Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

dokumen-dokumen yang mirip
Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

Journal of Mechanical Engineering Learning

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

Indonesian Journal of History Education

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Oleh: Amelia Kus Arintawati A

Indonesian Journal of History Education

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Journal of Elementary Education

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Matematika PROGRAM STUDI MATEMATIKA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD)

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODELS AND ASSESMENT TECHNIQUES TOWARD MATHEMATICS ACHIEVEMENT

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Journal of Mechanical Engineering Learning

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

Economic Education Analysis Journal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Oleh : SRI MARYANI. Oleh : SURYATI A

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes, Building Construction

Automotive Science and Education Journal

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN ASESMEN KINERJA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh: Anna Resha, Sumadi*, Dedy Miswar** ABSTRACT

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa di SMA Negeri 1 Karawang

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NUMBERE HEADS TOGETHER

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Transkripsi:

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI MATERI POKOK KONDISI FISIK INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Didik Cahyo Mariyanto Moch. Arifien, Saptono Putro Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Desember 2014 Disetujui Jaunuari 2015 Dipublikasikan Februari 2015 Keywords: TSTS, critical thinking ability, subject social class geography. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi; (2) Untuk menganalisis dan menguji perbedaan pengaruh antara peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah (3) Untuk menganalisis dan menguji interaksi perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan metode tes, metode angket, dan metode dokumentasi. Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa bahwa: (1) Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi (2) Terdapat perbedaan pengaruh kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi (3) Terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS Geografi, dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi. Abstract The purpose of this research is: (1) to analyze and test distinction influence kind of Two Stay Two Stray (TSTS) classrooms with kind of conventional classrooms against study result of the students in the subject social class geography; (2) to analyze and influence test difference between students have the ability think critical high and low (3) to analyze and test distinction influence interaction between kind of Two Stay Two Stray (TSTS) classrooms with kind of conventional classrooms. A method of data used method test, method poll, and methods documentation. The result analysis of data with standard significance 5 % can be concluded that that: (1) there are differences influence kind of Two Stay Two Stray (TSTS) classrooms with kind of conventional classrooms against study result of the students in the subject geography (2) there are differences influence ability think critical high and low against study result of the students in the subject geography (3) there are interaction between the media learning with ability think critical of study result of the geography, social class where average value study result of the geography 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6684 9

PENDAHULUAN Manusia adalah makluk yang berfikir atau homo sapiens, makluk yang berbentuk atau homo faber, makluk yang dapat dididik atau homo educandum. Sedangkan pendidikan itu sendiri memilki pengertian usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Sitti Hartinah, 2008: 12-13) Ratno Harsanto (2005: 44), mengemukakan bahwa berfikir kritis atau critcal thinking adalah sebuah model berfikir yang tidak menerima suatu data tanpa bukti atau sebab yang jelas. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya. Ini berarti seorang pemikir kritis pastilah sudah mempunyai jawaban-jawaban logis untuk setiap pemikirannya. Pendidikan yang diberikan kepada anak dapat melalui pendidikan di rumah dan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan peserta didik. Biasanya dalam kegiatan pembelajaran guru lebih dominan daripada peserta didik. Guru lebih senang memberikan ceramah kepada peserta didik, dan peserta didik hanya mendengarkan dari tempat duduk. Model ceramah seperti ini seharusnya tidak terus dilakukan oleh guru, karena akan memberikan jarak antara guru dan peserta didik. Salah satu alternatif model yang dapat digunakan oleh guru adalah model kooperatif. Model kooperatif saat ini mempunyai banyak tipe dan pengembangan yang sudah seharusnya dapat dimanfaatkan oleh guru dalam penerapan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran cooperative learning adalah Two Stay Two Stray (TSTS). Menurut Spancer Kagan dalam Wahyuningsih (2009:11) model pembelajaran TSTS adalah model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan informasi ke kelompok lain. Dengan kata lain, model pembelajaran TSTS merupakan salah satu pembelajaran yang menuntut adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berfikir kritis sangatlah diperlukan oleh peserta didik dalam pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyelesaikan atau memahami suatu materi. Setiap individu pastilah mempunyai kemampuan yang berbeda-berbeda dalam berfikir kritis. Penggunaan model pembelajaran TSTS masih jarang digunakan oleh guru IPS dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya materi geografi. Hal ini juga berlaku pada SMP N 13 SEMARANG, belum ada penelitian terhadap siswa mengenai kemampuan berfikir kritis bersamaan dengan penerapan model pembelajaran TSTS. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi? Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi? dan apakah terdapat interaksi perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi? Manfaat yang diharapkan diantaranya : 1) Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan kontribusi kepada pembelajaran geografi. Mengetahui pengaruh kemampuan berfikir kritis peserta didik bersamaan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap hasil belajar geografi.secara khusus, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pandangan untuk mengembangkan penelitianpenelitian sejenis; 2) manfaat praktis, memberikan masukan kepada pendidik/calon 10

pendidik geografi dalam menentukan model mengajar yang tepat, dan bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran geografi, serta bagi peneliti merupakan sarana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh dari bangku kuliah, sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan, menambah wawasan dan pengalaman dalam proses pembinaan diri sebagai calon pendidik. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi. 2. Terdapat perbedaan antara peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi. 3. Terdapat perbedaan interaksi pengaruh antara model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi. Gambar 1 Peta Lokasi SMPN 13 Semarang METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 13 SEMARANG yang beralamat di JL. Lamongan Raya, Sampangan, Gajahmungkur, Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan penelitian jumlah siswa yang ada di SMP N 13 Semarang kelas VIII sebanyak 262 siswa, secara keseluruhan terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VIII A sampai dengan kelas VIII H. Peneliti mengambil sampel sebanyak dua kelas, yaitu kelas VIII F sebagai kelas Eksperimen, yaitu kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay 11

Two Stray (TSTS) yang terdiri dari 32 siswa, dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol yaitu kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional yang juga terdiri dari 32 siswa. Mengingat kondisi populasi homogen maka dalam penelitian menggunakan sampel diambil secara Cluster Random Sampling, dimana populasi dibagi atas beberapa kelompok berdasarkan area atau kelompok (cluster) dan akhirnya diambil seluruhnya secara acak sebagai sampel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah, Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), model pembelajaran konvensional, dan kemampuan berfikir kritis peserta didik, sedangkan variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa (Y) setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Metode pengumpulan data yang digunakan antara lain dokumentasi, tes, dan angket atau kuisioner. Dokumentasi digunakan untuk tes keseimangan yaitu untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar, khususnya hasil belajar kognitif peserta didik pada materi pokok kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia di kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan yang berbeda. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan peserta didik terhadap berfikir kritis siswa. Teknik analisis data menggunakan analisis Two-Way Anova. Analisis data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan komputer program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) for Windows Release 16.00. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian diketahui dari 32 peserta didik dalam kelompok dengan model pembelajaran TSTS terdapat 17 peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis yang tergolong rendah dan 15 siswa lainnya mempunyai kemampuan berfikir kritis yang tergolong tinggi. Dari 32 siswa dalam kelompok dengan model konvensional terdapat 16 peserta dirik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis yang tergolong rendah dan 16 siswa lainnya mempunyai kemampuan berfikir kritis yang tergolong tinggi. Tabel 1 Pengelompokan Kemampuan Berfikir Kritis dengan Model Pembelajaran No Kelompok Kemampuan Berfikir Kritis Rendah Tinggi 1 Model TSTS 17 15 32 2 Model Konvensional 16 16 32 Jumlah 33 31 64 Jumlah Uji Prasyarat Analisis Uji Kesamaan Rata-Rata (Uji Tahap Awal) Hasil uji-t diketahui tidak terdapat perbedaan yang hasil nilai tes semester genap pada saat Kelas VII (tujuh) ulangan pada mata pelajaran IPS Geografi pada siswa kelas VIII-F dan VIII-E SMPN 13 Semarang, dengan nilai t = 0,061 dan p = 0,952 sehingga p > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian (siswa kelas VIII-F dan VIII-E SMPN 13 Semarang) mempunyai kemampuan awal yang sama pada mata IPS Geografi. Uji Normalitas Tabel 2 Uji Normalitas Kelompok N p Lilliefors Keputusan Uji Simpulan Total 64 0,089 Ho diterima Normal 12

Model Pembelajaran TSTS 32 0,200 Ho diterima Normal Model Pembelajaran Konvensional 32 0,083 Ho diterima Normal Kemampuan Berfikir Kritis Rendah 33 0,070 Ho diterima Normal Kemampuan Berfikir Kritis Tinggi 31 0,200 Ho diterima Normal Hasil uji normalitas terhadap hasil belajar IPS Geografi pokok bahasan kondisi fisik Indonesia pada kelompok dengan model pembelajaran TSTS, kelompok dengan model pembelajaran konvensional, kelompok siswa yang tingkat kemampuan berfikir rendah maupun tinggi, serta hasil belajar secara keseluruhan menunjukkan berdistribusi normal, yang ditunjukkan nila p Lilliefors > 0,05. Uji Homogenitas Hasil uji Levene Statistic menunjukkan F = 0,341 dengan p = 0,795 sehingga p > 0,05 ; hal ini berarti tidak ada perbedaan varian antara kelompok-kelompok yang ada dalam penelitian (model pembelajaran TSTS, model pembelajaran konvensional, siswa yang tingkat kemampuan berfikir kritis rendah dan siswa yang tingkat kemampuan berfikir kritis tinggi), sehingga kelompok-kelompok yang ada tersebut menunjukan data yang homogen. Pengujian Hipotesis Tabel 3 Uji Hipotesis dengan Uji Two-Way Anova Sumber JK Dk RK F p Keterangan Model (A) 1140,568 1 1140,568 17,328 0,000 Signifikan Kemampuan Berfikir Kritis 913,953 1 913,953 13,885 0,000 Signifikan (B) Interaksi AB 379,945 1 379,945 5,772 0,009 Signifikan Galat 3949,341 60 Total 382050,000 64 Berdasarkan hasil Uji Two-Way Anova tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi pada kelas dengan menggunakan model pembelajaran TSTS dan model pembelajaran konvensional, dengan nilai F = 17,328 dan p = 0,000 sehingga p < 0,05 dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran TSTS sebesar 80,66 lebih besar dibandingkan dengan nilai ratarata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok dengan model konvensional sebesar 72,59 sehingga hipotesis penelitian diterima. belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah, dengan nilai F = 13,885 dan p = 0,000 sehingga p < 0,05 dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 80,39 lebih besar dibandingkan dengan nilai ratarata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 73,09 sehingga hipotesis penelitian diterima. Terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS Geografi dengan nilai F = 5,772 dan p = 0,009 sehingga p < 0,05 dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran TSTS dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 87,27 dan 74,82 pada siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran konvensional dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 73,94 dan 71,25 pada siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah. Pembahasan 13

belajar IPS Geografi pokok bahasan kondisi fisik Indonesia pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran TSTS dan kelompok kontrol degan model pembelajaran konvensional, dimana hasil belajar IPS Geografi pokok bahasan kondisi fisik Indonesia dengan model pembelajaran TSTS lebih baik dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran TSTS dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS Geografi, diterima. Pembelajaran pada kelas eksperimen melibatkan siswa secara aktif dalam setiap aktifitas pembelajaran.keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan siswa untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan cara kelompok yang telah disusun secara heterogen oleh guru diharapkan memudahkan siswa untuk berinteraksi dan bertukar pikiran dengan teman sebayanya. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol, meskipun terjadi peningkatan hasil belajar yang secara nyata, namun rata-rata hasil belajar pada kelompok ini relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar pada kelompok yang diberikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan kurang mampu merangsang pikiran siswa untuk berpikir secara aktif, kreatif, dan kritis secara maksimal. belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah, dimana hasil belajar IPS Geografi pada siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah. Sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara siswa yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Geografi, diterima Berfikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, dan menganalisis asumsi. Berfikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi (Johnson, 2011:187). Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis, maka secara sistematis mampu menganalisis sebuah informasi menggunakan pendekatan yang terorganisir berdasarkan logika untuk menguji keandalan dari sebuah informasi, tidak hanya menerima begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini begitu cara mengerjakannya dan tidak menganggap suatu pernyataan benar hanya karena orang lain membenarkannya. Jadi siswa yang mampu berfikir kritis adalah siswa yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dengan baik, wajar, dan reflektif terhadap suatu pemikiran orang lain serta menyampaikan hasil pemikiran dengan cara yang terorganisasi. Seorang siswa dapat berfikir kritis, karena pada diri peserta didik tertanam halhal yang baik, sehingga adakan dapat dicapai hasil belajar yang optimal. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS Georafi, dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok metode TSS dengan kemampuan berfikir kritis tinggi mempunyai nilai rata-rata tertinggi sebesar 87,27 sedangkan kelompok metode konvensional dengan kemampuan berfikir kritis rendah mempunyai nilai rata-rata terendah sebesar 71,25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi penerapan model pembelajaran dan kemampuan berfikir kritis siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS Geografi. Dengan menggunakan model pembelajaran TSTS, siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis tinggi akan memperoleh hasil belajar matematika lebih baik dibanding siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis rendah dan 14

menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari berbagai penjabaran di atas, secara umum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan model pembelajaran konvensional memberikan hasil belajar yang berbeda secara signifikan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan kemampuan berpikir kritis siswa memberikan hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dijadikan sebagai suatu inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan, pengertian, pemahaman, dan daya berpikir kritis siswa yang semakin tinggi. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal sesuai dengan perkembangannya. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, simpulan dalam penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut: belajar IPS Geografi pada kelas dengan menggunakan model pembelajaran TSTS dan model pembelajaran konvensional, dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran TSTS sebesar 80,66 lebih baik dibandingkan dengan nilai ratarata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok dengan model konvensional sebesar 72,59 sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi, diterima. Hal inilah yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) lebih efektif dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional. belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah, dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 80,39 lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok siswa dengan kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 73,09 sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara peserta didik yang mempunyai kemampuan berfikir kritis tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Geografi, diterima. Terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar IPS Geografi, dimana nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran TSTS dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 87,27 dan nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran TSTS dengan kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 74,82. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran konvensional dengan kemampuan berfikir kritis tinggi sebesar 73,94 dan nilai rata-rata hasil belajar IPS Geografi pada kelompok model pembelajaran konvensional dengan kemampuan berfikir kritis rendah sebesar 71,25. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Daldjoeni, N. 1991.Pengantar Geografi. Bandung: Alumni Ginting.2007. Geografi Untuk SMP Kelas 2.Jakarta : Erlangga Harsanto, Radno. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif. Jakarta : Grasindo. Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik.Bandung : Refika Aditama Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Media Utama Lie, Anita. 2007. Cooperative learning(mempraktikkan cooperative learning diruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo 15

Novitasari, Arofah. 2012. Penerapan Strategi Group Investigation Berbantu Alat Peraga PadaMateri Segi Empat Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir kritis siswa (PTK Bagi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2011/2012) Skripsi. Surakarta: UMS (tidak dipublikasikan) Putri, Farida Sepriana. 2012. Penerapan Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam Meningkatkam Keaktifan Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII-B SMP Negeri 2 Pitu Ngawi).Skripsi.Surakarta : UMS (tidak dipublikasikan) Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Elex Media Komputindo Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Model Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya : Prestasi Pustaka 16