PEMAHAMAN GURU BIOLOGI TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA NEGERI KABUPATEN KUANSING TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN GURU BIOLOGI TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA NEGERI KABUPATEN KUANSING TAHUN 2013

Fitria Ruswinda Sari 1), Evi Suryawati 2), Yustini Yusuf 2) ABSTRACT

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2015

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Wan Syafi i, Evi Suryawati dan Ardiyas Robi Saputra Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

commit to user BAB I PENDAHULUAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Yustini Yusuf, Raja Hussien Arief dan Fitria Ruswinda Sari Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

A ABSTRAK

Yustini Yusuf, Yustina dan Enik Suryati Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

KETERAMPILAN CALON GURU BIOLOGI MERANCANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BIOLOGY TEACHER CANDICATE SKILLS IN DESIGN LEARNING CURRICULUM 2013

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

APLIKASI PAKEM MODEL KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I AMBARAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

ANALISIS KESIAPAN GURU BIDANG STUDI DALAM MENGAJARKAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 6 KECAMATAN MEDAN KOTA Oleh: Andika Dewi Putri Kamarlin Pinem

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

STUDI BUKU PEGANGAN DALAM KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA DI KECAMATAN BARUS

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Wan Syafi i, Mariani Natalina dan Wilda Farida Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

STUDI DESKRIPTIF KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SENI BUDAYA DI SMAN 3 KOTA PARIAMAN. Dedi Kurnia Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri Padang

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM

PROFIL PEMAHAMAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI TENTANG KURIKULUM 2013 DI KECAMATAN ILIR BARAT 1 KOTA PALEMBANG

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

EFEKTIFITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PROTISTA KELAS X DI SMA NEGERI 3 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

TINGKAT PEMAHAMAN GURU KIMIA SMA NEGERI KOTA MATARAM TERHADAP KBK/KTSP DAN PENERAPANNYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, di mulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PELAKSANAAN TUGAS GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

Rosmaini S, Nursal, Resi Noprianti Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SOLOK

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Widya Miftahul Sholeha, Umi Chotimah, Kurnisar Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Transkripsi:

PEMAHAMAN GURU BIOLOGI TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SMA NEGERI KABUPATEN KUANSING TAHUN 2013 Darmawati, Wan Syafi I dan R. Asri Febri Siska Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293 ABSTRACT The research has been to know understanding of the biology teachers to the unit level education curriculum (KTSP) at SMAN in Kuansing regency 2013 year. This typenof research is a descriptive study. The sample was biology teachers SMAN in Kuansing regencies, with indicators the concept of unit level education curriculum (KTSP), development program, implementation of learning, and evaluation of learning. Data collection technique using written tests total of 30 question. From the research results obtained percentage understanding teachers can be seen from the indicators concept KTSP is 60,2% (quite category). The development program is 67,7% (quite category). The implementation of learning is 75,6% (good category). And the evaluation of learning is 65,8% (quite category). From the research results can be concluded that understanding of the biology teachers to the unit level education curriculum (KTSP) at SMAN in Kuansing regencies 2013 year is 67,3% (quite category). Keywords: Understanding, Biology teachers, KTSP PENDAHULUAN Kurikulum yang dibutuhkan pada saat ini dan masa yang akan datang adalah kurikulum yang dikembangkan untuk memberikan keterampilan, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan peserta didik (Widiana, 2007). Pendidikan di Indonesia kini mulai diperhatikan kembali dengan datangnya kurikulum baru bernama kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang selama ini masih dibicarakan tidak diketahui secara pasti apa penyebab kegagalannya (Kurniawan, 2007). Pada tahun 2006/2007 diberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam peraturan mendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan peraturan mendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), di mana sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri tanpa berpedoman pada

Darmawati, Wan Syafi i dan R. Asri Febri Siska- Pemahaman Guru Biologi Terhadap Kurikulum 25 panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Guru merupakan faktor penting yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar, oleh kerena itu guru yang tampil benar-benar kompeten dalaam bidangnya. Guru sebagai tokoh utama pelaksana pembelajaran di sekolah harus memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan tuntutan KTSP. Guru tidak sekedar mengajar dan mendidik para siswa di depan kelas dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan ekstrakurikuler, guru juga diharapkan mampu sebagai fasilitator, inovator, dan konselor pendidikan. Perubahan kurikulum kali ini menekankan pada kompetensi, dimana guru memegang peranan penting terhadap implementasi KTSP karena gurulah yang pada akhirnya akan melaksanakan kurikulum di dalam kelas. Pada dasarnya kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran, selain murid harus aktif dalam kegiatan belajar mengajar guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat dinamis (Riyanafirly, 2006) Kabupaten Kuansing merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang sedang berkembang sehingga mutu pendidikan di daerah ini perlu ditingkatkan lagi untuk menunjang terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah ini, maka KTSP telah diterapkan dihampir setiap sekolah yang ada di Kabupaten Kuansing. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru Biologi di SMA Negeri Kabupaten Kuansing, sampai saat ini belum ada data pasti yang menunjukkan tentang pemahaman guru-guru biologi terhadap konsep pembelajaran KTSP. Dan mereka kurang mengerti atau belum memahami serta tidak mengaplikasikan KTSP dalam proses pembelajaran. Dalam pengembangan program, program tahunan dan program semester yang dipakai masih dalam acuan program tahun lalu dan tidak pernah dirubah. Guru-guru tersebut jarang membuat silabus dan RPP, hanya mengandalkan buku pelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada umumnya mereka cenderung disibukkan dengan tugastugas yang hanya bersifat rutin dan teknis saja, seperti menjelaskan pelajaran, memberikan tugas, tanya jawab atau kegiatan rutin lainnya. Usaha untuk mendesain, mengaplikasikan, dan mengevaluasi serta mengembangkan kurikulum yang lebih inovatif tampaknya kurang diperhatikan. Dalam proses pembelajaran guru terlihat lebih aktif dari pada siswa. Terlepas dari itu semua, hal yang paling penting saat ini adalah sosialisasi dari suatu program baru seperti KTSP tersebut. Karena guru-guru sangat perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman dasar tentang KTSP. Hal yang paling menarik adalah bagaimanakah pemahaman guru-guru terhadap KTSP? Karena pada dasarnya KTSP tidak akan bisa terlaksana dengan maksimal jika kurangnya pemahaman guru terhadap KTSP sehingga tujuan pendidikan nasional tidak bisa tercapai. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pemahaman guru Biologi terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di 13 SMA Negeri yang ada di

26 Jurnal Biogenesis, Vol. 10, Nomor 1, Juli 2013 Kabupaten Kuansing, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari- April 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru biologi dari sekolah menengah atas negeri yang ada di Kabupaten Kuansing. Sampel dari penelitian ini adalah guru-guru biologi dari beberapa SMA Negeri sebanyak 23 orang, sampel diambil secara strata bertingkat disetiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kuansing berdasar letak sekolah yang strategis yaitu sekolah yang berada dalam lingkungan kondusif, nyaman tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan lingkungan sekitarnya mendukung proses pembelajaran siswa sebanyak 13 sekolah yang ada di Kabupaten Kuansing. Penelitian ini menggunakan instrument tes pemahaman yang terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda yang berisi tentang upaya yang dilakukan guru biologi untuk memahami KTSP. Tes pemahaman ini diambil dan mengacu pada BSNP. Setiap yang menjawab tes pilihan ganda dengan benar akan diberi skor 3,3. Jadi skor keseluruhan adalah 99,9. Tes pemahaman ini diberikan kepada guru SMA Negeri yang telah melaksanakan KTSP tahun 2013 dengan indikator (Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pengembangan program, Pelaksanaan pembelajaran, Evaluasi pembelajaran). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dengan teknis tes pemahaman yaitu suatu teknik pengumpulan data tentang pemahaman guru terhadap KTSP. Naskah tes pemahaman disebarkan kepada guru-guru biologi selama beberapa hari kebeberapa sekolah negeri disetiap kecamatan di Kabupaten Kuansing. Pada masingmasing sekolah guru-guru biologi dikumpulkan pada saat jam istirahat atau setelah selesainya kegiatan belajar mengajar. Naskah tes disebarkan ke masing-masing guru, guru akan diberi kesempatan menjawab naskah tes selama 1-2 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN konsep kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) guru biologi SMA Kabupaten Kuansing Tahun 2013 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pemahaman Konsep kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) guru biologi SMA kabupaten kuansing tahun 2013 Indikator Sub Indikator Jumlah Persentase Kriteria Skor (%) Konsep Komponen KTSP 41,3 54,3 Kurang kurikulum Ciri-ciri KTSP 39,6 52,2 Kurang tingkat Prinsip pelaksanaan KTSP 51,2 67,4 Cukup satuan Karakteristik KTSP 42,9 56,5 Kurang pendidikan Acuan pengembangan KTSP 39,6 52,2 Kurang Standar isi 49,5 65,2 Cukup Empat pilar pendidikan 56,1 73,9 Baik Rata-rata 45,7 60,2 Cukup Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase pemahaman konsep KTSP guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 adalah sebesar 60,2% dengan kriteria cukup. Kurangnya pemahaman guru terhadap KTSP dalam hal ini terhadap konsep KTSP

Darmawati, Wan Syafi i dan R. Asri Febri Siska- Pemahaman Guru Biologi Terhadap Kurikulum 27 disebabkan kurangnya sosialisasi baik dari kepala sekolah maupun dinas terkait. Angka persentase tersebut dilihat berdasarkan rata-rata nilai dari 7 sub indikator konsep KTSP. Dari Tabel 1, untuk sub indikator komponen KTSP masih tergolong dalam kriteria kurang dengan persentase 54,3%, angka yang belum cukup memuaskan mengingat KTSP merupakan batu loncatan kemajuan pendidikan, bagaimana mungkin KTSP bisa diterapkan sesuai dengan yang diharapkan jika pemahaman guru masih kurang. Berdasarkan Tabel 1, didapatkan jumlah skor tertinggi didapatkan pada sub indikator empat pilar pendidikan dengan jumlah 56,1 atau persentasenya 73,9 % dengan kriteria baik, hal ini menunjukkan bahwa guru sebagai pendidik sudah paham dan mengerti tentang empat pilar dalam pendidikan, yaitu learning to do, learneing to know, learning to be, dan learning to life together. Yusuf (2008) berpendapat, dalam proses pembelajaran guru tidak harus selalu menggunakan metode ceramah dalam mentransfer ilmu, tapi juga harus mampu memberdayakan siswa agar mampu mandiri dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada Tabel 1 pemahaman konsep KTSP guru diatas, terdapat kriteria kurang pada indikator komponen, ciri-ciri, Karakteristik, dan acuan pengembangan KTSP. Walaupun banyak guru-guru yang tamatan pendidikannya S1, faktor tersebut tidaklah sangat berpengaruh. Hal ini disebabkan karena kurang nya pelatihan yang diikuti oleh guru-guru tersebut hal ini terbukti dari data yang diperoleh yaitu sebanyak 9 orang guru yang hanya mengikuti pelatihan atau rata-rata yang diperoleh sebanyak 39,13% dari seluruh guru. Secara keseluruhan mengenai pemahaman konsep KTSP guru Biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing didapat persentase 60,2% dengan kategori cukup. Belum semua sekolah yang melaksanakan KTSP melakukan sosialisasi dengan baik, sehingga sangat dibutuhkan bimbingan teknis yang lebih lagi terhadap penyusunan KTSP. Hal ini sesuai dengan pendapat Widiana (2007) yaang menyatakan, KTSP tidak akan mampu diterapkan jika pemahaman guru terhadap komponen KTSP itu sendiri masih kurang, rendahnya pemahaman guru terhadap komponen KTSP ini terbukti dari jawaban guru terhadap soal yang telah diberikan. Pemahaman guru yang baik tehadap KTSP merupakan hal yang sangat penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. pengembangan program guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing tahun 2013 disajikan pada Tabel 2.

28 Jurnal Biogenesis, Vol. 10, Nomor 1, Juli 2013 Tabel 2. Pemahaman Pengembangan Program Guru Biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 Indikator Sub indikator Jumlah Persentase Kriteria skor Pengembangan Program tahunan dan 59,4 78,3 Baik program program semester Program pengayaan dan 56,1 73,9 Baik remedial Pengembangan indikator 23,1 30,4 Gagal Pengembangan silabus 69,3 91,3 Baik sekali Pengembangan materi 42,9 56,5 Kurang pokok Pengembangan alokasi 52,8 69,9 Cukup waktu Rencana pelaksanaan 56,1 73,9 Baik pembelajaran Rata-rata 36,7 67,7 Cukup Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman pengembangan program oleh guru biologi SMA negeri kabupaten kuansing adalah sebesar 67,7 % dengan kriteria cukup. Angka persentase tersebut menunjukkan bahwa pemahaman guru biologi kabupaten kuansing terhadap pengembangan program belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran, sebelum memulainya guru harus mempersiapkan bahan-bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Guru perlu menyiapkan diri untuk pelaksanaannya. Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Kunandar (2007) mengungkapkan untuk menjadi pedoman bagi pengembangan program-program lainnya seperti program semester, dimana isi dari program tahunan dan program semester adalah daftar KD, jumlah jam pelajaran, pokok bahasan yang akan disampaikan serta alokasi waktu yang direncanakan. Angka persentase diatas menunjukan bahwa pemahaman guru biologi dalam pengembangan program tahunan dan program semester sudah memenuhi kriteria yang diharapkan, berarti guru telah mempersiapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga pelaksanaannya baik. Selain itu guru juga telah memahami dengan baik program pengayaan dan remedial, sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan memberikan program tersebut. Tetapi dari Tabel 2 juga menunjukkan guru belum mampu merumuskan indikator-indikator dan pengembangan materi pokok, hal ini disebabkan karena guru sering mengalami kesulitan dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kendala yang paling banyak dihadapi menurut Muhaimin (2008), adalah faktor sarana dan prasarana sekolah yang belum mendukung guru dalam proses pembelajaran. Kemudian guru-guru di SMA Negeri Kuansing sudah cukup baik dalam mengembangkan silabus, pengembangan alokasi waktu,

Darmawati, Wan Syafi i dan R. Asri Febri Siska- Pemahaman Guru Biologi Terhadap Kurikulum 29 indikator rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), didapatkan hasil yang baik, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan guru sudah memenuhi kriteria yang diharapkan dan guru tidak mengalami hambatan dalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dikuasai oleh setiap guru, karena perencanaan pembelajaran yang kurang baik akan berdampak pada hasil belajar yang kurang baik pula. pelaksanaan pembelajaran guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pemahaman Pelaksanaan Pembelajaran Guru Biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013. Indikator Sub indikator Jumlah skor Persentase Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran berbasis life 54,5 71,7 Baik pembelajaran skill Pengembangan kegiatan 66,0 87,0 Baik sekali Kegiatan pembelajaran 62,7 82,6 Baik sekali Pendekatan belajar 46,2 60,9 Cukup Rata-rata 57,4 75,6 Baik Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase pemahaman pelaksanaan pembelajaran guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing tahun 2013 adalah sebesar 75,6 % dengan kategori baik. Artinya dalam pelaksanaan pembelajaran guru sudah baik dan sesuai kriteria dalam pelaksanaannya. Guru sudah mampu dan paham dengan pembelajaran berbasis life skill, guru sudah memahami dengan baik bagaimana pengembangan dalam kegiatan pembelajaran. Guru sudah mampu menentukan metoda, media serta sumber belajar yang tepat dalam kegiatan pembelajarannya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mampu menarik perhatian siswa dengan cara menggunakan metode belajar yang beragam. Berdasarkan angket tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru SMA negeri di Kabupaten Kuansing sudah sangat baik sekali. Kegiatan pembelajaran melalui 3 tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru dituntut untuk kreatif dan terampil dalam menentukan teknik dan strategi pembelajaran yang unik untuk menarik minat dan perhatian peserta didik. Widiana (2007) juga menyebutkan bahwa, ketelitian dalam memilih model, metode dan pendekatan media serta sumber pembelajaran harus sangat diperhatikan agar guru tidak keliru dalam menyelaraskan antara materi dan strategi yang akan digunakan. evaluasi pembelajaran guru biologi SMA Negeri kabupaten kuansing tahun 2013 disajikan pada Tabel 4.

30 Jurnal Biogenesis, Vol. 10, Nomor 1, Juli 2013 Tabel 4. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran Guru Biologi SMA negeri kabupaten kuansing tahun 2013 Indikator Sub indikator Jumlah Persentase Kriteria skor Evaluasi Tujuan dan prinsip penilaian 47,9 63,0 Cukup pembelajaran Ranah yang dinilai 46,2 60,9 Cukup Alat dan prosedur penelitian 46,2 60,9 Cukup Jenis dan bentuk tagihan 69,3 91,3 Baik sekali Pemanfaatan hasil belajar 59,4 78,3 Baik Rata-rata 53,8 65,8 Cukup Dari Tabel 4 dapat diketahui tingkat pemahaman evaluasi pembelajaran guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing 2013 adalah sebesar 65,8 % dengan kriteria cukup, artinya guru-guru biologi SMA Negeri di Kabupaten Kuansing sudah cukup memahami tentang evaluasi pembelajaran, walaupun masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena guru cukup memahami tujuan dan prinsip penilaian, guru juga masih ragu dan keliru dalam membedakan antara penilaian kognitif, afektif dan psikomotor, guru juga harus mengetahui persyaratan-persyaratan penilaian pembelajaran dengan persyaratannya adalah hasil penilaian dapat dibandingkan, efisien, mudah dan murah serta memiliki bukti yang jelas. Kemudian untuk pemahaman guru SMA Negeri Kabupaten Kuansing dalam menentukan jenis dan bentuk tagihan sangat baik dan telah sesuai dengan yang diharapkan, begitu juga pada pemanfaatan hasil belajar. Pelaporan hasil belajar biologi dalam implementasi KTSP sangat bermanfaat bagi siswa, orang tua dan kepala sekolah, untuk melihat pemahaman manfaat dan hasil belajar guru SMA Negeri di Kabupaten Kuansing. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2007) yang mengemukakan bahwa evaluasi peserta didik harus selalu dilakukan agar proses pembelajaran bisa selalu ditingkatkan. guru biologi terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMA Negeri kabupaten Kuansing tahun 2013 disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pemahaman Guru Biologi Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 Indikator Rata-rata % Kriteria Konsep KTSP 60,2 Cukup Pengembangan Program 67,7 Baik Pelaksanaan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran 75,6 65,8 Baik Cukup Rata-rata Total 67,3 Cukup Dari Tabel 5 dapat diketahui Rata-rata persentase keseluruhan mengenai pemahaman guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 terhadap KTSP adalah sebesar 67,3 % dengan kategori cukup. Walaupun belum sesuai dengan harapan, namun guru sudah cukup memahami tentang kurikulum KTSP. Hal ini perlu ditingkat lagi karena semakin paham guru mengenai KTSP, maka guru akan mampu

Darmawati, Wan Syafi i dan R. Asri Febri Siska- Pemahaman Guru Biologi Terhadap Kurikulum 31 menerapkannya dalam pembelajaran dan prestasi belajar siswa juga semakin baik. Anonimus (2009), mengatakan selain pengembangan dan pelaksanaan kurikulum yang menekankan pada kompetensi, penyempurnaan sistem, pendidikan juga menitik beratkan pada pelaksanaan otonomi pengelolaan pendidikan, kompetensi guru serta pemahaman terhadap kurikulum agar pendidikan di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang diinginkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman guru biologi SMA Negeri Kabupaten Kuansing tahun 2013 terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Dilihat dari indikator konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pemahaman guru biologi adalah sebesar 60,2% dengan kriteria cukup. 2. Pada indikator pengembangan program KTSP didapatkan persentase 67,7% dengan kategori cukup. 3. Pada indikator pelaksanaan pembelajaran pemahaman guru biologi adalah sebesar 75,6% dengan kategori baik 4. Pada indikator evaluasi pembelajaran pemahaman guru biologi adalah sebesar 65,8% dengan kriteria cukup Rata-rata keseluruhan tingkat pemahaman guru biologi terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA Negeri Kabupaten Kuansing Tahun 2013 adalah sebesar 67,3% dengan kriteria cukup. DAFTAR PUSTAKA Alwasih, A, Chaedar. 2007. Tafsir Konstruktif Batas KTSP. http://www.pikiran rakyat.com (17 September 2012) BSNP. 2006. Paduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta BSNP Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMP. Pusat Kurikulum. Jakarta. Balitbang Depdiknas Dewo, S. 2006. Sistem baru. http://www.dewo.wordpress.com. (11 September 2012) Isjoni. 2009. KTSP sebagai pembelajaran Visioner. Bandung. Alfabeta Ismail, Musa. 2006. Sekolah Latah. http//www.google.com. (11 September 2012) Kunandar. 2007. Guru Profesional. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta. PT. Rja Grafindo Persada Kurniawan, Asep. 2007. KTSP Dengan Pendidikan Karater. http://www.google.com. (16 September 2012) Muslich. M. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual. Jakarta. Bumi Aksara Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

32 Jurnal Biogenesis, Vol. 10, Nomor 1, Juli 2013 Muhaimin, H. 2008. Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Riyanafirly. 2006. Arsip Untuk Kategori Kurikulum Pendidikan. http//opini.wordpress.com. (18 September 2012) Sudijono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Pekanbaru. Remaja Grafindo Supriyono. 2007. Empat Dimensi KTSP. Suara Merdeka. http//www.google.com. (18 September 2012) Syahza, A. 2006. Panduan Penjamin Mutu Perkuliahan. Pekanbaru. Cendikia Insani Syarif, M. Mariana. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Mata Pelajaran Biologi. http://www.google.com. (15 September 2012) Widiana. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta. Bumi Aksara Winarsih. 2002. Analisis Kesiapan Guru Biologi SMU Kota Pekanbaru Untuk Melaksanakan KBK. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pekanbaru: Universitas Riau Yusuf, Y., Arief. 2007. Buku Ajar Pengembangan Program Pembelajaran Biologi. Pekanbaru. Cendikia Insani Yusuf, Y., M. Natalina. 2008. Buku Ajar Telaah Kurikulum. Pekanbaru. FKIP Universitas Riau.