BAB I PENDAHULUAN. terhadapnya makin meningkat. Rumput laut (sea weed) merupakan ganggang laut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi telah berkembang dengan relatif pesat. Di era

KATA PENGANTAR. Puji Syukur peneliti sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak permasalahan yang muncul baik di bidang ekonomi,

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK RUMPUT LAUT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN NUSA LEMBONGAN SEBAGAI DESTINASI WISATA ABSTRAK ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.Si. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat kegiatan perusahaan untuk mencari dana yang

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, apalagi di sektor pengadaan alat-alat elektronik yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB 2 LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. meteorologi dan geofisika yang salah satu bidangnya adalah iklim.

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

I. PENDAHULUAN. dari kemiringan rendah hingga sangat curam (Gumbira-Sa id et al., 2009).

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. Ikan badut (Amphiprion percula) atau biasa disebut ikan nemo merupakan

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

LONG MEMORY MODELS TO FORECASTING TEMPERATURE. Rezzy Eko Caraka, S.Si Department of Actuarial Science Bandung Institute of Technology

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber tetap yang terjadinya berdasarkan indeks waktu t secara

Analisis Peramalan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sebagai Tolak Ukur Kinerja Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. Statistika inferensial adalah statistika yang dengan segala informasi dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Peramalan Permintaan Paving Blok dengan Metode ARIMA

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

TINGKAT PRODUKTIVITAS BUDIDAYA RUMPUT LAUT PADA PERAIRAN PANTAI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sebuah hasil yang optimal, sementara terdapat selang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

PENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB I. PENDAHULUAN. daerah Gunung Kidul Yogyakarta dan pesisir Nusa Tenggara (Julyasih et

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu negara berkembang khususnya ibukota Jakarta sebagai kota

Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan, Bali

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai data dari suatu kejadian

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

BAB I PENDAHULUAN. akan menjadi standar hasil dalam perkembangan dunia usaha itu sendiri. Dalam

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumput laut (sea weed) pada waktu ini menjadi salah satu komoditas pertanian penting yang makin banyak dibudidayakan karena permintaan terhadapnya makin meningkat. Rumput laut (sea weed) merupakan ganggang laut yang berukuran besar yang merupakan tanaman tingkat rendah yang memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari (http://rumputlaut.org). Pengembangan produksi rumput laut didorong oleh adanya kebutuhan masyarakat, seperti kebutuhan dalam industry makanan, dalam bidang farmasi,dan dalam bidang kedokteran. Rumput laut ini banyak diekspor ke berbagai negara industri secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu agar bisa diperoleh sari-sari langsung dari rumput laut itu sendiri. Rumput laut yang telah dikeringkan dan diolah menjadi bentuk tepung yang akan diekspor ke berbagai Negara dan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan akan rumput laut setiap tahunnya selalu meningkat pesat dan perkembangan ekspor ke berbagai negara terjadi pada hampir seluruh negara tujuan Indonesia seperti China, Jepang, Hongkong, USA, Argentina, dan lainnya. Maafaat dari tanaman ini adalah sebagai bahan baku industri seperti bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi,dan lainnya. Selain itu rumput laut juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bir, pembuatan agar, bahan baku kosmetika, untuk campuran makanan ternak dan 1

2 lainnya. Di China tanaman rumput laut dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan untuk melancarkan pencernaan. Karena manfaat tanaman ini sangat banyak maka banyak negara yang mengimpor rumput laut dari Indonesia. Gambar 1.1 Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Sumber : Statistik Ekspor Hasil Perikanan, DKP Dari gambar 1.1 terlihat bahwa dari Tahun 2001 sampai 2010 volume ekspor rumput laut Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hanya pada Tahun 2007 terjadi sedikit penurun ekspor rumput laut, tetapi pada Tahun 2008 volume ekspor rumput laut kembali mengalami peningkatan. Begitupun tahun berikutnya volume ekspor rumput laut semakin meningkat (www.kkp.go.id ). Bali merupakan produsen rumput laut terbesar di Indonesia sejak Tahun 1999-2005 tetapi pada Tahun 2006 digeser oleh Nusa Tenggara Timur sebagai produsen rumput laut terbesar di Indonesia. Rumput laut yang dibudidayakan di Bali adalah jenis Cottoni dan Spinosumn karena jenis rumput laut ini yang paling cocok di budidayakan di pesisir laut Bali. Produksi rumput laut terbesar di Bali diperoleh dari kabupaten Klungkung yang mewilayahi Nusa Lembongan, Nusa Penida, Jungut Batu dan Nusa Ceningan. Nusa Lembongan merupakan wilayah

3 yang produksi rumput lautnya terbesar diantara wilayah di kabupaten Klungkung ( http://jurnal.pdii.go.id ). Usaha budidaya rumput laut di Kepulauan Nusa Penida (Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida) sudah dirintis sejak Tahun 1980-an sebagai upaya mengubah kebiasaan penduduk mengambil dan menjual karang-karang laut ( http://manikaya.terranet.or.id). Usaha budidaya rumput laut ini menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk karena mereka tidak lagi merusak lingkungan laut dan terumbu karang. Budidaya rumput laut tidaklah sulit dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang besar seperti usaha budidaya yang lainnya. Salah satu pulau yang penduduknya menjadikan usaha budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian utama adalah Nusa lembongan. Hampir 90% dari penduduk Nusa Lembongan memilih membudidayakan rumput laut, karena pendapatan yang diperoleh dari hasil budidaya ini cukup besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat. Dengan besarnya kebutuhan akan rumput laut maka peramalan produksi rumput laut sangat diperlukan. Peramalan produksi rumput laut dilakukan untuk mengetahui gambaran produksi rumput laut pada tahun berikutnya. Disini yang ingin diramalkan adalah produksi rumput laut Tahun 2011 di wilayah Nusa Lembongan. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam peramalan diantaranya metode ARMA, ARIMA, MARIMA, Holt-Winter, Jaringan Syaraf Tiruan, dan masih banyak yang lainnya. Metode yang ingin digunakan peneliti dalam

4 meramalkan produksi rumput laut adalah model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) dan model Holt-Winter. Model ARIMA merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk data deret waktu yang tidak stasioner namun dapat distasionerkan melalui suatu proses differencing. Model ini tidak mengasumsikan pola tertentu pada data yang diramalkan. Proses differencing menstasionerkan data yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dan akhirnya menghilangkan informasi tentang adanya tren yang sebenarnya dapat dijelaskan dengan suatu model (Makridakis dkk, 1999). Sedangkan untuk kondisi dimana data mengandung pola tertentu seperti unsur tren dan musiman akan dianalisis dengan menggunakan model Holt-Winter. Menurut Makridakis dkk. (1999), model Holt-Winter merupakan suatu pendekatan yang cocok digunakan untuk data yang menunjukan adanya unsur tren dan unsur musiman. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah : 1. Bagaimana model terbaik dari model Holt-Winter untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan? 2. Bagaimana model terbaik dari model ARIMA untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan? 3. Bagaimana model yang cocok digunakan antara model Holt-Winter dan model ARIMA untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan?

5 4. Bagaimana hasil peramalan produksi rumput laut di Nusa Lembongan Tahun 2011 dengan menggunakan model yang cocok untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini hanya mencakup jumlah produksi rumput laut per bulan selama Tahun 2004-2010 di Nusa Lembongan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui model terbaik dari model Holt-Winter untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan. 2. Untuk mengetahui model terbaik dari model ARIMA untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan. 3. Untuk mengetahui model yang paling cocok digunakan antara model Holt-Winter dan model ARIMA untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan. 4. Untuk mengetahui hasil peramalan produksi rumput laut di Nusa Lembongan Tahun 2011 dengan menggunakan model yang cocok untuk produksi rumput laut di Nusa Lembongan.

6 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk meningkatkan wawasan analisis statistika dalam memilih model terbaik untuk analisis deret waktu dan menerapkan model tersebut untuk meramalkan data deret waktu. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran produksi rumput laut Nusa Lembongan setahun kedepan dan dapat dijadikan perbandingan antara data sebenarnya dengan data ramalan yang diperoleh.