835 ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa ABSTRACT Exclusive breastfeeding (breastfeeding only to six months) will form the body s immune system and stimulates brain growth. While co-feeding infants breast milk will help growth. Since the start of the sixth month the baby is a much needed nutrient intake from food consumed.this study aimed to identify factors associated with exclusive breastfeeding. The study was observational with cross sectional study. Populations and samples were infants aged over six months as many as 364 people using the chi square test and logstic regression. Results showed that education, income, job-related knowledge and exclusive breastfeeding and the variables most associated with is knowledge. From the result, it can be suggested that my mother had low education and knowledge in order to diligently follow counseling about exclusive breastfeeding. The role of health workers, volunteers and families to motivate mothers for exclusive breastfeeding. Need the support of stakeholders, especially the world of work so that working mothers can still provide exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding knowledge, income A. Latar Belakang Menurut WHO dan UNICEF (2012) laporan anak dunia 2011, yaitu dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara ekslusif dalam 6 bulan pertama. Di negara, industry bayi yang tidak diberi ASI ekslusif lebih besar meninggal dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dihubungkan dengan penurunan kasus diare (53,0%) dan ISPA (27,0%). Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI ekslusif (UNICEF, 2011). Cakupan ASI ekslusif di Indonesia jug abelum mencapai angka yang diharapkan, yaitu sebesar 80%. Data dari badan penelitian dan pengembangan kesehatan 2010 menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif di Indonesia hanya 15,3%. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, diperoleh data jumlah pemberian ASI ekslusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari jumlah bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan (Kuntari, 2006). Lebih memprihatinkan 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan (Depkes, 2002). Berdasarkan hasil Susesnas 1998, ASI ekslusif di Sulawesi Selatan hanya mencapai 19,52% dan pada tahun 2004 pencapaian pemberian ASI ekslusif pada usia 4-6 bulan baru mencapai 13,9%. Hasil Evaluasi Kegiatan Program Kesga//Gizi Dinkes Kota Makassar selama tahun 2008, bahwa bayi yang mendapat ASI ekslusif dari 7.945 jumlah bayi keseluruhan di Kota Makassar dan ini mengalami penurunan
836 bila dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu, tahun 2006 pemberian ASI Ekslusif mencapai 25,73% dan tahun 2007 meningkat menjadi 49,0%. Dininya pemberian MP ASI, pemberian ASI ekslusif diduga disebabkan oleh faktor rendahnya pendidikan ibu, gencarnya pemasaran industri makanan bayi, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu (Kuntari,2006). Pemberian ASI secara ekslusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI, bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (Utami, 2007). Ada beberapa hal yang perlu disampaikan pada Ibu agar memberikan ASI saja (ASI Ekslusif) pada bayi usia 0-6 bulan. 1. Pengertian pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja atau dikenal dengan istilah ASI Ekslusif, yaitu: tidak memberikan makanan dan minuman lain selain ASI pada bayi umur 0-6 bulan. 2. Kegunaan memberikan ASI saja, yaitu: a. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, murah dan mudah memberikannya pada bayi. b. ASI saja dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal pada bayi sampai berumur 6 bulan. c. ASI yang pertama keluar disebut kolustrum berwarna kekuningan, dan mengandung zat kekebalan untuk mencegah timbulnya penyakit. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi dan jangan sekali-kali dibuang. d. Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi 0-6 bulan. e. ASI mempererat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. 3. Akibat tidak memberikan ASI saja pada bayi, yaitu: a. Bila bayi umur 0-6 bulan diberi makanan lain selain ASI, dapat terjadi gangguan alat pencernaan. b. Bayi tidak mempunyai ketahanan tubuh untuk mencegah penyakit. c. Bila bayi diberikan susu botol sering terjadi mencret, kemungkinan bayi tidak cocok dengan susu bubuk atau cara membuatnya tidak bersih, dan pengeluaran biaya rumah tangga lebih banyak. d. Mengurangi ikatan cinta kasih antara ibu dan anak. e. Anak yang sehat, gambaran otaknya padat. Untuk mendapatkan anak dengan otak padat itu disarankan Ibu yang sedang mengandung, mengkonsumsi makanan seimbang, karena ASI adalah makanan terbaik bagi anak di bawah enam bulan. Menurut Smith & Haddad (dalam Riyadi, 2001) menyatakan bahwa terdapat 3 faktor (determinan) yang mempengaruhi status gizi, yaitu determinan langsung, determinan tidak langsung dan determinan dasar. Determinan langsung terdapat pada individu itu sendiri (intake makanan dan status kesehatan), determinan tak langsung berupa ketahanan pangan, perawatan ibu dan anak serta lingkungan kesehatan, dan determinan dasar mencakup potensi sumber daya yang tersedia di suatu negara, wilayah atau masyarakat. METODE PENELITIAN Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Study. Cross Sectional Study, yaitu suatu rancangan penelitian yang mengkaji dinamika hubungan variabel dependen dan independen pada saat yang bersamaan (Point Time Approach). Selain itu, dalam penelitian ini juga digunakan analisa Univariat, Bivariat, Multivariat. 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu, dengan
837 melihat gambaran distribusi frekuensinya, baik dalam bentuk tabel maupun dalam bentuk grafik disertai dengan narasi. 2. Analisis Bivariat Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, maka dilakukan uji berdasarkan skala pengukuran variabel yang ada.pada penelitian ini, uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi-Square dengan tabel pengujian 2x2 dan jika hasil penelitian tersebut memperlihatkan adanya hubungan maka untuk mengetahui besarnya hubungan digunakan : uji phi: ɸ = x² n Keterangan: ɸ : Uji phi X² : Nilai Yates correction N : Besar sampel Besar nilai phi antara : 0,00 0,25 : hubungan lemah 0,26 0,50 : hubungan sedang 0,51 0,75 : hubungan kuat 0,76 1 : hubungan sangat kuat (Siegell 1994). 3. Analisis Multivariat Jenis uji yang digunakan pada tahap analisis ini adalah Uji Regresi Ganda atau Uji Logistik Regresi. Pada analisis ini dilakukan uji secara bersama-sama, sehingga dapat dilihat variabel mana yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI Variabel yang akan diikutkan dalam analisis multivariate adalah variabel yang mempunyai nilai p 0,05 pada analisis bivariat. Dengan analisis ini akan diketahui: a. Variabel independen mana yang lebih besar hubungannya terhadap variabel dependen. b. Apakah hubugan diantarai oleh variabel lain atau tidak. c. Bagaimana bentuk hubungan variabel independen dengan dependen, apakah langsung atau tidak langsung. HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar pada tanggal 1 Februari-1 Maret 2010 meliputi gambaran analisa univariat, bivariat dan multivariat 1. Analisa Univariat Analisa karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :. a. Karakteristik RespondeN Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Kelompok Pemberian ASI Ekslusif Jumlah Umur Ibu (Tahun) 0 0 14 46,7 14 46,7 <20 20-35 15 50,0 0 0 15 50,0 >35 0 0 1 33,3 1 33,3 Jumlah 15 50 15 50 30 100 Dari tabel 5 menunjukkan bahwa umur responden bervariasi mulai dari 17 tahun hingga 41 tahun. Frekuensi kelompok umur tertinggi pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 15 orang (50%) dan yang paling sedikit responden berada pada kelompok umur lebih dari 35 tahun yang lalu yaitu 1 orang (33,3%). Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Tingkat Pendidkan Pemberian ASI Ekslusif Jumlah Tidak Sekolah Ya n 0 % Tidak n 0% n 0% 2 6,7 2 6,7 SD 13 43,3 13 43,3 SLTP 6 20 6 20 SLTA 9 30 9 30 Jumlah 15 50 15 50 30 100 Dari tabel 6 menunjukkan bahwa pendidikan responden mulai tidak sekolah hingga perguruan
838 tinggi. Jenjang pendidikan responden yang ditamatkan paling banyak adalah SD sebanyak 13 orang (43,3%), dan paling rendah adalah responden yang tidak sekolah yaitu (6,7%). Responden yang memberikan ASI ekslusif lebih banyak berpendidikan SLTA sebanyak 9 orang (30,0%) dan paling sedikit responden yang berpendidikan SD yaitu Tidak Ada (0%). Responden yang tidak memberikan ASI ekslusif lebih banyak mempunyai pendidikan SD yaitu 13 orang (43,3%) dan paling sedikit responden yang mempunyai pendidikan SLTA yaitu Tidak Ada (0%). Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Jenis Pekerjaaan Ibu Pemberian ASI Ekslusif Jumlah PNS 11 36,7 11 36,7 Wiraswasta 1 3,3 1 3,3 Karyawan Swasta 3 10,0 3 10 IRT 15 50 15 50 Tabel 7 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden umumnya adalah ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (50%) dan paling rendah ibu yang bekerja sebanyak Wiraswasta 1 orang (3,3%). Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (50%) dan paling sedikit responden yang bekerja sebagai karyawan swasta, yaitu tidak ada (0%). Responden yang tidak mempunyai pekerjaan PNS yaitu 11 orang (36,7%) dan paling sedikit responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu tidak ada (0%). 2. Analisa Bivariat Analis bivariat untuk menilai hubungan antara pendidikan dengan rendahnya pemberian ASI ekslusif Tabel 8 Hubungan Pendidikan Dengan Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar. Tingkat Pendidikan Ibu Pemberian ASI Jumlah Ekslusif 15 50 0 0 15 50 Cukup Kurang 15 50 15 50 Jumlah 15 50 15 50 30 100 p phi 000 Tabel 8 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai tingkat pendidikan cukup, yaitu 15 orang (50%) dibanding ibu yang mempunyai tingkat pendidikan kurang yaitu Tidak Ada (0%), dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif lebih banyak mempunyai tingkat pendidikan kurang yaitu 15 orang (50%) dibanding ibu yang mempunyai tingkat pendidikan cukup yaitu tidak ada (0%). Hasil analisis statistik dengan chi square diperoleh nilai p=0,000 karena nilai p < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI Tabel 9 Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Pendapata n Keluarga Pemberian ASI Ekslusif Jumlah p phi 2 6,7 13 43,3 15 50 Cukup Kurang 13 43,3 2 6,7 15 50 Tabel 9 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai pendapatan keluarga kurang yaitu, 13 orang (43,3%) dibanding ibu yang mempunyai pendapatan keluarga cukup yaitu 2 orang (6,7%) dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif lebih banyak mempunyai pendapatan keluarga cukup yaitu 13 orang (43,3%) dibanding ibu yang mempunyai pendapatan keluarga kurang yaitu 2 orang (6,7%). 0,0 0
839 Tabel 10 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Hasil analisis stastistik dengan chi square diperoleh nilai p = 0,000 karena nilai p < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian Pengetahuan Pemberian ASI Ekslusif Jumlah p ASI phi PEMBAHASAN Hasil penelitian ditinjau dari pendidikan ibu Cukup 14 46,7 3 10, 17 56,7 0 Kurang 1 3,3 12 40, 13 43,3 0 Tabel 10 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan cukup, yaitu 14 orang (46,7%) dibanding ibu yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 1 orang (3,3%) dan ibu yang tidak mempunyai pengetahuan tentang ASI ekslusif yaitu 12 orang (40,0%) dibanding ibu yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 3 orang (10%). Hasil analisis statistik dengan chi square diperoleh nilai p=0, 000 karena nilai p < 0,005 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Tabel11 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Paropo Kecamatan Panakukkang Kota Makassar Pengetahuan Pemberian ASI Ekslusif Jumlah p n 0% n 0 n 0% Cukup % 0 0 15 50 15 50 Kurang 15 50 0 0 15 50 Tabel 11 menunjukkan bahwa ibu yang yang tidak bekerja yaitu 15 orang (50%) dibanding ibu yang bekerja yaitu tidak ada (0%) dan ibu yang tidak karena bekerja yaitu 15 orang (50%) dibanding ibu yang tidak mempunyai pekerjaan (IRT) yaitu Tidak Ada (0%). menunjukkan bahwa pendidikan responden mulai 0,000 tidak sekolah hingga perguruan tinggi. Jenjang pendidikan responden yang ditamatkan paling banyak adalah SLTP sebanyak 9 orang (30%) dan paling rendah adalah responden yang tidak sekolah yaitu 2 orang (6,7%). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu lebih banyak rendah sehingga kemampuan untuk memperoleh informasi mengenai ASI ekslusif kurang. Hasil penelitian dari segi pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai ASI ekslusif umumnya cukup yaitu 17 orang (56,7%) dibanding pengetahuan kurang sebanyak 13 orang (43,3%). Hasil penelitian dari segi pekerjaan menunjukkan bahwa umumnya responden bekerja sebanyak 15 orang (50%) dan responden yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 15 orang (50%). Ibu yang yang tidak bekerja yitu 15 orang (50%) dibanding ibu yang bekerja yaitu tidak ada (0%). Ibu yang tidak bekerja (IRT) mempunyai banyak waktu untuk menyusui bayi sesuai dengan kehendak anak. Hasil analisis statistik dengan chi square diperoleh data hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Faktor-faktor phi yang berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI disebutkan antara lain sektor kerja ibu, jumlah jam kerja, lokasi tempat kerja dan lamanya cuti pasca melahirkan. 0,000 Walaupun pekerjaan seorang ibu menunjukkan tingkat ekonomi untuk menunjang pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, namun pekerjaan bukanlah suatu alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wahyuningrum (2007) yang menyatakan pekerjaan berhubungan dengan pemberian ASI
840 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukkang Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan 2. Ada hubungan antara pendapatan dengan 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan 4. Ada hubungan antara pekerjaan dengan 5. Pengetahuan merupakan variabel yang paling kuat hubungannya dengan pemberian ASI Saran 1. Ibu yang mempunyai pendidikan dan pengetahuan rendah agar rajin mengikut penyuluhan mengenai pemberian ASI 2. Peran petugas kesehatan, kader dan keluarga memotivasi ibu agar memberikan ASI 3. Perlu dukungan pihak terkait khususnya dunia kerja agar ibu-ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI DAFTAR PUSTAKA Depkes, RI. 2002. Pedoman Manajemen Puskesmas Peningkatan Kesehatan Keluarga & Gizi, Jakarta. Depkes, RI, Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun 2002. Menteri Kesehatan RI, Jakarta. Rahmawati, E, Kuntari.R. 2006. Asi ekslusif demi sang anak.. www.online.net, diakses 29 Maret 2007. Riyadi, H. 2001. Metode penilaian gizi. Fakultas pertanian institut pertanian Bogor. Wahyuningrm & Novi, 2007. Survey ibu tentang ASI ekslusif pada bayi di desa sadang kecamatan jekulo kabuoaten kudus. Ilmu kesehatan masyarakat, Fakultas Universitas Negri Semarang. UNICEF. 2011. Breastfeeding. http// www.unicef.org/nutrition/ind ex24824.html diakses 3 Agustus 2012. Utami, R. 2007. Panduan Praktis Menyusui. Penerbit Niaga Swadaya, Jakarta. WHO.2011. Executive Breastfeeding. http://www.int/nutrition/topicexclusive_breas tfeeding/en.diakses 3 September 2012.