BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

ANALISIS KECEMASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNLAM BANJARMASIN DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER.

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB II LANDASAN TEORITIS

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI SKALA INI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

Eni Yulianingsih F

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

BAB II KERANGKA KONSEP KEGIATAN. penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

SMA NEGERI 1 SANDEN Alamat. JL. Ngentak, Murtigading, Sanden, Bantul, 55763

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2003, UN merupakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pada remaja dapat diselesaikan. Apabila tugas tugas pada remaja

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

BAB. II LANDASAN TEORITIS. 2015), ialah pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesuksesan, karena dengan kepercayaan diri yang baik seseorang akan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB II TINJAUAN TEORI

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jenis-jenis Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak

2016 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DENGAN PERFORMA ATLET PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian kecemasan Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan-ketakutan yang lain (Chaplin, 2000). Sedangkan Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Sukmadinata, dkk (2003) mengemukakan rasa cemas menunjukkan keadaan tidak tentramnya hati karena khawatir terhadap sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan rasa cemas dapat memperburuk kesehatan dan mengganggu ketenangan hidup. Kecemasan merupakan suatu keadaan emosional, suatu perasaan yang tidak menyenangkan sebagai reaksi terhadap ancaman dari suatu objek yang belum jelas (Chaplin, 2000). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan ialah suatu kondisi atau perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mengancam diri individu, dimana objek penyebab kecemasan itu tidak jelas. Sehingga menyebabkan individu merasa khawatir, was-was, dan tidak tahu terhadap apa yang terjadi di masa yang akan datang. Orang yang merasa cemas dapat diketahui 9

dengan melihat aspek fisiologis maupun psikologis yang timbul oleh rasa cemas tersebut. 2.1.2 Aspek-aspek Kecemasan Menurut Bakar (dalam Nurhidayati, 2004) aspek-aspek yang mempengaruhi kecemasan yaitu: a. Aspek Fisiologis Kecemasan mempunyai ciri-ciri seperti, tekanan darah meningkat, kaki dan tangan terasa dingin, mudah berkeringat, jantung berdebar-debar, muka tiba-tiba menjadi pucat, sering sakit perut, sulit tidur, mudah pusing, nafsu makan berkurang, sering kali terasa mual, gangguan pada lambung, dan sesak nafas. b. Aspek Psikologis Kecemasan dari aspek psikologis mempunyai ciri-ciri seperti, mudah gelisah, tegang, bingung dan mudah marah terhadap apa yang akan terjadi, merasa tidak berdaya, merasa tidak berguna. Mudah kehilangan perhatian dan mudah tertekan, mudah kehilangan perhatian dan gairah, tidak percaya diri, ingin lari dari kenyataan, merasa tidak tentram atau tidak aman dan merasa tidak mampu menyesuaikan diri. Ayurweda (dalam Ramaniah, 2003) menyatakan karakteristik orang yang mengalami kecemasan adalah : a. Kehilangan percaya diri dalam mengambil keputusan b. Mudah marah dan meledak c. Pikiran berubah-ubah atau resah d. Berfikir negative terutama terhadap kemampuan diri sendiri. Koeswara (1991) menyatakan bahwa kecemasan berfungsi sebagai peringatan bagi mahasiswa agar mengetahui adanya bahaya yang sedang mengancam, sehingga mahasiswa tersebut bisa mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu. 10

Berdasarkan uraian di atas, penulis simpulkan bahwa aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Bakar (dalam Nurhidayati, 2004) yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Alasan penulis karena penulis menggunakan aspek-aspek yang digunakan untuk mengungkapakan tingkat kecemasan dalam menulis skripsi. 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa Dalam kehidupan manusia selalu mengalami kecemasan, seperti halnya mahasiswa yang sedang menulis skripsi karena hal tersebut disebabkan karena selama manusia hidup tidak dapat lepas dari masalah, pertentangan, kekecewaan dan perubahan kehidupan. Kecemasan pada umumnya dipengaruhi oleh banyak hal. Menurut Lewin (dalam Irwanto, dkk 1994) kecemasan yang dialami seseorng disebabkan adanya konflik dari dalam diri individu dan adanya ketidak sesuaian antara keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin diraih dengan kenyatan yang ada. Menurut Thallis (1992) ada beberapa faktor yang menimbulkan kecemasan diantaranya : a. Faktor individu yang meliputi rasa kurang percaya diri pada individu, memiliki masa depan tanpa tujuan,dan perasaan tidak mampu bekerja b. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan dukungan emosional yang rendah dari orang lain sehingga individu merasa tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak mempunyai dukungkan dan motivasi. 11

Menurut Sarason, dkk (Djiwandono, 2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan : a. Keyakinan diri Individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan mengurangi kecemasan b. Dukungan sosial Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa pemberian informasi, pemberian bantuan, tingkah laku maupun materi yang didapat dari hubugan sosial yang akrab yang membuat individu merasa diperhatikan, dicintai dan bernilai sehingga mengurangi tingkat kecemasan. c. Modeling Kecemasan dapat disebabkan karena ada proses modeling. Modeling dapat merubah prilaku seseorang, yaitu dengan melihat bagaiman orang lain melakukan seuatu. Jika individu belajar dari model yng mempunyai kecemasan dalam menghadapi suatu masalah maka individu tersebut cenderung mengalami kecemasan. Berdasarkan pendapat dari dua ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dalam menulis skripsi yang dialami mahasiswa yaitu faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Dari dalam individu yaitu keyakinan diri atau keprcayaan diri dan yang berasal dari luar individu yaitu dukungan sosial, modeling dan lingkungan. 2.1.4 Macam macam kecemasan Corey, (1995) membagi kecemasn menjadi tiga, yaitu : a. Kecemasan realistik Ketakutan akan bahaya dari luar eksternal dan taraf kecemasan menyesuaikan dengan derajat ancaman yang ada. b. Kecemasan neurotik Ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri yang menyebabkan seorang melakukan sesuatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya. 12

c. Kecemasan moral Ketakutan akan hati nurani sendiri. Orang yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimiliki. Menurut De Clerg, (1994) kecemasan normal dibagi menjadi dua, yaitu: 1. State anxiety menunjukan pada keadan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interprestasi subyektif dan arousal atau rangsangan fisiologis. Kecemasan dikonseptualisaikan sebagai reaksi emosional yang umumnya dan nampak tidak berhubungan dengan keadaan atau stimulus tertentu. Terkadan istilah kecemasan digunakan untuk menggambarkan respon yang umum ini muncul tanpa sebab yang jelas. Keadan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subyektif 2. Trait anxiety menunjukan pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan seorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman atau kecenderungan akan kecemasan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa macam kecemasan yang terdiri dari State anxiety dan Trait anxiety. Bentuk kecemasan yang dialami mahasiswa dalam menulis skripsi merupakan State anxiety dan relistik keadaan ini ditentukan oleh perasaan ketegangan yang subyektif. 2.2. Kepercayaan Diri 2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi 13

keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan akan kemampuan diri sendiri yang memadai dan menyadari bahwa kemampuan yang dimilikinya dapat dimanfaatkan secara tepat. Menurut Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan yang dihadapinya. Dengan rasa percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain Breneche dan Amich (dalam Dewi, 2005) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu perasaan cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya sehingga tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain.setiap individu mempunyai kepercayaan diri yang berbeda-beda, sebagian orang merasa sangat percaya diri sementara sebagaian individu yang lain merasa kurang percaya diri. Lauster (1978), mengatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan menjadi pribadi yang optimis. Orang yang percaya diri akan mampu menghargai orang lain karena percaya bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan seperti dirinya. Sedangkan individu yang kurang 14

percaya diri akan mengalami kesulitan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain, kurang bertanggung jawab, selalu membandingkan dirinya dan pesimis. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pengertian percaya diri dan menyebutkan bahwa bila seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan dapat menjadi pribadi yang optimis dan dapat menghargai orang lain, lalu juga di jelaskan orang yang kurang percaya diri lebih akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan memiliki rasa kurang tanggung jawab dan pesimis. 2.2.2 Ciri-ciri Individu Yang Memiliki Kepercayaan Diri Menurut Lauster (1978) ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah : 1. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap positif tentang dirinya bahwa mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis, yaitu sikap seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemenangan. 3. Obyektif, yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. 5. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. 15

Menurut Lauster (1978) seseorang yang mempunyai kepercayaan diri positif dapat digambarkan dari empat aspek, yaitu : a. Cinta diri Orang yang percaya diri, mencintai diri sendiri dan cinta ini bukanlah sesuatu yang dirahasiakan bagi orang lain. Cinta diri sendiri merupakan prilaku seseorang untuk memelihara diri sendiri. b. Pemahaman diri Orang yang percaya diri tidak hanya merenungi, memikirkan perasaan dan prilaku diri sendiri. Orang yang percaya diri selalu berusaha ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya sendiri, percaya akan kompetisi atau kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan atau rasa hormat orang lain, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain yaitu berani menjadi diri sendiri. c. Tujuan hidup yang jelas Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya, disebabkan mempunyai pikiran yang jelas mengapa melakukan tindakan tertentu dan mengetahui hasil apa yang dapat diharapkannya, tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis dan diterima oleh orang lain atau kelompok, memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri sehingga ketika harapan tersebut tidak terwujud seseorang tetap mampu melihat sisi positif dari dirinya dan situasi yang terjadi. d. Berpikir positif Orang yang percaya diri biasanya menyenangkan, karena mampu melihat kehidupan dari sisi yang cerah serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus, mempunyai pengendalian diri yang baik, memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau kedaan, serta tidak menggantungkan atau mengharap bantuan dari orang lain), mempunyai cara pandang terhadap diri sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ditekankan pada ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang dikemukakan oleh Lauster, yaitu keyakinan, optimis, obyektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Dan yang memiliki kepercayaan diri yang positif dapat di gambarkan empat aspek yaitu, cinta diri, pemahaman diri, tujuan hidup yang jelas, berfikir positif. 16

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Menurut Tursan Hakim (2002) Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri, dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Menurut Tursan Hakim (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu : a. Faktor internal Perasaan dari dalam diri, merupakan cara individu memandang dan Menilai dirinya sendiri, terdiri dari : 1) Keadaan fisik Keadaan fisik individu akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Individu yang memiliki fisik yang kurang sempurna akan menimbulkan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, karena merasa ada yang kurang didalam dirinya dan membandingkannya dengan orang lain. Keadaan ini yang membuat individu merasa kurang percaya diri. 2) Konsep diri Konsep diri adalah gagasan tentang dirinya sendiri. Seorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep negatif, sebaliknya bila seseorang percaya diri maka akan mempunyai konsep diri yang positif. 3) Usia Kepercayaan diri terbentuk dan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Seorang remaja yang mempunyai rasa kurang percaya diri dikarenakan permasalahan tentang konsep diri pada masa kanak-kanak kurang dapat terselesaikan. 4) Harga diri Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri, individu yang mempunyai harga diri yang tinggi akan menilai pribadinya secara rasional yang benar bagi dirinya dan mudah mengadakan hubungan dengan orang lain. Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang positif pada dirinya sendiri, percaya pada usahanya dan mudah menerima orang lain. 17

5) Pengalaman hidup Kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Pengalaman hidup yang kurang baik pada masa kanak-kanak akan berdampak pada masa pertumbuhan selanjutnya 6) Kegagalan dan kesuksesan Keberhasilan yang dicapai akan membawa seseorang kepada kegembiraan dan juga membuat pandangan yang positif, sehingga dapat menimbulkan kepercayaan diri disetiap permasalahan yang dihadapi dan dapat dianalisis dengan baik. 7) Peran lingkungan keluarga terhadap terbentuknya kepercayaan diri Jika fungsi keluarga berjalan lancar dan baik, maka besar kemungkinan individu dalam keluarga tersebut mempunyai kepercayaan diri yang baik. Karena keluarga adalah pondasi dalam membentuk karakter individu. b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan persepsi dan reaksi lingkunganterhadap diri kita. Faktor eksternal yang mempengaruhi kepercayaan diri individu, yaitu: 1) Pendidikan Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan. 2) Pekerjaan Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri. 3) Lingkungan dan pengalaman hidup Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin mantap kepercayaan dirinya (Centi, 1995). Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1994). 18

4) Dukungan sosial Menurut Loekmono (1983) bahwa rasa percaya diri dipengaruhi dalam hubungannya dengan orang-orang yang dianggap penting, lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Natawidjaja (dalam Kusumawati, 2008) untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja membutuhkan pihak lain yang dapat dipercaya untuk mendorong keberaniaanya dalam mengambil keputusannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yang dikemukakan oleh Tursan Hakim (2002) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Alasan penulis karena penulis menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri dalam menulis skripsi 2.2.4. Proses Pembentukan Kepercayaan Diri Percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, ada proses tertentu didalam pribadi seseorang sehingga terjadilah pembentukan percaya diri, secara garis besar terbentuknya percaya diri yang kuat oleh Thursan Hakim (2002) melalui proses sebagai berikut : a. Terbentuknya kepribadian yang baik yang sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. Ketika seseorang mendapatkan dukungan sosial sejak awal dari orang-orang terdekatnya, maka akan membuat individu tahu bahwa ia mempunyai kelebihan dalam dirinya. b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimiliknya melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihannya. Dengan dukungan sosial dari orang-orang terdekat, maka akan semakin menguatkan keyakinan individu bahwa dirinya memiliki kelebihan untuk dapat melakukan segala sesuatu. c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahankelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri. Meskipun seseorang tahu bahwa dirinya mempunyai kekurangan, namun apabila orang-orang didekatnya tetap 19

memberikan dukungan maka hal ini akan menimbulkan reaksi positif dalam dirinya. Sehingga menjadi individu yang tidak rendah diri. d. Pengalaman didalam menggali berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang dimilkinya.jika seseorang mempunyai banyak pengalaman didalam kehidupannya dan disertai dengan dukungan dari orang-orang terdekat disekelilingnya serta dapat menggunakan segala kelebihan yang ada dalam dirinya, maka akan membuat seseorang percaya diri dalam melakukan segala aspek dalam kehidupannya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembentukan percaya diri pada seseorang tidak muncul begitu saja di kemukakan oleh Thursan Hakim (2002) yaitu terbentuknya kepribadian, pemahaman seseorang kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, pemahaman reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, pengalaman di dalam menggali aspek kehidupan dengan segala kelebihan yang dimilikinya. 2.3 Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menulis proposal skripsi Salah satu persyaratan yang harus dikerjakan oleh mahasiswa S1 dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi adalah menulis skripsi. Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa pada akhir studi. Karena pengetahuan mahasiswa tentang skripsi masih kurang, banyak mahasiswa mengalami keraguraguan untuk dapat menyelesaikannya, jika mahasiswa mampu menyelesaikannya dengan baik maka akan timbul perasaan yang positif untuk dapat melanjutkannya ketahap akhir. Tursan Hakim (2002) menambahkan bahwa keberhasilan individu dalam menjalankan tugas perkembanganya, akan menentukan perkembangan selanjutnya. Seorang individu yang mampu menjalaninya dengan baik akan 20

timbul perasan percaya diri, berharga dan optimis menghadapi masa depanya, sebaliknya individu yang gagal akan merasakan bahwa dirinya adalah orang yang tidak mampu, putus asa, ragu-ragu, pesimis dan mengalami kecemasan menghadapi masa depanya. Apabila seseorang dapat melampau hambatan-hambatan yang di alami akan timbul rasa kepercayaan diri dalam individu tersebut sehingga membuatya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai macam tujuan dalam hidupnya. Dalam menulis skripsi mahasiswa sering menemui hambatan sehingga merasa cemas, tetapi kecemasan sendiri mempunyai fungsi lain yaitu sebagai faktor peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang mengancam, sehingga individu tertentu bisa mempersiapakan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu. Koswara (1991). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulis memilih judul hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menulis proposal skripsi karena melihat hambatan-hambatan yang yang dialami indivisu. Lalu hambatan tersebut akan menimbulkan rasa percaya diri dan membuatnya merasa mampu untuk mencapai berbagai macam tujuan dalam hidupnya. 1.4 Proposal Skripsi 1.4.1 Pengertian Skripsi Skripsi adalah tugas di akhir perkuliahan yang harus dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana, sebelum mengerjakan skripsi mahasiswa harus menyusun proposal untuk menetukan judul penelitian. Penulisan proposal skripsi 21

diberikan kepada mahasiswa selambat lambatnya satu semester yang nantinya akan dlanjutkan ke tahapan penulisan skripsi. Namun pada kenyataanya masih banyak mahasiswa yang mengerjakan proposal skripsi lebih lama dalam waktu yang sudah ditentukan. Penyebab dari lamanya mahasiswa dalam mengerjakan proposal skripsi salah satunya adalah mahasiswa sering kebingungan dalam menentukan topik atau judul penelitiaan. Dalam proses ini biasanya mahasiswa membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena harus memilih judul yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu seringkali mahasiswa dilanda kecemasan kalau tidak dapat menyelesaikan proposal skripsinya dengan tepat waktu. 2.4.2 Pengertian Proposal Skripsi Proposal Skripsi berisi usulan penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi. Seorang mahasiswa berhak mengajukan proposal skripsi setelah mahasiswa tersebut memenuhi persyaratkan akademik. Proposal skripsi bermanfaat sebagai buku pedoman kerja bagi peneliti berperan sebagai perjanjian antara mahasiswa dan dengan dosen pembimbing mengenai penelitian yang akan dilaksanakan dan sebagai alat evaluasi kemajuan pelaksanaan penelitian. 1.5 Penelitian yang Relevan Penelitian Pratiwi (2008) menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara Percaya Diri dengan kecemasan dalam proses bimbingan 22

skripsi mahasiswa psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Ada pula penelitian yang ditulis oleh Harto Widiyas Rachmat, (2009) tentang kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi ujian skripsi ditinjau dari kepcayaan diri yang menunjukan tidak adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi. 1.6 Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah : Ada hubungan negatif signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam menulis proposal skripsi mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2012 FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 23