BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadan posyandu ditengah tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan ibu dan anak. Kegiatan posyandu tumbuh dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab bersama terutama warga masyarakat. Namun demikian saat ini sebagian posyandu telah kehilangan perannya yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain rendahnya kualitas kader, minimnya sarana prasarana, serta biaya operasionalisasi posyandu (Bapermas, 2008 ). Dalam rangka peningkatan kualitas layanan posyandu agar menjangkau semua lapisan masyarakat, maka peningkatan kualitas layanan kader posyandu menjadi tonggak penting yang harus diperhatikan. Dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman diharapkan kader posyandu tahu proses tata laksana posyandu yang efektif, kondisi kesehatan balita dan deteksi dini kasus gizi buruk pada balita. Penekananya yang tidak kalah penting adalah menyangkut kemampuan kader posyandu sebagai agen sosial yang dilengkapi dengan pengenalan diri yang baik dan perangkat etika dalam berinteraksi dengan masyarakat, sehingga para kader posyandu mampu menjadi patner yang positif di lingkungan sebagai agen sosial. Kader posyandu juga harus memenuhi program-program apa saja yang akan diberikan oleh pihak pemerintah yang bisa diakses oleh masyarakat dan bagaimana proses memperoleh kesempatan atas program tersebut. posyandu sangat tergantung oleh peran kader, kader-kader posyandu ini pada umumnya adalah relawan yang berasal dari tokoh masyarakat yang dipandang memiliki kemampuan lebih dibanding anggota masyarakat lainya. Mereka inilah yang memiliki andil besar dalam
memperlancar proses pelayanan kesehatan primer. Namun keberadaan kader relatif labil karena partisipasinya bersifat sukarela. Sehingga tidak ada jaminan bahwa para kader akan tetap menjalankan fungsinya dengan baik seperti yang diharapkan (Deliveri, 2002). Pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan oleh kader kesehatan yang berasal dari masyarakat setempat, dengan bimbingan dari lintas sektor terkait seperti tim penggerak PKK, lintas kesehatan, dan puskesmas serta Badan Kependudukan Keluarga Berencana dan Catatan Sipil. Sasaran kegiatan posyandu adalah semua masyarakat terutama bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui. Waktu dan tempat pelaksanaan posyandu ditentukan oleh masyarakat sendiri. Supaya kinerja kader posyandu dapat berjalan dengan baik, maka diberikan insentif sebagai bentuk imbalan terhadap kinerja kader posyandu ( Syafei M, 2008). Berdasarkan data survey yang peneliti lakukan Kader kesehatan bekerja dengan hanya dibekali dengan pelatihan-pelatihan kesehatan serta buku buku pedoman dari pemerintah sebagai dasar pelaksanaan mereka bekerja. Dengan berbasis pendidikan yang rata-rata hanya SD dan SMP kader memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan sukarela, tanpa imbalan yang memadai yaitu hanya mendapat dana operasional kunjungan rumah sebesar Rp 20.000 tiap enam bulan sekali. Meskipun dengan berlatar belakang dari pendidikan yang kurang memadai partisipasi kader sangat dibutuhakan demi kelancaran kegiatan posyandu. Hal ini terbukti dengan antusiasnya para ibu balita untuk mengujungi posyandu yang ada disekitar tempat tinggalnya. Di desa Pageralang yang terletak di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas terdapat 14 posyandu yang masing masing terdapat antara 4-5 kader kesehatan yang semuanya berjumlah 65 kader yang melayani 641 ibu balita. Dengan jumlah balita seluruh desa Pageralang pada bulan Maret 2010 adalah 675 balita dan terdaftar sebagai
peserta posyandu. Dengan prosentase kehadiran balita untuk datang ke posyandu 76%, maka jumlah balita yang aktif sebanyak 513 balita dan yang tidak aktif sebanyak 162 balita. Kenyataan beberapa tahun terakhir ini di beberapa daerah kinerja dan partisipasi kader posyandu dirasakan menurun, hal ini disebabkan antara lain krisis ekonomi, kejenuhan karena kegiatan yang rutin, kurang dihayati sehingga kurang menarik atau mungkin jarang dikunjungi petugas, sedangkan posyandu merupakan institusi strategis, karena melalui posyandu berbagai permasalahan kesehatan seperti gizi dan KB dapat diketahui sejak dini, jika ada balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang (Hemas, 2005) Untuk meningkatkan prosentasi kehadiran ibu pengguna posyandu dibutuhkan partisipasi kader sebagai ujung tombak pelayan kesehatan di masyarakat. Partisipasi kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor masyarakat, faktor tokoh masyarakat, faktor petugas puskesmas. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam kegiatan posyandu sehingga apabila salah satu faktor tidak ikut terlibat dalam kegiatan posyandu tidak dapat berjalan secara optimal ( Widiastuti A, 2007). B. Rumusan Masalah Di Desa Pageralang terdapat 65 kader kesehatan yang melayani 641 ibu balita dengan prosentase kehadiran 76%. Untuk meningkatkan prosentasi kehadiran ibu pengguna posyandu serta untuk mengoptimalkan keberadaan posyandu diperlukan partisipasi kader. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis tertarik untuk mengkaji apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju di Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang. b. Mengetahui pengaruh dana intensif terhadap partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang c. Mengetahui pengaruh ketersediaan sarana dan prasarana terhadap partisipasi kader di Posyandu Harapan maju Desa Pageralang. d. Mengetahui pengaruh petugas kesehatan terhadap partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang. e. Mengetahui faktor yang paling mempengaruhi terhadap partisipasi kader di Desa Pageralang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan peneliti dan pembaca tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader dalam Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. 2. Manfaat Praktis 1. Bagi Masyarakat Luas Memberi pemahaman pada masyarakat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader di posyandu.
2. Bagi Desa Sebagai referensi untuk mengfungsikan kader kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan serta untuk meningkatkan kualitas kader. 3. Bagi institusi Sebagai tambahan referensi untuk mengkaji lebih lanjut tentang kompetensi mahasiswa 4. Bagi peneliti Sebagai wacana, media pembelajaran, dapat memberikan pengalaman belajar dan meningkatkan pengetahuan dalam penelitian sehingga dapat untuk pedoman dalam penelitian selanjutnya. E. Penelitian Terkait Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian dari Syafei, M Dkk (2008), yang berjudul Pemberdayaan Kader Dalam Revitalisasi di Kabupaten Batang Hari juga mendukung penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dengan rancangan studi kasus pada penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis ada tidaknya pemberdayaan kader dalam revitalisasi posyandu di Kabupaten Batang Hari. Hasil penelitian ini kinerja kader dapat berjalan dengan baik, maka hendaknya diberikan intensif sehingga bentuk motivasi terhadap kinerja kader posyandu. Perbedaan dengan yang diteliti adalah.syafei, M menggunakan penelitian kualitatif, dengan fokus penelitian Pemberdayaan Kader dalam Revitalisasi Posyandu di Kabupaten Batang Hari. Sedangkan peneliti menggunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan fokus penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang.
Penelitian dari Widiastuti A (2007) penelitian ini, penelitian yang berjudul faktorfaktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian menggunakan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil penelitian ini pengetahuan kader termasuk dalam kriteria baik. Perbedaan dengan yang diteliti Widiastuti adalah menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan sampling menggunakan random sampling dengan fokus penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kabupaten Gubug. Sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian Survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan fokus penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pegeralang. Penelitian dari Torik (2005) yang berjudul Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kasus di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan menggunakan wawancara dan observasi. Tujuan penelitian ini apakah yang dilakukan oleh kader posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat pada program posyandu dan apa hambatan yang dialami kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Hasil penelitian ini peran kader sudah cukup optimal. Perbedaan dengan yang diteliti Torik menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan fokus penelitian Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam Pembangunan Kesehatan Masyarakat (Studi Kasus di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan fokus
penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi Kader di Posyandu Harapan Maju Desa Pageralang.