BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENENTUAN PRIORITAS PENGERJAAN ORDER DENGAN METODE TOPSIS DAN FUZZY MULTI-ATTRIBUTE DECISION MAKING (FUZZY MADM) PADA PT.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang pembuatan dan perbaikan mesin dan peralatan pada pabrik kelapa sawit.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sejarah PT. ATMINDO Medan di mulai sekitar tahun 1920-an, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembuatan peralatan transportasi air berupa propeller (baling-baling) dan pengolahan aluminium menjadi batang aluminium merupakan usaha pertama kali yang dijalankan oleh PT. Inti Jaya Logam yang beralamat di Jalan Kapten Sumarsono No. 954, 955 dan 956, Helvetia, Deli Serdang, Medan. Perusahaan ini didirikan oleh pemiliknya bernama Aswin pada tahun 1998 dengan berdasarkan akta notaris nomor 0079 tahun 1998 dihadapan notaris Sartono Simbolon, SH. Perusahaan ini pada awalnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengecoran logam dalam rangka pembuatan propeller (baling-baling) dan mengolah aluminium menjadi batang aluminium. Daerah pemasaran perusahaan ini meliputi Pulau Jawa dan Sumatera. Berkat kegigihan manajemen perusahaan maka dalam kurun waktu singkat, manajemen perusahaan ini mulai berhasil menjajaki potensi pasar luar negeri, khususnya negara-negara ASEAN. Melihat kecenderungan pasar yang semakin besar akan permintaan mesinmesin, maka pada tahun 2002 perusahaan ini mulai mengalihkan kegiatan usahanya dengan pembuatan perlengkapan mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan manufaktur seperti perlengkapan untuk mesin boiler yaitu bushing cast iron dan tempahan perlengkapan mesin lainnya seperti impeller, fire grate, baffle plate, fire door, hanger bushing, dan lain-lain.

2.2. Ruang Lingkup Usaha PT. Inti Jaya Logam merupakan salah satu perusahaan Make To Order yang bergerak dalam bidang pembuatan benda-benda logam berupa perlengkapan mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan manufaktur ataupun tempahan perlengkapan oleh pihak lainnya. PT. Inti Jaya Logam memproduksi berbagai jenis produk seperti bushing cast iron, impeller, fire grate, baffle plate, fire door, hanger bushing, dan lainlain. Selain itu, ada juga produk yang terkadang khusus dipesan oleh pelanggan. 2.3. Lokasi Perusahaan PT. Inti Jaya Logam beralamat di Jalan Kapten Sumarsono No. 954, 955 dan 956, Helvetia, Medan, Sumatera Utara. 2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi pada pabrik peleburan logam ini adalah struktur lini fungsional yaitu hirarki yang bagian paling atasnya hanya terdapat satu jabatan (tunggal) dan memiliki satu bawahan atau beberapa karyawan yang berada di bawah kontrol dari atasan diatasnya. Semua bagian dari hirarki tersebut terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu untuk mencapai satu tujuan bersama. Untuk melakukan pengumpulan pekerja-pekerja dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan

kegiatan departementalisasi. Adapun struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Direktur Manajer Produksi Manajer Keuangan Manajer Pemasaran Peleburan Perbengkelan Pengawasan Mutu Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gudang Administrasi Kasir Akuntan Pengadaan Promosi Penjualan Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perusahaan 2.4.2. Uraian Tugas Adapun fungsi masing masing dari struktur hirarki perusahaan tersebut, dapat dilihat pada pada lampiran uraian tugas tenaga kerja. 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Dalam menjalankan usahanya, PT. Inti Jaya Logam mempekerjakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang bekerja di lantai produksi. Tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang bekerja di luar pabrik. Jumlah tenaga kerja pada PT. Inti Jaya Logam adalah orang. Rincian jumlah tenaga kerja yang ada pada PT. Inti Jaya Logam dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Inti Jaya Logam No. Posisi Jumlah (orang) 1 Direktur 1 2 Manajer Produksi 1 3 Manajer Keuangan 1 4 Manajer Pemasaran 1 5 Bagian Peleburan 20 6 Bagian Perbengkelan 10 7 Pengawasan Mutu 1 8 Bagian Gudang 1 9 Administrasi 1 10 Kasir 1 11 Akuntan 1 12 Pengadaan 2 13 Promosi 2 14 Penjualan 2 Jumlah 45 Sumber: PT. Inti Jaya Logam Dengan berlakunya peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa jam kerja seorang karyawan dalam perusahaan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya akan dikira sebagai jam lembur. Maka, pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Inti Jaya Logam dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan No. Hari Waktu Kerja (WIB) Istirahat 1. Senin Rabu 2. Kamis 3. Jumat 08.00-12.00 13.00-16.00 08.00-12.00 13.00-16.30 08.00-12.00 13.30-16.30 12.00-13.00 12.00-13.00 12.00-13.30 4. Sabtu 08.00-12.30 - Sumber: PT. Inti Jaya Logam 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya Sistem pengupahan di PT. Inti Jaya Logam disesuaikan dengan jabatan, keahlian dan prestasi kerja. Sedangkan untuk besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan kebijaksanaan tentang upah minimum. Pengupahan pada perusahaan ini terdiri atas : 1. Upah pokok 2. Tunjangan berkala 3. Tunjangan kerajinan 4. Tunjangan keahlian khusus 5. Tunjangan transport, makan, dan lain-lain

Penentuan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian, prestasi kerja dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Bagi karyawan yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan upah yang dihitung berdasarkan tarif lembur. Selain itu kesejahteraan bagi pegawai, karyawan pabrik juga diperhatikan dengan adanya jamsostek bagi staff dan karyawan di PT. Inti Jaya Logam. 2.5. Proses Produksi Proses produksi (Hendra, Manajer Produksi) dari pengecoran logam pada umumnya dilakukan melalui tahapan antara lain sebagai berikut: 1. Pengadukan pasir Tahapan awal dalam melakukan pengecoran logam adalah pengadukan pasir yang akan digunakan dalam pembuatan cetakan pasir (sand casting). Pasir yang digunakan harus di ayak terlebih dahulu agar pasir silica yang telah mengeras dapat terpisah dengan pasir yang telah halus. Setelah itu, pasir tersebut akan dicampurkan dengan tepung bentonite dengan menggunakan mesin pengaduk. Hal itu bertujuan agar tekstur permukaan cetakan yang terbentuk halus, lengket dan padat sehingga cetakan tidak mudah rusak dan permukaan logam yang terbentuk juga rata dan tidak kasar. 2. Pembuatan cetakan Setelah pasir yang akan digunakan telah dihaluskan maka dalam tahapan ini, akan dibuat cetakan pasir (sand casting) dari pasir tersebut. Bentuk dari cetakan tersebut akan disesuaikan dengan spesifikasi dari produk aslinya

dengan membuat mal yang dipahat dengan kayu lunak. Setelah cetakan telah selesai dibuat maka tahap selanjutnya cetakan tersebut diolesi dengan waterglass dan disemprot dengan menggunakan gas CO 2 agar permukaan dari cetakan tersebut keras dan tidak mudah rusak walaupun terkena logam cair yang panas maupun beroksidasi dengan udara bebas. Biasanya cetakan yang dibuat merupakan tipe cetakan tertutup dimana bagian bentuk cetakan terdapat di dalam rongga cetakan dan terdapat satu lubang untuk mengalirkan logam cair ke dalam cetakan tersebut. 3. Pengecoran Pada tahap ini, pertama kali dapur kupola akan dipanaskan hingga mencapai suhu 2000-3000 o C. Setelah dapur kupola tersebut mencapai suhu tersebut, maka batangan logam kemudian akan dimasukkan perlahan-lahan ke dalam dapur kupola kemudian sekitar dua jam kemudian maka aliran logam cair akan mengalir keluar melalui corong yang telah tersedia. Cairan logam yang mengalir tersebut kemudian akan ditampung dengan menggunakan ember besi yang mampu menampung ±50 kg logam cair. Biasanya berat logam yang dicairkan dalam sekali peleburan menggunakan dapur kupola tersebut adalah 2-3 ton sedangkan berat logam cair yang dihasilkan akan mengalami penyusutan 1% dari total berat peleburan yang dilakukan. 4. Pencetakan Setelah logam cair tersebut telah tertampung dalam ember besi maka langkah selanjutnya logam tersebut akan dituang ke dalam cetakan pasir (sand casting) dengan hati-hati dan cepat agar logam cair tidak mengeras karena beroksida

dengan udara bebas. Setelah logam cair dituangkan ke dalam cetakan pasir (sand casting) tersebut maka logam tersebut didiamkan selama ±24 jam hingga mengeras. Setelah itu, cetakan akan dibuka atau dipecah perlahanlahan hingga cetakan pasir (sand casting) tersebut terpisah dari produk yang telah terbentuk. 5. Finishing Produk yang telah terbentuk tersebut akan dihaluskan permukaannya dengan menggunakan kertas pasir atau mesin gerinda hingga permukaan logam halus dan bersih dari pasir bekas cetakan. Selanjutnya, jika logam tersebut akan dibuat ulir maka uliran logam tersebut dibentuk dengan menggunakan mesin bubut. Setelah itu, langkah terakhir adalah produk tersebut dilakukan pengecatan dengan menggunakan pilox sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen dan dibawa ke tempat penjemuran untuk dikeringkan. 2.5.1. Standar Mutu Bahan / Produk PT. Inti Jaya Logam memproduksi banyak variasi produk dengan standar mutu sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan. Dibawah ini akan dijelaskan standar mutu dari hanya beberapa jenis produk, seperti: 1. Bushing Cast Iron Spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk bushing cast iron yakni memiliki ukuran diameter luar 65 cm dan diameter dalam 62 cm. Adapun gambar dari bushing cast iron seperti pada Gambar 2.2.

Sumber : www.directindustry.com Gambar 2.2. Bushing Cast Iron 2. Impeller Spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk impeller yakni memiliki ukuran diameter luar 65 cm dan diameter dalam 62 cm. Adapun contoh produk dari impeller seperti pada Gambar 2.3. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.3. Impeller 3. Fire Grate Spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk fire grate yakni memiliki ukuran panjang dengan lebar masing-masing sebesar 100 cm dengan 65 cm. Adapun contoh produk dari fire grate adalah seperti pada Gambar 2.4.

Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.4. Fire Grate 4. Baffle plate Spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk baffle plate yakni memiliki ukuran diameter luar sebesar 40 cm dan panjang 75 cm dan diameter lubang sebesar 0,5 cm. Adapun contoh produk dari baflle plate seperti pada Gambar 2.5. Sumber : www.hvaccenter.ir Gambar 2.5. Baffle Plate

5. Hanger Bushing Adapun spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk hanger bushing seperti pada Tabel 2.3. dan contoh produk dari hanger bushing dapat dilihat ada Gambar 2.6. Tabel 2.3. Spesifikasi Hanger Bushing Jenis Diameter luar Diameter Dalam Panjang DS-1 50,0 cm 42,5 cm 10,0 cm DS-2 30,0 cm 22,5 cm 5,0 cm Sumber : www.tradeindia.com Gambar 2.6. Hanger Bushing 6. Cast Bronze Adapun spesifikasi dari jenis dan ukuran dari produk cast bronze seperti pada Tabel 2.4. dan contoh produk dari cast bronze dapat dilihat pada Gambar 2.7. Tabel 2.4. Spesifikasi Cast Bronze Jenis Diameter Luar Diameter Dalam Panjang CB 305-04 31,3 cm 18,8 cm 50,0 cm CB 406-02 37,5 cm 25,0 cm 25,0 cm CB 507-03 43,8 cm 31,3 cm 37,5 cm CB 608-03 50,0 cm 37,5 cm 37,5 cm

Tabel 2.4. Spesifikasi Cast Bronze (Lanjutan) Jenis Diameter Luar Diameter Dalam Panjang CB 709-08 56,3 cm 43,8 cm 100,0 cm CB 810-04 62,5 cm 50,0 cm 50,0 cm Sumber : www.asbbearings.com Gambar 2.7. Cast Bronze 2.5.2. Bahan Produksi Bahan yang digunakan oleh PT. Inti Jaya Logam dalam melakukan aktivitas pengecoran terdiri atas tiga jenis yaitu bahan baku, bahan tambahan, dan bahan penolong yang satu sama lainnya saling membutuhkan dalam kelancaran proses produksi. 2.5.2.1.Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama (bahan mentah) yang digunakan dalam membuat sebuah produk. Adapun bahan baku yang dicampurkan dalam pembuatan benda logam yaitu logam Cast Iron. Logam Cast Iron merupakan suatu logam padatan (solid). Logam Cast Iron dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Sumber : indonetwork.co.id Gambar 2.8. Logam Cast Iron Adapun asal bahan baku yang digunakan untuk produk utama yaitu berasal dari toko Teguh Jaya yang beralamat di Yos Sudarso, Tanjung Mulia. Jadwal dan jumlah pemesanan bahan baku tergantung pada pesanan tetapi biasanya pemesanan bahan baku dilakukan sebanyak 6-8 ton/dua minggu. 2.5.2.2.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang akan ditambahkan ke produk agar produk tersebut memiliki karakteristik yang lebih bernilai tambah (value added). Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi logam adalah : 1. Cat (pilox) yang berfungsi untuk memberi warna pada produk agar lebih menarik dan agar produk tidak cepat mengalami korosi atau berkarat. Adapun cat (pilox) dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Sumber : www.jopir.wordpress.com Gambar 2.9. Pilox 2. Krom berfungsi untuk membuat permukaan produk yang dihasilkan menjadi lebih kilat dan tahan panas atau api. Adapun krom dapat dilihat pada Gambar 2.10. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.10. Krom 2.5.2.3.Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang membantu terjadinya produk utama contohnya pembakaran logam Cast Iron. Adapun bahan penolong yang digunakan untuk proses pengolahan logam bushing Cast Iron yaitu :

1. Arang stengkol, dapat juga disebut sebagai batu bara yang akan digunakan dalam pembakaran berbagai jenis logam. Arang stengkol dapat dilihat pada Gambar 2.11. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.11. Arang Stengkol 2. Pasir Silika merupakan pasir yang bersifat lengket sehingga mudah digunakan dalam membuat sand molding dengan berbagai bentuk dan ukuran. Pasir silica dapat dilihat pada Gambar 2.12. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.12. Pasir Silika 3. Tepung Bentonite merupakan tepung yang digunakan untuk membuat lapisan pengeras pada bagian luar cetakan. Tepung ini biasanya bewarna putih dan dengan tekstur yang halus. Adapun tepung bentonite dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.13. Tepung Bentonite 4. Silikon berfungsi untuk membuat produk yang dihaluskan tidak kaku dan lunak. Adapun silikon dapat dilihat pada Gambar 2.14. Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.14. Silikon 5. Gas CO 2 merupakan gas yang digunakan untuk memadatkan pasir cetakan agar tidak mudah rusak saat beroksida dengan udara bebas dan lebih kuat saat logam cair yang panas dituangkan. Adapun gas CO 2 dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.15. Gas CO 2 6. Waterglass merupakan air yang kilat yang berfungsi untuk mengkilatkan bagian sisi dari cetakan yang telah dibuat. Adapun waterglass dapat dilihat pada Gambar 2.16 Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.16. Water Glass 7. Liquid Petroleum Gas (LPG) merupakan gas yang digunakan sebagai bahan bakar untuk membakar bagian sisi permukaan cetakan agar tetap keras. Adapun Liquid Petroleum Gas (LPG) dapat dilihat pada Gambar 2.17

Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.17. LPG 8. Bensin merupakan sumber bahan bakar yang digunakan untuk melapisi permukaan cetakan yang akan dibakar secara langsung. Selain itu, bensin juga digunakan untuk media pemasakkan arang menjadi bara api. 9. Arang kayu merupakan sumber bahan bakar yang digunakan untuk menjaga kestabilan panas dapur kupola dan menjaga agar api dapur kupola tersebut tetap menyala. 10. O 2 merupakan gas tabung yang digunakan untuk mempercepat pemanasan api pada arang stengkol di dapur kupola. Adapun O 2 dapat dilihat pada Gambar 2.18

Sumber : PT Inti Jaya Logam Gambar 2.18. Tabung O 2 Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi logam biasanya dibeli dari Toko Makmur Meta yang berlokasi di daerah Kim Star, Tanjung Morawa. 2.5.3. Mekanisme Proses Produksi Adapun mekanisme proses produksi pengecoran logam yang terdapat pada PT. Inti Jaya Logam adalah sebagai berikut : 1. Mekanisme Proses Pengayakan Pasir Adapun mekanisme proses pengayakan pasir dapat dilihat pada Gambar 2.19. Feedback Pasir Silika Proses Pengayakan Pasir Halus Gambar 2.19. Mekanisme Proses Pengayakan Pasir

Input Output : Pasir silika yang masih kasar : Pasir yang halus Peralatan : Pengayak Feedback : Pasir yang masih kasar dihaluskan kembali 2. Mekanisme Proses Pengadukan Pasir Adapun mekanisme proses pengadukan pasir dapat dilihat pada Gambar 2.20. Feedback Pasir Silika Pasir dan Tepung Proses Pengadukan Cetakan Bentonite Gambar 2.20. Mekanisme Proses Pengadukan Pasir Input Output : Pasir silika dan tepung bentonite : Pasir yang siap digunakan untuk pembuatan cetakan pasir Peralatan : Mesin pengaduk Feedback : Pasir yang belum tercampur rata maka akan dilakukan pengadukan kembali 3. Mekanisme Proses Pembuatan Cetakan Adapun mekanisme proses pembuatan cetakan dapat dilihat pada Gambar 2.21. Feedback Pasir Silika dan Tepung Bentonite Proses Pembuatan Cetakan Cetakan Pasir (Sand Casting) Gambar 2.21. Mekanisme Proses Pembuatan Cetakan

Input Output : Pasir silika dan tepung bentonite : Cetakan pasir (Sand Casting) Peralatan : Cetakan Feedback : Permukaan cetakan masih belum rata dan halus maka cetakan tersebut akan diperbaiki lagi bagian permukaan cetakan tersebut 4. Pengecoran Adapun mekanisme proses pengecoran dapat dilihat pada Gambar 2.22. Feedback Cast Iron Proses Pengecoran Cairan Logam Gambar 2.22. Mekanisme Proses Pengecoran Input Output : Cast iron : Cairan logam Peralatan : Dapur kupola Feedback : Logam yang masih keras dileburkan hingga mencair 5. Pencetakan Adapun mekanisme proses pencetakandapat dilihat pada Gambar 2.23 Feedback Cairan Logam Proses Pencetakan Produk yang Berbentuk Gambar 2.23. Mekanisme Proses Pencetakan Input : Cairan logam

Output : Produk pengecoran yang telah berbentuk Peralatan : Cetakan Feedback : Dituang logam cair hingga penuh ke dalam cetakan 6. Penghalusan Adapun mekanisme proses penghalusan dapat dilihat pada Gambar 2.24. Feedback Produk yang masih memiliki permukaan yang kasar Proses Penghalusan Produk yang sudah Halus Permukaannya dan Waste Gambar 2.24. Mekanisme Proses Penghalusan Input Output : Produk yang permukaannya masih kasar : Produk yang permukaannya telah halus dan sisa penghalusan (Waste) Peralatan : Gerinda Feedback : Permukaan logam yang masih kasar akan dihaluskan kembali 7. Penguliran Adapun mekanisme proses pembuatan ulir dapat dilihat pada Gambar 2.25. Feedback Produk yang telah Dihaluskan Proses Pembutan Ulir Uliran Pada Produk dan Waste Gambar 2.25. Mekanisme Proses Pembuatan Ulir Input Output : Produk yang telah dihaluskan : Uliran pada produk dan sisa pemotongan (waste) Peralatan : Mesin Bubut

Feedback : Bagian uliran yang masih kasar akan diulirkan kembali 8. Pelapisan krom Adapun mekanisme proses pelapisan dapat dilihat pada Gambar 2.26. Feedback Produk Jadi Proses Pelapisan Produk Jadi yang Telah Di Lapisi Krom Gambar 2.26. Mekanisme Proses Pelapisan Input Output : Produk jadi : Produk jadi yang telah di lapisi krom Peralatan : Cat dan kuas Feedback : Bagian permukaan produk yang belum dilapisi krom maka akan dilapisi kembali 9. Pengecatan Adapun mekanisme proses pengecatan dapat dilihat pada Gambar 2.27. Feedback Produk Jadi Proses Pengecatan Produk Jadi yang Telah Di Cat Gambar 2.27. Mekanisme Proses Pengecatan Input Output : Produk jadi : Produk jadi yang telah di cat Peralatan : Cat dan kuas Feedback : Bagian permukaan yang belum dicat maka akan dicat kembali

2.5.4. Mesin dan Peralatan 2.5.4.1.Mesin Produksi Adapun mesin yang digunakan untuk melakukan proses pengecoran logam adalah sebagai berikut : 1. Mesin pengaduk adalah mesin yang digunakan untuk melakukan aktivitas pengadukan atau pencampuran antara dua jenis pasir yang berbeda yang akan digunakan dalam pembuatan sand casting. Adapun spesifikasi mesin pengaduk dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan Gambar 2.28. Tabel 2.5. Spesifikasi Mesin Pengaduk Spesifikasi Keterangan Diameter Tinggi Bahan Daya listrik Kecepatan putar Jumlah 100 cm 50 cm Besi 0,77 kw 285 rpm 1 buah Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.28. Mesin Pengaduk 2. Mesin scrap adalah mesin yang digunakan untuk membuat, memotong atau membuat bentuk pada sisi permukaan benda kerja. PT. Inti Jaya Logam memiliki satu mesin skrap dengan tipe B365A dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.6 sedangkan gambarnya dapat dilihat pada Gambar 2.29. Tabel 2.6. Spesifikasi Mesin Scrap Tipe B365 A Spesifikasi Panjang maksimum Pelubangan Panjang meja Daya Berat Mesin Keterangan 350 mm 300 mm 1,5 kw 1200 kg Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.29. Mesin Scrap 3. Mesin bubut adalah mesin yang digunakan untuk membuat bentuk atau uliran pada logam yang berbentuk tabung atau silinder. Pabrik logam ini memiliki 2 buah mesin bubut tipe CZ 300/1 dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.7 dan mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 2.30. Tabel 2.7. Spesifikasi Mesin Bubut Spesifikasi Keterangan Jumlah Kecepatan mesin Daya Panjang meja 2 buah 850 rpm 7,5 kw 1,6 m Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.30. Mesin Bubut 4. Mesin gerinda adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan sisi permukaan logam. Pabrik logam ini memiliki satu buah mesin gerinda dengan tipe Bosch GWS8-100C dengan perincian seperti pada Tabel 2.8 dan mesin gerinda dapat dilihat pada Gambar 2.31. Tabel 2.8. Spesifikasi Mesin Gerinda Bosch GWS8-100C Spesifikasi Keterangan Daya listrik Objek 500-700 watt Stanless steel, Keramik, Logam, Batu alam dan benda yang lebih keras. Ukuran Kecepatan 4 inchi 11000-15000 rpm Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.31. Mesin Gerinda 5. Mesin las adalah mesin yang digunakan untuk menggabungkan atau menyambung dua buah benda logam dengan spesfikasi pada Tabel 2.9 dan mesin las dapat dilihat pada Gambar 2.32. Tabel 2.9. Spesifikasi Mesin Las Spesifikasi Keterangan Tegangan Sumber arus Jumlah 60-80 volt AC 1 buah Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.32. Mesin Las 6. Dapur kupola adalah tungku yang digunakan untuk meleburkan batang logam menjadi logam cair dengan suhu 2000-3000 o C. Pabrik logam ini memiliki satu buah dapur kupola dengan spesfikasi seperti pada Tabel 2.10 dan dapur kupola dapat dilihat pada Gambar 3.33. Tabel 2.10. Spesifikasi Dapur Kupola Spesifikasi Diameter tungku Tinggi Kapasitas Suhu maksimum Keterangan 1 meter 5 m 5-6 ton 5000 o C Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.33. Dapur Kupola 2.5.4.2.Perlatan (Equipment) Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengecoran logam adalah sebagai berikut : 1. Ember besi adalah alat yang digunakan untuk menampung cairan logam yang mengalir dari corong dapur kupola. Pabrik logam ini memiliki ember besi dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.11 dan ember besi dapat dilihat pada Gambar 2.34.

Tabel 2.11. Spesifikasi Ember Besi Spesifikasi Keterangan Tinggi Diameter atas Diameter bawah Bahan Jumlah 30 cm 25 cm 20 cm Stainlees Steel 10 buah Sumber : PT. Inti Jaya Logam Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.34. Ember Besi 2. Mal adalah media yang digunakan untuk membuat pola dari produk yang akan dibuat. Biasanya mal dibuat dengan menggunakan kayu lunak agar mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Adapun spesifikasi mal dapat dilihat pada Tabel 2.12 dan mal dapat dilihat pada Gambar 2.35.

Tabel 2.12. Spesifikasi Pola Bahan Spesifikasi Ukuran Keterangan Kayu Lunak Sesuai dengan produk yang akan dibuat Sumber : PT. Inti Jaya Logam Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.35. Mal Produk 3. Timbangan digunakan untuk menimbang hasil dari setiap produk yang dihasilkan. Pabrik logam ini memiliki satu buah timbangan dengan spesfikasi seperti pada Tabel 2.13 dan timbangan dapat dilihat pada Gambar 2.36. Tabel 2.13. Spesifikasi Timbangan Spesifikasi Panjang timbangan Lebar timbangan Tinggi timbangan Berat maksimum Keterangan 30 cm 15 cm 50 cm 100 kg Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.36. Timbangan 4. Beko digunakan untuk mengangkut batang logam ke bagian pengecoran. Pabrik ini memiliki lima buah beko dengan merk PANDA/CHOTA dengan spesifikasi seperti pada Tabel 2.14 dan beko dapat dilihat pada Gambar 2.37. Tabel 2.14. Spesifikasi Beko Spesifikasi Kapasitas maksimum Berat bersih Kapasitas air Keterangan 130 kg 13,5 kg 65 liter Kapasitas pasir 0,2 m 3 Ukuran 13 x 3 Warna Merah Sumber : PT. Inti Jaya Logam

Sumber : PT. Inti Jaya Logam Gambar 2.37. Beko