KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan Dari uraian dan berbagai temuan serta hasil pengkajian dari temuan lapang di Indramayu dan Pontianak tersebut, secara sederhana dapat disajikan beberapa simpulan sebagai berikut: Remitans bekerja dari luar negeri secara nyata mampu meningkatkan pendapatan rumahtangga petani. Hasil remitans umumnya digunakan untuk menyekolahkan anak, membeli alsintan, tanah/kebun, membangun atau renovasi rumah, dan sebagainya. Artinya remitans telah mampu di arahkan untuk perbaikan kondisi ekonomi rumahtangga, yang juga berimbas pada pembangunan di daerah asal, selain dari hanya untuk konsumsi semata. Investasi aset rumahtangga yang diperoleh melalui remitans terlihat dari pembelian tanah, membuka usaha bisnis kecil-kecilan, turut memacu pembangunan dan pertanian di daerah asal, terutama di daerah yang dekat dengan perkotaan. Ditemukan kenyataan bahwa para pekerja dari luar negeri tersebut berperan penting terhadap sektor pertanian di desa asal, antara lain: mampu menerapkan adop teknologi usahatani, mampu membeli hand tractor dan berbagai alsintan lainnya, memperluas lahan usahatani (baik dengan membeli dan atau menyewa), membuat usaha pengolahan hasil pertanian (dari pepaya, kelapa, Aloe vera). Komoditas di sektor pertanian (termasuk perkebunan dan peternakan) dapat dikembangkan dengan diversifikasi maupun intensifikasi usaha pertanian melalui pemanfaatan lahan yang tersedia, lahan yang tidak tergarap, lahan marjinal, dan meningkatkan fungsi lahan yang sudah berproduksi. Diversifikasi sumber pendapatan rumahtangga lebih mengarah pada kegiatan non-pertanian, dengan tingkat produktivitas yang relatif tinggi, sehingga keanekaragaman sumber pendapatan yang ada dari diversifikasi usaha rumah tangga mampu meningkatkan pendapatan yang relatif tinggi. 116
Rumahtangga yang berpendapatan rendah memiliki akses terhadap alternatif sumber pendapat lain, dimana peluang diversifikasi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh status pekerjaan, tingkat pendidikan, luas pengusahaan dan pengusahaan lahan, jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan. Diversifikasi dapat dilakukan di sub-sektor on-farm, non-farm, atau keduanya, dimana keragaman lingkungan strategis sebagai dasar motivasi. Diversifikasi sumber pendapatan rumahtangga lebih mengarah pada kegiatan non-pertanian, dengan tingkat produktivitas yang relatif tinggi, sehingga keanekaragaman sumber pendapatan yang ada dari diversifikasi usaha rumahtangga mampu meningkatkan pendapatan yang relatif tinggi. Tingkat diversifikasi sumber pendapatan rumahtangga yang diperoleh melalui diversifikasi usaha rumahtangga tergolong relatif tinggi, khususnya di pedesaan yang melakukan diversifikasi usaha pada sub-sektor non-farm seperti: TKI, pemulung, usaha industri, tukang atau buruh bangunan, ojek, dan sebagainya. Tingginya tingkat diversifikasi sumber pendapatan berhubungan kurang erat dengan tingkat pendapatan rumahtangga, dimana indeks diversifikasi berkorelasi negatif dengan pangsa pendapatan dan sektor pertanian, sebaliknya berkorelasi positif dengan pangsa pendapatan non pertanian. Kekurangeratan hubungan yang dihasilkan analisis Indeks Entropy antara diversifikasi usaha rumahtangga dan karakteristik rumahtangga contoh sebagai peubahnya lebih disebabkan (dipengaruhi) oleh: 1) besarnya pendapatan seorang anggota rumahtangga dari suatu usaha, dibanding pendapatan beberapa anggota keluarga lain pada waktu yang bersamaan; 2) pendapatan seorang anggota rumahtangga dari beberapa usaha sekaligus, justru lebih tinggi dibanding pendapatan beberapa anggota keluarga dari beberapa usaha pada rumah tangga lain; 3) keterbatasan alat analisis dan data peubah (variabel) yang diperoleh dari rumahtangga contoh. Secara empirik diversifikasi usaha yang dilakukan suatu rumahtangga pada kenyataannya mampu meningkatkan pendapatan rumahtangga petani contoh. Salah satunya dengan mencermati tabulasi kontribusi pendapatan diversifikasi 117
usaha sub-sektor on-farm, off-farm, dan non-farm terhadap total pendapatan rumahtangga petani contoh. Adanya pergeseran sektoral dari pertanian ke non-pertanian, sesungguhnya tidak menjadi masalah bila saja pergeseran tersebut diiringi oleh kemampuan sektor tersebut untuk menyerap tenaga kerja dari sektor pertanian, dimana nyatanya sektor pertanian masih diharapkan kedominannya dalam menyerap tenaga kerja. Kondisi-kondisi yang menunjukkan berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri dalam aspek ketenagakerjaan pertanian di Indonesia, seperti: 1) rendahnya produktivitas pengusahaan dan kualitas tanaman pertanaman terutama palawija; 2) kurang bakunya produk pertanian; 3) sulitnya menjaga kontiniutas produksi pertanian; 4) lemahnya kelembagaan yang mengkaitkan sub-sistem produksi dengan pengolahan hasil pertanian; dan 5) kurang tersedianya infrastruktur yang mendukung kegiatan pertanian. Terdapatnya perbedaan struktur pendapatan antar rumahtangga contoh, namun struktur tersebut hanya karena perbedaan jenis usaha dalam diversifikasi usaha rumahtangga contoh dan karena spesifikasi antar lokasi/daerah. Proporsi pendapatan dari masing-masing usaha dalam diversifikasi usaha rumahtangga sangat bervariasi antar rumahtangga contoh, yang tergantung pada aksesbilitas terhadap kesempatan-kesempatan ekonomi dan penguasaan sumberdaya produktif setiap angkatan kerja rumahtangga. Persepsi petani contoh terhadap ketenagakerjaan di sektor usahatani berkaitan erat dengan manfaat yang diperoleh (tingkat upah, insentif) di samping mempererat hubungan sosial (berdasarkan silaturahmi) di antara pemilik dan buruh tani, yang memberikan jaminan kerja pada mereka dan keberlanjutan pekerjaan tersebut bagi mereka. 118
Implikasi Kebijakan Dari beberapa simpulan sederhana di atas, berikut dikemukakan beberapa implikasi kebijakan sebagai saran kepada berbagai pihak terkait dalam penanganannya. Diperlukan keberpihakan pemerintah menyusun peraturan/perundangan TKI yang mampu menangani dan memberi perlindungan bagi hak-hak mereka, di samping penanganan remitans TKI, sejak awal pengurusan administrasi pemberangkatan, jaminan keselamatan dan kesejahteraan mereka selama bekerja di luar negeri, hingga kepulangan mereka ke desa asal. Keberpihakan, layak mereka peroleh mengingat besarnya pengorbanan dan resiko yang telah mereka hadapi selama bekerja di luar negeri, dan kontribusi devisa negara yang luar biasa besar melalui remitans yang mereka kirimkan ke Indonesia. Perlu bimbingan, pengarahan, dan pembinaan pemerintah melalui instansi terkait di daerah terhadap rumahtangga TKI dalam mendayagunakan remitans dan pendapatan TKI agar multi fungsi terlebih pada masa purna TKI. Diperlukan upaya menciptakan iklim kondusif dalam pemberdayaan diversifikasi rumahtangga, membangkitkan kesadaran berkembangnya potensi yang dimiliki petani dengan mendorong, memotivasi, menciptakan/ membuka aksesbilitas berbagai peluang usaha sebagai diversifikasi sumber pendapatan rumahtangga. Peningkatan peran diversifikasi usaha rumahtangga sebagai asset pembangunan perlu diarahkan pada proses efisiensi usahatani dengan meningkatkan fungsi produksi dan jaringan sosial ekonomi dalam rangka pembangunan dan pengembangan pertanian. Pentingnya peningkatan peranan ahli teknik/keterkaitan pertanian untuk menunjang pengembangan diversifikasi usaha rumahtangga pertanian (mengarah ke agroindustri) adalah rekayasa infrastruktur pedesaan yang mampu mendorong pembangunan pertanian dan industri-industri, sistem pengairan dan drainase serta pembangunan sarana pendukungnya. Meningkatkan peran pemerintah dalam mempertahankan lahan-lahan pertanian, antara lain dengan mengurangi dan memperkecil alih fungsi (konversi) lahan dari sektor pertanian menjadi sektor non-pertanian. 119
Masalah ketenagakerjaan lebih merupakan kondisi struktural sehingga diperlukan perubahan struktural untuk mengatasinya dengan strategi pembangunan yang lebih bermoral, karena keberhasilan strategi pembangunan yang berdampak terhadap struktur masyarakat, namun gagal mencapai distribusi yang adil. Perlu diterapkan kebijakan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan pertanian, yang difokuskan pada: 1)pengintegrasian manajemen; 2)pengintegrasian pemilihan pengusahaan; 3)pengintegrasian pembinaan; 4)pengintegrasian ruang. Secara bertahap diperlukan perubahan persepsi terhadap pekerjaan sektor pertanian yang dipandang sebagai pekerjaan kurang terhormat dan alternatif terakhir. Adopsi teknologi agar dilakukan secara selektif dan tidak mengancam peran lembaga/pengetahuan lokal yang terkadang malah lebih potensial dalam melestarikan lingkungan, sumberdaya alam, serta kekayaan nilai-nilai lokal dan kebudayaan setempat. 120