Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

dokumen-dokumen yang mirip
Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

ANALISIS KELENGKAPAN KODE KLASIFIKASI DAN KODE MORPHOLOGY PADA DIAGNOSIS CARCINOMA MAMMAE BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

Hanjrah Fatmawati,Rano Indradi Sudra,Nurifa atul M.A APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

ANALISIS KODEFIKASI DIAGNOSIS UTAMA PASIEN RAWAT INAP KASUS CARCINOMA CERVIX UTERI UNSPECIFIED BERDASARKAN ICD-O

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelayanan rujukan medis spesialistik yang mempunyai fungsi utama

LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengodean dilakukan oleh seorang profesional perekam medis dengan menggunakan standar klasifikasi

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

Siti Nurul Khasanah, Rano Indradi Sudra, Nurifa tul AM APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

Lembar Pertanyaan. 1. Bagaimana struktur organisasi di Rumah Sakit Atma Jaya? Kasus Kebidanan Bayi Bru Lahir dengan Gangguan?

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penduduk sebesar 1,49 persen yang siap dilayani oleh 2000 rumah sakit dan

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

PENGARUH PENULISAN DIANOSIS DAN PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG TERMINOLOGI MEDIS TERHADAP KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS

DAFTAR PUSTAKA. Azwar A Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara

KELENGKAPAN INFORMASI PENUNJANG DALAM PENENTUAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS CARCINOMA ENDOMETRIUM PASIEN RAWAT INAP DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL 4A) DI RSUD KOTA SURAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

TINJAUAN AKURASI KODE DIAGNOSA UTAMA MENURUT ICD-10 PADA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI BKPM WILAYAH SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PADA KASUS NEOPLASMA DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG TAHUN 2015 PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL A.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

HUBUNGAN PENGETAHUAN CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

Kata Kunci : Pengodean, Rekam Medis, JKN, Kejelasan dan Kelengkapan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM JATI HUSADA KARANGANYAR TAHUN 2017

Susanti, Sri Sugiarsi, Harjanti APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

resume di setiap ruangan pengisian lembar resume medis. Dan sebaiknya kepala pelayanan medis melakukan sosialisasi tentang

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2012). 5M Dalam Manajemen [internet]. [diakses tanggal 12 April 2014]

Jurnal Riset Kesehatan KEAKURATAN PENENTUAN KODE UNDERLYING CAUSE OF DEATH BERDASARKAN MEDICAL MORTALITY DATA SYSTEM DI RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2016

Transkripsi:

ANALISIS KELENGKAPAN KODE TOPOGRAPHY DAN KODE MORPHOLOGY PADA DIAGNOSIS CARCINOMA CERVIX BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD Dr. MOEWARDI TRIWULAN IV TAHUN 2012 Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam melakukan kodefikasi diagnosis Carcinoma Cervix ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu topografi, histology (morphology), dan sifat-sifat neoplasm.berdasarkan survey pendahuluan di RSUD Dr. Moewardi, masih ditemukan ketidaklengkapan kode diagnosis Carcinoma Cervix.Dalam pemberian kode diagnosis Carcinoma Cervix petugas coding belum mencantukan kode morphology yang menunjukkan sifat dari neoplasm.tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelengkapan kode topography dan kode morphology pada diagnosis carcinoma cervix berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi triwulan IV tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan restrospektif.populasi penelitian adalah 93 dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis Carcinoma Cervix tahun 2012.Besar sampel sejumlah 33 dokumen rekam medis pada kasus baru yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah dikumpulkan dan diolah menjadi kelengkapan dan ketidaklengkapan kode diagnosis carcinoma cervixhasil dari proses kodefikasi ICD-10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan kodefikasi diagnosis Carcinoma Cervix menggunakan ICD-10 edisi revisi tahun 2004, kode diagnosis Carcinoma Cervix yang lengkap sebesar 14 kode (42,42%) sedangkan kode diagnosis Carcinoma Cervix yang tidak lengkap sebesar 19 kode (57,58%). Berdasarkan 19 kode yang tidak lengkap dikarenakan petugas coding belum tepat dalam mengkode kode morphology danbelum mencantumkan kode morphology.ketidaklengkapan kode diagnosis Carcinoma Cervix disebabkan tidak adanya lembar pemeriksaan PA dan ketidaktelitian coder untuk melihat hasil PAnya pada dokumen rekam medis pasien. Kodefikasi diagnosis Carcinoma Cervix sebaiknya menerapkan prosedur pemberian kode berdasarkan ICD-10 sehingga kode yang didapatkan lebih tepat, lengkap dan akurat. Kata kunci : Kelengkapan, Carcinoma Cervix, ICD-10 Kepustakaan : 11 (2003-2011) PENDAHULUAN Berdasarkan Kepmenkes RI No. 377/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan, salah satu kompetensi seorang perekam medis adalah klasifikasi dan kodifikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Dalam menentukan kode diagnosis suatu penyakit, petugas koding mempunyai peranan yang penting dalam menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai dengan International Statistical Classification Of Diseases and Related Health Problem revisi ke 10 (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan manajemen kesehatan. Kanker (malignant neoplasm) secara umum merupakan bentuk pertumbuhan selsel dalam tubuh.khususnya dimulai di bagian organ-organ tertentu yang rentan dan 74Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013, Hal 74-81

yang tidak normal.sedangkan kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (Sukaca, 2009). Dalam penentuan kode diagnosis neoplasm, terdapat 2 kode yaitu kode topography dan kode morphology.kedua kode ini sangat penting, karena kode topography adalah kode yang menunjukkan lokasi neoplasm, sedangkan kode morphology adalah kode yang menunjukkan sifat dari neoplasm tersebut.jadi apabila kode morphology tidak dicantumkan maka tidak dapat mengetahui tingkat keganasan dari neoplasm tersebut. Dalam ICD-10 pada Bab II tentang neoplasm terdapat 7 blok. Dari 7 blok ini khusus untuk blok malignant neoplasm terdapat 4 blok yaitu antara kode C00-C97. Pengalokasian kode carcinoma cervix untuk kode topography pada yaitu dari C53.0, C53.1, C53.8, dan C53.9, sedangkan untuk kode morphology pada yaitu dari M8000 M9989. Penyakit carcinoma cervix menduduki peringkat ke-6 pada daftar 10 besar penyakit rawat inap di RSUD Dr. Moewardi tahun 2012.Jumlah penderita carcinoma cervix mencapai 831.Berdasarkan survey pendahuluandi RSUD Dr. Moewardi,masih ditemukan ketidaklengkapan penulisan kode diagnosis carcinoma cervix pada 7 dokumen rekam medis rawat inap pada kasus baru sebesar 28,57% pada periode waktu 1 s.d 10 September 2012. Dalam pemberian kode diagnosis carcinoma cervix petugas coding 1 hanya mencantumkan kode topographynya saja.padahal, dalam kasus carcinoma, selain kode topography juga terdapat kode morphology yang harus ditambahkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul KTI Analisis Kelengkapan Kode Topography dan Kode Morphology Pada Diagnosis Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi Triwulan IV Tahun 2012 Tujuan umum untuk mengetahui kelengkapan kode topography dan kode morphology pada diagnosis carcinoma cervix berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi triwulan IV tahun 2012 A. Carcinoma Cervix Kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (Sukaca, 2009) B. Diagnosis pada Dokumen Rekam Medis Diagnosis adalah penentuan bentuk gangguan atau masalah yang merupakan hasil kesimpulan dan kumpulan tanda-tanda, gejala-gejala, riwayat sakit, bila perlu disertai pemeriksaan laboratorium dan rontgen sesuai standar medis yang berlaku (WHO, 2004). C. Kode Morphology Satu area yang memerlukan informasi spesifik yang detail mengenai keefektifan dan hasil pengobatan adalah onkologi, yaitu ilmu tentang tumor atau neoplasm. Tujuan dan fungsi kode morfology yaitu memberikan sistem topography untuk Analisis Kelengkapan Kode...(Dwi Setyorini, Sri Sugiars,dk)75

lapangan onkologi yang berisi cukup detail untuk mengkode topography, histology(morfology), dan sifat-sifat neoplasm (Skurka, 2003). METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dr. Moewardi triwulan IV tahun 2012.Pendekatan yang digunakanadalahretrospektif dimana peneliti akan mengumpulkan data-data pasien diagnosis carcinoma cervix yang ada pada triwulan IV tahun 2012.Populasi dari penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien dengan diagnosis utama carcinoma cervixdi RSUD Dr. Moewardi triwulan IV tahun 2012 sebanyak 93dokumen rekam medis. Besar sampel penelitian ini adalah 33 dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis carcinoma cervix kasus baru pada triwulan IV tahun 2012. Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik purposive sampling HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tata Cara Kodefikasi Diagnosis UtamaBerdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi. Di RSUD Dr. Moewardi, diagnosis utama carcinoma cervix ditulis pada formulir ringkasan riwayat masuk dan keluar (RM 1) oleh dokter yang merawat pasien. Tata cara pemberian kode yang dilakukan oleh petugas coding di RSUD Dr. Moewardi belum sesuai dengan pelaksanaan pengkodean adalah sebagai berikut: a. Tata Cara Kodefidikasi Kode Topography pada Diagnosis Utama Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi. 1) Menentukan Lead term (Kata Kunci) dari carcinoma cervix yaitu carcinoma 2) Membuka volume 3 sesuai dengan leadterm yang sudah ditentukan yaitu dengan membuka Carcinoma (M8010/3) see also Neoplasm, malignant Neoplasm, neoplastic cervix (uteri) malignant primary C53 by site 3) Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah istilah yang akan dipilih pada Volume 3 seperti note. 4) Membaca istilah yang terdapat dalam tanda kurung (uteri) sesudah leadterm (kata dalam tanda kurung = modifier tidak akan mempengaruhi kode. 5) Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (crossreferences) dan perintah see dan seealso yang terdapat dalam indeks seperti see also neoplasm. 76Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013, Hal 74-81

b. Tata Cara Kodefidikasi Kode Morphology pada Diagnosis Utama Carcinoma CervixBerdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi. 1) Menentukan Lead term (Kata Kunci) dari carcinoma cervix yaitu carcinoma 2) Membuka volume 3 sesuai dengan leadterm yang sudah ditentukan yaitu Carcinoma (M8010/3) 2. Kelengkapan Kode Topography dan Kode Morphology pada Diagnosis Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD- 10 di RSUD Dr. Moewardi. Kode diagnosis carcinoma cervix dapat diidentifikasikan menjadi kode yang lengkap dan tidak lengkap. Di RSUD Dr. Moewardi diagnosis carcinoma cervix dikode dengan C53.9 untuk semua pasien tanpa melihat beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu seperti spesifikasi bagian yang terkena kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode diagnosis carcinoma cervix yang lengkap sebanyak 14 kode sedangkan kode diagnosis carcinoma cervix yang tidak lengkap dan tidak tepat sebanyak 19 kode. Hal ini menunjukkan bahwa kode yang dihasilkan masih ada beberapa yang tidak lengkap. Kelengkapan kode diagnosis carcinoma cervix di RSUD Dr. Moewardi dari 33 kode yang diteliti pada dokumen rekam medis rawat inap didapatkan persentase kodediagnosis carcinoma cervix yang lengkap dan tidak lengkap terdapat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisis Kelengkapan Kode Diagnosis Carcinoma Cervix No Kelengkapan Kode 1 Kode Lengkap 2 Kode Tidak Lengkap Jum lah Persen tase Keterangan 14 42,42 - % 19 57,58 Tidak % mencantunk an kode morphology dan kode belum tepat Jumlah 33 100% Sumber Data : Data Sekunder RSUD Dr. Moewardi Tahun 2012 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dianalisa hasil kelengkapan kode diagnosis carcinomacervix di RSUD Dr. Moewardiadalah sebagai berikut: a. Persentase Kode Diagnosis Carcinoma Cervix yang Lengkap Dari hasil penelitian kelengkapan kode diagnosis carcinoma cervixpasien rawat inap berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewarditahun 2012 terdapat 14 kode (42,42%) diagnosis carcinoma cervix yang lengkap. Analisis Kelengkapan Kode...(Dwi Setyorini, Sri Sugiars,dk)77

Berikut contoh data hasil pengkodean diagnosis utama yang lengkap dan tepat adalah sebagai berikut: - Mencantumkan kode topography dan kode morphology dan tepat Diagnosis utama : Cervical cancer Diagnosis akhir : Ca Cervix IIIB Data penunjang : Diagnosa PA : Ca sel skuamousa tanpa keratinisasi, lesi luas Diagnosis utama berdasarkan ICD-10 : Cervix uteri, unspecifiedsquamous cell carcinoma, large cell, nonkeratinizing. Kode diagnosis utama : C53.9 M8072/3 Kode diagnosis ICD-10 : C53.9 M8072/3 b. Persentase Kode Diagnosis Carcinoma Cervix yang Tidak Lengkap Dari hasil penelitian kelengkapan kode diagnosis carcinoma cervixpasien rawat inap berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi tahun 2012 terdapat 19 kode (57,58%) diagnosis carcinoma cervix yang tidak lengkap atau tidak sesuai dengan aturan kodefikasi ICD-10 pada formulir ringkasan riwayat masuk dan keluar (RM 1). Berikut contoh data hasil pengodean diagnosis utama yang tidak lengkap adalah sebagai berikut: - Tidak mencantumkan kode morphology Diagnosis utama: Ca cervixiib Diagnosis akhir : Ca cervix IIB + Anemia Data penunjang : Diagnosa PA: Adeno carcinoma cervix uteri berdifferensiasi baik Kode diagnosis utama di RS : C53.9 D63.0* Kode diagnosis ICD-10 : C53.9 D63.0* M8140/3 - Mencantumkan kode topography dan kode morphology namun belum tepat. Diagnosis utama: Ca cervix Diagnosis akhir: Ca Cervix IIIB Data penunjang: Diagnosa PA: Ca sel skuamousa tanpa keratinisasi, lesi luas Diagnosis utama berdasarkan ICD-10: Cervix uteri, unspecifiedsquamous cell carcinoma, large cell, nonkeratinizing. Kode diagnosis utama di RS : C53.9 78Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013, Hal 74-81

Kode diagnosis ICD-10 : C53.9 B. Pembahasan 1. Tata Cara Kodefikasi Diagnosis Carcinoma CervixBerdasarkan ICD- 10 di RSUD Dr. Moewardi. a. Tata Cara Kodefidikasi Kode Topography pada Diagnosis Utama Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi. Tata cara kodefikasi diagnosis carcinoma cervix di RSUD Dr. Moewardi belum sesuai dengan petunjuk penggunaan ICD-10. Coder sudah memperhatikan rujukan silang (cross references) dan perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks untuk mendapatkan kode yang sesuai dengan diagnosis utama pasien rawat inap carcinoma cervix. Coder tidak mencocokan kode pada daftar tabulasi (volume I) untuk mencari nomor kode yang paling tepat, padahal dalam daftar tabulasi terdadap kode carcinoma cervix yang lebih spesifik seperti C53.1, C53.2, C53.8, C53.9. Sehingga kode yang dihasilkan menjadi tidak tepat. b. Tata Cara Kodefidikasi Kode Morphology pada Diagnosis Utama Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD-10 di RSUD Dr. Moewardi. Tata cara kodefikasi kode morphology padadiagnosis carcinoma cervix di RSUD Dr. Moewardi belum sesuai dengan petunjuk penggunaan ICD-10. Coder sudah memperhatikan rujukan silang (cross references) dan perintah see dan see also yang terdapat dalam indeks untuk mendapatkan kode yang sesuai dengan diagnosis utama pasien rawat inap carcinoma cervix. Namun dalam proses pengkodeannya coder kurang memperhatikan catatan yang muncul di bawah istilah yang akan dipilih pada volume 3 seperti note dan sub kategorinya, sehingga kode yang dihasilkan kurang tepat. Pengode harus menyeleksi kondisi dan prosedur yang harus dikode dari rekam medis yang tersedia. Pengode bekerja berdasarkan pedoman pernyataan diagnosis dan tindakan dokter, bila ini ada. Di samping itu, pengode juga harus memperhatikan pernyataan terkait gejala, pengobatan serta jenis tindakan medis lain yang mengarah ke pernyataan diagnosis dan prosedur yang kurang lengkap untuk menghasilkan informasi tambahan tentang Analisis Kelengkapan Kode...(Dwi Setyorini, Sri Sugiars,dk)79

diagnosis dan tindakan yang ditulis dokter (Hatta, 2010). Namun pada kenyataannya coder kurang memperhatikan lembarlembar formulir rekam medis pasien sehingga berpengaruh terhadap kelengkapan dan ketepatan kode. Sebagai contoh coder kurang melihat dengan teliti hasil PA untuk menentukan kode morphology yang tepat. 2. Kelengkapan Kode Topography dan Kode Morphology pada Diagnosis Carcinoma Cervix Berdasarkan ICD- 10 di RSUD Dr. Moewardi. Dari hasil penelitian pada dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis carcinomacervix di RSUD Dr. Moewardi tahun 2012 dapat diketahui bahwa persentase kode diagnosis carcinomacervix yang lengkap dan tepat adalah sebanyak 12 kode (42,42%), kode diagnosis carcinoma cervix yang lengkap namun tidak tepat adalah sebanyak 7 kode (21,22%), dan kode diagnosis carcinoma cervix yang tidak lengkap sebanyak 12 kode (36,36%). Angka ini menunjukkan bahwa kode yang dihasilkan belum sepenuhnya lengkap dan tepat. Tujuan dan fungsi kode morphology yaitu memberikan sistem topography untuk lapangan onkologi yang berisi cukup detail untuk mengkode topography, histology (morfology), dan sifat-sifat neoplasm (Skurka, 2003). Tujuan laindicantumkannya kode morphology adalah jika rumah sakit menerapkan register kanker, maka kode morphology sebagai yang terlapor dalam register kanker. Kelengkapan kode yang tidak mencantumkan kode morphologydengan diagnosis Ca cervix IIB + Anemia dan diagnosa PA Adeno carcinoma cervix uteri berdifferensiasi baik dikode C53.9 D63.0*, belum sesuai dengan pengkodean menurut ICD-10. Dimana kode yang seharusnya adalah C53.9 D63.0* M8140/3. Kelengkapan kode yang mencantumkan kode morphology namun belum tepat dengan diagnosis Ca cervix IIIBdan diagnosa PA Ca sel skuamousa tanpa keratinisasi, lesi luas dikode C53.9 M8010/3, belum sesuai dengan pengkodean menurut ICD-10. Dimana kode yang seharusnya adalah C53.9 M8072/3. Pemberian kode diagnosis carcinomacervix di RSUD Dr. Moewardi tidak mencantumkan kode morphology disebabkan karena tidak adanya lembar pemeriksaan PA dan ketidaktelitian coder untuk melihat hasil PAnya pada dokumen rekam medis pasien. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kode yang dihasilkan coder. Hasil pemeriksaan PA merupakan salah satu dokumen 80Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013, Hal 74-81

yang digunakan dokter untuk menegakkan suatu diagnosis penyakit. Selain itu coder juga dapat mengetahui diagnosis penyakit yang lebih jelas dan spesifik sebagai pedoman untuk menentukan kode penyakit, yaitu digunakan untuk melihat klasifikasi atau bagian yang lebih spesifik yang terkena kanker dan dapat diketahui tingkat keganasan dari carcinomacervix tersebut. SIMPULAN 1. Dalam tatacara pengkodean di RSUD Dr. Moewardi belum sesuai dengan aturan pengodean menurut ICD-10. Coder kurang memperhatikan lembar formulir pemeriksaan PA pada dokumen rekam medis pasien dan coder tidak melihat daftar tabulasi (volume 1) untuk mencocokkan kode yang diambil dari daftar indeks (volume 3) sehingga berpengaruh terhadap kelengkapan dan ketepatan kode. 2. Persentase pengkodean pada kasus carcinoma cervix di RSUD Dr. Moewardi sebanyak 14 kode (42,42%) untuk kode lengkap dan persentase kode diagnosis carcinoma cervix yang tidak lengkap sebanyak 19 kode (57,58%) dari 33 dokumen rekam medis rawat inap dengan kasus baru pada triwulan IV tahun 2013. Angka ini menunjukkan bahwa kode yang dihasilkan belum sepenuhnya lengkap. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan & Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.. 2007. SK Menkes RI No. 377/MenKes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Jakarta. Hatta, GR. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI- PRESS). Narbuko, C & Achmadi, HA. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Ed. Rev.Rineka Cipta. Skurka M. A. 2003. Health Information Management. AHA Press. Chicago. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukaca, BE. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks (Leher Rahim). Yogyakarta : Genius Publisher World Health Organization. 2004. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD), 10th. Volume 1, WHO. Geneva.. 2004. International Statistical Analisis Kelengkapan Kode...(Dwi Setyorini, Sri Sugiars,dk)81

Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD), 10th. Volume 2, WHO. Geneva. 82Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.VII.NO.2, OKTOBER 2013, Hal 74-81