BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) merupakan bagian dari saham syariah ISSI. Indeks ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011. Dalam ISSI mencerminkan pergerakan saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam LK, indeks ini adapat dijadikan acuan bagi investor untuk berinvestasi saham berbasis syariah. Kriteria pemilihan saham syariah didasarkan pada peraturan BAPEPAM & LK yang sekarang sudah menjadi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. II.K.1 tentang Kriterian dan penerbitan Daftar Efek Syariah pasal 1b No 7. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa efek berupa saham yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik harus berupa kegiatan usaha yang pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, diantaranya sebagai berikut : a. Tidak melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain : 1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi 2. Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain : - Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa - Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu 3. Jasa keuangan ribawi, antara lain bank berbasis bunga dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan atau judi (maisir) seperti asuransi konvensional. 5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan : 1. Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi) 2. Barang atau jsa haram bukankarena zatnya (haram lighairihi) 3. Ditetapkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) 6. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah) 7. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut : a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45%. b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 20%. 1.2 Latar Belakang Penelitian Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Dalam melaksanakan investasi, menghitung return yang akan diperoleh saja tidak cukup, tetapi juga harus mempertimbangkan risiko dan investasi yang dilakukan. Investor dalam berinvestasi selalu berusaha untuk meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang (Yovi &Fahmi, 2011:15). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, surat berharga pasar uang, commercial paper dan lainnya (Halim, 2015:13). Investor akan bisa dengan cepat memperbaiki keputusan investasinya jika mereka mempelajari dan memperhatikan dengan teliti faktor-faktor yang
memengaruhi harga di pasar modal. Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut. (Fahmi, 2012:18). Tujuan pembentukan portofolio dalam investasi yaitu menciptakan risiko yang minimum, menciptakan kontinuitas dalam bisnis dan berusaha unuk memberikan keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang diharapkan atau adanya pengembalian yang diharapkan (expected return). Selain dapat berinvestasi di pasar modal konvensional, investor bisa berinvestasi di pasar modal syariah. Menurut Aziz (2010:63), pasar modal syari ah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syari ah islam. Salah satu jenis saham yang diperdagangkan di pasar modal dan saat ini mulai banyak diminati oleh investor adalah saham-saham dalam bentuk syariah (Adrian, 2011:29). Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk dapat menjadi pusat bagi perkembangan produk investasi berbasis syari ah, baik di tingkat global maupun regional. Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat dua indeks saham syari ah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syari ah Indonesia (ISII). Per akhir tahun 2015, pangsa pasar saham syari ah lebih dominan dibanding dengan saham non syari ah. Hal tersebut terbukti dari jumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk dalam kategori saham syariah sebanyak 318efek atau 61% dari total saham. Selain itu, jumlah saham syariah sepanjang 2015 meningkat 34% menjadi 318 saham sejak Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dibentuk pada 211. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia memiliki peminat yang cukup besar (Kompas, 2016).
Performance saham-saham syariah memberikan kinerja return year to date yang cukup baik. Bila dibandingkan, ISSI memberikan return sebesar 19%, JII 13%, IHSG 13% dan LQ45 hanya memberikan return sebesar 6%. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 16 November 2016 saham syariah memiliki cakupan pasar sekitar 56% atau sebesar Rp 3.142 triliun dari total market cap yang mencapai Rp 5.607 triliun. Selain itu, nilai transaksi saham syariah juga tercatat cukup besar yaitu 57% dan saham konvensional sebesar 43%. Saham syariah juga mencatat volume transaksi paling tinggi yaitu 51% dibandingkan dengan saham konvensional yang jumlahnya mencapai 49% (Kontan,2013& Republika,2016). Nilai kapitalisasi saham syari ah di Bursa efek Indonesia (BEI) per 16 Maret 2016 tercatat sekitar Rp 2.600 triliunatau 53% dari total kapitalisasi pasar saham yang sebesar Rp 5.161,16 triliun. Selain itu, pertumbuhan jumlah investor saham syari ah di Indonesia meningkat 76% menjadi 4.908 investor (Dream,2016). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun 2016 sampai 31 Maret 2016 Indeks Saham syariah Indonesia (ISSI) tercatat meningkat sebesar 7,48%, sementara Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) naik 5,49%. (Ekonomi,2006 ). Dalam mengambil keputusan investasi, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Pemilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteritik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, investor dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi (Fahmi,2015:3) Para investor membutuhkan suatu analisis untuk memilih portofolio optimal. Untuk memilih portofolio optimal terdapat beberapa alat analisis, diantaranya adalah capital asset pricing model (CAPM), sedangkan untuk menilai
kinerja portofolio dapat menggunakan metode Sharpe ratio, Treynor ratio, dan Jensen ratio. Capital Asset Pricing Model (CAPM) menjelaskan bahwa hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan sebuah perusahaan. The Sharpe Index merupakan kinerja portofolio yang diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (selisih rata-rata tingkat keuntungan portofolio dengan rata rata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (risiko total). Sedangkan The Treynor Index merupakan kinerja portofolio yang diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (selisih rata-rata tingkat keuntungan portofolio dengan ratarata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis) (Tandelilin,2010:384). Penelitian yang berkaitan dengan portofolio optimal juga pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Tuerah (2013) dengan judul Perbandingan Kinerja Saham LQ45 Tahun 2012 Menggunakan Metode Jensen, Sharpe dan Treynor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Metode Jensen, Sharpe dan Treynor berbeda signifikan antara return yang diharapkan dan yang dihasilkan dari ke-3 metode tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Shah (2015) dengan judul Construction Of Optimal Portofolio Using Sharpe Index Model and CAPM for BSE Top 15 Securities. Hasil penelitian menunjukkan indeks tunggal membentuk 5 saham portofolio optimal, sedangkan CAPM membentuk 11 saham portofolio optimal. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mencoba menganalisis portofolio optimal yang dibentuk oleh Model sharpe ratio, treynor ratio, jensen ratio dan capital asset pricing model (CAPM) pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), sehingga penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul : Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Capital Asset PricingModel Serta Penilaian Kinerja Portofolio Berdasarkan Sharpe Ratio,
Treynor Ratio, dan Jensen Pada Indeks Saham Syariah Indoneia Periode 2011-2015. 1.3 Perumusan Masalah Saham syari ah merupakan saham yang sedang berkembang untuk saat ini, hal ini bisa dilihat dari jumlah investor yang meningkat lebih dari 50% dibanding tahun sebelumnya. Salah satu indeks saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan keseluruhan saham syariah yang masuk dalam daftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam mengambil keputusan investasi, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteritik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, investor dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi (Fahmi,2015:3). Menurut Tandelilin (2010:157), hubungan antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi merupakan hubungan yang searah. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat return yang diharapkan. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dipasar modal, hendaknya seorang investor melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan beberapa bobot dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham
tersebut. Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas risiko dalam pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor (Fahmi,2015:165). Seorang investor yang rasional, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat mengahasilkan tingkat keuntungan atau penghasilan optimal pada tingkat risiko yang minimal. Selain itu investor harus mempunyai ketajaman perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli dan dijual, karena investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai risiko tetapi menginginkan return yang maksimal. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan dengan literature review yang telah diketahui bahwa pembentukan portofolio optimal dapat dihitung dengan menggunakan metode Sharpe ratio, Treynor ratio, Jensen ratio,dan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dengan demikian pertanyaan penelitian portofolio optimal sebagai berikut : 1. Saham-saham apa saja yang terbentuk dalam portofolio optimal pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015 menggunakan metode CAPM? 2. Berapa besar proporsi dana masing-masing sekuritas di dalam portofolio optimal pada Indeks saham Syariah indonesia di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015? 3. Berapa besar tingkat pengembalian dan risiko portofolio optimal pada Indeks saham syariah Indonesia di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015?
4. Bagaimana terdapat perbedaan hasil kinerja dalam portofolio optimal menggunakan model Sharpe ratio, Treynor ratio,dan Jensen? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui saham-saham apa saja yang terbentuk dalam portofolio optimal pada Indeks saham Syariah indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015. 2. Untuk mengetahui proporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio optimal pada Indeks Saham Syariah indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015. 3. Untuk mengetahui tingkat pengembalian dan risiko portofolio optimal pada Indeks saham Syariah indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015. 4. Untuk mengetahui perbedaan hasil kinerja portofolio optiml menggunakan metode Sharpe ratio, Treynor ratio,dan Jensen ratio pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2015. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Investor Sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi khususnya pada saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.6.2 Bagi Perusahaan Sebagai referensi dalam meningkatkan nilai perusahaan agar bisa menarik investor. 1.6.3 Bagi Akademis
Sebagai pengetahuan dan referensi tentang portofolio optimal menggunakan metode sharpe ratio, jensen ratio, treynor ratio, dan capital asset pricing model. 1.6.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah wawasan dalam bidang penelitian terkait perkembangan ilmu manajemen keuangan khususnya dalam portofolio optimal pada saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menjelaskan tentang tingkat return yang diperoleh investor atas saham yang diinvestasikannya dengan tingkat risiko yang minimal. Penelitian ini menggunakan objek salah satu indeks saham yang tercantum dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks yang digunakan adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Pada ISSI terdapat 318 perusahaan yang masuk dalam kategori saham syariah. Penelitian ini berfokus dari tahun 2011 sampai tahun 2015. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan ini disusun agar memeroleh penulisan yang sistematis serta memuahkan pembahasan pada penulisan hasil penelitian ini. Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum dan ringkas yang menggambarkan dengan tepat isi dari penelitian ini. Dalam bab ini meliputi gambaran objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penenlitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang landasan teori teori yang digunakan dalam penelitian, dan kerangka pemikiran yang menjelaskan rangkaian pola pikir yang
akan digunakan untuk menggambarkan masalah penelitian sehingga terbentuk kerangka pemikiran yang akan mengantarkan pada kesimpulan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang karateristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir, populasi dan sampel yang akan diteliti, validitas dan reliabilitas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Dalam bab ini meliputi karateristik responden (sampel), hasil penelitian, dan pembahasan hasil penenlitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas tentang hasil analisis penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian. Kesimpulan dibuat secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah yang mengacau pada hasil penelitian dan pembahasan. Selain itu membahas tentang saran yang kongrit berdasarkan hasil penelitian.