BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB 3 Metodologi Penelitian

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA HDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

ABSTRACT

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

OPTIMALISASI PARAMETER INJEKSI UNTUK MINIMASI SHRINKAGE, SINK MARKS DAN WARPAGE PADA INDUSTRI MOLD MODERN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS HASIL EKSPERIMEN. Tiga Gemilang selama ini memproses produk plastik dengan menggunakan

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TAGUCHI. Pengertian metode penelitian secara umum adalah membahas bagaimana

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

BAB III RANCANGAN MOLDING DAN PROSES TRIAL NEW MOLD

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

PROSES MOLDING PEMBUATAN KEYMASCOD SEPEDA MOTOR MAULANA MUNAZAT

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai banyak kelebihan-kelebihan yang mulai diperhitungkan. oleh masyarakat. Keunggulan plastik pada umumnya adalah lebih

Jl. Gaya Motor Raya No 8, Jakarta, Indonesia Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

BAB II MESIN INJECTION MOLDING

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER MELT TEMPERATURE MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penerapan Metode Taguchi Untuk Meningkatkan Kualitas Kain Tenun Pada Sentra Industri Kain Tenun Kabupaten Pemalang

Optimasi Proses Injeksi dengan Metode Taguchi

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka Sugondo (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh ketebalan pada kualitas produk plastik dan mampu bentuk dengan menggunakan simulasi pada proses injeksi. Penelitian ini melaporkan bahwa produk gelas plastik dengan material polypropylene dengan parameter tekanan injeksi yang digunakan adalah 100 MPa. Pada ketebalan 1 mm tidak terjadi cacat sink marks tetapi pada produk dengan ketebalan 1 mm pengisian pada mold belum sepenuhnya tinggi. Pada ketebalan 1,25 mm dan 1,5 mm terjadi cacat shear rate dan shear stress dan mulai timbul sink marks kurang dari 1 %. Pada ketebalan 1,75 mm 2 mm, produk mulai terjadi cacat sink marks. Jadi cacat sink marks akan semakin besar apabila ketebalan suatu produk plastik semakin besar, sebaliknya apabila untuk suatu produk yang tipis maka cacat sink mark yang terbentuk akan semakin berkurang. Pendekatan dengan menggunakan metode Taguchi membantu dalam mencapai pengaturan parameter proses injeksi yang optimal. Berdasarkan pengaturan parameter yang optimal dapat diprediksi cacat sink mark dengan menggunakan metode pendekatan Taguchi. Penggunakaan metode Taguchi untuk meminimalkan cacat sink mark telah diteliti Mathivanan dkk, dimana menunjukkan hasil kemampuan pendekatan metode Taguchi untuk memprediksi kedalaman cacat sink mark dengan berbagai pengolahan variabel di ruang desain (Mathivanan dkk, 2010). Cahyadi (2012) melakukan penelitian tentang analisis parameter operasi pada proses plastik injeksi molding untuk mengendalikan cacat produk, menyimpulkan bahwa cacat produk dapat terjadi apabila dalam melakukan pengaturan parameter proses tekanan injeksi, temperatur injeksi, dan waktu pendinginan yang kurang tepat. Hasil menunjukkan kencenderungan pengaturan parameter tekanan injeksi yang rendah mengakibatkan cacat produk berupa cacat sink marks sedang pengaturan tekanan injeksi terlalu tinggi mengakibatkan part flashing dan apabila pengaturan temperatur injeksi terlalu rendah mengakibatkan 6

7 flow marks dan sink marks, tetapi apabila temperatur injeksi terlalu tinggi akan menimbulkan cacat silver brain. Wahjudi, dkk (2001) melakukan penelitian tentang optimasi proses injeksi menggunakan metode eksperimen Taguchi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan desain perancangan Taguchi dapat meminimalkan cacat dengan kondisi awal sebelum menggunakan desain perancangan tersebut. Perbandingan presentase cacat pada kondisi awal 3% dan usulan perancangan 0,3%. Setting parameter yang optimal untuk produk tempat makanan berbahan HDPE ini adalah presentase pelet 80%, temperatur 225 o C, tekanan injeksi 93 bar, dan putaran screw 83%. 2.2. Dasar Teori 2.2.1. Injection Molding. Injection molding merupakan teknik menyuntikan plastik kedalam cetakan (Mold). Material yang digunakan pada injection molding berupa bijih-bijih plastik. Sebelum material diproses, material harus dipanaskan terlebih dahulu dalam wadah yang bernama hopper atau dehumidifier.pemanasan material ini dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada bijih plastik dan mengeringkan material dari uap air yang diserap (Hakim, 2016). Injection molding mempunyai beberapa komponen, berikut adalah komponen-komponen dari mesin injection molding. Dapat dilihat dari Gambar 2.1 Gambar 2.1 Mesin Injection Molding (Hakim,2016) Screw yang terletak didalam barel dapat dilihat pada Gambar 2.2.

8 Gambar 2.2 Screw di dalam barel (Hakim,2016) 2.2.2. Bagian Bagian Mesin Injection Molding Menurut Hakim (2016), mesin injection molding mempunyai beberapa bagian. Berikut adalah bagian bagian pada mesin injection molding: A. Hopper berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan material plastik sebelum masuk ke bagian injeksi. B. Barrel berfungsi sebagai tempat untuk memproses atau tempat melelehkan material plastik sebelum di injeksi. C. Nozzle adalah suatu bagian mesin injeksi yang berfungsi untuk menginjeksikan material plastik ke dalam mold (cetakan). D. Tie bar digunakan sebagai penyangga mold, Clamping, dan ejector. E. Hydraulic Motor berfungsi untuk mendorong screw pada saat injeksi dan memutar screw pada saat pengisian material atau disebut sebagai Plasticizing agar material plastik meleleh. F. Stationary platen adalah suatu plate yang tidak pergerak (diam) sebagai tempat locating ring pada saat menaikan tooling. G. Moveable plate adalah plate yang bergerak dengan arah maju dan mudur pada saat beroperasi, digerakan oleh piston hidraulik. H. Clamping Unit adalah suatu bagian pada mesin injeksi yang berfungsi untuk membuka dan menutup cetakan (mold). I. Ejector adalah sebuah pin pendorong produk yang sudah tercetak. 2.2.3. Parameter Pada Mesin Injection Molding Parameter adalah suatu acuan yang digunakan untuk mengatur suatu nilai pada mesin injeksi molding untuk dapat memberikan hasil yang diinginkan pada

9 saat proses injeksi. Berikut adalah parameter-parameter yang ada pada mesin injeksi. A. Holding Pressure Time. Holding pressure time adalah lamanya penekanan material setelah diinjeksikan ke cetakan. Waktu yang dipakai tergantung dari jenis produk yang akan dijalankan. B. Holding Pressure. Holding pressure adalah tekanan yang diberikan pada material setelah material diinjeksikan kedalam cetakan. Tekanan yang digunakan juga tergantung dari jenis material yang akan digunakan. C. Cooling Time. Cooling time adalan waktu pendinginan setelah material diinjeksikan ke dalam cetakan. D. Water Controller. Water controller adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengontrol temperature cetakan pada saat produksi. Penentuan temperature itu tergantung pada jenis material yang akan digunakan. E. Melt Temperature. Melt Temperature adalah batas temperature dimana bahan plastik mulai meleh pada saat pemberian kalor. F. Injection Rate. Injection rate adalah kecepatan lajunya bahan plastik yang telah meleleh keluar dari nozzle untuk mengisi rongga cetakan. Untuk mesin-mesin injeksi tertentu kecepatan penginjeksian dapat terukur. Back pressure (Tekanan balik) G. Back pressure (Tekanan balik) Tekanan balik adalah tekanan yang sengaja dibuat untuk menahan mundurnya screw pada saat proses charging berlangsung. Back pressure aktif ketika atau diaktifkan mode semi-auto atau full-auto. Bila diaktifkan pada saat manual charging, maka yang akan terjadi yaitu drolling, yaitu keluarnya material plastik

10 cair dari lubang nozzle tanpa mundurnya screw atau screw mundur tetapi memakan waktu lama untuk mencapai shot size. 2.2.4. Cacat Benda Kerja Pada Injection Molding. Menurut BASF Corp. (2001) pada proses injection molding sering ditemukan cacat benda kerja akibat penentuan parameter yang kurang tepat. Berikut cacat yang ditimbulkan karena penentuan parameter yang kurang tepat antara lain: 1. Weld line Weld line merupakan cacat yang ditandai dengan adanya perubahan warna berupa garis pada benda kerja. 2. Air entrapments Air entrapments adalah cacat yang ditandai dengan adanya bentuk seperti gelembung udara atau air pada permukaan benda kerja. 3. Delamination Delamination adalah cacat yang ditadai dengan adanya bagian benda kerja yang mengelupas. 4. Warpage Warpage adalah cacat yang ditandai dengan adanya penyimpangan bentuk dari cetakan. 5. Sink marks Sink marks adalah cacat produk yang ditandai dengan ada cekungan pada permukaan produk. 6. Deformation on demolding Deformation on demolding adalah suatu cacat yang ditandai adanya penyimpangan bentuk benda kerja tidak sesuai cetakan. 7. Void Void adalah cacat yang ditandai dengan adanya pengisian tidak sempurna pada produk di daerah cengungan. 8. Streaks Streaks adalah cacat yang ditandai dengan adanya bagian benda kerja yang tergores.

11 9. Short shot Short shot adalah cacat yang ditandai dengan adanya rongga benda kerja. Hal ini disebabkan oleh cetakan tidak terisi penuh oleh filler. 10. Flash formation Flash formation adalah cacat yang ditandai dengan adanya filler yang ikut tercetak pada benda kerja. 2.2.5. Sink Marks Menurut Sugondo (2008) sink marks merupakan salah satu jenis cacat yang dapat timbul karena kondisi proses yang berbeda. Sink mark juga dapat diakibatkan oleh penyusutan dari plastik yang meleleh saat pendinginan di dalam mold. Untuk mengantisipasi terjadinya cacat sink mark dapat dilakukan dengan cara mengalirkan atau menginjeksikan plastik cair secara berlebih, menaikan holding pressure,dan menaikan tekanan injeksi, akan tetapi dengan cara tersebut dapat menimbulkan cacat warpage pada bagian yang tipis. Gambar 2.3 Cacat Sink marks (http://in.geocities.com/bolurpc/moldingdefects/sink.) Sink marks timbul pada dinding produk yang tebal atau pertemuan antara dinding dan sirip yang membentuk bagian menebal pada bagian tersebut. Jika dinding luar produk tidak cukup stabil, maka selama proses pendinginan akan tertarik kedalam karena tegangan yang terjadi. Faktor penyebab dapat bersumber dari mesin injeksi, parameter proses, dan material plastik yang digunakan.

12 Pada umumnya pengaturan parameter proses menentukan hasil akhir dari sebuah produk yang dibuat. Parameter tersebut dapat diatur dimesin injeksi, akan tetapi ada parameter proses yang harus dicapai terutama yang berhubungan dengan spesifikasi bahan plastik. Berikut adalah penyebab-penyebab timbulnya cacat sink marks: 1. Temperatur barel terlalu tinggi, sehingga penyerapan panas oleh dinding cetakan terlalu besar dan mengakibatkan meningkatnya daerah yang kosong antar molekul plastik. Pada saat pendinginan, bagian permukaan akan mengeras dan molekul plastik yang berada dibawahnya akan mengisi kekosongan dan menarik kulit permukaan tersebut kearah dalam semakin besar 2. Kekosongan yang terjadi, semakin besar derajat penyusutannya dan sink mark terbentuk semakin besar. 3. Tekanan yang rendah atau waktu injeksi yang kurang, sehingga menyebabkan terbentuknya kekosongan yang berlebihan antar molekul dan menarik material yang telah dingin dan menyebabkan penyusutan berlebih. 4. Pembukaan cetakan terlalu cepat sehingga waktu pendinginan menjadi kurang. 5. Pertemuan antara dinding dan sirip yang membentuk bagian menebal pada bagian tersebut. 2.2.6. High Density Polyethilene (HDPE) Plastik ini merupakan jenis semi crystalyne dengan tekanan tinggi. Jenis plastik ini kaku, tetapi masih termasuk fleksibel dan tidak mudah pecah serta pada temperature antara -50 o C sampai 100 o C mampu tetap mempertahankan bentuknya, transparan tetapi agak buram, tahan terhadap cairan pelarut, dan mempunyai daya elektrostatik kecil. HDPE mempunyai nama dagang hostalen dan supralen (Malloy, 1994). Sifat fisis dan sifat thermal dari HDPE dapat dilihat pada Tabel 2.1

13 Tabel 2.1 Sifat fisis dan sifat thermal HDPE (Malloy, 1994) 2.2.7. Design Of Experiment (DOE) Design of experiment adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdifinisikan) sehingga informasi yang berhubungan dengan persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Desain eksperimen adalah langkah langkah yang perlu diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya dapat diperoleh. Tujuan dari desain percobaan adalah untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penelitian suatu persoalan (Oktaviandi, 2012:44). Desain percobaan terdiri dari beberapa jenis antara lain: A. Desain praeksperimental Desain praeksperimental adalah desain percobaan yang tidak mencukupi syarat-syarat dari suatu desain percobaan yang sebenernya. B. Desain eksperimental semu Desain eksperimental semu adalah desain percobaan yang belum sepenuhnya mempunyai sifat-sifat suatu percobaan sebenarnya. Desain percobaan

14 ini mempunyai banyak kekurangan baik dalam masalah randomi, replikasi ataupun masalah control internal. Karena kekurangan-kekurangan ini penilitian harus mempunyai cukup syarat untuk disebut percobaan yang sebenarnya. C. Desain percobaan sebenarnya Desain percobaan sebenarnya adalah desain dimana aturan untuk menempatkan perlakuan pada unit percobaan dibuat sedemikian rupa. Sehingga memungkinkan membuat perbandingan antar kelompok dengan validitasi tinggi dan dapat mengontrol sumber-sumber variasi pada percobaan tersebut. Rancangan percobaan dilakukan dengan menggunakan metode Taguchi. Metode ini digunakan untuk mengetahui kodisi pengaturan parameter proses yang optimal dengan bantuan software Minitab 16. 2.2.8. Metode Taguchi Metode Taguchi adalah suatu metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dan dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber-sumber seminimal mungkin. Metode Taguchi berupaya mencapai sasaran itu dengan menjadikan produk atau proses tidak sensitifor dengan berbagai faktor seperti misalnya material, perlengkapan manufaktur, tenaga kerja manusia, dan kondisi-kondisi operasional (Soejanto, 2009:273). Metode Taguchi memperkenalkan pendekatan dengan menggunakan pendekatan desain eksperimen yang berguna untuk: 1. Merancang suatu produk/merancang proses sehingga kualitasnya kokoh terhadap kondisi lingkungan. 2. Merancang/mengembangkan produk sehingga kualitasnya kokoh terhadap variasi komponen. 3. Meminimalkan variasi di sekitar target. Metode Taguchi mempunya beberapa keunggulan seperti: 1. Desaimen eksperimen Taguchi lebih efisien karena memungkinkan untuk melaksankan penelitian yang melibatkan banyak faktor dan jumlah.

15 2. Desain eksperimen Taguchi suatu proses yang menghasilkan suatu produk yang konsisten dan kokoh tehadap faktor yang sulit dikontrol. 3. Metode Taguchi menghasilkan faktor yang mengenai respon yang optimal. Metode Taguchi juga mempunyai kekurangan dari metode yang lain diantaranya yaitu metode ini mempunya struktur yang komplek. Untuk mengatasi kekurangan itu diperlukan rancangan percobaan yang lebih hati-hati dan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode Taguchi menggunakan seperangkat matriks khusus yang disebut Matriks orthogonal. Matriks standart ini merupakan langkah untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberikan informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter (Soejanto, 2009:17). 2.2.9 Matrik Orthogonal Matrik orthogonal adalah suatu matrik yang elemen-elemennya disusun menurut bari dan kolom. Kolom merupakan faktor yang dapat diubah dalam eksperimen. Baris merupakan kombinasi hasil dari faktor dalam eksperimen. Matrik disebut ortogonal karena level-level dari setiap faktor berimbang dan dapat dipisahkan dari pengaruh faktor lain dalam eksperimen. Jadi matrik ortogonal adalah matrik seimbang dari faktor dan level hingga pengaruh suatu faktor atau level yang lain. Penentuan matrik ortogonal yang sesuai dengan eksperimen, perlu dilakukan oleh sebuah tim dari penelitian dan pengembangan. Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap parameter-parameter yang terdapat pada suatu mesin proses produksi. Dari parameter-parameter yang diketahui, kemudian dilakukan penentuan jumlah level pengamatan untuk tiap faktor yang ada.(soejanto,2009:51) 2.2.10. S/N ratio Metode Taguchi telah mengembangkan konsep S/N ratio (rasio Signal-to- Noise) untuk eksperimen yang melibatkan banyak faktor. Rasio S/N

16 diformulasikan untuk peneliti milih nilai level faktor untuk mengoptimalkan karakteristik kualitas dari eksperimen. Oleh karena metode perhitungan rasio S/N tergantung pada karakteristik kualitas, apakah responnya semakin kecil, semakin baik, semakin besar semakin baik, atau tertuju pada nilai tertentu (Soejanto, 2009: 141). Rasio S/N semakin kecil, semakin baik sebagai karakteristik kualitas nilai yang diinginkan adalah 0. Berikut adalah rumus S/N ratio semakin kecil, semakin baik. 1 = -10 Log 10 ( 2 + y 2 ) (db)...( 2.1) Keterangan : = Standart deviasi (mm) Y = Rata-rata hasil (mm) 2.2.11. Coefficient of variant Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variasi yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda. Kalau kita membandingkan berabagi variasi atau dua variabel yang mempunyai satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran penyebaran yang sifatnya absolut. Koefisien variasi adalah suatu perbandingan antara simpangan baku dengan nilai rata-rata dan dinyatakan dalam presentase. Keterangan : Cv = Koefisien variasi (%) = Standart deviasi (mm) Y = Rata-rata hasil (mm) %...(2.2) 2.2.12. Standart Deviasi Standart deviasi adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur jumlah penyebaran sejumlah nilai data. Semakin besar standart deviasi, maka semakin mendekati rata-rata, sedangkan jika nilai standart deviasi semakin tinggi maka

17 semakin lebar rentang variasi datanya. Sehingga standart deviasi merupakan besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata.