BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitiannya adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu objek yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel penelitian. Penelitian deskriptif menurut Nana Sudjana dan Ibrahim yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Menurut Traver dalam Pengantar Metode Penelitiannya Alimuddin Tuwu mengatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. 3.2 Pendekatan Penelitian Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Adapun dalam penelitian ini penulis, model analisis yang digunakan adalah model analisis framing milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model analisis Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki adalah salah satu model analisis yang banyak dipakai dalam menganalisis teks media. Bagi Pan dan Kosicki, analisis framing dilihat sebagaimana wacana publik tentang semua isu atau kebijakan dikonstruksi dan dinegosiasikan. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak tertuju pada pesan itu (Eriyanto, 2004: 252). Menurut Pan dan Kosicki ada dua dari konsepsi framing yang saling berkaitan yaitu konsepsi yang berlainan tersebut dapat digabungkan dalam suatu model dijelaskan dan dilihat dari bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa dikonstruksi oleh wartawan. Model Pan dan Kosicki ini 15
berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki melalui tulisan mereka Framing Analysis: An Approach to News Discourse mengoperasikan empat dimensi structural teks berita sebagai perangkat framing: sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat dimensi structural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global (Sobur, 2004: 175). 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dokumentasi Penulis melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan berita online dari Kompas.com dan Detik.com tentang pemberitaan SBY pasca pemilu 2014. 3.4 Unit Pengamatan dan Unit Analisis Yang menjadi unit amatan dalam penelitian ini adalah kumpulan berita online dari Kompas.com dan Detik.com. Sedangkan unit analisa dalam penelitian ini adalah berita berita tentang SBY pasca pemilu 2014 selama bulan Juli Oktober 2014. Berita yang ingin dianalisis adalah berita Kompas.com tentang SBY pasca pemilu 2014 selama bulan Juli Oktober 2014. Adapun berikut adalah sajian data yang akan dibahas dan dianalisis di Bab 5 : 1. Jelang akhir masa jabatan SBY canangkan Program 100 Hari Terakhir 11/07/2014 2. SBY Terkejut Jero Wacik Jadi Tersangka 03/09/2014 3. Alasan SBY terkejut Jero Jadi Tersangka 04/09/2014 4. Dua Kali ke Luar Negeri, Dua Menteri Presiden SBY Jadi Tersangka 04/09/2014 16
5. Tiga Menteri Dijerat KPK, Prestasi KPK atau SBY? 05/09/2014 Berita yang ingin dianalisis adalah berita Detik.com tentang SBY pasca pemilu 2014 selama bulan Juli Oktober 2014. Adapun berikut adalah sajian data yang akan dibahas dan dianalisis di Bab 5 : 1. Program 100 Hari Terakhir, SBY Minta Para Menteri Tuntaskan Tugasnya 11/07/2014 2. Jabat Tangan SBY dengan Jokowi di Gedung DPR 15/08/2014 3. 3 Menteri KIB Jadi Tersangka, PD : Itu Komitmen SBY Memberantas Korupsi 04/09/2014 4. SBY : Saya Sangat Membatasi Kunjungan ke Luar Negeri 28/09/2014 5. Perubahan di Akun Media Sosial SBY dan Ibu Ani setelah Lengser 21/10/2014 3.5 Teknik Analisa Data Setelah data-data yang mempunyai relevansi dengan topik penelitian terkumpul kemudian dimasukan kedalam matriks pengolahan data. Kemudian penulis menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan framing model Pan dan Kosicki. Dengan pendekatan ini, teks berita dari data tersebut dianalisis dengan dikelompokan dan diuraikan kedalam empat struktur besar: 17
Tabel 1.2 Tabel Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta 1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup SKRIP Cara 2. Kelengkapan berita 5W+1H wartawan mengisahkan fakta TEMATIK Cara wartawan menulis fakta 1. Detail 2. Maksud kalimat, hubungan 3. Nominalisasi antarkalimat 4. Koherensi 1. Bentuk kalimat 2. Kata ganti Paragraf, proposisi RETORIS Cara wartawan menekankan fakta 2. Leksikon 3. Grafis 4. Metafor 5. Pengandaian Kata, idiom, gambar/foto, grafik,tabel. Sumber : (Sobur, 2001:176) 18
a. Sintaksis Dalam pengertian umum sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Struktur sintaksis biasanya ditandai oleh struktur piramida terbalik ini mengacu pada pengorganisasian bagian-bagian struktur yang runtut, seperti headline (judul utama), lead (kepala berita atau pendahuluan), episode (runtutan cerita), background (latar belakang), dan ending atau conclusion (penutup) atau bagian yang umum saja, seperti lead, perangkat, tubuh, dan penutup. Struktur sintaksis dapat memberikan petunjuk bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa (Nugroho, 1991). Dari struktur sintaksis pula kita dapat menganalisis objektivitas dan netralitas suatu pemberitaan media. Objektivitas pemberitaan media setidaknya memiliki tiga unsur pokok unsure kebenaran, unsur keseimbangan serta relevansi judul dengan isi berita. Hal lain yang dapat dilihat dari strutur sintaksis adalah netralitas pemberitaan. b. Skrip Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita dan bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur skrip, pada umumnya terdiri dari : Siapa (who), Apa (What), Kapan (When), Di mana (Where), Mengapa (Why), dan Bagaimana (How). Namun dalam penyajian wacana berita, beberapa unsure dibuat lebih menonjol. Dengan penghilangan salah satu dari enam kelengkapan berita tersebut, wartawan mampu menekankan atau menghilangkan bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta. Penghilangan suatu berita dalam menguraikan sebuah peristiwa juga dapat mengakibatkan pemberitaan menjadi tidak fair (Zen, 2004: 110-111). Penonjolan unsur- 19
unsur tertentu dari kelengkapan berita inilah yang akan meberi makna lain pada suatu berita. Skrip adalah salah satu strategi wartawan dalam mengkonstruksi berita : bagaimana suatu peristiwa dengan urutan tertentu dipahami dengan cara tertentu dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. c. Tematik Struktur tematik berkaitan dengan bagaimana suatu fakta ditulis, meliputi : bagaimana kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks secara keseluruhan. Struktur tematik ini membuktukan tema tertentu yang dipilih wartawan dalam melaporkan berita lewat susunan atau bentuk kalimat tertentu, proposisi atau hubungan antar proposisi. Dalam suatu berita, pembuat teks dapat memanipulasi penafsiran pembaca berdasarkan definisinya atas realitas tersebut. Bagi Pan Kosicki berita mirip pengujian hipotesis : peristiwa yang diungkapkan dan perangkat tersebut digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Beberapa perangkat tematik adalah sebagai berikut : Koherensi : menyangkut pertalian atau jalinan antar kata, proposisi, atau kalimat. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta berbeda dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang wartawan menghubungkannya. Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab akibat, yang memandang proposisi atau kalimat satu sebagai akibat atau sebab dari kalimat lain. Biasanya dihubungkan dengan kata hubung sebab atau karena. Kedua, koherensi penjelas, yang memandang proposisi atau kalimat satu sebagai penjelas dari 20
kamimat lain. Biasanya dihubungkan dengan kata penghubung dan atau lalu. Ketiga, koherensi pembeda, yang memandang proposisi atau kalimat satu sebagai lawan atau kebalikan dari kalimat lain. Biasanya dihubungkan dengan kata hubung dibandingkan atau sedangkan Kata ganti : dapat menunjukkan posisi seseorang dalam suatu wacana. Bertujuan untuk memanipulasi dengan menciptakan imajinasi. Bentuk Kalimat : berhubungan dengan cara berpikir logis yaitu prinsip kausalitas. Dengan kausalitas dalam bahasa diwujudkan dalam subyek dan predikat. Detail : berhubungan dengan pengendalian informasi yang dikemukakan komunikator. Informasi yang menguntungkan diri komunikator akan ditampilkan lebih besar. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan mendapat porsi yang lebih sedikit atau dihilangkan sama sekali. d. Retoris Istilah retorica (rhetoric) memiliki beragam definisi. Whitely misalnya, mendefinisikan retorika dengan the finding of suitable arguments to prove a given point, and the skillful arrangement of them. Namun pada prinsipnya ada dua hal yang selalu berkaitan dengan istilah retorika. Pertama, aktivitas sering digunakan dalam wilayah politik. Kedua, retorika juga dilihat sebagai wacana yang cukup diperhitungkan dalam mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini struktur retoris dimaksudkan sebagai komponen yang digunakan para wartawan untuk menekankan fakta yang diberikan. Struktur retoris dalam wacana berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih wartawan untuk menekankan arti yang ditonjolkan oleh 21
wartawan. Berfungsi untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi-sisi tertentu, dan meningkatkan gambaran yang diinginkan pada suatu berita. Struktur retoris juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang disampaikan tersebut adalah suatu kebenaran. Elemen struktur retoris yang dipakai adalah : Leksikon : merupakan pemilihan atau pemakaian kata-kata tertentu untuk menggambarkan peristiwa. Pilihan ini tidak dilakukan secara kebetulan, tetapi secara ideologis untuk menunjukkan pemaknaan seorang terhadap fakta. Metamor : kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda atau hal yang bisa dinyatakan dengan kata atau frasa. Dipakai tidak hanya untuk ornamen berita, tetapi juga untuk mendukung dan menekankan pesan utama yang disampaikan. Grafis : diwujudkan dalam bentuk variasi huruf (ukuran, warna, dan efek), caption, grafik, gambar, tabel, foto, dan data lainnya. Termasuk juga penempatan dan ukuran judul (dalam kolom). Elemen grafik memberikan efek kognitif, ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap penting dan menarik sehingga harus difokuskan. Gaya : menunjuk pada kemasan bahasa tertentu dalam penyampaian pesan untuk menimbulkan efek tertentu pada khalayak. Di dalam hal ini proses penelitiannya adalah dengan mengambil sampel berita dari kedua media online dari berita-berita yang hampir sama isinya. Dari berita-berita tersebut penulis melakukan analisa dengan sintaksis, skrip, tematik, retoris. Dengan analisa tersebut penulis mendapatkan hasil yang lebih mendalam mengenai 22
bagaimana isi dari berita, bagaimana berita itu disajikan mencangkup gaya bahasa, kelengkapan isi 5W+1 H. 23