BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. psikososial (Nugroho, 2008). Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif korelatif dengan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

KUESIONER UNTUK KADER

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World Health Organitation (WHO) penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar didunia. (Hatta, 2006) Beberapa wilayah di indonesia akan mengalami ledakan penduduk lanjut usia (lansia) pada 2010-2020. Jumlah lansia diperkirakan naik mencapai 11,34% dari jumlah penduduk di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) di Kabupaten Sukoharjo komposisi lans ia pada tahun 2004 berjumlah 120,2 ribu jiwa. Pada tahun 2005 sejumlah 121,6 ribu jiwa dan pada tahun 2006 jumlah lansia sebanyak 124,5 ribu jiwa. (Herawati, 2009) Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai ke bijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini. 1

2 Pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat di mana mereka bisa menda patkan pelayanan kesehatan, posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran serta pada lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi dalam penyelenggaraannya. (Purnama, 2010) Dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala yang sering dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain pengetahuan lansia yang rendah tentang posyandu, sikap lansia yang kurang mendukung kegiatan posyandu, dukungan keluarga. Dalam kegiatan posyandu ini pengetahuan lansia dan sikap lansia sangat berpengaruh terhadap keaktifan kehadiran posyandu. Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah proses pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi, ide, fenomena yang diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu suatu objek. Sedangkan sikap menurut walgito (2003) merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek sit uasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan

3 tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilih. Data kehadiran lansia di posyandu lansia Windan Makamhaji, pada kurun waktu Agustus 2010-Juli 2011 ditampilkan sebagai berikut: Tabel 1.1 Tingkat kehadiran lansia di posyandu lansia desa Windan Makamhaji periode Agustus 2010 - Juli 2011 Bulan Hadir Tidak Hadir Presentase kehadiran % Agustus 25 45 35,71 September 17 53 24,28 Oktober 15 55 21,42 November 16 54 22,53 Desember 17 53 24,28 Januari 20 50 28,57 Februari 25 45 35,71 Maret 20 50 28,57 April 16 54 22,53 Mei 17 53 24,28 Juni 19 51 27,14 Juli 25 45 35,71 Rata-rata 21 49 27,56 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari total lansia yang terdaftar di Posyandu lansia Windan Makamhaji sebanyak 70 lansia, rata -rata kehadiran sebanyak 21 orang lansia atau 27,56% setiap satu bulan. Data tersebut juga mempunyai arti bahwa rata-rata tia p bulan jumlah kunjungan lansia ke Posyandu kurang dari 50% dari total lansia yang terdaftar di Posyandu Windan Makamhaji. Ketidakhadiran para lansia ke posyandu, menurut lansia yang hadir di posyandu disebabkan oleh kurangnya informasi yang menganggap posyandu hanya tempat pemeriksaan tekanan darah dan tempat berobat saja. Oleh sebab

4 itu banyak lansia yang tidak menghadiri posyandu tersebut karena tempat tinggal mereka dekat dengan klinik pengobatan ataupun bidan desa. Berdasarkan wawancara dari 10 lansia yang terdaftar di posyandu desa Windan Makamhaji Kartasura, 8 lansia mengatakan kalau sering lupa dengan kegiatan posyandu, lansia berangkat ke posyandu hanya bila ada teman lansia yang mengajak, apabila tidak ada teman lansia yang mengajak berangkat keposyandu lansia mengatakan malas mau berangkat, lansia mengatakan tidak rutin berangkat keposyandu karena sudah memeriksakan diri kebidan desa atau balai pengobatan yang ada disekitar rumah mereka ketika mereka sakit, mereka kurang mengerti tentang kegiatan yang ada diposyandu, lansia hanya mengetahui posyandu hanya digunakan untuk mengukur tekanan darah serta menimbang berat badan dan 2 lansia mengatakan bahwa mereka mengerti tentang kegiatan posyandu berupa penyuluhan kesehatan serta kegiatan setiap bulan bahwa diadakan senam lansia, mereka juga selalu datang setiap kegiatan posyandu diadakan. Berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap lansia yang menjadikan lansia mau berkunjung keposyandu. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap lansia dengan keaktifan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa Windan Makamhaji. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap

5 lansia dengan keaktifan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa Windan Makamhaji Kartasura?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia dengan keaktifan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa Windan Makamhaji Kartasura. 2. Tujuan khusus Secara khusus penilitian ini bertujuan untuk: a) Mengetahui pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di desa Windan Makamhaji Kartasura. b) Mengetahui sikap terhadap pemanfaatan posyandu lansia di desa Windan Makamhaji Kartasura. c) Mengetahui keaktifan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di desa Windan Makamhaji Kartasura. d) Menganalisa tingkat pengetahuan lansia dan sikap lansia dengan keaktifan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di desa Windan Makamhaji Kartasura. D. Manfaat penelitian

6 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun member sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi: 1. Bagi lansia Penelitian ini diharapkan dapat mendorong lanjut usia agar lebih aktif dalam berbagai kegiatan di posyandu lansia. 2. Bagi posyandu Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi posyandu lansia sehingga lebih mengefektifkan pengetahuan dan sikap lansia untuk dapat meningkatkan keaktifan lansia untuk memanfaatkan posyandu. 3. Bagi peneliti. Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta dapat mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia yang mempengaruhi kecenderungan lansia mengikuti kegiatan posyandu. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan sikap lansia yang mempengaruhi kecenderungan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu. 4. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang pengetahuan dan sikap terhadap pemanfaatan

7 posyandu lansia sehingga masyarakat dalam mendukung kegiatan posyandu lansia. Hasil penelitian ini dapat menambah kesadaran akan arti pentingnya kesehatan, dimana posyandu merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat. E. Keaslian Penelitian Penelitia n ini belum pernah dilakukan, namun penelitian yang mirip tentang Hubungan antara sikap dan pengetahuan lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di desa Windan Makamhaji Sukoharjo adalah : 1. Wisudiyanto, Adam (2008) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Posyandu Lansia Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Dalam Memberikan Pelayanan Di Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Di dalam penelitian ini, digunakan metode Eksperimental dengan rancangan penelitian one group pretest postest design. Jumlah sampel 60 orang responden. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansia terhadap pengetahuan kader di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi. Pengetahuan kader setelah pemberian pendidikan kesehatan lebih baik daripada sebelum pemberia n pendidikan kesehatan, dan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang posyandu lansia terhadap sikap kader dalam pemberian pelayanan di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Kauman Ngawi. Sikap kader setelah pemberian pendidikan kesehatan lebih baik daripada sebelum pemberian pendidikan kesehatan. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Wisudiyanto adalah pada variabel penelitian yaitu pengetahuan dan sikap kader, jumlah responden

8 sebanyak 60 orang, dan alat analisis yang digunakan menggunakan uji statistik t-test. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan variabel pengetahun dan sikap lansia dengan keaktifan lansia uji hipotesa menggunakan rank spearman dengan responden sebanyak 70 responden. 2. Pujiono (2009) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Desa Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan menggunakan metode stratified random sampling sebanyak 77 responden. Analisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, pendapatan, pengetahuan, sikap peran petugas kesehatan dan keluarga berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Sedangkan jenis kelamin tidak berhubungan dengan pemnfaatan posyandu lansia. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktik pemanfaatan posyandu lansia adlah peranan petugas kesehatan. Disarankan kepada petugas puskesmas agar dapat meningkatkan penyuluhan tentang posyandu lansia, melakukan kunjungan rumah dan meningkatkan kualitas pelayanan di posyandu lansia. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Pujiono adalah pada variabel penelitian yaitu umur, pendapatan,sikap peran petugas kesehatan dan keluarga, jumlah responden sebanyak 77 orang, Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan variabel pengetahun dan sikap lansia dengan keaktifan lansia uji hipotesa menggunakan rank spearman dengan responden sebanyak 70 responden.

9 3. Haryono Putro, Nasir (2007) Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Lansia Menghadiri Posyandu Lansia. Metode penelitian kuantitatif non experimental dengan studi korelasional dengan pendekatan yang digunakan adalah desain cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 40 orang. Analisa yang digunakan adalah uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi lansia menghadiri posyandu lansia. Untuk dapat memunculkan motivasi lansia dalam menghadiri posyandu lansia hendaknya perawat mencari strategi dalam meningkatkan kehadiran lansia yaitu dengan berbagai kegiatan yang menarik seperti senam lansia, arisan, penyuluhan kesehatan, dll sehingga muncul kesemangatan dari dalam diri lansia. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Haryono Putro adalah pada variabel penelitian yaitu dukungan keluarga, jumlah responden sebanyak 40 orang, analisa yang digunakan adalah uji Fisher Exact, Sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis menggunakan variabel pengetahun dan sikap lansia dengan keaktifan lansia uji hipotesa menggunakan rank spearman dengan responden sebanyak 70 responden.