusi ketenagaan kepengurusan K3RS RSUD Dr. Soetomo Sutabaya meliputi : a. Senior manajemen b. Ketua (tenaga kesehatan atau medis senior yang memahami permasalahan terkait dengan K3RS) c. Ahli K3RS 11

d. Wakil Medis (Dokter) e. Wakil dari keperawatan f. Wakil Farmasi g. Wakil Sanitasi h. Wakil IPSM Susunan pengurus dan anggota K3RS RSUD Dr. Soetomo terlampir. 2.2 Tugas dan Fungsi Komite K3RS Tugas dan fungsi Komite K3RS RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah sebagai berikut : a. Tugas pokok Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur Menyusun program K3RS Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan direktur RS yang berkaitan dengan K3RS Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait kebijakan, pedoman, panduan dan standar prosedur operasional keselamatan dan kesehatan kerja RSUD Dr. Soetomo Melaporkan pelaksanaan dan hasil monitoring dan evaluasi tiap kejadian, maupun berkala tiap bulan dan tahunan kepada direktur rumah sakit Dr. Soetomo Komite bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo b. Fungsi Pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan K3RS Membantu direktur dalam upaya manajemen K3, promosi K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS Pengawasan pelaksanaan program kerja K3RS Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS Investigator dalam kejadian PAK dan KAK 12

BAB III STANDAR FASILITAS 3.1 Denah Ruangan Berdasarkan letak geografis Rumah Sakit Umum Dokter Sutomo Surabaya berada pada 7o15 58,16-7o16 26,60 Lintang Selatan dan 112o45 24,07 112o45 38,36 Bujur Timur Luas lahan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya ± 163.875 m 2. Lokasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya telah sesuai dengan RTRW yang ada yaitu sebagai tempat untuk fasilitas umum. Peta lokasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya seperti disajikan pada Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2 Peta Lokasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya 13

Gambar 3 Denah Rungan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 14

3.2 Standar Fasilitas Standar fasilitas yang terkait dengan K3RS di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah sebagai berikut : a. Standar penggunaan APD Standar penggunaan APD di masing-masing unit kerja sebagai berikut: 15

b. Standard Pengamanan dari Kebakaran RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah memiliki fasilitas untuk pengamanan dari bahaya kebakaran dengan melengkapi hydran dan APAR. Lokasi Hydran dan APAR di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebagai berikut : Lokasi Hydran dan Jumlahhya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 16

Lokasi APAR dan Jumlahnya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 17

18

19

Lokasi Smoke Detektor, Springkel, Fire Alarm dan Jumlahnya Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 20

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 4.1 Logistik K3 Logistik yang dimiliki oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya terkait dengan upaya peningkatan kinerja K3RS dalam mencegah terjadinya kebakaran yaitu : 1. Hydran Hydran yang dimiliki oleh RSUD Dr. Soetomo sebayak 26 titik dalam kondisi baik atau masih berfungsi 2. APAR Alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebayak 349 buah 3. Smoke Detektor Smoke detektor yang dimiliki RSUD Dr. Soetomo Sebanyak 643 buah 4. Springkel Springkel yang dimiliki RSUD Dr. Soetomo sebanyak 791 buah 5. Fire Alarm Fire alarm yang dimiliki RSUD Dr. Soetromo sebanyak 33 buah Upaya penyediaan peralatan keselamatan kerja di RSUD Dr. Soetomo yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan penggunaan alat pelindung diri, dengan jenis APD sebagai berikut : 1. Sarung tangan (hand gloves) 2. Masker 3. Google 4. Aprron 5. Earmuff 6. Safety shoes 7. Helmet 8. Face shiled 21

4.2 Keselamatan Kerja Untuk memudahkan penyelenggaraan K3RS di RSUD Dr. Soetomo, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 yaitu sebagai berikut : Gambar 1 Sistem Manajemen K3RS RSUD Dr. Soetomo 4.2.1 Tahap Persiapan a. Penetapan komitmen Komitmen dimulai dari direktur. Pernyataan komitmen di susun dalam bentuk dokumen tertulis yang dinyatakan dalam tindakan nyata, agar dapat diketahui, dipelajari, di hayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas rumah sakit. b. Penetapan SK organisasi K3RS c. Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3RS d. Penetapan sumberdaya 4.2.2 Tahap Pelaksanaan a. Penyuluhan K3 untuk petugas rumah sakit b. Pelatihan K3RS yang disesuiakan dengan kebutuhan individu dan kelompok di dalam organisasi rumah sakit. Fungsinya memproses individu dengan perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan 22

c. Melaksanakan program K3RS sesuai dengan peraturan yang berlaku diantaranya : - Pemeriksaan kesehatan petugas (berkala dan khusus) - Penyediaan APD - Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat - Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatannya - Pengobatan pekerja yang menderita sakit - Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur, melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada - Melaksanakan biological monitoring 4.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi K3RS di Rumah Sakit Dr. Soetomo merupakan salah satu fungsi manajemen K3 untuk menilai proses kegiatan K3RS di RSUD Dr. Soetomo, serta menilai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dalam mencapai tujuan yang diterapkan. Pemantauan dan evaluasi meliputi : a. Pencatatan dan pelaporan K3 yang terintegrasi ke dalam sistem pelaporan rumah sakit b. Inspeksi dan pengujian Inspeksi K3RS merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3RS secara umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di lingkungan rumah sakit dilakukan secara berkala, sehingga kejadian penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap pekerja yang beresiko. c. Pelaksanaan Audit K3RS Audit K3RS meluputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian 23

Tujuan audit K3RS yaitu : - Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan - Memastikan dan menilai pelaksanaan pengelolaan K3RS sesuai ketentuan - Menentukan langkah pengendalian bahaya potensial serta pengembangan mutu. d. Perbaikan dan pencegahan hasil temuan audit diidentifikasi dan dinilai resikonya untuk direkomendasikan kepada manajemen e. Secara berkesinambungan manajemen melakukan tinjauan ulang dan peningkatan perencanaan untuk menjamin kesesuaian serta efektifitas pencapaian kebijakan dan tujuan K3 4.3. Penutup Pelaksanaan panduan K3RS RSUD Dr. Soetomo adalah seluruh jajaran di lingkungan kerja RSUD Dr. Soetomo. Penanggung jawab di tingkat unit kerja adalah Kepala Instansi pada Kepala Bagian yang bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik dan selanjutnya kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo. Komite K3RS RSUD Dr. Soetomo membuat perencanaan, koordinasi pelaksanaan, membantu pengawasan, melaksanakan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut program berikutnya. 24

LAMPIRAN : RAMBU-RAMBU K3 25

26

27

28

STANDARD RAMBU K3 LISTRIK DAN INSTALASI LISTRIK 29

30

STANDARD PENEMPATAN BOTOL OXYGEN 31

SIMBOL-SIMBOL B3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya & Beracun 32

33

34

SIMBOL LIMBAH B3 (Standard Kep Bapedal No. 5 Tahun 1995) 35

36

37

38