BAB I PENDAHULUAN. pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi (Herwan, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Itu terjadi karena sangat terbatasnya lapangan kerja yang ada dan. usahanya dengan sendirinya pun akan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang

BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. asuransi bagi anggota keluarga memungkinkan kita untuk meminimalkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. itu dibutuhkan bermacam-macam barang dan jasa: makanan, pakaian, rumah,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraannya. Tujuan hidup yang berbeda-beda antar individu mempengaruhi

BAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

PENGARUH OVERCONFIDENCE, HEURISTIC, DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI WIRAUSAHA ARTIKEL ILMIAH. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tujuan hidup masing-masing yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk melakukan investasi, terutama yang telah berkeluarga. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang telah memperoleh penghasilan atau telah memiliki dana harus bijak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat berbentuk banyak hal, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. akan datang agar dapat terpenuhi. Menurut Jogiyanto (2010:5)Investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu aset yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan sarana agar memiliki penghasilan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jika disebut bahasa pengambil keputusan (Jusup, 2009:4). Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. niat berwirausaha.begitupun metodologi yang digunakan agar dapat mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I 1 PENDAHULUAN. bahwa nilai perusahaan semata-mata ditemukan oleh keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatu perusahaan. kekurangannya terkait status perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sekali permasalahan yang dialami menyangkut dengan pengelolaan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Wirausahawan atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. ini perilaku seseorang mengelola uang yang dimiliki, sudut pandang atau pola

BAB I PENDAHULUAN. pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa alasan mengapa orang berbelanja, antara lain: untuk memenuhi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini, harapan besar untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbanding linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi (Herwan, 2007). Lulusan yang menyandang gelar sarjana pun banyak yang tak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh lapangan pekerjaan yang layak. Oleh sebab itu, semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. Salah satu solusi keadaan tersebut adalah dengan melakukan terobosan dan mengembangkan keterampilannya menjadi usaha yang mandiri. Misalnya dengan cara menjadi wirausaha. Wirausaha adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Sedangkan wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk menciptakan usaha dalam berbagai kesempatan, berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007 : 18) Kemampuan berwirausaha tentunya memerlukan adanya kreatifitas guna menciptakan inovasi yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, kemudian 1

2 dengan kreatifitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberi kontribusi bagi masyarakat banyak, sehingga dengan semakin banyaknya pengusahapengusaha yang lahir, mampumenekan dan mengurangi pengangguran yang ada. Pada prakteknya tidaklah mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Keberanian untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimiliki seseorang untuk terjun dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali menjerumuskan ke dalam situasi kegagalan yang berkepanjangan. Dalam berwirausaha, seseorang akan dihadapkan dengan tingkat keuntungan sekaligus kemungkinan risiko yang akan terjadi, salah satunya adalah risiko dalam pengambilan keputusan. Wirausahawan harus mempertimbangkan antara keuntungan dan resiko yang akan dihadapinya kelak. Semakin tinggi return yang diinginkan, akan semakin tinggi pula risiko yang akan dihadapi (Brigham E.Eugene, 2010). Berdasarkan penelitian Nosic dan Weber (2007) dibutuhkan sikap dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian tersebut membahas determinan pengambilan keputusan berisiko yang memasukkan variabel persepsi, sikap dan perilaku terhadap risiko sekaligus belief yang berupa optimism dan overconfidence. Hasilnya adalah bahwa tiga variabel yang diteliti yaitu risk perception, risk attitude dan belief memang terbukti bisa dianggap sebagai determinan pengambilan keputusan berisiko di saham.

3 Demikian pentingnya isue tentang perilaku wirausaha terutama saat melakukan pengambilan keputusan investasi dan bagaimana mereka melakukannya, faktor-faktor apa saja yang mereka pertimbangkan merupakan alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini akan menggali lebih lanjut apakahsikap berhubungan dengan risk perception dan faktor belief yaitu overconfidence dalam kegiatan penggambilan keputusan. Variabel Sikap sendiri didefinisikan sebagai konstruk hipotetis tentang tingkat suka atau tidak sukanya seseorang terhadap sesuatu (Weber, 2007). Jika dibandingkan dengan perilaku, sikap lebih bersifat internal sementara perilaku merupakan tindakan yang bersifat eksternal. Teori Planned Behavior dari Azjen dan Fishbein jelas menyatakan bahwa sikap berpengaruh terhadap perilaku (Ajzen, 1991). Meskipun demikian, seseorang yang mempunyai sikap suka kepada risiko dalam situasi tertentu bisa saja tidak melakukan pengambilan keputusan (berperilaku) berisiko. Berkaitan dengan pengambilan keputusan, persepsi risiko atau risk perception juga dibutuhkan dalam berwirausaha guna mencegah munculnya kinerja yang buruk (Brush, 2003). Persepsi risiko itu sendiri didefinisikan sebagai penilaian seseorang pada situasi berisiko, penilaian tersebut sangat bergantung pada karakteristik psikologis dan keadaan orang tersebut (Lee and Choa, 2006) Adapun faktor overconfidence juga berpengaruh terhadap perilaku wirausaha. Overconfidence itu sendiri merupakan suatu kondisi dimana seorang individu memiliki positive rating yang terlalu tinggi tentang karakteristik personal

4 dan mempunyai optimism yang tak terbatas tentang masa depan atau memiliki perasaan mampu untuk mengontrol kejadian (Bazerman, 2002, p. 65). Wirausaha dikatakan cenderung mengambil risiko dan overconfidence (Ritter, 2003). Didukung pula oleh penelitian Weber (2007) yang menyebutkan jika wirausahawan bukanlah orang yang mempunyai sikap risk seeker, tetapi cenderung overconfidence dalam mengambil keputusan. Namun, peneliti lain mengatakan bahwa wirausahawan lebih memilih risiko yang moderat (Brush, 2003) dan tidak mempunyai keecenderungan terhadap risiko atau risk propensity yang tinggi (Simon, et.al, 1999). Banyaknya isue tentang perilaku kewirausahaan terutama faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adanya pengambilan keputusan guna memaksimalkan keuntungan, perlu dibuktikan secara empiris. Sebab literatur teoritis dan empiris yang berkembang masih terdapat kerancuan dan memunculkan banyak pendapat baru. Hal ini menarik sekaligus menjadi tantangan untuk dieksplorasi, diuji, dan diverifikasi, hasilnya dapat dilaporkan sebagai salah satu sumbangan bagi pengembangan ilmu keuangan keperilakuan (behavioral finance) mengingat masih sedikitnya penelitian semacam ini. Pada kesempatan ini, penelitian dilakukan di Sidoarjo dimana lokasi tersebut dipilih sebab daerah ini merupakan salah satu daerah yang mempunyai sejumlah besar pengusaha atau wirausaha hidup makmur yang secara langsung maupun tidak langsung juga mengembangkan daerah dan kemakmuran masyarakatnya. Terlepas dari bencana yang melanda daerah Sidoarjo hingga saat ini, yakni lumpur lapindo, potensi daerah, sumber daya dan pasar di Sidoarjo

5 masih cukup baik. Masyarakat Sidoarjo merupakan masyarakat yang mengembangkan bisnis dengan gigih. Terlihat dari banyaknya usaha kecil menengah yang berdiri di kota tersebut, hampir ditiap daerah memiliki beragam usaha yang cukup berkembang, mulai dari usaha tasbih, sepatu hingga Tanggulangin yang terkenal dengan kerajinan tasnya bahkan tidak hanya disekitar Sidoarjo saja, bahkan kerajinan tersebut terkenal sampai ke luar Sidoarjo. Penelitian ini membahas investasi riil berupa pembelian asset untuk usaha ataupun lainnya yang dilakukan oleh seorang wirausaha, dengan melihat faktorfaktor yang mempengaruhi adanya pengambilan keputusan dalam investasi tersebut. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul : Pengaruh Overconfidence, Risk Perception dan Sikap terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Wirausaha dengan studi kajian di Kabupaten Sidoarjo. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh overconfidence terhadap pengambilan keputusaninvestasi wirausaha? 2. Apakah ada pengaruh overconfidence terhadap sikap wirausaha? 3. Apakah ada pengaruh risk perception terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha? 4. Apakah ada pengaruh risk perception terhadap sikap wirausaha?

6 5. Apakah ada pengaruh sikap terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh overconfidence terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha. 2. Untuk menguji pengaruh overconfidence terhadap sikap wirausaha. 3. Untuk menguji pengaruh risk perception terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha. 4. Untuk menguji pengaruh risk perception terhadap sikap wirausaha. 5. Untuk menguji pengaruh sikap terhadap pengambilan keputusan investasi wirausaha. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu diantaranya: 1. Bagi Penulis Penelitian ini akan membawa manfaat bagi penulis dalam hal memahami variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi wirausaha. 2. Bagi Pembaca dan Peneliti Berikutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi maupun pengetahuan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

7 3. Bagi Mahasiswa dan STIE Perbanas Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literature manajemen keuangan khususnya dalam hal financial behavior mengenai variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi wirausaha. 4. Bagi Pelaku dan Penasihat Wirausaha Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi pelaku dan penasihat wirausaha dalam penentuan bentuk investasi atau pengambilan keputusan investasi. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Penyusunan penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bab. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah penelitian berupa alasan mengenai topik permasalahan, perumusan masalah, tujuan dalam penelitian, manfaat penelitian serta sistematika dalam penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan ulasan singkat mengenai beberapa hasil penelitian terdahulu yang disertai dengan landasan teori yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Teori diuraikan secara sistematis yang susunannya dimulai dari teori yang bersifat umum menuju teori khusus yang dapat mengantar peneliti untuk menyusun kerangka pikiran yang ada dan pada akhirnya dapat diformulasikan menjadi hipotesis penelitian.

8 BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi kerangka yang dijadikan pedoman penyelesaian masalah penelitian yang terdiri dari tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pemecahan masalah. Prosedur tahapan penelitian ini diawali dengan rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, instrument penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, data dan metode pengumpulan data, ujivaliditas dan reliabilitas data penelitian, serta teknik analisis. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi gambaran subyek penelitian, uji validitas dan reliabilitas data penelitian dan analisis data. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan atas permasalahan yang diangkat dengan jawaban yang telah diketahui melalui berbagai analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, dijelaskan pula keterbatasan pada penelitian, serta saran yang mendukung demi penyempurnaan penelitian berikutnya.