BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

dokumen-dokumen yang mirip
Statistik Daerah. Kecamatan Barus Utara. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

Statistik Daerah. Kecamatan Sorkam. Katalog BPS :

PENYESUAIAN PENETAPAN DAN PENERAPAN KODE POS INDONESIA WILAYAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Statistik Daerah. Kecamatan Sitahuis. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Lumut. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STATISTIK PADI PALAWIJA

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

Statistik Daerah. Kecamatan Sorkam Barat. Katalog BPS :

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631)

Statistik Daerah. Kecamatan Sirandorung. Katalog BPS :

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH Jl. Zainul Basri Hutagalung No.

Statistik Daerah. Kecamatan Pinangsori. Katalog BPS :

BAB II DESKRIPSI LOKASI. Utara. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah Tapanuli Tengah masuk

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

Statistik Daerah. Kecamatan Manduamas. Katalog BPS :

Sejak berdiri sampai dengan sekarang Pengadilan Agama Pandan secara berturut-turut dipimpin oleh :

Statistik Daerah. Kecamatan Pandan. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

Statistik Daerah. Kecamatan Sukabangun. Katalog BPS :

Statistik Daerah. Kecamatan Sibabangun. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

Katalog BPS :

EVALUASI KEBIJAKAN KAWASAN MINAPOLITAN TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Statistik Daerah. Kecamatan Tukka. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH D I N A S P E K E R J A A N U M U M Jalan N. Daulay No. Telp/Fax : (0631) PANDAN 22611

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG NOMOR : 03 / PAN / DPU / 2013

BAB II ETNOGRAFI MASYARAKAT PESISIR TAPANULI TENGAH SIBOLGA

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

DAFTAR ANGGOTA PERHIPTANI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TANGAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA. Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I. Pendahuluan. pertama (gewesten) dan keresidenan Tapanuli merupakan salah satunya.

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Katalog BPS : Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631)

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

Benteng Fort Rotterdam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pelabuhan perdagangan internasional pertengahan abad VII.

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada Tahun Kabupaten ini memiliki situs sejarah atau perjalanan sejarah

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2015

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

Statistik Daerah. Kecamatan Tapian Nauli. Katalog BPS :

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Penyimpangan dari norma norma

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

PERANAN DINAS PENATARUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMUT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BUKU REGISTER PERMOHONAN INFORMASI Periode : April Alamat

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa yang terjadi di masa lampau, apa yang ada saat ini tentu saja diakibatkan oleh peristiwa masa lalu tersebut. Hal ini tentu saja dialami oleh setiap kelompok masyarakat. Demikian halnya dengan sebuah peninggalan sejarah yang ada di sebuah Kabupaten di Sumatera Utara, tepatnya disebuah desa yang bernama Desa Simaninggir Kabupaten Tapanuli Tengah, tentu saja peninggalan bersejarah itu diakibatkan oleh adanya sebuah peristiwa di masa lampau. Masa lampau adalah sesuatu yang perlu untuk diketahui, dan kita bisa mengetahui masa lampau melalui penulisan sejarah. Oleh sebab itu menurut ankersmit dalam buku tulisan Daliman ( 2012 : 41) bahwa menulis sejarah berarti kita menjembatani sebuah jurang yang sebelumnya telah kita jembatani. Tapanuli Tengah adalah salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang beribukotakan Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945. Saat ini jumlah Kecamatan di Kabupaten ini sebanyak 20 Kecamatan yaitu

Kecamatan Pinang Sori, Badiri, Lumut, Pandan, Tapian Nauli, Sitahuis, Sirandorung, Sosor Gadong, Barus, Barus Utara, Sorkam, Sorkam Barat, Pasaribu Tobing, Kolang, Manduamas, Andam Dewi, Sarudik, Tukka, Sibabangun, dan Suka Bangun. Dikabupaten inilah tepatnya sebuah Desa yang bernama Desa Simaninggir Kecamatan Sitahuis pernah terjadi peristiwa Kerja Paksa yang sangat kejam. Batu Lubang itulah sebutan yang akrab ditelinga masyarakat Kabupaten Tapanuli tengah untuk menyebutkan dua buah terowongan batu yang harus dilewati pada saat melintasi jalan Sibolga Tarutung. Terdapat dua buah batu yang berlobang yang terpisah antara satu dengan yang lain, yang panjangnya berbeda-beda, yaitu ada yang berukuran sekitar 8 Meter dan satu lagi berukuran sekitar 10 Meter. Terjadinya kerja paksa dalam pembuatan batu lubang tersebut diperkirakan pada tahun 1930 yakni pada masa penjajahan Belanda di Indonesia di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya. Dilihat sepintas, Batu Lubang tersebut hanya terlihat seperti keindahan ciptaan tangan Tuhan, tapi ternyata bukan, sebab kedua buah Batu Lubang tersebut menyimpan banyak cerita sejarah yang sangat bermakna untuk dikaji.karena melihat keajaibannya tersebut, banyak orang berpendapat bahwa tidaklah mungkin bahwa Batu Lubang yang sebesar itu dikerjakan oleh tangan manusia. Tetapi sejarah membuktikan, menurut sejarah dari mulut kemulut, terbentuknya kedua Batu Lubang tersebut diakibatkan oleh kekejaman dari penjajahan Belanda di Indonesia khususnya di Tapanuli Tengah. Belanda memaksa masyarakat pada saat itu untuk memahat dua buah

batu yang berukuran raksasa hingga tembus, karena apabila batu tersebut dapat ditembus maka jalur untuk mencapai Silindung ( Tarutung sekarang ) pun bisa dicapai dengan mudah. Tentu saja sudah dapat kita bayangkan penderitaan yang dialami oleh para korban kekejaman dari Belanda pada saat itu, batu yang sangat besar dengan ketebalan 10 meter dan 8 Meter harus bisa ditembus dengan alat sederhana yaitu pahat. Konon katanya para pekerja rodi pada saat itu hanya menggunakan pahat untuk menembus batu besar itu. Menurut Panggabean ( 1995 :11), Pada awal abad ke-17 Belanda telah masuk ke daerah Tapanuli Tengah yaitu daerah yang bernama Barus ( Secara administratif Barus merupakan wilayah Kabupaten Tapanuli tengah sampai sekarang). Maka tidak mengherankan lagi pada tahun 1669 Belanda telah membangun loji VOC di daerah Barus. Sedangkan pada tahun 1842 Belanda telah membangun pelabuhan di sibolga dan pada tahun itu juga Belanda telah menyatakan berdirinya Keresidenan Tapanuli yang beribukotakan Sibolga. Menurut Harahap ( 1994 : 127) pantai Barat Sumatera utara ( Tapanuli Tengah) telah menjadi perebutan antara bangsa Inggris dan Belanda pada abad 17 dan 18, namun akhirnya sesuai dengan traktat London ( 1824) maka kawasan tersebut jatuh ketangan Belanda. Sangat Sulit untuk Membahas tentang motif kerja paksa yang dilakukan Belanda di Batu Lubang yang ada di Tapanuli tengah tersebut karena minimya sumber-sumber yang tersedia. Menurut Penulis kemungkinan yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa kerja paksa di Tapanuli Tengah

untuk membuat Batu Lubang yang kita kenal sekarang bisa saja diakibatkan oleh Faktor ekonomi dan untuk melancarkan misi perluasan kekuasaan bagi Pemerintah hindia Belanda Pada Saat itu. Ada kemungkinan Belanda sangat antusias untuk menghubungkan Tapanuli Tengah dengan Tapanuli Utara agar hubungan dagang antara daerah pesisir dengan daerah pegunungan lebih mudah terlaksana. Karena Menurut Panggabean ( 1995 : 7 ), pada saat itu yang menjadi daerah pasar induk ialah daerah Barus, dari baruslah disalurkan kebutuhan pokok dihampir semua pasar yang ada di daerah Toba bahkan sampai sebagian wilayah Minangkabau, sementara yang menjadi penghubung antara Barus dengan Toba ( Silindung, Humbang, Tukka, Toba Holbung, dan pulau samosir ) hanyalah jalan Setapak. Tidak banyak masyarakat, khususnya masyarakat Tapanuli yang mengetahui tentang peristiwa kerja paksa yang dialami oleh para pendahulunya, mereka tidak sadar betapa besarnya penderitaan yang dialami oleh para leluhurnya yang hingga saat ini semua orang bisa dengan bebas melintasi jalan Sibolga Tarutung dengan mudah. Penderitaan demi penderitaan harus mereka hadapi karena kekejaman yang dilakukan oleh penjajahan Belanda. Sangatlah penting peristiwa ini diabadikan dalam bentuk tulisan yang ilmiah supaya sejarah tentang terjadinya Kerja Paksa yang pernah terjadi di Tapanuli Tengah tidak akan habis dimakan usia. Maka dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Kerja Paksa Di Batu Lubang Pada Masa Penjajahan Belanda di Kabupaten Tapanuli Tengah (1930-1942).

2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka dapat didefinisikan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1) Latar belakang datangnya Belanda di Tapanuli Tengah 2) Faktor yang mendorong Belanda melakukan kerja paksa di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah 3) Proses terjadinya kerja paksa di Batu Lubang di kabupaten Tapanuli Tengah 4) Dampak terjadinya kerja paksa terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kabupaten Tapanuli tengah pada saat terjadinya kerja paksa 3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan dalam penelitian ini tentang Terjadinya kerja paksa di Batu Lubang pada Masa Penjajahan Belanda di Kabupaten Tapanuli Tengah (1930-1942). Adapun yang menjadi alasan mengapa dibatasi tahun dari 1930 karena pada tahun itulah diyakini awal diberlakukannya kerja paksa, alasan mengapa hingga tahun 1942 karena pada tahun tersebut Belanda sudah hengkang dari Indonesia dan digantikan dengan pendudukan Jepang di Indonesia.

4. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Apa yang melatarbelakangi datangnya Belanda di Tapanuli Tengah? 2. Faktor apa yang mendorong Belanda melakukan kerja paksa di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah 3. Bagaimanakah Proses terjadinya kerja paksa di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah? 4. Bagaimanakah dampak kerja paksa terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kabupaten Tapanuli tengah pada saat kerja paksa terjadi? 5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latarbelakang datangnya Belanda di Tapanuli Tengah? 2. Untuk mengetahui faktor yang mendorong Belanda melakukan kerja paksa di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah 3. Untuk mengetahui Proses terjadinya kerja paksa di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah?

4. Untuk mengetahui dampak kerja paksa terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kabupaten Tapanuli tengah pada saat peristiwa kerja paksa terjadi? 6. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, untuk : 1) Menambah pengetahuan tentang sejarah perbudakan yang terjadi di Batu Lubang di Kabupaten Tapanuli Tengah 2) Sebagai bahan masukan pada Sejarah Lokal Indonesia khususnya di Kabupaten Tapanuli tengah 3) Hasil penelitian ini menjadi gambaran untuk menambah perbendaharaan ilmu untuk bahan masukan bagi lembaga Pendidikan umumnya, dan UNIMED khususnya.