PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lemba

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.11/BPSDMP-2017 TENTANG

INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN DOKUMEN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KKOONSPKO KONSEP KO PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 10/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 09/BPSDMP-2017 TENTANG

V/ k PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.04/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

PROGRAM STUDI NAUTIKA

2015, No Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Pelabuhan di Bidang Kepelabuhanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pela

2011, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Ne

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

LAPORAN TAHUNAN BP3IP JAKARTA 2016

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2162/HK.208/XI/DIKLAT-2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG KEPELAUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4 PROFIL PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RANCANGAN RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA PERAHU LAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, NOMOR : PK. 01 /BPSDMP TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK. 02/BPSDMP-2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mes

2016, No Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Neg

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- c. bahwa usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Politeknik Pelayaran Surabaya pada Kementerian Perhubungan, telah dibahas dan dikaji ol

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

2017, No Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No.8-2- Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Repu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; Mengingat

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

KEAHLIAN PELAUT YANG HARUS DIMILIKI PERWIRA DEK DI KAPAL NIAGA Ade Chandra Kusuma Dosen Akademi Maritim Yogyakarta

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Le

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

B A B II PERENCANAAN KINERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamba

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM '44 TAHUN 2016 TENT ANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2016, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asas

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

2017, No Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 105 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lin

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

BAB VIII PENGAWAKAN. Pasal 144. Pasal 145

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2009 TENTANG

2012, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG PEDOMAN STANDARISASI PENYELENGGARAAN SIMULATOR UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 140 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.70 Tahun 2013 tentang Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut, perlu menyusun pedoman standarisasi penyelenggaraan simulator untuk pendidikan dan pelatihan kepelautan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan tentang Pedoman Standarisasi Penyelenggaraan Simulator Untuk Pendidikan Dan Pelatihan Kepelautan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5310);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5500); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5670); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1960 tentang Pengesahan International Convention On Standards Of Training, Certification And Watchkeeping For Seafarers, 1978 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 73); 8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 9. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2013 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut sebagaiamana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.140 Tahun 2016; 11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.44 Tahun 2017; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN TENTANG PEDOMAN STANDARISASI PENYELENGGARAAN SIMULATOR UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPELAUTAN. BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan Kepala Badan ini, yang dimaksud dengan : 1. Simulator adalah sebuah sistem yang mensimulasikan operasi kapal dan lingkungan maritim menyerupai keadaan yang sebenarnya sehingga dapat digunakan sebagai media untuk mendemonstrasikan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dipersyaratkan dalam STCW Konvensi 1975 dan amandemen-amandemennya, untuk kegiatan pelatihan, pengujian dan penelitian.

2. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya. 3. Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan selanjutnya disingkat Diklat Kepelautan adalah diklat kepelautan untuk mencapai tingkat keahlian dan keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan jenis kompetensi untuk pengawakan kapal niaga. 4. STCW 1978 dan Amandemennya adalah ketentuan internasional yang diterbitkan oleh international maritime organization (IMO) mengenai standar pelatihan kepelautan. 5. Rekomendasi adalah surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa lembaga diklat kepelautan yang telah dilakukan penilaian kelayakan simulator telah sesuai dengan ketentuan. 6. Approval adalah sertifikat pengesahan atau persetujuan sebagai pengakuan program diklat, simulator, laboratorium, bengkel kerja, pengalaman di kapal latih, masa layar, buku catatan pelatihan (training record book), dan rumah sakit serta bentuk pengakuan lainnnya terkait peraturan ini yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal. 7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, usnstruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan sebutannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 8. Lembaga Pendidikan dan Kepelautan adalah lembaga diklat yang dikelola oleh Pemerintah atau masyarakat dalam menyelenggarakan program diklat keahlian dan/atau keterampilan pelaut yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Kepala Pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut. 10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan. 11. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut. 12. Dirkappel adalah Direktur Perkapalan dan Kepelautan.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Pedoman standarisasi penyelenggaraan simulator disusun dengan maksud untuk memberikan petunjuk dan arah dalam penyelenggaraan Diklat Kepelautan sesuai dengan standar internasional. Pasal 3 Pedoman standarisasi penyelenggaraan simulator ini disusun dalam rangka mewujudkan keseragaman dan terpenuhinya persyaratan minimal oleh Lembaga Diklat Kepelautan dalam pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan pengujian (assesment), dan/atau pelaksanaan penelitian. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 (1) Pedoman standarisasi penyelenggaraan simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, mencakup ketentuan: a. tahapan penyelenggaraan; dan b. komponen simulator. (2) Tahapan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi tahap: a. persiapan; b. pelatihan; c. ujian; dan d. pemeliharaan. (3) Komponen simulator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi ketentuan : a. perangkat lunak sistem (software) dan perangkat keras (hardware); b. lingkungan pengoperasian (environmental); dan c. sumber daya manusia (liveware). Pasal 5 (1) Dalam tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, dilaksanakan kegiatan paling sedikit: a. menyusun dan mempersiapkan skenario pelatihan; b. melaksanakan uji coba untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran; dan c. memberikan pengenalan bagi peserta diklat atas peralatan simulator dan sistem sebelum pelatihan dilaksanakan. (2) Pelaksanaan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan oleh teknisi dan/atau pendidik.

(3) Uraian lebih lanjut mengenai tahapan pelaksanaan kegiatan dalam persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disusun oleh lembaga Diklat Kepelautan dalam bentuk standard operating procedure (SOP). Pasal 6 Dalam pelaksanaan tahapan pelatihan simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, peserta didik mengikuti skenario pelatihan yang telah disusun. Pasal 7 Dalam pelaksanaan tahapan ujian simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c, paling sedikit meliputi penilaian: a. kerjasama dalam tim; dan b. individu. Pasal 8 (1) Dalam pelaksanaan tahapan pemeliharaan simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf d, terdiri atas kegiatan: a. rencana pemeliharaan; b. monitoring; dan c. pelaksanaan evaluasi simulator. (2) Pelaksanaan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi tanggung jawab Lembaga Diklat Kepelautan yang dilakukan secara berkala sesuai dengan buku petunjuk (manual book) pabrikan. Pasal 9 (1) Komponen simulator mengenai perangkat lunak sistem (software), perangkat keras (hardware), dan lingkungan pengoperasian (environmental) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, paling sedikit terdiri atas: a. jenis atau tipe simulator; b. standard operating procedure (SOP); c. standar perangkat lunak dan perangkat keras; dan d. buku petunjuk (manual book). (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat lunak sistem, perangkat keras, dan lingkungan pengoperasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun oleh Lembaga Diklat Kepelautan. Pasal 10 (1) Komponen simulator mengenai sumber daya manusia (liveware) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, meliputi paling sedikit: a. operator;

b. pendidik; c. penguji; dan d. penanggung jawab perawatan. (2) Tenaga operator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, harus memenuhi persyaratan paling sedikit: a. mempunyai ijasah paling rendah Sekolah Menengah Pertama bidang studi yang sesuai; dan b. mempunyai sertifikat pelatihan pengoperasian simulator. (3) Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, harus memenuhi persyaratan paling sedikit : a. mempunyai ijasah sesuai ketentuan mengenai pendidik; b. mempunyai sertifikat pelatihan pengoperasian simulator; c. mempunyai sertifikat IMO Model Course 6.09; dan d. mempunyai sertifikat IMO Model Course 6.10. (4) Penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, harus memenuhi persyaratan paling sedikit : a. mempunyai ijasah sesuai ketentuan mengenai pendidik; b. mempunyai sertifikat pelatihan pengoperasian simulator; c. mempunyai sertifikat IMO Model Course 6.09; d. mempunyai sertifikat IMO Model Course 6.10; dan e. mempunyai sertifikat IMO Model Course 3.12 (5) Penanggung jawab perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, harus memenuhi persyaratan paling sedikit : a. mempunyai ijasah paling rendah Diploma III yang sesuai; dan b. mempunyai sertifikat pelatihan pengoperasian simulator. (6) Dalam hal tertentu fungsi tenaga operator, pendidik, penguji, dan penanggung jawab perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan oleh pendidik. Pasal 11 (1) Tenaga operator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a, memiliki tugas : a. penyiapan pengoperasian sesuai jadwal; dan b. memasukkan data skenario pelatihan. (2) Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b, memiliki tugas : a. menyusun skenario; b. melaksanakan pelatihan; c. membuat penilaian; dan d. melaksanakan evaluasi. (3) Penguji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf c, memiliki tugas: a. menetapkan kriteria penilaian; b. melaksanakan pengujian; dan c. melaksanakan penilaian.

(4) Penanggung jawab perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf d, memiliki tugas: a. menyusun perencanaan perawatan; dan b. melakukan koordinasi dengan teknisi perawatan. Pasal 12 Ketentuan mengenai rasio kecukupan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), ditetapkan oleh Lembaga Diklat Kepelautan. BAB IV STANDAR KINERJA SIMULATOR Pasal 13 (1) Standar kinerja simulator disusun untuk terpenuhinya standar persyaratan minimal simulator dalam pelaksanaan kegiatan Diklat Kepelautan. (2) Standar kinerja simulator sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. standar persyaratan minimal; b. jenis dan tipe simulator; dan c. capaian kinerja dan tata cara penggunaan simulator. (3) Standar kinerja simulator sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dapat memenuhi kompetensi sumber daya manusia sebagaimana diatur dalam STCW 1978 dan Amandemennya. (4) Kompetensi sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini mengenai tabel kompetensi. Paragraf 1 Standar Persyaratan Minimal Pasal 14 Standar kinerja simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a, terdiri atas: a. peralatan simulator; b. tampilan dalam peralatan simulator (fitur) yang harus ada untuk instruktur;dan c. standar manajemen pengelolaan simulator. Pasal 15 (1) Standar kinerja peralatan simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a, sebagaimana tercantum dalam Lampiran mengenai deskripsi persyaratan peralatan. (2) Tampilan dalam peralatan simulator (fitur) yang harus ada untuk instruktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b, paling sedikit memuat: a. mulai (start);

b. menghentikan (stop); c. setel ulang (reset); d. memulai ulang (restart); e. merubah simulasi waktu dalam pelatihan; f. merubah simulasi keadaan lingkungan selama pelatihan g. melakukan komunikasi dengan peserta pelatihan yang lain seperti situasi saat berada di kapal lain (anjungan, engine control room (ECR), streering gear, dan yang terkait) atau di shore station; h. turut serta atau ikut dalam percakapan di dalam ruang simulator selama pelatihan; i. memonitor jalannya pelatihan secara visual; j. menampilkan grafik jalannya pelatihan; k. membunyikan alarm dan mensimulasikan kerusakan pada setiap peralatan di dalam simulator; l. harus secara fisik dipisahkan antara instruktur dan peserta pelatihan; dan m. menyimpan dan memutar ulang dan/atau cetak hasil pelatihan. Paragraf 2 Jenis dan Tipe Simulator Pasal 16 (1) Jenis dan tipe simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b, terdiri atas : a. simulator untuk aktivitas di anjungan (Tipe : Nautika A); b. simulator untuk aktivitas di anjungan (Tipe : Nautika B); c. simulator untuk pelatihan ECDIS, RADAR/ARPA, Cargo Handling, dan GMDSS (Tipe : Nautika C); d. simulator untuk aktivitas di anjungan (Nautika D); e. simulator untuk aktivitas kamar mesin (Tipe: Teknika A); f. simulator untuk aktivitas kamar mesin (Tipe: Teknika B); g. simulator untuk pelatihan listrik tegangan tinggi (Tipe: Teknika C); (2) Uraian lebih lanjut jenis atau tipe simulator sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran macammacam tipe simulator. Paragraf 3 Capaian Kinerja dan Tata Cara Penggunaan Simulator Pasal 17 Capaian kinerja simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini mengenai uraian capaian kinerja simulator.

Pasal 18 Tata cara penggunaan simulator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c, tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini mengenai daftar prosedur penggunaan simulator. BAB IV PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 19 Pelaksanaan dari pedoman standarisasi penyelenggaran simulator untuk Diklat Kepelautan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan pengawasan dan evaluasi paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Pasal 20 Pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, memperhatikan paling sedikit hal-hal berikut: a. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. kebutuhan masyarakat atau pemangku kepentingan; dan/atau c. perubahan regulasi. Pasal 21 Kepala Pusat melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan Kepala Badan ini. BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 (1) Pedoman standarisasi penyelenggaraan simulator digunakan untuk dasar pengajuan pengesahan atau persetujuan (approval) simulator program Diklat Kepelautan. (2) Tahapan pengajuan pengesahan atau persetujuan simulator (approval) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. Lembaga Diklat Kepelautan menyampaikan permohonan approval simulator kepada Direktur Jenderal; b. Direktur Jenderal melalui Dirkappel, membuat surat pengantar untuk pelaksanaan penilaian kelayakan simulator; c. setelah melakukan penilaian kelayakan dan memenuhi ketentuan maka Kepala Pusat menyampaikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal; d. dalam hal penilaian kelayakan belum memenuhi ketentuan maka Kepala Pusat melakukan bimbingan teknis; dan e. berdasarkan rekomendasi kelayakan, Dirkappel menerbitkan sertifikat approval simulator.

(3) Approval sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijadikan dasar pertimbangan penilaian dalam pemberian approval program Diklat Kepelautan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan penilaian kelayakan simulator dan pemberian rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh Kepala Pusat. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerbitan sertifikat approval sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal tersendiri. Pasal 23 Sejak ditetapkannya Peraturan Kepala Badan ini, Lembaga Diklat Kepelautan yang belum mempunyai approval simulator paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun harus mengajukan proses pengajuan approval simulator. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 24 Oktober 2017 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN, DJOKO SASONO