BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahwa karakter bangsa harus berkepribadian santun, berbudi

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

RENCANA TINDAK AGEN PERUBAHAN INSPEKTORAT UTAMA DPR RI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

BUDAYA KERJA MERUBAH MINDSET APARATUR

2017, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Re

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

RAPI. beberapa individu untuk menjadi unsur penggerak utama perubahan yang sekaligus dapat menjadi contoh dalam berperilaku Panduan Agen Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari pembahasan peneliti yang berisi latar

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA SOSIALISASI DAN INTERNALISASI BUDAYA PEMERINTAHAN S A T R I Y A TANGGAL: 21 APRIL 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

2017, No Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Perencana Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat :

KEPUTUSAN NOMOR : 70 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 54

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar Komang Sri Marheni, S.Ag.M.Si

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

AGENDA REFORMASI BIROKRASI MELIPUTI (DELAPAN) AREA PERUBAHAN. 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan PerundangUndangan

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Konsep revolusi mental yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan refleksi akan keinginan untuk mengubah karakter bangsa ini. Jokowi menginginkan bahwa karakter bangsa harus berkepribadian santun, berbudi pekerti baik, memiliki sikap ramah, dan bergotong royong. Karakter bangsa yang belum baik yang selama ini dijalankan, menurut Jokowi, merupakan akar dari munculnya tindakan koruptif, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidak disiplinan dalam implementasi program dan kegiatan kepemerintahan. Guna menjalankan konsep revolusi mental tersebut dibutuhkan agent of change(agen Perubahan) dalam internal pemerintahan. Dalam konteks reformasi birokrasi, tantangan Kepala Dinas jauh lebih besar dari sector lainnya mengingat bahwa puluhan tahun birokrasi kita berjalan dengan semboyan membenarkan yang biasa sudah mendarah daging dalam setiap level lembaga pemerintahan, sehingga untuk merubah semboyan tersebut menjadi membiasakan yang Benar akan mendapat tantangan yang serius dari stake holder terkait. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Permenpan RB ) No. 27 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan agen Perubahan di Instansi Pemerintah, Agen Perubahan adalah 1

individu/kelompok terpilih yang dijadikan dan panutan baik dalam integritas maupun kinerja yang tinggi. Reformasi Birokrasi pada hakekatnya merupakan perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik berintegritas, bersih dari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu melayani masyarakat secara bertanggung jawab, serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku Aparatur Negara. Perubahan mindset menurut Menpan RB, ada delapan area yang menjadi focus dalam implementasi reformasi birokrasi. Salah satunya yang sangat krusial dan signifikan dalah perubahan mindset ( pola pikir ) dan culture set ( budaya kerja) birokrasi, dimana perubahan ini ditujukan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi. Makna integritas adalah individu anggota organisasi yang mengutamakan perilaku terpuji, tidak koruptif, disiplin dan penuh pengabdiansehingga dapat mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sedangkan makna kinerja tinggi adalah individu anggota organisasi yang memiliki etos kerja yang tinggi, bekerja secara professional dan mampu mencapai target-terget kinerja yang ditetapkan sehingga mampu mendorong terwujudnya pencapaian target-target kinerja organisasi yang telah ditetapkan. 2

Harus disadari bahwa perubahan tidak bisa terjadi dalam waktu yang singkat, oleh karenanya fokus perubahan harus diarahkan mulai dari hal-hal yang sangat mungkin dilakukan dan dilakukan secara bertahap. Perlu ada unit kerja/pokja yang ditugasi untuk menangani manajemen perubahan dan semua actor yang terlibat dapat membangun strategikomunikasi yang efektif dalam mengajak orang lain untuk melakukan perubahan. Permasalahannya bila kedudukan aparat pengawas internal yang tidak independen mengakibatkan pengawasan yang dilakukan tidak objektif, apalagi jika yang melakukan penyalahgunaan justru pejabat/pimpinan yang bersangkutan. Untuk mengatasi persoalan tersebut, saat ini Kementerian PANRB sedang menyusun Rancangan Undang Undang Sistem Pengawasan Internal Pemerintahan (RUU SPIP) yang mengatur tentang system pengawasan internal baru dengan meletakkan Inspektorat dalam stuktur susunan yang baru, dan mengamanatkan dibentuknya Inspektorat Nasional yang dipimpin pejabat setingkat Menteri. Dengan pperaturan ini harapannya pengawas internal akan lebih independen, professional dan lebih kuat kedudukannya sehingga hasil pengawasannya dapat lebih objektif. Disamping pengawasan internal ditubuh pemerintah, ada pengawasan external yang dilakukan masyarakat baik dalam bentuk korporasi, LSM, maupun individu. Namun tidak adil rasanya jika kita menyerahkan beban pengawasan tersebut kepada masyarakat yang mempunyai keterbatasan terutama dalam mengakses informasi. 3

Membangun budaya hukum penting karena buday hokum merupakan factor yang paling mempengaruhi ketaatan subjek hukum (pegawai/pejabat/masyarakat) terhadap hukum. Betapapun penegak hukum telah bekerja dengan keras dan aturan hukum dibuat dengan baik, tidak menjamin tercapainya tujuan penegakan hukum jika tidak diiringi dengan pembudayaan hukum. Selama ini dirasa bahwa ada kesulitan dalam menegakkan integritas dan mencegah terjadinya perilaku penyimpangan dalam tubuh birokrasi, karena persoalan utamanya adalah ketiadaan nilai dasar profesi atau kode etik yang jelas yang dijadikan pedoman perilaku bagi aparatur. Jika dibeberapa jabatan dan instansi ada, nilai dasar itu belum terinternalisasi dengan baik dalam diri pegawai. Nilai nilai akhlak luhur seperti kejujuran, amanah, dapat dipercaya, ikhlas dalam bekerja, dan zuhud, belum sepenuhnya diterapkan dalam diri setiap pegawai dan pejabat pemerintah baik dipusat maupun di daerah. Sifat zuhud dan tidak tamak dengan gemerlap dunia merupakan penyebab utama seorang pegawai dapat bersikap jujur, bersih dan tidak korup. Melalui surat edaran Menpan RB No. 18 tahun 2012, Menpan RB kembali mengingatkan tentang sifat ini untuk dimiliki oleh setiap pegawai. Apalagi saat ini kebanyakan pejabat seakan-akan berlomba menunjukkan kemewahan hidup. Penyakit kejiwaan birokrasi memang bukan bersifat individual, ia terbangun karena system yang bobrok. Namun system yang bobrok tersebut muncul karena 4

sebetulnya dirancang oleh individu-individu yang tidak mengedapankan nilainilai luhur yang seharusnya dimiliki oleh setiap pegawai tersebut. Untuk itu langkah yang harus dilakukan adalah, bagaimana kita mulai membangun dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur tersebut kepada para pegawai/pejabat negara? Negara yang menganut budaya patrimonial yang kuat seperti Indonesia dimana selalu menempatkan para pemimpin/pejabat seabgai patron yang dianggap selalu baik dan benar, maka perubahan akan lebih mudah dilakukan jika diawali dari pemimpin. Pemimpin/pejabat haruslah orang-orang yang dapat memberi contoh bagaimana bersikap jujur, ikhlas dan zuhud, serta bagaimana seharusnya menggunakan fasilitas kantor dengan baik kepada bawahan dan masyarakat. Dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota binjai mempunyai tugas pokok membantu walikota dalam melaksanakanpenyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan sipil Kota Binjai mempunyai fungsi : perumusan kebijakan tekhnis di bidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, informasi kependudukan, perkembangan kependudukan, proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan ; pelaksanaan kebijakan di bidang pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, informasi kependudukan, proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; perumusan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang pendaftaran penduduk, pencatan sipil, informasi kependudukan, perkembangan 5

kependudukan, proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan ; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi ; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk mencapai tugas dan fungsi tersebut, maka dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota binjai dituntut untuk dapat menampilkan kualitas pelayanan yang maksimal. Banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan dari pegawai tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kulitas pelayan tersebut terdiri dari factor internal dan factor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri pegawai tersebut, dan factor eksternal berasal dari luar pegawai tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Revolusi Mental Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai. 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Kualitas Pelayan Publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai? 2. Bagaimana Peran Kepala Dinas dalam reformasi birokrasi? 3. Bagaimana Peran Kepala Dinas terhadap peningkatan kualitas pelayan publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai? 6

1.3. Tujuan Penelitian. Tujuan Penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan public pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai. 2. Untuk mengetahui Peran Kepala Dinas terhadap peningkatan kualitas pelayan public pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan dan memperkaya Ilmu Administrasi Publik terutama dalam kualitas pelayan public. b. Manfaat Teknis Penelitian ini diharapkan dapat memberiakn masukan kepada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Binjai dalam upaya menerapkan agen perubahan(agent of change) sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi pelayan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Binjai dapat berjalan secara efektif. 7