BAB V PEMBAHASAN. Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember Dari 150

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Persetujuan Presentasi Pernyataan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Bagan

commit to user BAB V PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. minggu mengalami perbaikan pada kualitas tidur dalam studi ini. Perbaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB II LANDASAN TEORI

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. : Hubungan Perilaku Merokok Pada Remaja dengan Kualitas Tidur Siswa SMK Taman Karya Madya Kebumen.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. dikendalikan sepenuhnya seperti aktivitas fisik sehari-hari.

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa termasuk dalam kelompok dewasa muda yang cukup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN DAYA KONSENTRASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus deskripsi. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

Cross sectional Case control Kohort

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

STUDI KOMPARATIF KUALITAS TIDUR PERAWAT SHIFT DAN NON SHIFT DI UNIT RAWAT INAP DAN UNIT RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah menetapkan model

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1: Kerangka Konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengapa seseorang butuh tidur akan lebih jelas bila dilihat dari akibat bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN I LEMBAR PERMOHOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian correlative (hubungan/ asosiasi)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB III METODE PENELITIAN. kepatuhan minum obat dengan fungsi sosial pasien skizofrenia. Penelitian

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2013 pada Desember 2015. Dari 150 mahasiswa ini kemudian dinilai lama penggunaan telepon seluler atau laptop, serta dihitung skor kualitas tidurnya. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek perempuan sebanyak 109 orang dengan persentase 72,7% dan subjek laki-laki sebanyak 41 orang dengan persentase 27,3%. Hal tersebut disebabkan mayoritas populasi sumber berjenis kelamin perempuan dan tidak terdapat bias gender pada populasi tersebut. Tingkat penggunaan telepon seluler dalam kategori tinggi (lebih dari dua jam dalam satu hari) lebih besar daripada penggunaan telepon seluler dalam kategori rendah dengan perbandingan persentase 92,7% dan 7,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian Saxena et al. (2014) yang menyebutkan 57% mahasiswa menghabiskan waktu lebih dari 2 jam dalam satu hari untuk menggunakan telepon seluler, dimana 63,6% dari pengguna tersebut adalah perempuan. Laptop merupakan piranti yang banyak digunakan oleh mahasiswa dalam menjalani kegiatan akademik maupun nonakademik. Sesuai dengan asal katanya, laptop dapat digunakan dengan meletakkannya di atas pangkuan. Hal tersebut dinilai kurang baik dari segi kesehatan karena mampu meningkatkan suhu skrotum yang pada akhirnya menyebabkan hipertermia skrotalis transien repetitif. Keadaan tersebut menimbulkan dampak negatif selama proses spermatogenesis 39

40 pada laki-laki remaja dan dewasa muda (Sheynkin et al., 2004). Pajanan ELF dapat menekan hormon melatonin yang berfungsi sebagai imunoprotektor. Proses tersebut mungkin berhubungan dengan tingginya angka kejadian kanker payudara pada wanita yang banyak terpajan ELF (Chen et al., 2013). Dari 150 subjek, hanya 21 subjek (28,8%) yang menggunakan laptop dengan meletakkannya di atas pangkuan selama lebih dari 2 jam dalam satu hari. Kualitas tidur dapat dinilai dengan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). PSQI terdiri dari 18 item pertanyaan yang dinilai sendiri oleh penderita dengan rentang skor 0 sampai 21. Skor > 5 menunjukkan adanya kualitas tidur yang buruk (Buysse, 2005). Terdapat 54% sampel yang memiliki kualitas tidur baik (n=81) dan 46% sampel yang memiliki kualitas tidur buruk (n=69). Hal tersebut kurang sesuai dengan penelitian Gaultney (2010) bahwa 27% mahasiswa berisiko untuk mengalami sedikitnya satu gangguan tidur. Lebih banyak perempuan mempunyai kualitas tidur buruk dengan persentase 45,9% (n=50) dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 41,5% (n=17). Hasil uji korelasi koefisien kontingensi antara jenis kelamin dan kualitas tidur didapatkan p=0,494 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas tidur karena p>0,05. Penelitian Vitiello et al. (2004) menunjukkan bahwa perempuan mengalami kesulitan tidur lebih besar daripada laki-laki terutama dalam hal memulai dan mempertahankan tidur. Perempuan juga lebih sering mengonsumsi obat tidur. Hal ini bertentangan dengan penelitian Redline et al. (2004) yang menyatakan bahwa perempuan memiliki tidur yang lebih baik daripada laki-laki. Salah satu hal yang diduga

41 memengaruhi kualitas tidur pada perempuan adalah perubahan hormon progesteron selama siklus menstruasi. Progesteron dapat menginduksi tidur, sehingga menyebabkan perempuan lebih mudah tidur selama fase menstruasi. Faktor yang dapat mengganggu tidur antara lain penyakit seperti hipertensi dan arthritis, obat dekongestan dan steroid, konsumsi alkohol dan rokok, serta lingkungan dan pencahayaan (National Heart Lung, and Blood Institute, 2011). Mayoritas pengguna telepon seluler dalam tingkatan rendah mempunyai kualitas tidur baik dengan persentase 72,7% (n=8). Mayoritas pengguna telepon seluler dalam tingkatan tinggi juga mempunyai kualitas tidur baik dengan persentase 52,5% (n=73). Penelitian di Swedia menemukan adanya borderline significant pada penggunaan telepon seluler dan rasa lelah pada siang hari, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan telepon seluler dan gangguan tidur subjektif (Soderqvist, 2008). Mayoritas pengguna laptop dalam tingkatan rendah mempunyai kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 29 orang dengan persentase 55,8%, sedangkan pengguna laptop dalam tingkatan tinggi lebih banyak yang mempunyai kualitas tidur baik yaitu sebanyak 13 orang dengan persentase 61,9%. Laptop merupakan salah satu piranti yang menghasilkan ELF selama dioperasikan. Penelitian case control dari Barsam et al. (2012) menyebutkan baik pengguna maupun nonpengguna peralatan elektronik yang menghasilkan ELF, keduanya mempunyai kualitas tidur yang buruk. Hal tersebut mungkin disebabkan peralatan elektronik penghasil ELF yang digunakan mempunyai tingkat emisi yang rendah sehingga

42 efek yang ditimbulkan tidak nyata. Selain itu, faktor lain seperti keadaan psikologis maupun hormonal juga turut memegaruhi kualitas tidur seseorang. Hasil uji korelasi Spearman antara tingkat penggunaan telepon seluler dan kualitas tidur didapatkan p=0,198 yang mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pajanan radiasi gelombang elektromagnetik telepon seluler dengan kualitas tidur. Koefisien korelasi dari uji tersebut adalah sebesar 0,106 yang menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan sangat lemah. Hasil uji korelasi Spearman antara tingkat penggunaan laptop dan kualitas tidur juga menunjukkan hasil yang sama dengan p=0,133. Nilai r=-0,178 pada uji korelasi Spearman antara tingkat penggunaan laptop dan kualitas tidur menunjukkan adanya korelasi negatif dengan kekuatan sangat lemah. Loughran et al. (2005) menyebutkan bahwa pajanan gelombang elektromagnetik meningkatkan spektrum EEG pada tidur NREM. Selain peningkatan tersebut, parameter tidur lain seperti latensi tidur, tidur REM, kejadian bangun setelah onset tidur, juga turut mengalami perubahan akibat pajanan tersebut. Penelitian Mohler et al. (2012) tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara lama pajanan RF dari penggunaan telepon seluler (baik yang dicatat dari database operator maupun yang dilaporkan oleh pengguna) dengan gangguan tidur dan derajat kantuk siang hari. Selain itu, pajanan RF juga tidak memengaruhi kualitas tidur subjektif. Barsam et al. (2012) tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pajanan ELF dengan kualitas tidur. Hasil yang berbeda ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan metode penilaian kualitas tidur yang dipakai. Penelitian Redline et al. (2004)

43 tentang pengaruh usia, jenis kelamin, etnis, dan gangguan pernapasan terhadap kualitas tidur menggunakan polisomnografi dan aktigrafi untuk menilai kualitas tidur, sedangkan pada penelitian ini digunakan metode kuesioner yaitu PSQI. Terdapat beberapa metode penilaian tidur, antara lain penilaian riwayat tidur, Epworth Sleepiness Scale (ESS), Pittsburgh Sleep Quality (PSQI), aktigrafi, dan polisomnografi. PSQI dapat menilai kualitas tidur secara keseluruhan. (Buysse, 2005). Perbedaan hasil penelitian mungkin juga disebabkan adanya pengaruh variabel luar yang tidak dikendalikan seperti lingkungan, pencahayaan, serta kondisi psikologis terhadap kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik dapat berefek pada meningkatnya konsentrasi, kreativitas, kemampuan belajar, mengingat, dan memecahkan masalah, berpikir dan bertindak taktis, serta menjaga mood dalam keadaan baik. Orang dengan kualitas tidur buruk sering mengalami masalah berupa penurunan konsentrasi, rasa kantuk pada siang hari, serta perasaan mudah tersinggung yang berakibat pada penurunan efisiensi dan efektivitas kinerja (National Heart Lung, and Blood Institute, 2011). Hal tersebut tentu sangat berpengaruh pada kegiatan akademik maupun nonakademik yang dijalani mahasiswa. Meskipun upaya maksimal telah dilakukan, namun dalam penelitian ini tetap memiliki beberapa kekurangan. Pemilihan desain penelitian menggunakan cross sectional karena paling mudah dilakukan, murah, hasilnya cepat diperoleh, dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus, dan sampel jarang terancam drop out. Namun desain ini memiliki kelemahan yaitu mempunyai kekuatan korelasi yang paling lemah dibandingkan desain penelitian yang lain

44 (Taufiqurrahman, 2008). Dengan menggunakan desain penelitian ini, peneliti sulit menetapkan mekanisme sebab akibat karena pengukuran terhadap faktor risiko dan efek dilakukan sekaligus pada saat yang sama (Sastroasmoro, 2008). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kelebihan pemakaian kuesioner adalah lebih efisien waktu, personil, maupun dana. Kelemahan dari kuesioner antara lain instruksi atau pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden, pertanyaan dijawab dengan tidak jujur atau asal jawab, porsi kuesioner yang dibiarkan kosong, dan sulit menyatukan banyak urutan pertanyaan tanpa menyebabkan kebingungan (Lapau, 2013). Keterbatasan lain pada penelitian ini adalah adanya ketidakseimbangan jumlah sampel pada pengguna telepon seluler dan pengguna laptop.