I. PENDAHULUAN. dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembenihan pakan alami telah terbukti baik untuk larva.

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

I. PENDAHULUAN. Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus segera ditanggulangi. Eksploitasi secara terus-menerus terhadap bahan

Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Pengkaya Media Pertumbuhan Mikroalga Tetraselmis sp.

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ikan di dalam air. Lemak mengandung asam-asam lemak yang berfungsi sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Organisme ini merupakan

The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta

I. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh

I. PENDAHULUAN. cukup tinggi, contohnya pada pembenihan ikan Kerapu Macan (Epinephelus

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

I. PENDAHULUAN. Mikroalga merupakan jasad renik dengan tingkat organisasi sel yang

I. PENDAHULUAN. digunakan sebagai sumber pakan alami untuk pembenihan larva udang, ikan dan

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam habitat akuatik/perairan maupun terestrial/daratan. Keanekaragaan

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton merupakan mikro alga sehingga dalam dunia pembenihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

BAB 1 PENDAHULUAN. sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Menurut Departemen

TINJAUAN PUSTAKA. fotosintesis (Bold and Wynne, 1985). Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah

I. PENDAHULUAN. Pakan utama bagi larva ikan yaitu pakan alami. Pakan alami, seperti

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

Tingkat Kelangsungan Hidup

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

TINJAUAN PUSTAKA. pembagian tugas yang jelas pada sel sel komponennya. Hal tersebut yang

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan budidaya ikan, pakan dibagi menjadi dua jenis, pakan buatan dan

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

I. PENDAHULUAN. yaitu ± ,42 Km (Dahuri dkk, 2011). Di laut, tumbuh dan berkembang

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Pertumbuhan Scenedesmus sp. yang Dibudidayakan Pada Media Limbah Cair Tapioka

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

TINJAUAN PUSTAKA. antena dorsal dan 2 buah antenna lateral. Pada ujung antenna biasanya terdapat

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

SNTMUT ISBN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Media Kultur. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENDAHULUAN. Untuk mendukung usaha tersebut dibutuhkan Balai Benih Ikan. ikan. Ketika usaha pemeliharaan atau pembesaran berkembang dibutuhkan bibit

MENGHITUNG JUMLAH DAN KANDUNGAN KLOROFIL MIKROALGA Nanochloropsis oculata

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

Kata kunci : biomassa, Nannochloropsis oculata, protein, Walne. iii

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak 4%, dan karbohidrat sebanyak 21% Redjeki dan Asmin (1993) dalam Dauri (2004). Tingginya kandungan protein tersebut menjadikan Tetraselmis sp. sebagai pakan alami yang potensial bagi Artemia, tiram, remis, kerang dan karang (Ronquillo-Jesse et al., 1997) dalam da Costa et al., 2004. Tetraselmis sp. juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan dalam kultur rotifera (Makridis et al, 2006). Tetraselmis sp. memiliki dinding sel yang tipis dan enzim autolisis sehingga mudah dicerna oleh larva ikan dan udang (Pantastico, 1989; Rostini, 2007 dalam Sutomo 2005). Ketersediaan kultur Tetraselmis sp. sebagai pakan hidup bagi biota budidaya dapat diperbanyak menggunakan teknik kultur. Kultur mikroalga membutuhkan optimasi berbagai faktor pendukung hidup untuk memperoleh biomassa yang tinggi. Keberhasilan teknik kultur bergantung pada kesesuaian antara jenis mikroalga yang dibudidayakan dan beberapa faktor lingkungan. Hadiwigeno et al., (1991) dalam Prihantini et al., (2007) menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan produksi biomassa dapat dilakukan dengan

2 memanipulasi faktor lingkungan seperti cahaya, kadar CO 2, suhu, ph, salinitas, dan media kultur. Media kultur merupakan salah satu faktor yang penting untuk pertumbuhan mikroalga. Media kultur mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroalga. Komposisi nutrien yang lengkap dan konsentrasi nutrien yang tepat menentukan produksi biomassa dan kandungan gizi dari mikroalga (Chrismadha dan Nofdianto, 1994) dalam Prihantini et al, (2005). Media yang umum digunakan untuk kultur mikroalga terbagi menjadi dua jenis yaitu media sintetik dan alami (Setyaningsih, 1999) dalam Prihantini et al., (2007). Media sintetik adalah media yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia yang komposisi dan jumlahnya telah ditentukan (Brock dan Madigan, 1991) dalam Prihantini et al., (2007), seperti media Conwy, media EDTA dan NPFe (Safe i, 2007). Menurut Langroudi (2010), menyatakan bahwa media Conwy memiliki unsur yang diperlukan Tetraselmis sp. untuk tumbuh, sehingga media Conwy dapat digunakan sebagai media kultur Tetraselmis sp. Sedangkan media alami merupakan media yang dibuat dari bahan-bahan alami, seperti ekstrak tauge dan air kelapa (Hasanah, 1997; Damayanti 2006) dalam Prihantini et al., (2007). Selain itu, media alami dapat juga diperoleh dari limbah pembuatan produk tertentu, seperti limbah pengolahan produk kacang kedelai, limbah minuman teh (Wong dan Lay, 1980) dalam Prihantini et al., (2007), dan limbah cair tapioka (Agustini dan Susilaningsih, 1997) dalam Prihantini et al., (2007). Adapun limbah lain yang dapat digunakan sebagai media kultur mikroalga Tetraselmis sp. adalah limbah sampah rumah tangga (da Costa et al., 2004), limbah gula tebu (Koening

3 et al., 1988) dalam (da Costa et al., 2004) dan limbah kotoran ayam (Koening et al., 1990) dalam (da Costa et al., 2004). Air kelapa telah digunakan sebagai media pertumbuhan untuk kultur jamur, makroalga, dan mikroalga (Budiharjo, 2003). Hal tersebut dikarenakan banyaknya makro dan mikronutrien yang terkandung di dalamnya. Air kelapa mengandung nutrien seperti C, N, P, K, Fe, Mg, Na, Zn, Cu, Mn, Se, Cl, S, Al, dan B. Vitamin yang terkandung pada air kelapa adalah vitamin C, B 1, B 2, B 3, B 5, B 6 (Vigliar et al., 2006). Pada air kelapa juga terkandung asam amino dan enzim yaitu Asam folat, Catalase, Dehydrogenase, Diastase, Peroxidase, dan RNA polymerase (Jean, 2009). Penelitian Hasanah (1991), menyatakan bahwa air kelapa dapat digunakan sebagai media kultur mikroalga yaitu Chlorella pyrenoidosa. Pada penelitian Ningsih (2008), menunjukkan bahwa media air kelapa dapat meningkatkan kelimpahan Skeletonema costatum. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan air kelapa terhadap pertumbuhan Tetraselmis sp. Kandungan nutrien air kelapa diharapkan dapat menjadi media organik pada kultur mikroalga yang dampaknya dapat meningkatkan kelimpahan Tetraselmis sp. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum media air kelapa pada pertumbuhan Tetraselmis sp.

4 C. Manfaat Manfaat dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bagi mahasiswa dan pembudidaya ikan untuk menggunakan air kelapa sebagai media pertumbuhan Tetraselmis sp. serta bagi pengusaha kelapa kopra untuk dapat memanfaatkan limbah air kelapa. D. Kerangka Pemikiran Mikroalga mempunyai peranan penting dalam usaha pembenihan ikan, udang, dan kerang-kerangan. Menurut Pantastico (1989), pakan hidup memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pakan buatan, karena pakan hidup memiliki enzim autolisis sehingga mudah dicerna oleh larva ikan. Permintaan dunia perikanan terhadap mikroalga cenderung meningkat setiap tahun (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Hal tersebut disebabkan meningkatnya jumlah unit pembenihan dan pembudidaya berbagai jenis mikroalga perairan yang membutuhkan pasokan jumlah pakan alami dalam jumlah besar untuk menunjang kelangsungan dari organisme yang dibudidayakan. Selama ini, air kelapa kurang dimanfaatkan dalam industri kopra atau industri minyak tradisional, selain untuk pembuatan nata de coco. Air kelapa banyak mengandung zat yang bermanfaat seperti makronutrien, vitamin, asam amino, berbagai mineral, dan bahkan hormon pertumbuhan. Komposisi nutrisi air kelapa yang lengkap tersebut merupakan alternatif pengganti media sintetik pada kultur pertumbuhan mikroalga. Sehingga air kelapa diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan mikroalga. Secara umum kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

5 Kultur Tetraselmis sp. Faktor lingkungan ph, suhu, salinitas, dan intensitas cahaya Media Kultur Alga Diberi pengkaya Tidak diberi pengkaya Air kelapa (makro dan mikro nutrien, vitamin, asam amino, enzim dll) sebagai pengkaya media air laut Pertumbuhan Tetraselmis sp. Gambar 1. Kerangka pikir E. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Uji ANOVA H 0 : τi = 0 : Penggunaan media air kelapa sebagai pengkaya pada media air laut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan Tetrasemis sp. pada selang kepercayaan 95%.

6 H1 : τi 0 : Penggunaan media air kelapa sebagai pengkaya pada media air laut berpengaruh terhadap pertumbuhan Tetrasemis sp. pada selang kepercayaan 95%. 2. Uji BNT H 0 : τi = τj = 0 : Tidak ada pengaruh perbedaan antara perlakuan penggunaan air i = j kelapa pada media air laut terhadap pertumbuhan Tetraselmis sp. pada selang kepercayaan 95%. H 1 : τi τj 0 : Minimal ada sepasang pengaruh perbedaan antara perlakuan i j penggunaan air kelapa pada media air laut terhadap Tetraselmis sp pada selang kepercayaan 95%.

7