BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Gambar 2.6 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN. atau laksanakan di Bengkel dan Laboratorium produksi Universitas Medan Area.

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

BAB III METODE PENELITIAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1. Tahapan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB IV HASIL DAN ANALISA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

FAJAR TAUFIK NIM : JURUSAN TEKNIK MESIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

Persen Serat dengan Matriks. Luas penampang B1L : 60 mm x 88 mm = 5280 mm²

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

Uji Karakteristik Komposit Serat Rami (Boehmeria nivea) Reinforced Anyaman 3D Pada Fraksi Berat Serat (40%, 50%, 60%, 70%)

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

LAMPIRAN A 1. ALAT ALAT PERCOBAAN CETAKAN ALAT PENEKAN NERACA ANALITIK TECLOCK TM 110

Uji Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Acak Cieba Pentandra (Kapuk Randu) Dengan Fraksi Berat Serat 10%, 20% dan 30%

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

PENGARUH PEMBEBANAN STATIK TERHADAP PERILAKU MEKANIK KOMPOSIT POLIMER YANG DIPERKUAT SERAT ALAM

BAB 3 METODE PENELITIAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Dikeringkan, Dipotong sesuai cetakan Mixing Persentase dengan Rami 15,20,25,30,35 %V f Sampel Uji Tekan Sampel Uji Flexural Sampel Uji Impak Uji Tekan Uji Flexural Uji Impak Pengamatan Struktur mikro SEM dan EDS Data Percobaan Analisa Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram alir Penelitian 31

3. 2. METODE PENELITIAN 3. 2.1. Peralatan dan Mesin Yang Digunakan Alat Alat yang dipergunakan selama proses penelitian ini adalah : 1. Gunting 2. Gelas Ukur 3. Batang pengaduk 4. isolasi plastik 5. cetakan dari Kaca dan Plastik 6. mesin potong dan gergaji 7. Oven Listrik 8. Amplas 9. Mesin Universal Testing Material 10. Mesin uji Impak charpy 3. 2.1. Bahan dan Material Yang Digunakan Pada penelitian Bahan Bahan dan material yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bahan serat alam jenis rami 2. Resin unsaturated polyester dengan merek Yukalak (R) sebagai matriks 3. Metil Etil Keton Peroksida (MEKPo) sebagai Hardener / curing agent 4. Vaselin untuk mencegah menempelnya resin ke permukaan cetakan 3.3 PERSIAPAN SAMPEL 3. 2.1. Preparasi serat Serat yang digunakan untuk penelitian ini adalah serat rami yang telah mengalami degumisasi (degumed fiber). Degumisasi ialah proses pembersihan serat dari getah pectin, lignin wales dan lain-lain, bertujuan agar serat menjadi lebih halus serta meningkatkan kinerja interface antara serat rami dengan matriks pada material PMC [17]. namun pengurangan lignin tidak seluruhnya melainkan hanya sebagian saja, karena pengurangan keseluruhan akan mengakibatkan material menjadi tidak baik kemampuan termalnya [24]. menurut penelitian sebelumnya serat rami ini memiliki massa jenis 0.9 gram / ml. 32

Gambar 3.2 Serat rami yang belum diluruskan dan dirapikan Kemudian serat rami tersebut di luruskan dan dirapihkan dengan cara disisir hingga serat rami yang tadinya menggumpal dan menyatu menjadi terpisah satu satu. Setelah disisir, kemudian serat rami dipotong dengan variasi dua ukuran, 14 cm dan 10 cm. (a) (b) Gambar 3.3 Serat rami yang sudah disisir dan dipotong (a) 15 cm (b) 10 cm Setelah itu serat rami dikeringkan menggunakan oven listrik selama tiga jam pada temperatur 100 o C. Perlakuan ini diberikan karena sifat rami yang sangat mudah menyerap air sedangkan dalam fabrikasi material komposit rami polyester, keberadaan air akan mengurangi interaksi interface antara matriks dan serat, sehingga kekuatan mekanik akan semakin berkurang. 33

Gambar 3.4 Oven listrik dengan kemampuan pemanasan hingga 200 0 C 3. 2.2. Pembuatan sample Sample dibuat dengan menggunakan teknologi hand layup, yaitu dengan membuat lapisan resin dengan serat rami kemudian diberi tekanan, setelah sebelumnya serat rami ditimbang sesuai dengan komposisi yang diinginkan, untuk penelitian ini yang dijadikan parameter adalah komposisi 15,20,25,30,35 % V f serat rami terhadap volume komposit. Untuk ukuran sample maka akan dibuat berdasarkan standar uji impak, uji tekan dan uji flexural, cetakan sample kita memakai dua jenis, untuk uji impak dan uji tekan, maka digunakan wadah plastik (kotak kartu nama) dengan dimensi 9.5 cm x 6 cm untuk alas dan tinggi 3 cm sebagai cetakannya. (Gambar 2.4) A B C Keterangan : A = 3 cm C = 6 cm B = 10 cm Gambar 3.5 Dimensi cetakan untuk uji impak dan uji tekan (skala 1:1.25) 34

kemudian untuk uji flexural digunakan cetakan kaca dengan dimensi 15 cm x 9 cm untuk alas dan tinggi 2 cm (Gambar 3.5). Hasil dari cetakan cetakan tersebut kemudian dimachining untuk mendapatkan sample uji impak, uji tekan dan uji flexural. A D B C Keterangan : A = 2 cm C = 9 cm B = 17 cm D = 0.4 cm Gambar 3.6 Dimensi cetakan untuk uji Flexural (skala 1: 1.5) Setelah proses hand layup selesai dilakukan maka selanjutnya pemberian beban dilakukan pada cetakan, hal ini bertujuan agar udara yang masih terperangkap dengan pemberian beban akan mengalir keluar dari cetakan. Beban yang diberikan bervariasi antara 10 15 kg. Kemudian hasil fabrikasi tersebut dimachining untuk mendapatkan sampel sesuai dengan bentuk dan ukuran untuk masing masing uji yang akan dilakukan. untuk pemotongan dilakukan di bengkel kayu, daerah Klender. Sedangkan pengamplasan dilakukan di Lab Metalografi Departemen Metalurgi dan Material FTUI. Gambar 3.7 Mesin amplas yang digunakan untuk memperhalus permukaan sample hasil machining, dalam pembuatan spesimen uji 35

3. 2.2 Aturan pencampuran serat dan matriks Matriks yang digunakan pada penelitian ini adalah polyester dengan memiliki massa jenis 1.3 gr/cm 3. Sedangkan serat rami yang digunakan memiliki massa jenis 0.9 gr/cm 3. Volume komposit yang digunakan untuk masing masing cetakan bervariasi tergantung dari berapa dimensi sample yang diinginkan. Pada penelitian ini volume komposit yang digunakan adalah 84.5 ml untuk uji impak, 60 ml untuk uji tekan dan 55 ml untuk uji flexural. Berdasarkan data data diatas, jumlah kebutuhan serat rami dan polyester untuk setiap cetakan adalah seperti yang dapat dilihat di tabel 3.1 3.3 dibawah. Tabel 3.1 Jumlah Fiber dan Resin yang digunakan untuk uji impak % Volume Cetakan untuk Uji Impak (84.5 ml) Fiber (ml) Fiber (gram) Resin (ml) 15 12.6 11.4 72 20 16.9 15.2 68 25 21.1 19 63 30 25.4 22.8 59 35 29.6 26.6 55 Total 105.6 95.1 317 Tabel 3.2 Jumlah Fiber dan Resin yang digunakan untuk uji tekan % Volume Cetakan Untuk uji tekan (60 ml) Fiber (ml) Fiber (gram) Resin (ml) 15 9 8.1 51 20 12 10.8 48 25 15 13.5 45 30 18 16.2 42 35 21 18.9 39 Total 75 67.5 225 Tabel 3.3 Jumlah Fiber dan Resin yang digunakan untuk uji Flexural % Volume Cetakan untuk uji flexural (55 ml) Fiber (ml) Fiber (gram) Resin (ml) 15 8.25 7.4 47 20 11 9.9 44 25 13.75 12.4 41 30 16.5 14.9 39 35 19.25 17.3 36 Total 68.75 61.8 207 36

3. 4. PENGUJIAN IMPAK Pengujian Impak merupakan uji yang mengukur ketahanan material terhadap impact dengan menumbuk benda uji menggunakan sebuah pendulum yang diayunkan. Impak dinyatakan sebagai energi kinetik yang dibutuhkan untuk memulai keretakan dan meneruskan hingga material benar-benar patah. Pengujian ini dilakukan sebagai pemeriksaan kualitas secara cepat dan mudah dalam menentukan sifat impak spasifik maupun secara umum Gambar 3.8 Skema pembebanan pada uji impak [26] Metode impak ini digunakan untuk menentukan sifat mekanik dari plastik yang diperkuat maupun tidak, termasuk material komposit yang bermodulus tinggi, 3.4.1 Prosedur Pengujian untuk uji impak: Pengujian ini dilakukan berdasarkan ASTM D256. a) Ukur luas permukaan di bawah takik b) Benda uji dipasang dan dijepitkan pada pemegang sample (fixture) dengan sisi yang diberi notched menghadap sisi berlawanan impak dari pendulum. c) Kemudian pendulum dilepaskan dan dibiarkan menumbuk specimen. d) Hentikan pendulum, catat hasil beban impak yang tertera. Beri keterangan terkait dengan patahan yang terjadi 37

Gambar 3.9 Skema Uji Impak Charpy [2] 3.4.2 Ukuran sample pada uji Impak Keterangan A : 10.16 mm ± 0.05 D : 0.25R ± 0.05 B : 31.8 mm ± 1.0 E : 12.70 mm ± 0.20 C : 63.5 mm ± 2.0 F : Between 3.0 mm 12.7 mm F Gambar 3.10 Dimensi sample untuk uji impak [26] 38

3.4.3 Pengukuran dan Perhitungan pada uji Impak Besar nilai impact resistance dari material komposit merupakan fungsi dari matriks ditambah kehadiran fiber. Faktor lingkungan, sebagai akibat perubahan temperature akan memberi pengaruh terhadap impact resistance. Misalnya kondisi lembab dan banyak mengandung air akan menyebabkan material komposit dengan resin poliester yang memiliki nilai impact strength tinggi suatu keadaan (setimbang dengan atmospheric moisture) dibandingkan pada kondisi kering. Karena sifatnya akan lebih lunak / ductile. Hasil dari uji impak dilaporkan dalam satuan energi yang hilang per unit ketebalan specimen (ft-lb/in atau J/cm) pada notch ('t' pada gambar di kanan). Atau dapat pula dilaporkan dalam energi per unit area notch specimen (J/m² or ftlb/in²). Di eropa digunakan ISO 180 dan hasilnya hanya berdasar cross-sectional area pada notch (J/m²). E I = m (3.1) r A Keterangan: I r : Impat Resistance (J/m 2 ) A : Luas Penampang (m 2 ) E m : Energi impak pengukuran 3.5 PENGUJIAN TEKAN Tes ini dilakukan untuk mempelajari sifat mekanik dari material PMCs saat diberikan tekanan pada regangan yang relatif kecil. Biasanya dilakukan pada material yang diaplikasikan pada struktur yang mengalami beban tekan. Pada tes ini material diberikan beban tekan hingga mengalami patah. Hasil yang didapat dari pengujian ini adalah kurva beban (kg) vs deformasi (mm) (terlampir) yang kemudian dapat diolah menjadi nilai compression strength, compression strain, compression stress serta modulus elastisitas. 3.5.1 Prosedur Pengujian Uji Tekan Pengujian ini dilakukan berdasarkan ASTM D 695, dengan prosedur : 39

a) Ukur lebar dan ketebalan specimen, tentukan dan catat nilai minimal luas penampang dan panjang sample b) Letakkan sample pada antara permukaan pada mesin uji tekan, pastikan sampel dalam kondisi lurus tidak miring serta berada tepat ditengah area pembebanan. c) Atur permukaan alat penekan pada mesin hingga bersentuhan dengan permukaan sample d) Berikan beban tekan pada material hingga material mengalami patah Gambar 3.11 Compressive tools pada uji tekan [27] 3.5.2 Ukuran Sample Uji Tekan Untuk material komposit dengan matriks polimer, jenis sampel yang digunakan berbeda dengan unreinforced plastic, jika pada plastik murni sample yang digunakan adalah silinder dengan diameter 12.7 mm dan tinggi 25.4 mm atau balok dengan ukuran penampang 12.7 mm x 12.7 mm dan tinggi 25.4 mm. namun pada Reinforced plastic termasuk komposit, sample yang digunakan berdasarkan ketebalan material tersebut. Untuk material dengan ketebalan 3.2 mm 40

atau lebih, seperti yang digunakan pada penelitian ini maka panjang sample yang digunakan 1:11 hingga 1:16 dari ketebalan dengan lebar 12.7 mm. 3.5.3 Perhitungan pada uji Tekan Pada pengujian tekan, berdasarkan ASTM D695 bisa didapatkan nilai nilai sebagai berikut : a) Compressive strength, merupakan nilai kekuatan tekan maksimum yang dapat diterima oleh area penampang terkecil specimen selama pengujian dalam satuan MPa. F c σ = c A (3.2) Keterangan : σ c Fc : Compressive strength (MPa) : Beban Tekan (Newton) A : Luas penampang terkecil specimen (mm 2 ) b) Compressive strain, yaitu merupakan nilai regangan material komposit dalam satuan (mm/mm). nilai regangan didapat dengan cara membagi pengurangan panjang specimen dengan panjang awal. l i l0 Δl ε = = (3.3) l 0 l 0 Keterangan: ε : Regangan (mm/mm) l i : Deformasi(mm) l o : Panjang awal (mm) Δ l : Pertambahan panjang (mm) 3.6 PENGUJIAN TEKUK (FLEXURAL TEST) Flexural test mengukur kekuatan yang dibutuhkan untuk membengkokkan sebuah papan plastik yang diberi beban pada tiga titik. Data tersebut terkadang digunakan untuk memilih material untuk parts (bagian) yang akan menerima beban tanpa mengalamipembengkokan (flexing). Flexural modulus digunakan sebagai indikasi untuk kekakuan material ketika dibengkokkan. Karena physical properties dari banyak (khususnya thermoplastics) dapat bervariasi tegantung pada temperature tertentu, terkadang 41

sagt tepat untuk melakukan pengujian material pada temperatures yang menghasilkn atau menstimulus tujuan penggunaan dan akhir penggunaan. Gambar 3.12 Skema pengujian Flexural Properties [28] Pembebanan maksimal akan tercatat pada komputer dan membentuk peak pada grafik hasil pengujian. Pembebanan dilakukan untuk membuat spesimen patah atau sobek. 3.6.1 Prosedur pengujian untuk uji flexural: Standar pengujian ini adalah menggunakan ASTM D790 : a) Benda uji diletakkan di sebuah support span dengan ketentuan perbandingan antaran ketebalan (specimen depth) dengan Support span (L) adalah 1 : 16 b) Radius untuk span yang digunakan adalah maksimal 4 kali ketebalan untuk nouse type c) Aplikasikan beban di tengah-tengah dengan pembebanan pada tiga titik d) Atur laju tekan dan e) Catat kecepatan pembebann; dan defleksi maksimum dari pengujian 3.6.2 Ukuran Sample pada uji Flexural Variasi bentuk dari benda uji dapat digunakan, pada penelitian ini digunakan sample dengan dimensi 2.5 cm x 12.8 cm untuk penampang dengan ketebalan 0.4 cm. 42

A Keterangan : A = 2.5 cm C = 0.4 cm B C B = 12.8 cm. Gambar 3.13 Dimensi Sample untuk uji Flexural (skala 1:1.5) 3.6.3 Perhitungan Pada uji Flexural Hasil yang bisa kita dapatkan dari pengujian dengan metode uji tekuk (flexural strength) adalah : a) Flexural Strength (ultimate flexural test) Merupakan nilai maksimal tegangan tekuk (flexural stress) dari spesimen uji pada saat pengujian. nilai maksimal tegangan tekuk didapatkan dengan menggunakan persamaan : 3PL σ f = (3.4) 2 2bd Keterangan: σ f : Flexural strength (MPa) b : lebar spesimen (mm) L : Support span (mm) d : tebal spesimen (mm) P : Beban yang diberikan saat pengujian (N) b) Flexural strain Merupakan nilai regangan yang terjadi pada material komposit saat mengalami beban tekuk. Pada pengujian fleksural besarnya regangan ditentukan dengan menggunakan persaman : 6Dd ε f = (3.5) 2 L Keterangan : ε f : Flexural strain (regangan) D : Nilai deformasi maksimum pada span tengah. 43

c) Modulus Elastisitas Tekuk Modulus elastisitas atau young modulus didefinisikan sebagai tegangan dibagi regangan. Semakin besar harga modulus ini maka semakin kecil regangan elastis yang terjadi atau dapat dikatakan material tersebut semakin kaku (stiff). 3 L m E B = 3 4bd (3.6) Keterangan : E B : Modulus elastisitas Tekuk (Mpa) d : Tebal spesimen L : Support span (mm) b : Lebar spesimen m : kemiringan kurva tegangan-regangan 3.7 PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO MENGGUNAKAN SEM DAN PENGUJIAN KOMPOSISI KIMIA MENGGUNAKAN EDS Pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM dilakukan pada produk PMCs hasil uji tekuk yang memiliki komposisi serat rami 35% Vf. Yang dipilih adalah sampel dengan ultimate strength yang paling tinggi. Daerah yang diamati adalah permukaan patahan, untuk melihat interface dari material tersebut. Sedangkan pengamatan unsur pada interface yang terdapat pada material PMCs dilakukan dengan menggunakan instrumen EDS. Pengujian komposisi kimia dilakukan bersamaan dengan pengamatan struktur mikro dengan menggunakan SEM. Gambar 3.14 Scanning electron microscope (SEM) 44