GAYA BAHASA RETORIS DALAM KUMPULAN CERPEN FILOSOFI KOPI KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG JURNAL ILMIAH DELVIRA SUSANTI NPM.

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK ARTIKEL ILMIAH RIANTO NPM

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

WINDA YULIA PUTRI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEPERCAYAAN RAKYAT YANG TERDAPAT DALAM KUMPULAN CERPEN MURJANGKUNG KARYA A.S. LAKSANA ARTIKEL ILMIAH. Khuratul Aini NPM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

LANGUANGE STYLE IN A COLLECTION OF SHORT STORY IN MAGAZINE STORY AT APRIL AND MAY 2013 ISSUE

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

GAYA BAHASA PERULANGAN DALAM KUMPULAN PUISI DEBU DI ATAS DEBU KARYA TAUFIK ISMAIL ARTIKEL ILMIAH FERI MELIA PUTRI NPM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

PERUBAHAN GAYA HIDUP TOKOH HASAN DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT K. MIHARDJA ARTIKEL ILMIAH RATNA ARIANI HASIBUAN NPM

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

ANALISIS PANDANGAN HIDUP TOKOH ALIF DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE INKUIRI ARTIKEL ILMIAH

INTERTEKSTUALITAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DENGAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA A FUADI ARTIKEL ILMIAH

SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMPN 3 X KOTO SINGKARAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DRAMA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SUTERA

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENIRU MODEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG ARTIKEL ILMIAH

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERPEN E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENERAPKAN TEKNIK MIND MAPPING ARTIKEL ILMIAH ISKAMIMI JEKRI NPM

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 13 PADANG DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM Oleh

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN BERDASARKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KATA KUNCI

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KALIMAT TOPIK SISWA KELAS X SMA N 8 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI ARTIKEL ILMIAH

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

Oleh ABSTRAK. Kata kunci: merevisi, kekurangan teks laporan hasil observasi, diskusi

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 MUKOMUKO ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 PADANG MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO JURNAL ILMIAH SARI FITRIANTI NPM

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

Transkripsi:

GAYA BAHASA RETORIS DALAM KUMPULAN CERPEN FILOSOFI KOPI KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NOFRIANTI NPM 10080067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

GAYA BAHASA RETORIS DALAM KUMPULAN CERPEN FILOSOFI KOPI KARYA DEWI LESTARI Oleh Nofrianti 1, Silvia Marni ², Suci Dwinitia ³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) & 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan berikut. Pertama, Kumpulan cerpen. Kedua, Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari, kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari merupakan kumpulan cerpen yang dibuat dalam kurun waktu sepuluh tahun, kumpulan cerpen karya dewi lestari menyiratkan kata-kata indah yang syarat makna dan bisa menjadi pelajaran hidup bagi pembaca, cerita filosofi kopi memiliki makna bahwa seorang manusia yang terlalu haus akan pengakuan dan ambisi suatu saat akan tersadarkan bahwa apa yang dicapai tidaklah membahagiakan. Ketiga, kumpulan cerpen ini juga dianugerahkan sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah tempo. Keempat, adanya gaya bahasa retoris dalam kumpulan cerpen Filosofi Kopi. Relevan dengan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa retoris yang terdapat dalam kumpulan cerpen filosofi kopi karya Dewi Lestari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data pada penelitian ini adalah teks yang di dalamnya terdapat gaya bahasa retoris. Sumber data adalah Kumpulan cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari. Cerpen tersebut terdiri atas 18 cerpen. Tahap penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (1) membaca kumpulan cerpen Filofofi Kopi karya Dewi Lestari; (2) studi pustaka untuk mencari acuan, pedoman atau referensi yang berkaitan dengan keperluan penelitian; (3) mengumpulkan data (4) mengelompokkan data; (5) melakukan pengabsahan data (6) menganalisis data; (7) menyimpulkan penelitian; dan (8) menulis laporan penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan sembilan jenis gaya bahasa retoris. Jenis Gaya bahasa retoris tersebut yaitu aliterasi, asonansi, anastrof, asindenton, elipsis, tautologi, pertanyaan retoris, hiperbola, dan paradoks. Gaya bahasa retoris yang dominan dalam kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari adalah gaya bahasa hiperbola. Kata Kunci: Gaya Bahasa Retoris, Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi

COLLECTION OF ENGLISH STYLE RHETORICAL SHORT STORY PHILOSOPHY OF COFFEE WORKS GODDESS OF SUSTAINABLE Oleh Nofrianti 1, Silvia Marni ², Suci Dwinitia ³ 1) Students STKIP PGRI West Sumatra 2) 3) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACK This research of background by problemss following is. First, Corps short story. Both, Corps Short story Philosophy Copy Everlasting Goddess masterpiece, Philosophy short story corps Copy Everlasting Goddess masterpiece represent short story corps which is made in range of time ten years, everlasting goddess masterpiece short story corps implies beautiful words which is condition mean and can become Iesson of life to reader, coffee philosophy story have meaning that a too human being starve for ambition and confession in a moment will be awaked by that what being reached is not make happy. Thirdly, this short story corps is also bestowed as best belleslettres of year 2006 by tempo magazine. Fourth, existence of Ianguage style of retoris in Philosophy Coffee short story corps. Relevant with problems of this research aim to Ianguage style mendeskripsikan of retoris which there are in philosophy short story corps copy Everlasting Goddess masterpiece. This Research type is research qualitative. Method which is used in this research is descriptive method. Data at this research is text which in it there are Ianguage style of retoris. Source of data is Corps Philosophy short story Copy Everlasting Masterpiece Goddess. The Short story consist of 18 short story. this Research phase is conducted with the following step: ( 1) reading short story corps of Filofofi Copy Everlasting Goddess masterpiece; ( 2) book study to look for reference, reference or guidance related to need of research; ( 3) collecting data ( 4) grouping data; ( 5) [doing/conducting] pengabsahan of data ( 6) analysing data; ( 7) concluding research; and ( 8) writing research report.from result of this research is found by nine Ianguage style type of retoris. Type Style Ianguage of retoris the that is alliteration, assonance, anastrof, asindenton, ellipsis, tautology, question of retoris, hyperbola, and paradox. Ianguage style of retoris dominant in Philosophy short story corps Copy Everlasting Goddess masterpiece is hyperbola Ianguage style Keyword: Style Ianguage of Retoris, Corps Short story Philosophy Coffee

PENDAHULUAN Karya sastra merupakan karya yang berisi tentang potret kehidupan manusia. Dalam menyampaikan pemikiran, perasaan, dan pengamatannya, seorang pengarang menggunakan media bahasa. Bahasa yang digunakan oleh seorang pengarang memiliki ciri khas masing-masing. Pada hakikatnya, penggunaan bahasa dalam satu karya sastra berbeda dengan penggunan bahasa dalam sehari-hari. Penggunaan bahasa dalam karya sastra pada prinsipnya seorang pengarang tidak memperhatikan siapa yang menjadi lawan bicaranya (pembacanya). Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen atau cerita pendek memiliki satu permasalahan yang disampaikan pengarang. Akan tetapi seorang cerpenis tetap berupaya untuk mempengaruhi pikiran pembaca melalui bahasa yang digunakannya. Meskipun cerpen memiliki kisah yang relatif singkat, namun di dalam cerpen juga syarat dengan pesan. Pesan yang ingin disampaikan cerpenis tersampaikan kepada pembaca melalui bahasa yang digunakan. Gaya bahasa yang digunakan akan membedakan antara cerpenis yang satu dengan cerpenis lainnya. Ada cerpenis yang senang menyampaikan ceritanya dengan menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Ada pula cerpenis yang senang menggunakan bahasa kiasan untuk menyampaikan maksud dan tujuan ceritanya. Cerpen yang diciptakan cerpenis kadang juga dimuat dalam kumpulan cerpen. Satu di antara kumpulan cerpen yang ada adalah kumpulan cerpen Filosofi Kopi kumpulan cerita dan prosa satu dekade, dari tahun 1995 hingga 2005 karya Dewi Lestari. Kumpulan cerpen ini terdiri dari delapan belas cerpen karya Dewi Lestari, yaitu Filosofi Kopi (1996), Mencari Herman (2004), Surat Yang Tak Pernah Sampai (2001), Salju Gurun (1998), Kunci Hati (1998), Selagi Kau Lelap (2000), Sikat Gigi (1999), Jembatan Zaman (1998), Kuda Liar (1998), Sepotong Kue Kuning (1999), Diam(2000), Cuaca (1998), Lara Lana (2005), Lilin Merah (1998), Spasi (1998), Cetak Biru (1998), Budha Bar (2005), dan Rico de Coro (1995). Pada penelitian ini peneliti ingin melihat gaya bahasa retoris. Hal tersebut karena gaya bahasa retoris semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Efek tersebut akan menimbulkan efek keindahan, disinilah peneliti ingin mentelaah lebih jauh tentang Filosofi Kopi karya Dewi Lestari. Kumpulan cerpen ini diciptakan oleh Dewi Lestari yang akrab dipanggil Dee. Cerpen-cerpen yang dimuat dalam buku ini merupakan karya Dewi Lestari dalam kurun waktu 10 tahun karyanya. Kumpulan cerpen ini menyuguhkan cerita dengan bahasa yang sederhana. Di dalam rangkaian cerpen ini dapat dilihat seperti apa gaya bahasa yang digunakan Dewi Lestari dalam Karyanya. Dewi Lestari lahir di Bandung pada tanggal 20 Januari 1976. Dewi Lestari dikenal melalui novel serialnya Supernova. Dewi Lestari merupakan pengarang yang peka terhadap ritme kalimat. Kalimat berhenti atau terus menurut Dewi Lestari tidak hanya berdasarkan isi selesai atau belum, tetapi berhenti atau terus pada momen yang tepat. Penelitian ini penting dilakukan karena kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari merupakan kumpulan cerpen yang dibuat Dewi Lestari dalam kurun waktu sepuluh tahun. Filosofi Kopi ini mampu menyiratkan kata-kata indah dengan syarat makna yang ketika direnungkan semua akan menjadi pelajaran hidup seperti halnya Filosofi Kopi. Cerita Filosofi Kopi memiliki makna bahwasanya seorang manusia yang terlalu haus akan pengakuan dan ambisi suatu saat akan tersadarkan bahwa apa yang dicapai tidaklah membahagiakan, buku ini juga dianugerahkan sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh Majalah Tempo. Hasil penelitian ini akan dapat di implikasikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk kelas IX Semester I Sekolah Menengah Pertama, dengan Standar Kompetensi Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen) dengan Kompetensi dasar Menemukan tema, latar, tokoh, alur, amanat dan gaya bahasa pada cerpen. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan meneliti penggunaan Gaya Bahasa Retoris dalam Kumpulan Cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kuatitatif adalah suatu penelitian yang mengutamakan proses atau kualitas dari apa yang diteliti. Menurut Moleong (2010:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk mengemukakan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Semi (1993:23) metode penelitian deskriptif adalah data yang diperoleh tanpa mengartikannya dengan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka penelitian ini mendeskripsikan gaya bahasa retoris dalam kumpulan cerpen Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sembilan jenis gaya bahsaa retoris pada kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari. Dari sembilan jenis gaya bahasa retoris tersebut diantaranya terdapat lima puluh sembilan kutipan yang memiliki gaya bahasa retoris yaitu, aliterasi enem kutipan, asonansi delapan kutipan, anastrof lima kutipan, asindenton enem kutipan, ellipsis empat kutipan, tautologi satu kutipan, pertanyaan retoris atau erotesis emapat kutipan, hiperbola dua puluh empat kutipan, dan Paradoks satu kutipan. Berikut ini akan dijabarkan satu per satu. 1. Aliterasi Pengarang menggunakan gaya bahasa aliterasi bermaksud untuk memberikan keindahan dan penekanan terhadap kata-kata yang dimaksud, sehingga pengarang tertarik untuk membaca cerpen. Gaya bahasa aliterasi terdapat dalam cerpen, yaitu (1) Filosofi Kopi sebanyak 1 kutipan, (2) Mencari Herman sebanyak 1 kutipan, (3) Selagi Kau Lelap sesbanyak 2 kutipan, (4), Lilin Merah sebanyak 1 kutipan, (5) Budha Bar sebanyak 1 kutipan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Pada cerpen Filosofi Kopi terdapat satu kutipan gaya bahasa aliterasi, yaitu. Ada yang bilang bikin seger, bikin tentram, bikin sabar, bikin tenang, bikin kangen. (FK, 22:1996). Gaya bahasa aliterasi pada kutipan di atas ditandai dengan adanya perulangan bunyi konsonan [b]. Fungsi gaya bahasa aliterasi di atas adalah mempuitiskan. Fungsi gaya bahasa mempuitiskan adalah untuk mengindahkan pernyataan yang terdapat di dalam gaya bahasa. Keindahan itu diciptakan pengarang dengan cara manipulasi kata-kata sehingga pembaca menjadi tertarik membaca cerpen. Pembaca juga dapat merasakan keromantisan pengarang sehingga pembaca terhanyut dengan permainan kata-kata yang digunakanya. Pembaca juga bisa merasakan perasaan yang dirasakan tokoh yang sedang merasakan perasaan yang sangat menyenangkan baginya. Selain itu pengarang ingin menyampaikan pada pembaca bahwa kopi yang disebutkan di sana memanglah kopi yang paling enak di dunia 2. Asonansi Gaya bahasa asonansi adalah yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama. Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk memperoleh efek penekanan atau sekedar keindahan terhadap kata-kata yang dimaksud, sehingga pembaca tertarik untuk membaca cerpen. Gaya bahasa asonansi terdapat pada cerpen, yaitu (1) Mencari Herman sebanyak satu kutipan, (2) Kunci Hati sebanyak satu kutipan, (3) Kuda Liar Sebanyak dua kutipan, (4) Cuaca sebanyak dua kutipan, (5) Spasi sebanyak dua kutipan. adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Pada cerpen mencari herman terdapat satu kutipan gaya bahasa asonansi, yaitu. Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan. (MH, 31:2004). Gaya bahasa asonansi pada kutipan di atas ditandai dengan adanya perulangan bunyi vokal [a]. Fungsi gaya bahasa asonansi di atas adalah mempuitiskan. Fungsi gaya bahasa mempuitiskan adalah untuk mengindahkan pernyataan yang terdapat di dalam gaya bahasa. Keindahan itu diciptakan pengarang dengan cara manipulasi kata-kata, sehingga pembaca menjadi tertarik membaca cerpen. Pembaca juga dapat merasakan keromantisan pengarang sehingga

pembaca terhanyut dengan permainan kata-kata yang digunakannya. Pembaca juga bisa merasakan perasaan yang dirasakan tokoh yang sedang merasakan kegelisahan antara dua pilihan sehingga pengarang pembaca mengetahui bahwa memiliki satu pilihan adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan 3. Anastrof Anastrof adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat. Gaya bahasa anastrof terdapat dalam cerpen, yaitu (1) Filosofi Kopi sebanyak empat kutipan, (2) Mencari Herman sebanyak satu kutipan. Adapaun rinciannya adalah sebagai berikut. Pada cerpen Filosofi Kopi terdapat empat kutipan gaya bahasa anastrof sebagai berikut: Malam itu ben mengungkapkanya padaku, saat kami menghirup kopi panas pertama kami, larut malam di kursi bar. (FK,1996:8). Pada kutipan di atas terdapat gaya bahasa anastrof, peneliti beralasan karena susunan kalimat malam itu, Ben mengungkapkannya padaku, dapat dibalikkan menjadi Ben menggungkapkannya padaku malam itu. Namun, untuk menekankan pada gaya kalimatnya pengarang menggunakan gaya anastrof. Selain itu, pada kutipan tersebut pengarang ingin pembaca memahami bahwa tokoh Ben mengungkapkan perasaannya yang gundah pada sahabatnya. Oleh karena itu, pengarang mengungkapkan suasana malam pada cerita Filosofi Kopi. 4. Asindenton Asindenton suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk itu biasanya dipisahkan saja dengan tanda koma. Gaya bahasa asindenton terdapat dalam cerpen, yaitu (1) Filosofi Kopi sebanyak dua kutipan, (2) Surat Yang Tak Pernah Sampai sebanyak satu kutipan, (3) Selagi Kau Lelap sebanyak satu kutipa, (4) Diam sebanyak satu kutipan, (5) Rico De Coro sebanyak satu kutipan. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut. Pada cerpen Filosofi Kopi terdapat dua kutipan gaya bahasa asindenton. Tapi, orang-orang yang ke mari biasanya tetap saja mau bayar, Ada yang kasih 150, perak, 100, 200 ya, berapa sajalah. (FK, 1996:21). Pengarang menggunakan gaya bahasa asindenton dengan maksud gagasan yang disampaikan itu mempunyai derajat yang sama. Pada kutipan di atas semua tidak dihubungkan dengan kata sambung karena memiliki derajat yang sama. Pada kutipan tersebut pengarang menyatakan bahwa banyak uang yang telah mereka hasilkan dari usaha kopi yang mereka dirikan. Di bagian akhir kalimat tokoh ingin menyampaikan bahwa penghasilkan yang mereka terima bisa lebih dari 200 perak. 5. Elipsis Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku. Gaya bahasa elipsis terdapat dalam cerpen, yaitu: (1) Filisofi Kopi sebanyak dua kutipan, (2) Surat yang Tak Pernah Sampai sebanyak satu kutipan, (3) Salju Gurun sebanyak satu kutipan. adapun rinciannya adalah sebagai berikut. Pada cerpen Filosofi Kopi terdapat dua kutipan gaya bahasa elipsis yaitu. Ben Cuma membisu. Hanya matanya diliputi misteri. Perlahan, aku ikut menenggak, dan (fk, 1996:21). Pada kutipan di atas pengarang menggunakan gaya bahasa elipsis bermaksud untuk menghilangkan suatu unsur kalimat, namun pembaca sudah dapat menyambung atau menafsirkan kalimat tersebut. Pada kalimat di atas diakhiri dengan kata dan yang berarti si dia merasakan sesuatu setelah meminumkan kopi itu, namun perasaan itu tidak disampaikan dalam bentuk kalimat. Pengarang mengisaratkan bahwa bagian yang dihilangkan pada kalimat tersebut bermaksud untuk menyatakan bahwa ada perasaan lain yang dirasakan oleh tokoh setelah meminum kopi 6. Hiperbola Pengarang menggunakan gaya bahasa hiperbola bermaksud melebih-lebihkan suatu hal. Gaya bahasa hiperbola terdapat dalam cerpen, yaitu (1) Filosofi kopi sebanyak tujuh kutipan, (2) Mencari Herman sebanyak satu kutipan, (3) Surat yang Tak Pernah Sampai sebanyak satu

kutipan, (4) Selagi Kau Lelap sebanyak empat kutipan, (5) Sikat Gigi sebanyak tiga kutipan, (6) Sepotong Kue Kuning sebanyak satu kutipan, (7) Diam sebanyak dua kutipan, (8) Lara Lana sebanyak tiga kutipan, (9) Spasi sebanyak satu kutipan, (10) Rico de Coro sebanyak satu kutipan. adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Pada cerpen Filosofi Kopi terdapat enam kutipan gaya bahasa hiperbola adalah sebagai berikut: Sementara di pusat orbit sana, ben mengoceh tanpa henti, kedua tangannya menari besrsama mesin, deretan kaleng besar, kocokan cangkir,cangkir, dan segala macam perkakas di meja panjang itu. (FK, 1996:3). Fungsi gaya bahasa hiperbola di atas adalah menghaluskan sebuah gaya bahasa. Sebuah gaya bahasa dikatakan memiliki fungsi menghaluskan jika gaya bahasa tersebut mampu menghaluskan ungkapan yang terdapat di dalam pernyataan tersebut. Sehingga arti gaya bahasa tersebut walaupun agak kasar, namun tidak menyinggung perasaan seseorang. Pada kutipan di atas pengarang melebih-lebihkan sesuatu keadaan dari keadaan yang sebenarnya. Pada kutipan tersebut sebenarnya secara sederhanya pengarang menyampaikan bahwa tokoh Ben berdiri di suatu tempat pembuatan kopi. Namun, untuk melebih-lebihkan keadaan dengan menyatakan bahwa kedua tangan Ben menari bersama mesin. 7. Erotesis atau pertanyaan retoris Pengarang menggunakan gaya bahasa erotesis bermaksud menyampaikan gagasan dalam bentuk pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban. Gaya bahasa erotesis terdapat dalam cerpen, yaitu (1) Lara Lana sebanyak satu kutipan, (2) Spasi sebanyak dua kutipan, (3) jembetan Zaman sebanyak satu kutipan. adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Pada cerpen Lara Lana terdapat satu kutipan gaya bahasa erotesis yaitu. Ruang tunggu selalu memancing dilemma dalam hatinya, tapi tidak pernah seperti ini. Lana betul-betul bergerak untuk menelepo.mungkin karena Lana sudah tak yakin kapan akan kembali, akankah dirinya kembali?.(ll, 2005:87). Fungsi gaya bahasa erotesis di atas adalah menegaskan. Fungsi gaya bahasa menegaskan adalah menguatkan pernyataan yang terdapat di dalam gaya bahasa. Pada kutipan di atas pengarang mengajak pembaca untuk memahami apa yang dimaksud tokoh dalam dialog tersebut. Pada kutipan tersebut pengarang tidak mengharapkan jawaban dari pembaca. Pengarang menggunakan gaya bahasa erotesis ini bermaksud menyampaikan gagasan dalam bentuk pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban. Pengarang mengajak pembaca untuk bertanya akankah dirinya kembali tanpa mengharapkan jawaban secara langsung. 8. Paradoks Pengarang menggunakan gaya bahasa paradoks bermaksud menentang kenyataan dengan fakta-fakta yang ada. Gaya bahasa paradoks terdapat dalam cerpen Lara Lana. Pada cerpen Lara Lana terdapat satu kutipan Gaya bahasa paradoks, yaitu. Bagaimana mungkin lingkungan serba kekurangan, kolot, konservatif, ortodoks, kampungan, dan segala ajektif yang menandakan sindrom klaustrofobik sosial, mampu menghadirkan dia yang sebegitu canggih dan gila. (ll,2005:91). Pada kutipan di atas pengarang menggunakan gaya bahasa paradoks bermaksud menentang kenyataan dengan fakta-fakta. Pernyataan pertentangan tersebut dapat dilihat pada terlahir orang yang sangat canggih dari sebuah lingkungan yang serba kekurangan, kolot, konservatif, ortodoks, kampungan, dan segala ajektif yang menandakan sindrom klaustrofobik sosial. Pada logikanya lingkungan yang buruk tersebut tidak mungkin menghadirkan sosok orang yang canggih. 9. Tautologi Gaya bahasa tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan suatu pikiran atau gagasan. terdapat dalam cerpen, yaitu Selagi Kau Lelap. Pada cerpen Selagi Kau Lelap terdapat 1 kutipan gaya bahasa tautologi Sekarang pukul 01.30 pagi di tempatmu. (SKl, 2000:51). Pengarang menggunakan gaya bahasa tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya. Pada kutipan di atas pengarang mengatakan Sekarang pukul 01.30 pagi di tempatmu. Padahal dengan menyampaikan Sekarang

pukul 01.30 di tempatmu sudah dipahami pembaca. Namun, pengarang ingin menekankan kembali bahwa 01.30 itu pagi. PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian pada kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari yang berhubungan dengan gaya bahasa retoris. Pembahasan dilakukan dengan cara menghubungkan temuan penelitian dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. jenis gaya bahasa retoris pada penelitian ini yaitu: aliterasi, asonansi, anastrof, asindenton, ellipsis, tautologi, pertanyaan retoris, hiperbola, dan, paradoks. Berikut ini akan dibahas yaitu: 1. Aliterasi Menurut Keraf (2009: 130) gaya bahasa aliterasi merupakan gaya bahasa yang melakukan perulangan pada konsonan yang sama. Gaya bahasa ini biasanya digunakan di dalam puisi. Namun, ada kalanya gaya bahasa ini juga digunakan di dalam prosa. Sesuai dengan teori pada penelitian ini juga ditemukan beberapa gaya bahasa aliterasi. Pada prinsipnya sama dengan teori, bunyi konsonan yang sama diulang beberapakali untuk menghasilkan sebuah keindahan bunyi atau sekadar memberi penekanan pada bagian yang penting. 2. Asonansi Menurut Keraf (2009:130) asonansi merupakan gaya bahasa yang melakukan perulangan pada bunyi vokal. Biasanya gaya bahasa ini terdapat pada puisi atau prosa untuk memberi kesan keindahan maupun memberikan penegasan. Sesuai dengan teori. Pada penelitian ini juga ditemukan gaya bahasa asonansi. Pada kutipannya pengarang berupaya memberikan gaya bahasa asonansi untuk memperindah dan mempertegas pemikirannya. 3. Anastrof Menurut Keraf (2009:130) merupakan gaya bahasa yang melakukan pembalikan susunan kata dari susunan biasanya untuk memberikan kesan mupun penekanan. Sesuai dengan teori, pengarang menggunakan gaya bahasa anastrof untuk memberikan penekanan pada cerita yang disampaikannya. Tidak jarang pengarang menggunakan gaya bahasa ini untuk memberikan kesan menarik ataupun unik pada karyannya. 4. Asindenton Menurut Keraf (2009:131) gaya bahasa asidenton merupakan gaya bahasa yang bersifat padat yang beberapa frasa sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Sesuai dengan teori, pada kumpulan cerpen ini memang ditemukan beberapa gaya bahasa Asidenton. Pengarang kadang tidak membubuhkan kata sambung pada rentetan frasa maupun klausa sederajat untuk memberikan penegasan maupun memberikan unsur keindahan pada karyanya. 5. Elipsis Menurut Keraf (2009:132) elipsis merupakan gaya bahasa yang menghilangkan suatu unsur kalimat untuk ditafsirkan pembaca. Pada kumpulan cerpen ini juga terdapat gaya bahasa elipsis. Pengarang kadang menggunakan gaya bahasa elipsis dan untuk makna dari bagian yang dihilangkannya pengarang menyerahkan pada penafsiran pembaca. oleh tokoh setelah meminum kopi. 6. Hiperbola Menurut Keraf (2009:135) hiperbola merupakan gaya bahasa yang menggunakan bahasa yang berlebihan. Sesuai dengan teori, pada kumpulan cerpen ini peneliti juga menemukan bahasa pengarang yang cenderung berlebi-lebihan. Misalnya saja cara pengarang mengungkapkan orang marah dengan menyatakan wajahnya meletup-letup dan sebagainya. Penggunaan gaya bahasa hiperbola ini ditujukan pengarang untuk memberikan kesan indah dan unik pada karyanya. Sehingga pengarang dapat memahami maksud yang disampaikannya. 7. Erotesis atau pertanyaan retoris Menurut Keraf (2009:134) erotesis merupakan gaya bahasa yang berupa pertanyaan namun tidak membutuhkan jawaban. Sesuai dengan teori, pada kumpulan cerpen ini pengarang juga menyampaikan beberapa pertanyaan dan pertanyaan itu tidak perlu dijawab oleh pembaca. Pertanyaan ini hanya dihadirkan untuk memberikan unsur keindahan pada karyanya..

8. Paradoks Menurut Keraf (2009:136) paradoks merupakan gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan fakta-fakta yang ada. Pada kumpulan cerpen ini pengarang juga menggunakan gaya bahasa paradog dalam beberapa cerpen pengarang menciptakan sebuah kalimat yang bertentangan dengan fakta-fakta yang ada. Gaya bahasa ini juga digunakan pengarang untuk melihat kejelian pembaca dalam menganalisa karyanya. 9. Tautologi Menurut Keraf (2009:133-134) tautologi merupakan gaya bahasa yang mengulang kembali gagasan yang sudah ada sebelumnya. Sesuai dengan teori gaya bahasa taitologi juga terdapat pada kumpulan cerpen ini. Gaya bahasa ini ditujukan untuk mempertegas suatu hal atau keadaan yang disampaikan oleh pengarang. Pengarang menggunakan gaya bahasa tautologi karena kata berlebihan itu sebenarnya mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya A. Penutup Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Jenis gaya bahasa retoris ada dua puluh satu jenis. Dari hasil penelitian ditemukan sembilan jenis gaya bahsa retoris pada kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari. Sembilan jenis gaya bahasa retoris tersebut yaitut: aliterasi, asonansi, anastrof, asindenton, ellipsis, tautologi, pertanyaan retoris, hiperbola, dan, paradoks. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa retoris yang dominan dalam kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari adalah gaya bahasa hiperbola dengan jumlah dua puluh empat kutipan dari lima puluh Sembilan kutipan yang ditemukan. Gaya bahasa hiperbola adalah yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan suatu hal. Fungsi gaya bahasa hiperbola tersebut adalah untuk memberikan kesan yang mendalam dan menarik perhatian dari pembaca. B. Saran Setelah menganalisis gaya bahasa retoris dalam kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari, maka ada beberapa saran yang ingin di sampaikan peneliti. Pertama, pembaca dapat memberikan penilaian terhadap karya sastra dengan persepsi masing-masing. Kedua, bagi penikmat sastra, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang sastra. Ketiga, bagi peneliti berikutnya, diharapkan kumpulan cerpen Filosofi Kopi karya Dewi Lestari dapat diteliti dengan bidang kajian yang berbeda sehingga akan diperoleh hasil yang bervariasi dan dapat memperkaya khasanah sastra Indonesia. KEPUSTAKAAN Alnofrita, Mira. 2003. Analisis stilistika Novel Larung karya Ayu Utami. Skripsi. Padang FBSS Universitas Negeri Padang. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: UNP Press. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.