49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif, metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan komponen-komponen keterangan yang analitis, konseptual dan kategoris dari data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah dikonsepsikan sebelumnya. Tersusun secara kaku dan dikuantifikasikan secara tinggi yang memasukan dunia sosial empiris kedalam definisi oprasional yang telah disusun peneliti. Peneliti kualitatif dapat memahami prilaku sosial, karena ia menemukan definisi tentang realitas dan bagaimana mempengaruhi prilakunya. Sifat penelitian ini adalah deskriptif, menurut Jalaludin Rachmat yaitu, penelitian yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa sehingga, penelitian ini tidak mencoba hubungan variable, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif menjawab pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gajala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatupermasalahan penelitian yang bersangkutan. 100 100 Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias, Metode penelitian masyarakat, pusat antar universitas ilmu ilmu social universitas Indonesia, Jakarta 1986, hal.28 49
50 Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variable mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable yang lain. 101 Denis Mcquail berpendapat karakteristik utama dalam pendekatan semiotika bahwa semiotika merupakan suatu analisa yang bersifat kualitatif bukan kuantitatif. 102 Menurut Basrowi Sadikin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. 103 Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghsilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. 104 Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat menggenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi ini penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena yang diteliti. Kirk dan Miller mendefinisikan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya tersendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan dalam peristilahan. 105 101 Dr Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Jakarta 2002, hal.6 102 Denis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1987 hal.183 103 Basrowi Sudikin, Metode Penelitian kualitatif perspektif mikro, insancendikia, Surabaya, 2002 hal.1 104 Robert c. Bogdan dan Stevcen, J.taylor, introducing to Qualitative research methods: a phenomenological Approach in the social sciences, alih bahasa Arif Furchan, jhon wiley and son, usaha nasional, Surabaya, 1992, hal.21-22 105 Jerome Kirk & Marc L Miller, Reliability and validity in qualitative research, vol 1, Sage publication, Beverly hills, sage publication, 1986 hal.9
51 3.2. Metode Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan metode penelitian analisis semiotik. Metode semiotika pada dasarnya bersifat kualitatif interpretative, yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya meneliti menafsirkan dan memahami kode balik tanda dan teks tersebut. 106 Seniotika merupakan hubungan antara dua terima, penanda (signifer) dan pertanda (signified). Hubungan ini berkaitan dengan objek objek yang termasuk ke dalam kategori kategori yang berbeda, dan karena itulah hubungan ini tidak bersifat persamaan (equality) melainkan kesepadanan (equivalence). Disini kita harus waspada karena meskipun terdapat bahasa biasa yang sekadar mengatakan bahwa penanda itu mengungkapkan petanda, kita berhadapan, dalam setiap semiologi, tidak dengan dua, tetapi tiga terima, yautu penanda, pertanda, dan tanda yang merupakan totalitas. 107 3.3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. 3.3.1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari observasi obyek penelitian dengan cara mengamati dan menganalisa data yang ada, yaitu dua keping VCD (Video Compact Disk) film Negeri 5 Menara. VCD tersebut diputar dengan Xing MPEG Player, kemudian frame dari scene yang dianggap mewakili makna 106 Yasraf Amir Pilianh. Hipersemiotika Tafsir Cultur Studies Atas Matinya Makna. Jalasutra: Jakarta. 2010. Hal 270 107 Roland Barthes. Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jalasutra. 2007. Hal 300
52 dipotong. Selanjutnya peneliti melakukan pencermatan pada obyek yaitu dengan mengamati, menganalisa dan mencatat tanda-tanda yang teraudiovisualkan pada film Negeri 5 Menara 3.3.2. Data Sekunder Data yang didapatkan dengan kepustakaan yang ada baik dari bukubuku, majalah, internet dan literatur-literatur yang dapat mendukung data primer terutama Novel Negeri 5 Menara. 3.4. Definisi Konsep dan Fokus Penelitian 3.4.1. Definisi Konsep 1. Simbol secara etimologis berasal dari bahasa Yunani sym-ballein yang berarti melemparkan bersama sesuatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. 108 2. Pengertian modernitas berasal dari perkataan "modern"; dan makna umum dari perkataan modern adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan kehidupan masa kini. Lawan dari modern adalah kuno, yaitu segala sesuatu yang bersangkutan dengan masa lampau. Jadi modernitas adalah pandangan yang dianut untuk menghadapi masa kini. Selain bersifat pandangan, modernitas juga merupakan sikap hidup. Yaitu sikap hidup yang dianut dalam menghadapi kehidupan masa kini. Kalau kita berbicara tentang masa kini, maka yang dimaksudkan adalah waktu sekarang dan masa depan. 108 Alex Sobur (2003), op cit hal.155
53 3. Modernitas Islam yaitu suatu istilah yang diidentikan dengan zaman teknologi. Modernitas adalah sebuah sikap yang mempertanyakan problem masa lampau, bentuk tradisional harus dipertanyakan dan diuji, tidak ada sikap kembali ke belakang. Ide-ide masa lampau tidak relevan lagi di masa sekarang. 4. Film merupakan salah satu alat komunikasi massa. Seperti halnya radio dan televisi, film juga merupakan media massa periodik elektronik. Jika digolongkan ke dalam fungsi media massa, film berfungsi sebagai sarana hiburan melaui media gambar dan suara. Pesan yang disampaikan secara audio-visual dengan menggunakan tanda, symbol dan lambang yang mudah dimengerti, sehingga mampu menarik perhatian penonton. 3.4.2. Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan pada penggambaran yang diambil dari data yang berupa VCD film Negeri 5 Menara, yang nantinya melalui potongan-potongan gambar, dapat memaparkan tanda tanda atau simbol yang berupa gambar, teks atau dialog dengan pendekatan semiotika Charles S Pierce, sehingga dapat menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. 3.5 Unit Analisis Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah : gambar dan sign edukasi atau pendidikan yang terdapat di dalam film Negeri 5 Menara yang menggambarkan tentang pendidikan.
54 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif secara deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang hanya memaparkan situasi, peristiwa suatu kejadian. Data kualitatif dapat berupa potongan gambar tentang edukasi atau pendidikan yang digunakan sebagai objek penelitian untuk memperkuat analisis data. Berdasarkan data data yang di dapat, penulis kemudian melakukan analisis dengan menggunakan semiotika untuk mengkaji makna yang ada di dalamnya. Setelah menganalisis data tersebut, penulis akan menghasilkan penelitian dalam bentuk kata kata sebagai pendeskripsian tentang hasil yang didapat. Hasil penelitian yang nantinya akan menjawab bagaimana pendidikan dalam film Negeri 5 Menara, dengan mengungkapkan makna yang tersebunyi dibalik tanda atau simbil yang digunakan dalam film tersebut. 3.6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, studi pustaka dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Hal ini bertujuan agar data yang telah diperoleh lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis semiotika. Semiotika merupakan metode yang secara spesifik membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan tanda (sign). Analisis yang dilakukan
55 dalam penelitian ini menggunakan proses semiotika segitiga makna dari Charles Sander Pierce. Yaitu Sign (tanda), Object (objek), interpretant (interpretan) yang kemudian peneliti membagi tanda tanda yang ada ke dalam klasifikasi tanda oleh Pierce atas dasar hubungan segitiga makna (Triangle meaning). Kemudian diolah secara kualitatif untuk kemudian dimaknai. Untuk menemukan dalam penelitian ini digunakan analisis sistem segitiga makna (triangle meaning) yang dikenal menjadi grand theory dalam semiotika. 109 Pierce yang biasanya dipandang sebagai pendiri tradisi semiotika Amerika, menjelaskan modelnya secara sederhana, tanda adalah sesuatu yang diartikan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapsitas. Tanda menunjukan pada seseorang, yakni, menciptakan dibentuk orang tersebut suatu tanda yang setara, atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang, tanda yang diciptakan dinamakan interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukan sesuatu, yakni objeknya. 110 Selanjutnya dikatakan, tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang antara tanda dengan acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora. Contoh ikon adalah potret. Bila ada hubungan kedekatan eksistensi, tanda demikian disebut indeks. Tanda seperti ini disebut metomini. Contoh indeks adalah tanda panah petunjuk arah bahwa disekitar temtap itu ada bangunan 109 Christomy. Semiotika Budaya. Pusat Prnrlitian Kemasyarakatan dan Budaya, hal 83 110 Jhon Fiske. Cultural And Communication Studies. Jakarta. 2008 hal 63
56 tertentu. Langit berawan tanda hari akan hujan. Simbol adalah tanda yang diakui keberadaanya berdasarkan hokum konvensi. Contoh simbol adalah bahasa tulisan. 111 Gambar 3.1 Klasifikasi tanda utama Pierce (triangle Meaning) 112 Sign Interpretant object Sign (tanda) adalah bagian tanda yang menunjukan pada sesuatu cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. Object (objek) adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau objek dan tanda bisa jadi merupakan entitas yang sama. Ada beberapa macam objek dalam teori semiotika yang dikemukakan Pierce, yaitu : 111 Sumbo Tinarko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta. 2008 hal 14 112 Ibid. hal 63
57 a. Objek Representasi (onjek sebagaimana direpresentasikan oleh tanda) b. Objek Dinamika (onjek yang tidak bergantung pada tanda, objek inilah yang merangsang penciptaan tanda) Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga interpretant adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. 3.7. Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Keabsahan data dalam penelitian ini menyangkut validitas (kesahihan) dan realibilitas (keterandalan) sebagai tolak ukur kualitatif. Realibilitas merujuk pada konsistensi dari ketepatan pengukuran sedangkan validitas merujuk pada apakah sebuah pengujian sesuai dengan ukuran pegujian yang direncanakan. Dalam penelitian kualitatif, realibilitas membahas kepercayaan yang diberikan beberapa unsur yaitu: Quixotic reliability (kepercayaan lamunan) Dalam penelitian ini, tingkat keabsahan atau kepercayaan data terhadap hasil penelitian yang diperoleh peneliti terletak pada pemilihan subjek peneliti yaitu film Negeri 5 Menara besutan sutradara Affandi Abdul Rachman. Sebagai instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sehingga tingkat keabsahan penelitian ini juga dapat dilihat dari proses peneliti dalam mengumpulkan data. Semakin lama peneliti terlibat dalam proses pengumpulan
58 data, akan semakin memungkinkan meningkatnya derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. 113 Cara lain untuk memperoleh keabsahan data dari hasil penelitian kualitatif yakni dengan melibatkan teman atau orang lain (yang tidak ikut dalam penelitian) untuk sama-sama berdiskusi, memberikan masukan mulai dari awal sampai akhir proses penelitian ini. 113 Burhan Bungin, penelitian kualitatif, kencana, Jakarta 2009 hal.60