MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI PETANI KAKAO BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI KELURAHAN KAPALO KOTO KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN (Studi Kasus Kelompok Tani Tanjung Subur)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

PENYULUHAN DAN KEBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

KEMAMPUAN KELOMPOKTANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN DI KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT RAKYAT TERHADAP PUPUK KOMPOS BIOTRIKOM DI DESA RANTAU BAIS KECAMATAN TANAH PUTIH KABUPATEN ROKAN HILIR

DINAMIKA KELOMPOKTANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

diharapkan) yang diberi skor 3 hingga pemyataan negatif (Jawaban yang tidak diharapkan) yang diberi skor 1 seperti pada Tabel 1.

PERSEPSI PELAYANAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA KUD LEMBAH SAWIT DI DESA SIALANG BARU KECAMATAN LUBUK DALAM KABUPATEN SIAK

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

PERSEPSI PENYULUH TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA KABUPATEN ROKAN HULU

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KABUPATEN KAMPAR

ABTRACT. Keywords : Impact, Farmer Income, PUAP

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERANAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR. Kata Kunci : Peranan, penyuluhan, dan kelapa sawit

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

DISTRIBUTION OF INCOME AND WELFARE LEVEL OF KKPA FARMERS IN PETALABUMI SEBERIDA INDRAGIRI HULU DISTRICT Kiki Fitri Andriyani, Eri Sayamar dan Arifudin

ANALISIS PELAKSANAAN DAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI


PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MOTIVASI DAN KINERJA PENYULUH TERHADAP PETANI KARET DI KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA UED-SP DHARMA BAKTI DESA GABUNG MAKMUR KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

Muhammad Ranto 1, Ikhsan Gunawan 2, Rina Febrinova 2. Universitas Pasir Pengaraian,

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

ANALISIS HUBUNGAN TOKE DAN PETANI SAWIT POLA SWADAYA DI DESA PANGKATAN KECAMATAN PANGKATAN KABUPATEN LABUHAN BATU PROVINSI SUMATERA UTARA

CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA KELUARGA PETANI KELAPA SAWIT POLA PLASMA DI DESA SARI GALUH KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Program Studi PendidikanEkonomi Fakultas Keguruan danilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT (SISKA) DI KABUPATEN PELALAWAN

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI SWADAYA KELAPA SAWIT DI DESA BUKIT LINGKAR KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

DAMPAK EKSTERNALITAS PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS) PT

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSEPSI DAN DINAMIKA KELOMPOK PENGRAJIN DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI BERBASIS NENAS DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)

Abstraksi. Rita Yani Iyan, Yusbar Yusuf dan Susi Lenggogeni

DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DAN SWADAYA DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

PROFIL PETANI KELAPA SAWIT FOLA SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA V KEBUN SEI ROKAN KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TANAMAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Lokasi penelitian

Elista K. Gurning 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Hp: ;

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT POLA PIR DI DESA MEKAR JAYA KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

KEMANDIRIAN PETANI DALAM BERUSAHATANI SAGU DI DESA TANJUNG KECAMATAN TEBING TINGGI BARAT KEBUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

KAJIAN DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. ABSTRAKSI Rita Yani lyan, Yusbar Yusuf Susi Lenggogeni

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBERDAYAAN PETANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA SIALANG KAYU BATU KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

Keyword : Palm oil, Marketing analysis, Marketing channels, Rantau Baru village of Kerinci district right Pelalawan

ADOPSI DAN DIFUSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK KECAMATAN TAPUNG. HULUKAMPAR

MOTIVASI MASYARAKAT TERHADAP PENANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla) STUDI KASUS DI DESA SUNGAI ENAU KECAMATAN KUALA MANDOR B KABUPATEN KUBU RAYA

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

Transkripsi:

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN SUBDISTRICT OF TAPAH DARUSSALAM DISTRICT OF ROKAN HULU AgungYus Effin 1, Roza Yulida 2, and Arifudin 2 Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Riau Jl. Binawidya 30, Pekanbaru 28291 yuseffinagung@yahoo.co.id ABSTRACT This research aims to determine intrinsic and extrinsic motivation of farmers to join farmer s groups in Pagaran Tapah Village Pagaran Subdistrict of Tapah Darussalam District of Rokan Hulu. 62 independent smallholder farmers, who are members of farmer groups, were interviewed as respondents. They were choosen by disproposional random sampling. Data were analyzed by descriptive method, using a Summated Likert Scala Rating (SLR). The result showed that: (1) Intrinsic motivation of farmers is high, it can be seen from the score at enough category (3.29) and extrinsic motivation of farmers is also high, it can be seen from the socre at high category (3.40). Keywords: Motivation, motivation of intrinsic, motivation of ekstrinsic, and group farmer PENDAHULUAN Riau merupakan provinsi yang memiliki areal perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Kelapa sawit adalah komoditas primadona perkebunan di Riau yang banyak diusahakan oleh masyarakat, perusahaan swasta dan perusahaan negara. Pada tahun 2010 luas perkebunan sawit di Riau mencapai 2.103.175 hektar dengan Produksi TBS sebesar 36.809.252 ton. Penyebaran perkembangan komoditi kelapa sawit di Riau sudah tersebar diseluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau. Bagi masyarakat desa, yang memiliki perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu mata pencarian utama yang dapat merubah perekonomian keluarga. Pengelolaan kebun kelapa sawit oleh masyarakat dilakukan secara swadaya. Beberapa kelemahan dari perkebunan masyarakat yang dilakukan secara swadaya adalah kurangnya pembinaan dari intansi terkait, kurangnya modal pengembangan areal kebun dan minimnya informasi yang diterima oleh petani. Hal ini juga terjadi di Kecamatan PagaranTapah Darussalam yang 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

2 mayoritas masyarakatnya sebagian besar melakukan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam merupakan kecamatan yang memiliki lima Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dan salah satu GAPOKTAN yang ada di Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam yang bernama Sokun Tani Mandiri merupakan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang terbaik di Kabupaten Rokan Hulu dan juga salah satu GAPOKTAN yang di kirim oleh pemda Kabupaten Rokan Hulu sebagai perwakilan untuk di rekomendasikan sebagai GAPOKTAN yang terbaik di Provinsi Riau. Karena Sokun Tani Mandiri memenuhi kriteria yang telah di tetapkan sebagai GAPOKTAN terbaik. Sokun Tani Mandiri berdiri pada tanggal 4 Mei 2009 dan jumlah kelompok tani yang ada di Sokun Tani Mandiri 10 kelompoktani. Luas perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pagarantapah Darussalam sebesar 4.794 Ha dengan jumlah petani sejumlah 70.064 KK petani pada tahun 2011 dan menghasilkan produksi sebesar 17.065 Ton TBS/Tahun. Beberapa cara yang sudah dilakukan oleh petani untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi adalah dengan membentuk kelompok tani tetapi permasalahan belum juga bisa teratasi, setelah kelompoktani bergabung menjadi Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN) barulah permasalahan mulai bisa teratasi. Sebelum petani bergabung ke Kelompok Tani pada dasarnya, petani berusahatani secara mendiri dan memiliki keterbatasan dalam meningkatkan usahataninya terkhusus pada petani swadaya yang memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang masih rendah, sehingga penelitian ini ingin melihat motivasi petani untuk bergabung ke kelompok tani karena pembentukan kelompok tani bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para anggota, oleh karena itu motivasi apa yang melatarbelakangi petani dalam bergabung ke Kelompok Tani. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1). Bagaimana motivasi intrinsik petani bergabung dalam Kelompok Tani di Desa Pagaran Tapah Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu; 2). Bagaimana motivasi ekstrinsik petani bergabung dalam Kelompok Tani di Desa Pagaran Tapah Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagaran Tapah Kecamatan Pagarantapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian dilaksanakan mulai dari September 2013 sampai Januari 2014 yang meliputi survei lapangan, pengumpulan data, pengolahan data sampai penulisan skripsi. Metode Pengambilan Responden Penelitian ini menggunakan metode survei, populasi dalam penelitian ini yaitu petani kelapa sawit pola swadaya yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang terdiri dari 10 kelompok tani dengan jumlah 127 orang. Teknik pengambilan sampel Disproposional Random Sampling.

3 Penentuan jumlah responden berdasarkan rumus slovin yaitu 62 responden dan penentuan responden pada masing-masing kelompok tani ditetapkan dengan cara disproposional sampling. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sampel melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data skunder yaitu data daerah penelitian, jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, dan data pendukung dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik bersumber dari Robbins (2006). Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah a). Intrinsik (1) prestasi (2) penghargaan (3) tanggung jawab (4) kesempatan maju. b) ekstrinsik (1) kompensasi (2) status (3) supervisi (4) kompetisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden pada penelitian ini adalah petani kelapa sawit yang bergabung dalam kelompok tani. Identitas responden terdiri dari tingkat umur, pendidikan, tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut: Analisis Data Pada penelitian ini data yang akan di peroleh akan di analisis secara Deskriptif Kuantitatif, tujuan dalam penelitian ini dianalisis dengan Skala Likert Summated Likert Scala Rating (SLR). Skala likert s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial Akdon (2005). Rumus skala likert: variabel Jumlah Pertanyaan x Skala = Jumlah Pertanyaan Rentang skala = maks min 0,01 Jumlah Kategori

4 Tabel 1. Identitas Responden No. Kriteria Jumlah Persentase % < 15 0 0 1. Umur 25-54 58 93.54 >54 4 6.46 2. Pendidikan 3. Tanggungan 4. Usahatani SD 20 32.26 SLTP 30 43.38 SLTA 12 19.36 0-3 48 77.42 4-6 14 22.58 <15 3 4.84 16-20 16 25.80 >20 43 69.36 Umur responden secara keseluruhan berada pada umur yang produktif antara 15-54 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel memiliki umur produktif dengan memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan usahatani. Tingkat pendidikan responden tergolong cukup tinggi, sehingga daya ingat responden dalam menerima pengetahuan tentang usahatani kelapa sawit cukup mampu menerapkannya dalam melakukan usahatani. Meskipun kegiatan pertanian didominasi petani yang tingkat pendidikannya cukup, tetapi tidak menjadi penghalang bagi petani untuk melaksanakan kegiatan pertanian yang berorientasikan sistem pertanian berkelanjutan. Jumlah tanggungan keluarga jumlah anggota keluarga petani responden yang paling banyak adalah berkisar antara 0-3 anggota keluarga sebanyak 48 jiwa (77,42%), dan petani responden yang memiliki jumlah anggota keluarga berkisar 4-6 yaitu sebanyak 14 jiwa (22,58%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden termasuk kategori tidak terlalu besar. Sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kepala keluarga tidak terlalu tinggi. Pengalaman usahatani responden terdapat 3 jiwa (4,84%) petani yang memiliki pengalaman dalam berusahatani dibawah 15tahun, dan 16 jiwa (25,80%) petanimemiliki pengalaman 16-20 tahun. Sedangkan yang menjadi petani diatas >20 tahun 43 jiwa (69,36%). Hal ini dapat diartikan bahwa petani telah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengelola usahatani yang mereka jalani. Sehingga usahatani yang mereka jalani bisa berkembang dan berproduksi secara optimal.

5 A. Motivasi Intrinsik a.1. Prestasi Tabel 2. Motivasi Petani Berdasarkan Prestasi No Indikator Prestasi Rataan Kategori 1 Petani merasa prestasi mempermudah petani untuk bergabung ke kelompok tani 2,58 Rendah 2 Petani merasa prestasi dapat 2,58 Rendah mempengaruhi petani untuk 3 Petani merasa prestasi yang telah diperoleh dapat mempengaruhi petani lain untuk bergabung ke kelompok tani dengan 3,13 Cukup Tinggi Rataan Total 2,76 Cukup Tinggi Berdasarkan Tabel 2, motivasi petani berdasarkan prestasi cukup tinggi dengan skor 2,76. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi petani berdasarkan prestasi cukup tinggi dilihat dari banyaknya petani yang ingin mendapatkan prestasi dalam kelompok tani. Pada indikator petani merasa prestasi mempermudah petani untuk memiliki skor yaitu 2,58 dengan kategori rendah. Hal ini dikarenakan prestasi menurut petani tidak menjadi dasar motivasi petani untuk masuk ke kelompok tani. Motivasi petani berdasarkan prestasi pada pertanyaan petani merasa prestasi dapat mempengaruhi petani untuk bergabung ke kelompok tani rataan skor 2,58 dengan kategori rendah. Artinya sebagian besar petani yang bergabung ke kelompok tani tidak berdasarkan prestasi yang mempengaruhi petani untuk. Melainkan dengan keinginan yang kuat dari petani agar usahatani yang dilakukan dapat berkembang.hal ini juga dikarenakan bergabung ke kelompok tani tidak ada penetapan syarat yang diberikan oleh kelompok kepada setiap petani yang ingin bergabung.motivasi petani berdasarkan prestasi pada pertanyaanpetani merasa prestasi yang telah diperoleh dapat mempengaruhi petani lain untuk dengan rataan skor 3,13 dengan kategori cukup tinggi. Artinya petani cukup setuju karena tidak semua anggota kelompok tani yang dapat mempengaruhi petani lain dengan prestasi yang telah diperoleh untuk bergabung ke kelompok tani. Dengan demikian motivasi petani berdasarkan prestasi dengan kategori cukup tinggi. Hal ini dikarenakan cukup banyak petani yang termotivasi untuk bergabung ke kelompok tani ingin mendapatkan prestasi dalam kelompok tani

6 a.2. Penghargaan Tabel 3. Motivasi Petani Berdasarkan Penghargaan No Indikator Penghargaan Rataan Kategori 1 Petani merasa penghargaan 3,31 Cukup Tinggi mempengaruhi petani untuk bergabung ke kelompok tani 2 Petani merasa pemberian penghargaan 2,58 Rendah terus menerus meningkatkan petani untuk 3 Petani merasa pemberian penghargaan yang telah adamempengaruhi untuk 2,56 Rendah Rataan Total 2,82 Cukup Tinggi Berdasarkan Tabel 3, motivasi petani berdasarkan penghargaan dengan kategori cukup tinggi dengan skor 2,82. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi petani untuk mendapatkan penghargaan dalam kelompok tani cukup tinggi karena menurut petani mendapatkan penghargaan menjadi kebanggaan tersendiri untuk petani. Pada indikator petani merasa penghargaan mempengaruhi petani untuk yang memiliki rataan skor 3,31dengan kategori cukup tinggi. Artinya petani cukup setuju diberikan sebuah penghargaan dalam kelompok tani akan mempengaruhi petani untuk. Karena dengan adanya penghargaan dapat memotivasi petani untuk meningkatkan semangat dan kualitas dirinya dalam perkembangan perkebunan kelapa sawit. Motivasi petani berdasarkan penghargaan pada indikator petani merasa pemberian penghargaan terus menerus meningkatkan petani untuk dengan rataan skor 2,58 dengan kategori rendah. Artinya petani tidak setuju pemberian penghargaan terus menerus memotivasi petani untuk bergabung ke kelompok tani. Karena petani termotivasi bukan adanya pemberian penghargaan terus menerus melainkan setiap anggota kelompok tani memiliki kreatifitas dalam memanfaatkan lahan perkebunan untuk dijadikan lahan tumapng sari seperti penanaman ubi kayu. Motivasi petani berdasarkan penghargaan pada pertanyaan petani merasa pemberian penghargaan yang telah ada mempengaruhi untuk dengan rataan skor 2,56 dengan kategori rendah. Artinya menurut petani penghargaan yang diberikan tidak menjadi motivasi bagi petani untuk karena penghargaan akan didapat sejalan dengan usahatani yang berkembang. Keinginan para petani untuk memperoleh penghargaan sangat sedikit karena bagi petani pengahargaan tersebut tidak begitu penting dalam meningkatkan pendapatan petani. Dengan demikian motivasi petani berdasarkan penghargaan dengan kategori cukup tinggi. Hal ini dikarenakan menurut petani memperoleh penghargaan dalam kelompok tani ada kebanggan yang lebih bagi petani.

7 a.3. Tanggung Jawab Tabel 4. Motivasi Petani Berdasarkan Tanggung Jawab No Indikator Tanggung Jawab Rataan Kategori 1 Petani merasa memiliki rasa tanggung jawab setelah bergabung dengan kelompok tani 2 Petani dapat menularkan rasa tanggung jawab ke petani lain untuk 3 Petani merasa tanggung jawab yang dimiliki dapat mempengaruhi petani untuk 4,19 Tinggi 3,39 Cukup Tinggi 4,19 Tinggi Rataan Total 3,92 Tinggi Berdasarkan Tabel 4, motivasi petani berdasarkan tanggung jawab yang memiliki rataan skor 3,92 dengan kategori tinggi. Hal ini bahwa petani memiliki tanggung jawab dalam usahatani yang tinggi sehingga memotivasi petani untuk bergabung ke kelompok tani. Pada pertanyaan petani merasa memiliki rasa tanggung jawab setelah bergabung dengan kelompok tani 4,19 dengan kategori tinggi. Artinya petani setuju dengan adanya tanggung jawab yang tinggi dalam berusahatani maka petani akan bertanggung jawab lebih tinggi terhadap usahataninya dalam kelompok tani. Motivasi petani berdasarkan tanggung jawab yang memiliki rataan skor 3,39 dengan kategori cukup setuju yaitu pada pertanyaan petani dapat menularkan rasa tanggung jawab ke petani lain untuk. Artinya para petani cukup setuju karena tidak semua petani yang dapat menularkan rasa tanggung jawab yang dimiliki dapat ditularkan ke petani lain untuk. Motivasi petani berdasarkan tanggung jawab yang memiliki rataan skor 4,19 dengan kategori tinggi yaitu pada indikator tanggung jawab petani merasa tanggung jawab yang dimiliki dapat mempengaruhi petani untuk. Artinya petani setuju tanggung jawab yang dimiliki petani dilapangan tinggi terhadap pengembangan usahataninya kedepan maka untuk mengembangkan usahataninya petani bergabung ke kelompok tani.

8 a.4. Kesempatan Maju Tabel 5. Motivasi Petani Berdasarkan Kesempatan Maju No Indikator Kesempatan Maju Rataan Kategori 1 Petani merasa usahatani meningkat dengan 4,18 Tinggi 2 Petani merasa usahatani meningkat akan 4,19 Tinggi meningkatkan kesejahteraan 3 Petani merasa memperoleh jabatan yang ada dalam kelompok tani dapat mempengaruhi petani untuk 2,56 Rendah Rataan Total 3,65 Tinggi Berdasarkan Tabel 5, motivasi petani berdasarkan kesempatan maju yang memiliki rataan skor 3,65 dengan kategori tinggi. Hal ini bahwa keinginan petani tinggi agar usahataninya meningkat sehingga petani termotivasi untuk bergabung ke kelompok tani. Pada pertanyaan petani merasa usahatani meningkat dengan dengan skor 4,18 dengan kategori tinggi. Artinya petani setuju karena petani yang telah meningkatkan usahataninya dan pendapatan petani, sehingga petani dapat mengembangkan usahataninya. Motivasi petani berdasarkan kesempatan maju yang memiliki rataan skor 4,19 dengan kategori tinggi yaitu pada indikator kesempatan maju petani merasa usahatani meningkat akan meningkatkan kesejahteraan. Artinya petani setuju karena petani yang telah pengetahuannya semakin berkembang tentang kelapa sawit seperti, mengetahui bagaimana cara memupuk yang baik dan intensitas pemberian pupuk. Motivasi petani berdasarkan kesempatan maju yang memiliki rataan skor 2,56 dengan kategori rendah yaitu pada indikator kesempatan maju petani merasa memperoleh jabatan yang ada dalam kelompok tani dapat mempengaruhi petani untuk bergabung ke kelompok tani. Artinya petani tidak setuju dengan memperoleh jabatan yang lebih tinggi dalam kelompok tani mempengaruhi mereka dimasyarakat. Karena menurut petani termotivasinya petani bukan karena jabatan yang ada dalam kelompok tani melainkan karena petani ingin lebih maju dalam mengembangkan usahataninya.

9 B. Motivasi Ekstrinsik b.1. Kompensasi Tabel 6. Motivasi Petani Berdasarkan Kompensasi No Indikator Kompensasi Rataan Kategori 1 Petani merasa pendapatan meningkat dengan 4,00 Tinggi 2 Petani merasa besar kecilnya 3,68 Tinggi pendapatan mempengaruhi petani untuk 3 Petani merasa gabung ke kelompok tani mendapatkan dana intensif 3,27 Cukup Tinggi Rataan Total 3,65 Tinggi Berdasarkan Tabel 6, Motivasi berdasarkan kompensasi yang memiliki rataan skor 3,65 dengan kategori tinggi. Hal ini bahwa petani yang termotivasi untuk bergabung ke kelompok tani pendapatannya meningkat seiring berjalannya waktu. pada pertanyaan petani merasa pendapatan meningkat dengan dengan skor 4,00 dengan kategori setuju yaitu. Artinya petani setuju pendapatan selama petani bergabung ke kelompok tani terus meningkat sehingga kesejahteraan petani semakin bertambah dan juga pengetahuan petani mengenai usahatani yang baik dan benar semakin bertambah.motivasi petani berdasarkan kompensasi yang memiliki rataan skor 3,68 dengan kategori tinggi yaitu pada indikator petani merasa besar kecilnya pendapatan mempengaruhi petani untuk. Artinya petani setuju dikarenakan petani menginginkan pendapatan dan usahataninya dapat meningkat. Petani telah dapat melihat peluang agar usahatani yang petani lakukan tidak sia-sia dengan bergabung ke kelompok tani. Motivasi petani berdasarkan kompensasi yang memiliki rataan skor 3,27 dengan kategori cukup tinggi yaitu pada indikator petani merasa gabung ke kelompok tani mendapatkan dana intensif. Artinya petani cukup setuju karena tidak semua petani yang petani jadi lebih mudah meminjam modal atau dana ke kelompok tani secara intensif ataupun ke bank dengan melalui kelompok tani. Adapun dana intensif berasal dari Dinas Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu, dalam bentuk pendanaan, digunakan untuk kegiatan kelompok tani, sebesar Rp 100.000.000, semua anggota memanfaatkannya untuk keberlanjutan usahataninya.

10 b.2. Status Tabel 7.Motivasi Petani Berdasarkan Status No Indikator Status Rataan Kategori 1 Petani merasa dengan bergabung ke Tinggi kelompok tani meningkatkan statusnya sebagai petani 3,79 2 Petani merasa dengan bergabung ke kelompok tani akan meningkatkan status keluarga 2,58 Rendah 3 Petani merasa menginginkanstatus Cukup Tinggi yang lain selain petani dalam 3,00 kelompok tani Rataan Total 3,12 CukupTinggi Berdasarkan Tabel 7, motivasi petani berdasarkan status yang memiliki rataan skor 3,12 dengan kategori cukup tinggi. Hal ini bahwa petani menginginkan adanya status baik di dalam kelompok tani ataupun di lingkungan masyarakat sehingga motivasinya cukup tinggi untuk. pada pertanyaan petani merasa dengan meningkatkan statusnya sebagai petani dengan skor 3,79 dengan kategori tinggi. Artinya petani setuju karena para petani bangga bergabung ke kelompok tani karena statusnya sebagai petani yang profesional lebih dihargai di lingkungan masyarakat. Motivasi petani berdasarkan status, yang memiliki rataan skor 2,58 dengan kategori rendah yaitu pada indikator status petani merasa dengan bergabung ke kelompok tani akan meningkatkan status keluarga. Artinya para petani tidak setuju karena petani yang telah tidak dapat meningkatkan status keluarganya di lingkungan masyarakat. Motivasi petani berdasarkan status, yang memiliki rataan skor 3,00 dengan kategori cukup tinggi yaitu pada indikator status petani merasa menginginkan status yang lain selain petani dalam kelompok tani. Artinya sebagian besar petani cukup setuju karena tidak semua petani yang termotivasi bukan karena mengiginkan status yang ada dalam kelompok tanimelainkan ingin mendapatkan informasi terbaru dalam melakukan usahatani di banding masyarakat disekitar lingkungan.

11 b.3. Supervisi Tabel 8.Motivasi Berdasarkan Supervisi No Indikator Supervisi Rataan Kategori 1 Petani merasa pembinaan Tinggi mempengaruhi untuk bergabung ke 4,02 kelompok tani 2 Petani merasa keinginan untuk Rendah mendapatkan pembinaan yang 2,18 intensif 3 Petani merasa pembinaan terus menerus mempengaruhi untuk 3,81 Tinggi bergabung kelompok tani Rataan Total 3,33 CukupTinggi Berdasarkan Tabel 8, motivasi petani berdasarkan supervisi yang memiliki rataan skor 3,33 dengan kategori cukup tinggi. Hal ini bahwa petani menginginkan pembinaan tentang usahatani kelapa sawit sehingga moivasi petani cukup tinggi untuk. pada petanyaan petani merasa pembinaan mempengaruhi untuk dengan skor 4,02 dengan kategori tinggi. Artinya petani setuju pembinaan mempengaruhi petani untuk bergabung ke kelompok tani karena para petani membutuhkan pembinaan dalam mengembangkan usahatani yang petani lakukan sehingga petani termotivasi gabung ke kelompok tani agar mendapatkan pembinaan. Motivasi petani berdasarkan supervisi yang meiliki rataan skor 2,18 dengan kategori rendah yaitu pada indikator supervisi petani merasa keinginan untuk mendapatkan pembinaan yang intensif. Artinya petani tidak setuju karena tidak adapembinaan yang intensif secara personal sehingga petani tidak dapatmemperoleh informasi yang lebih mendalam secara personal, karena pembinaan yang intensif secara kelompok bukan secara individu. Motivasi petani berdasarkan supervisi yang memiliki rataan skor 3,81 dengan kategori tinggi yaitu pada indikator Pembinaan terus menerus mempengaruhi untuk bergabung ke kelompok tani. Artinya sebagian besar petani setuju karena para petani sangat membutuhkan pembinaan sehingga pemberian pembinaan yang dilakukan terus menerus secara kelompok dapat mempengaruhi petani untuk bergabung ke kelompok tani.

12 b.4. Kompetisi Tabel 9. Motivasi Petani Berdasarkan Kompetisi No Indikator Kompetisi Rataan Kategori 1 Petani merasa bergabung ke kelompok tani dapat meningkatkan daya saing dalam berusahatani 3,82 Tinggi 2 Petani ingin Mendapatkan usahatani Tinggi 3,76 berkelanjutan 3 Petani merasa memiliki keterampilan untuk berinovasi setelah bergabung ke 2,94 Cukup Tinggi kelompok tani Rataan Total 3,51 Tinggi Berdasarkan Tabel 9, motivasi petani berdasarkan kompetisi yang memiliki rataan skor 3,51 dengan kategori tinggi. Hal ini bahwa kompetisi dalam usahatani antar kelompok tani tinggi sehingga memotivasi petani untuk bergabung ke kelompok tani. pada indikator petani merasa dapat meningkatkan daya saing dalam berusahatani dengan skor 3,82 dengan kategori tinggi. Artinya petani setuju meningkatkan daya saing karena petani yang termotivasi untuk gabung ke kelompok tani dikarenakan para petani dalam berusahatani saling bersaing satu sama lain antar kelompok tani. Motivasi petani berdasarkan kompetisi yang memiliki rataan skor 3,76 dengan kategori tinggi yaitu pada indikator petani ingin mendapatkan usahatani berkelanjutan. Artinya para petani setuju karena para petani ingin mendapatkan usahatani berkelanjutan agar mempengaruhi petani lain untuk dapat dikatakan berhasil ini dapat dilihat banyaknya petani lain yang bergabung ke kelompok tani agar usahatani yang petani lakukan dapat berkembang. Motivasi petani berdasarkan kompetisi yang memiliki rataan skor 2,94 dengan kategori cukup tinggi yaitu pada indikator kompetisi petani merasa memiliki keterampilan untuk berinovasi setelah bergabung ke kelompok tani. Artinya para petani cukup setuju dalam memiliki keterampilan karena sebagian besar dari petani berkompetisi berinovasi dalam usahataninya masih rendah ini dikarenakan petani masih terbatas pengetahuannya untuk berinovasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Motivasi intrinsik petani memiliki kategori cukup tinggi dengan skor 3,29. Hal ini dikarenakan rata-rata penilaian responden cukup tinggi seperti motivasi petani dalam tanggung jawab karena rasa tanggung jawab petani setelah bergabung semakin tinggi terhadap usahatani yang petani lakukan. Kesempatan maju karena setelah petani menjadi lebih sejahtera. Prestasi karena tidak semua petani yang mendapatkan prestasi setelah. Kemudian penghargaan karena tidak semua petani yang mendapatkan penghargaan dalam kelompok tani.

13 2. Motivasi ekstrinsik petani dengan kategori tinggi ini dapat dilihat dari nilai skor 3,40. Hal ini dikarenakan rata-rata penilaian responden tinggi seperti motivasi dalam kompensasi karena pendapatan petani meningkat sebelum bergabung ke kelompok tani. Status karena statusnya sebagai petani menjadi jelas karena telah terdaftar di pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Supervisi karena petani mendapatkan pembinaan yang tidak didapat petani sebelum sehingga wawasan petani mengenai usahatani kelapa sawit semakin bertambah sedangkan yang mengatakan setuju seperti motivasi petani dalam kompetisi. Karena bergabungnya petani ke kelompok tani dibentuk oleh dinas perkebunan bukan karena keinginan sendiri sehingga motivasi ekstrinsiknya lebih besar dari pada motivasi intrinsiknya. Jadi secara keseluruhan kelompok tani terbentuk dari campur tangan orang lain bukan dari inisiatif sendiri. Saran 1. Agar motivasi intrinsik petani yang berada pada kategori tinggi seperti tanggung jawab dan kesempatan maju agar lebih ditingkatkan lagi, sehingga lebih banyak petani yang termotivasi untuk bergabung ke kelompok tani. Dan kategori yang rendah seperti prestasi dan penghargaan agar pemerintah dan kelompok tani dapat memberikan pembinaan yang intensif agar petani dapat berprestasi dalam kelompok tani dari ilmu yang diperoleh. 2. Agar motivasi petani dalam kompetisi lebih ditingkatkan, baik kompetisi dalam berusahatani maupun kompetisi memiliki keterampilan untuk berinovasi dalam kelompok tani sehingga semakin banyak petani lain yang termotivasi untuk bergabung ke kelompok tani. 3. Para anggota kelompoktani diharapkan dapat memotivasi bagi petani lain yang belum bergabung ke kelompoktani agar petani lain dapat memperoleh ilmu serta informasi mengenai perawatan usahatani yang baik. Agar meningkatkan hasil produksi usahataninya DAFTAR PUSTAKA Akdon, 2005. Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk administrasi dan manajemen. Dewa Ruchi. Bandung. Badan Pusat Statistika, 2010. Rokan Hulu Dalam Angka 2010.KabupatenRokan Hulu. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Sugiyono, 2011. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung