Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI FITRI HANDAYANI O14

Pedoman Wawancara Informan I Sekretaris Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sumbar

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Tata Usaha Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah:

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

Pedoman Pertanyaan Informan I Kepala Perpustakaan Universitas Negeri. 1. Sebagai hybrid library, apakah Perpustakaan UNP sudah memiliki

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

BAB III METODE PENELITIAN. sistematika dan prosedur yang harus ditempuh, unsur dan komponen yang

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Kepala Sub Divisi Pengadaan dan Pengolahan

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang berada di JL. Tanggal : 25 Januari 2016 s/d 20 Maret 2016

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA. c) Tugas dan fungsi unit-unit dalam organisasi. a) Wewenang dan tanggung jawabnya. c) Hubungan antar personel tersebut

LAMPIRAN I Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan. Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

Kegiatan Rutin Perpustakaan Perguruan Tinggi

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD)

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Layanan Koleksi Deposit BPAD DIY. INLISLITE diaplikasikan di bagian Deposit dan Sirkulasi karena sudah

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU):

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

BAB II PROFIL BPAD PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintah maupun masyarakat umum berupa buku, majalah, dan sejenisnya.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

ALIH MEDIA DIGITAL BAHAN PUSTAKA Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP

Lampiran 1 : Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEPALA KKPD KABUPATEN KARO. Informan : Kepala KKPD Kabupaten Karo

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO DI KANTOR BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berpatokan pada tujuan awal skripsi ini yaitu untuk menggambarkan proses

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tahapan Pengelolaan Bahan Pustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip. Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAANPADA PERPUSTAKAAN BUNG HATTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi

Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KUNINGAN

PENGEMBANGAN SISTEM AUTHORITY CONTROL TERINTEGRASI DALAM PROSES BISNIS PERPUSTAKAAN

Katalog dan Minat Baca

Sambutan Presiden - Kunjungan Ke Kampung Adat Sigale-gale Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016 Minggu, 21 Agustus 2016


RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

PERANAN PUSTAKAWAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI DONESIA (STTII) MEDAN SKRIPSI

Transkripsi:

Lampiran 1 Pedoman Observasi 1. Melakukan pengamatan terhadap pengatalokan naskah kuno dilihat dari pengatalogan naskah kuno yang berbentuk buku katalog naskah kuno No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan Perpustakaan Umum BPAD Perpustakaan Perpustakaan Umum 1 memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog BPAD memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog terdiri dari 73 judul dan dalam bentuk katalog judul,pengarang dan subjek. 2 3 Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman dalam pembuatan katalog naskah Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman AACR 2 dalam pembuatan katalog naskah, pedoman ini digunakan agar dapat naskah kuno di BPAD dapat diakses oleh Perpusnas. Pustakawan BPAD tidak berperan langsung dalam pembuatan katalog melainkan hanya sebagai pengawas saat pembuatan katalog yang disusun oleh mahasiswa IAIN. 86

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Informan I Kasubbid, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka 1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum? 2. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno yakni pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? 3. Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno? 4. Apakah ada tujuan jangka pangjang dari pengatalogan naskah kuno ini pak? Misalnya pembuatan katalog naskah kuno secara online 5. Ada berapa jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani naskah kuno pak terutama dalam kegitan katalogisasi naskah? 6. Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak? 7. Kendala apa yang dihadapi dalam pembuatan katalog naskah kuno? Lampiran 3 Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka 1. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno terutama dalam proses pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? Bisa ibu jelaskan pedomannya seperti apa? 2. Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pengatalogan naskah? 3. Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pembuatan katalog naskah kuno? 4. Sudah berapa banyak naskah kuno yang telah dibuatkan katalognya? 5. Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah 87

keadaan naskah kuno yang tidak ada katalognya masih dalam bentuk utuh atau lengkap dan masih dapat digunakan? 6. Apabila ada yang rusak, apakah naskah kuno tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja tanpa katalog naskah? 7. Jenis naskah apa sajakah yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama naskahnya apa bu? 8. Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah dibuatkan katalognya apakah sama penyusunannya? Lampiran 4 Pedoman Wawancara Informan IV Mahasiswa IAIN Imam Bonjol 1. Bagaimanakah alur kerja dalam melakukan pembuatan katalog naskah kuno? 2. Apa ada pedoman digunakan dalam pembuatannya? 3. Berapa orang yang menangani proses katalogisasi naskah kuno? 4. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengalogan naskah kuno? 88

Lampiran 4 Transkrip Wawancara dengan Informan I Nama Informan : Benny Rozaldy, S.E., M.Si. Jabatan : Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka Tempat : Ruang Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015 Pukul : 12.30 WIB. 1. Pertanyaan: Saya ingin bertanya pak, bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum? Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran untuk pelestarian naskah kuno. Hanya saja anggaran khusus untuk katalogisasi berasal dari kebijakan kepala Kasubbid pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. 2. Pertanyaan: Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan pak terutama dalam pengatalogan? Oo, itu ada pedomannya dek dari perpustakaan nasional ada. Ada acuan dari perpustakaan nasional, kita kan di provinsi masih mengacu ke perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi secara teknis masih perpustakaan nasional tapi secara organisasi tidak, masing-masing kan sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang bulan Februari kemarin itu kita jadikan referensi. Kalau masalah 89

pengatalogan kemarin yang disusun oleh mahasiswa IAIN menggunakan AACR 2, karena belum ada standar yang harus ditetapkan juga dalam pengatalogan tergantung BPAD masing-masing saja. 3. Pertanyaan: Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak? Katalogisasi bisa dikatakan salah satu bentuk pelestarian naskah kuno dalam bidang preservasinya, tujuannya untuk memudahkan pemustaka baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya dalam segi pencariannya, dalam segi nilai-nilai informasi naskah kuno dari informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut. 4. Pertanyaan: Apakah ada tujuan jangka panjang dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak? Misalnya pembuatan katalog online naskah kuno Untuk hal itu kami sedang merencanakan, tetapi karena ada beberapa kendala seperti masalah dana dan hal lainnya dan belumbisa dilakukan secepatnya. 5. Pertanyaan: Ada berapa jumlah sumber daya manusia yang menangani naskah kuno pak terutama yang melakukan pengatalogan? Ada 5 orang staf termasuk kepala bidangnya, bapak sendiri juga termasuk untuk menanganani, berarti ada 6 orang. Kalau pengatalogan itu 2 staff BPAD hanya mengawasi saja yang menyusun nya mahasiswa IAIN sekitar 4 orang lah. 6. Pertanyaan: 90

Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak? Oo, dari yang disusun mahasiswa IAIN kemarin sih ada 150 naskah kuno dan itu hanya 73 naskah kuno yang dapat dibuat katalognya. 7. Pertanyaan: Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan katalogisasi pak? Kalau kita dari BPAD sumber daya manusia masih kurang, tapi masih bisa berjalan pekerjaan tersebut karena penyusunannya dibantu oleh mahasiswa IAIN. Lampiran 5 Transkrip Wawancara dengan Informan II Nama Informan : Linda Evia A.Md Jabatan : Staf Pelestarian Bahan Pustaka Tempat : Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015 Pukul : 14.00 WIB 1. Pertanyaan: Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan? Kalau pedomannya kita merujuk kepada Perpusnas, kita menggunakan kertas tisu Jepang yang kadar asamnya lebih rendah. Kita mempergunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya ada yang 150 tahun ada yang 300 tahun. Yang biasa kertas sebelumnya dipergunakan dari kertas 91

concorde. Jadi dari kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya tidak rusak lagi kita harus mempergunakan kertas tisu Jepang tadi. Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC. Kalau pengatalogan sebenarnya kita punya rujukan ke Perpusnas yaitu Manansa tapi pedoman tersebut belum di SNI, boleh dipake boleh tidak. Jadi pas penyusunan katalog naskah kuno kemarin itu menggunakan AACR 2 tidak menggunakan Manansa sebenarnya itu tergantung dari BPAD masingmasing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya sampai sekarang. 2. Pertanyaan: Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pelestarian naskah kuno dalam bentuk digital? Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan informasinya kepada masyarakat, membantu pemustaka dalam menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menila naskah kuno. 3. Pertanyaan: Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan katalogisasi naskah kuno bu? Ada 2 orang dari bidang pelestarian dan dua orang dari mahasiswa IAIN sebgai penyusun katalog. 4. Pertanyaan: Sudah berapa banyak naskah kuno yang dialihmediakan dalam bentuk digital bu? 92

Naskah kuno yang sudah dikatalogisasi sekitar 73 judul. 5. Pertanyaan: Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah kondisi naskah kuno yang tidak dibuat katalognya masih utuh atau masih dapat digunakan? Kalau kondisi naskah yang tidak dibuatkan katalognya sebagian sudah tidak utuh lagi ya sudah rusak, terus ada beberapa bentuk fotokopi tapi tidak jelas fotokopi nya sehingga informasi yang terdapat didalamnya pun tidak jela. Ada beberapa yang masih bisa digunkan dan ada beberapa yang memang tidak dapat digunkan lagi karena benar-benar sudah rusak. 6. Pertanyaan: Apabila naskah ada dalam keadaan rusak, apakah naskah tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja buk tanpa perawatan. Naskah yang rusak biasanya terpotong, berlubang itukan mengakibatkan informasinya ikut terpotong juga, kalau informasinya telah terpotong dan tidak utuh lagi naskah itu dibiarkan saja ditarok dilemari penyimpanan dengan koleksi keterangan sudah rusak. Tetap kami rawat kok naskah nya meskipun sudah rusak seperti pembersihan debu dll. 7. Pertanyaan: Jenis naskah apa saja bu yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama naskah nya apa saja? Kalau itu kita belum mekukan pendataan jenis naskahnya apa saja ya karena naskah yang rusak itu udah campuran ada yang dari tafsir, fiqih, 93

tasauf, pengobatan tradisional, tambo, azimat bahkan ada yang tidak memiliki judul. 8. Pertanyaan: Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah di buat katalognya apakah sama penyusunannya? Kita belum punya standar untuk menyusun tapi kita kan berpedoman ada standar secara internasional atau secara nasional. Nasional pun belum punya standar jadi kita kategorikan seperti kita menyusun misalnya ini tauhid, ini ilmu tubuh, ini ilmu perbintangan atau ini tentang silat seperti kategori itu saja penyusunannya. Belum ada standarnya. Kalau untuk yang katalogisasi naskah penyusunannya menurut judul naskah juga, pengarang naskah dan subjek naskah nya. Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan Informan III Nama Informan : Ariska Oktafia Jabatan : Mahasiwa IAIN Tempat : Rumah Ariska Oktafia Tanggal Wawancara : 2015 Pukul : 10.00 WIB 1. Pertanyaan: Bagaimana alur kerja untuk melakukan katalogisasi naskah kuno? 94

Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah apa saja yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah mencheck langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya saya dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan (translitrasi) naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20 lebih naskah yang kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami identifikasi naskah tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan, deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam table deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data deskripsi tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog subjek. 2. Pertanyaan: Apa pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog naskah kuno? Pedoman yang digunkan adalam pengatalogan naskh kuno AACR 2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menerapkan sistem automasi perpustakaan, yaitu InLIS. Sistem automasi ini mengadopsi peraturan pengatalogan baku yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional R.I., yaitu Anglo American Cataloguing Rules 2 nd Edition (AACR 2nd ed.). Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara saya dengan pustakawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, ternyata mereka ingin mengintegrasikan sistem temu balik naskah kuno tersebut ke dalam InLIS. Alasan yang mendasari perlunya naskah kuno tersebut tersedia dalam pangkalan data InlIS adalah agar semua perpustakaan umum kabupaten/ kota bisa 95

memanfaatkan naskah kuno tersebut, selain terintegrasi dengan Perpustakaan Nasional R.I. Dengan demikian, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah membutuhkan katalog naskah kuno yang terintegrasi dengan InLIS yang menggunakan peraturan pengatalogan AACR 2nd ed. 3. Pertanyaan: Berapa orang yang menangani proses pengatalogan naskah kuno? Kalau di badan perpustakaan tidak secara khusus, sebenarnya yang mendapat amanah Gubernur sebagai instansi pemerintah provinsi adalah bagian deposit dan pemeliharaan, stafnya sampai sekarang belum ada yang khusus untuk menangani masalah katalogisasi. Katanya sih karena dalam katalogisasi membutuhkan terjemahan naskah dan itu membutuhkan dana besar juga. Jadi untuk pengerjaan saya membantu penyusunan katalog nya yang pada terjemahan dibantu teman saya dari jurusan bahsa arab dan diawasai oleh orang 2 staff BPAD. Naskah yang dibuatkan katalognya untuk mudah diakses atau dapat dijadikan rujukan sebagai informasi awal dalam melakukan penilaian naskah. Fisiknya juga perlu diselamatkan badan perpustakaan punya staf yang menangani secara khusus, tapi untuk katalogisasi tidak punya 4. Pertanyaan: Apa-apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan pengatalogan naskah kuno? Kendalanya ya karena naskah sebagian ada yang tidak utuh dan rusak jadi informasi yang terdapat didalam nya terpotong apalagi yang fotokopian itu kadang fotokopinya jelek mengakibatkan tulisan yang tidak jelas dan kabur menyulitkan dalam translitrasi sehingga sulit juga untuk di identifikasi nask 96