PENGARUH RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

: Yoga Wicaksana NPM :

Tabel 4.1 Daftar Populasi Perusahaan Food and Beverages

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. melalui Pojok Bursa UIN SUSKA dengan data waktu penelitian periode 2009-

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jumlah nilai maksimal 5 0

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan sampel menggunakan purpose sampling dengan beberapa syarat. Tabel 4.1 Data Sampel yang di Teliti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

PENGARUH RASIO UTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

MUHAMMAD HARIS ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. BEI Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Widyakala Volume 4 No.1 Maret 2017 ISSN : print

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB I PENDAHULUAN. besar. Hal ini terbukti dari usaha-usaha mereka yang mencari pendapatan

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil data-data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

JURNAL. Oleh: RAHMA SOLVIA

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van. Rasio keuangan dibagi menjadi empat, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

:Anggun Kartika Wati Npm :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini digolongkan pada penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2012:

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

Kajian Peramalan dan Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan...

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam berinvestasi. Contoh investasi yang diminati oleh berbagai kalangan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

Didasarkan pada pertimbangan bahwa bursa efek di Indonesia yang aktif

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Food and Baverages Yang Terdaftar di BEI Tahun )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2015 JURNAL Oleh : RUFI PURWANTI NPM. 12090007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017

PENGARUH RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2015 Oleh, 1 Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3 Dosen STKIP PGRI Sumbar Email : Rufipurwanti1609@gmail.com, hayuyudha@gmail.com, sriwahyuniajeng4@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Pengaruh Hasil Pengembailian Aset terhadap Harga Saham; 2) Pengaruh Hasil Pengembalian Ekuitas terhadap Harga Saham; 3) Pengaruh Rasio Hutang Atas Ekuitas terhadap Harga Saham; 4) Pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham; 5) Pengaruh Hasil Pengembailian Aset, Hasil Pengembalian Ekuitas, Rasio Hutang Atas Ekuitas dan Laba Per Lembar Saham secara bersama-sama terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: Pertama terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Pengembailian Aset terhadap Harga Saham, diperoleh nilai regresi sebesar 0,33. Angka ini signifikan karena nilai t hitung 2,72 > t tabel 0,05 (2,02); Kedua terdapat pengaruh yang signifikan antara Hasil Pengembalian Ekuitas terhadap Harga Saham, diperoleh nilai regresi sebesar 0,46. Angka ini signifikan karena nilai t hitung 2,80 > t tabel 0,05 (2,02); Ketiga terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Hutang Atas Ekuitas terhadap Harga Saham, diperoleh nilai regresi sebesar -0,69. Angka ini signifikan karena nilai thitung -2,57 > ttabel 0,05 (-2,02); Keempat terdapat pengaruh yang signifikan antara Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham, diperoleh nilai regresi sebesar 0,88. Angka ini signifikan karena nilai thitung 11,99 > ttabel 0,05 (2,02); Kelima terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengembailian Aset, Hasil Pengembalian Ekuitas, Rasio Hutang Atas Ekuitas dan Laba Per Lembar Saham terhadap Harga Saham, diperoleh nilai 59,47 > 0,05 (2,57). Sedangkan berdasarkan pengujian regresi diperoleh nilai R square sebesar 0,847, artinya sebesar 84,70% perubahan pada variabel Harga Saham dapat dijelaskan oleh variabel Hasil Pengembailian Aset, Hasil Pengembalian Ekuitas, Rasio Hutang Atas Ekuitas dan Laba Per Lembar Saham sedangkan sisanya sebesar 15,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci: Hasil Pengembailian Aset, Hasil Pengembalian Ekuitas, Rasio Hutang Atas Ekuitas, Laba Per Lembar Saham, Harga Saham. ABSTRACT This study aims to analyze 1) the effect of the Return On Assets on Stock Price, 2) the effect of the Return On Equity on Stock Price, 3) the effect of the Debt To Equity Ratio on the Stock Price, 4) the effect of the Earning Per Share on the Stock Price, 5) the effect of the Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio and Earning Per Share together to Stock Price the company's Food and Beverage sub-sector listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2012-2015. The results of data analysis show that: First, significant effect between Return On Assets on Stock Price, obtained regression value of 0.33. This figure is significant because by 2,72 > 0,05 (2,02); Second, significant effect between Return On Equity on Stock Price, obtained regression value of 0.46. This figure is significant because by 2,80 > 0,05 (2,02); Third, significant effect between Debt To Equity Ratio on Stock Price, obtained regression value of -0,69. This figure is significant because by -2,57 > 0,05 (-2,02); Fourth, significant effect between Earning Per Share on Stock Price, obtained regression value of 0,88. This figure is significant because by 11,99 > 0,05 (-2,02); Fifth, significant effect between Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio and Earning Per Share on Stock Price, obtained regression value of 59,47 >0,05 (2,57). While the coefficient obtained by testing the R square value of 0.847, which means that 84.70% of the change in the dependent variable (Stock Price) can be explained by the independent variables (Return On Assets, Return On Equity, Debt To

Equity Ratio and Earning Per Share) while the rest at 15,30% is influenced by other variables not included in this study. Keywords: Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, Earning Per Share, Stock Price.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini berkembang pesat. Terbukti dengan munculnya berbagai jenis usaha baik yang menghasilkan produk ataupun usaha yang bergerak dalam bidang jasa. Persaingan ini merupakan salah satu tantangan bagi pihak manajemen setiap perusahaan supaya lebih cermat dalam mengikuti perkembangan yang terjadi. Manajemen dituntut untuk lebih peka terhadap peluang-peluang yang ada serta lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide baru untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam. Pasar modal pada hakekatnya yaitu pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga ada tawar menawar harga. Pasar modal diharapkan mampu menjadi alternaif pendanaan bagi perusahaan Indonesia dan dapat juga dilihat sebagai alternatif dalam berinvestasi (Patriawan, 2011). Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang, saham, instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji & Fakhrudin, 2011:1). Banyak hal yang mempengaruhi penilaian terhadap suatu saham, namun pada umumnya kinerja perusahaan cukup berpengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan dari harga saham tersebut. Kinerja perusahaan biasanya diukur dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Besar-kecilnya laba yang bisa dihasilkan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajibannya seperti biayabiaya operasional, hutang dan bunga pinjaman, serta pengembalian modal dalam bentuk dividen. Hal inilah yang diinginkan oleh para investor. Dalam hal investasi saham, (Hin, 2008:105) dalam (Sinambela, 2009) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kriteria memilih saham, diantarannya laba bersih maupun laba kotor perusahaan, laju pertumbuhan laba, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), PER (Price Earning Ratio), rasio utang Debt To Equity Ratio (DER), manajemen perusahaan, persaingan industry sejenis, serta kondisi perekonomian negara, regional, dan internasional. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hal ini dimotivasi oleh beberapa kondisi. Pertama, karena perusahaan Sub Sektor Food and Beverages merupakan salah satu perusahaan sub sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini yang tidak terlalu bagus, permintaan konsumen akan makanan dan minuman ini terus meningkat, namun di sisi lain peningkatan tersebut diiringi dengan fluktuasi pertumbuhan laba, modal, hutang, maupun harga saham dari perusahaan tersebut. Peningkatan akan penjualan dari perusahaan sub sektor Food and Beverages tidak diiringi dengan kenaikan harga saham yang terjadi di perusahaan sub sektor Food and Beverages selama tahun 2012-2015. Dibuktikan dengan data perkembangan harga saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015 sebagai berikut:

Tabel 1. Perkembangan Harga Saham pada Periode Akhir Tahun (Closing Price) Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 No Kode Harga Saham Closing Price dalam Rupiah (Rp) Perusahaan 2012 2013 2014 2015 1 AISA 2. 080 2. 430 2.095 2. 210 2 ALTO 315 570 352 325 3 CEKA 2. 300 2. 160 2. 500 675 4 DLTA 255.000 380.000 390.000 5.200 5 ICBP 7.800 10.200 13.100 13.475 6 INDF 5.850 6.600 6.750 5.175 7 MLBI 740.000 2. 200.000 12. 950 8.200 8 MYOR 20.000 26.000 20.900 30.500 9 PSDN 205 150 143 122 10 ROTI 6.900 2. 020 2. 385 2. 265 11 SKBM 390 480 970 945 12 SKLT 180 180 300 370 13 STTP 2. 050 2. 550 2.880 3.015 14 ULTJ 2. 330 4.500 3.720 3.945 Sumber data: Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa, tidak semua perusahaan yang terdaftar di BEI khususnya pada industri Food and Beverages tahun 2012-2015 memiliki harga saham pada periode akhir tahun (Closing Price) yang sama, akan tetapi telah terjadi perubahan harga saham pada periode akhir tahun (Closing Price) dari tahun 2012-2015 pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages. Harga saham pada periode akhir tahun (Closing Price) terendah dimiliki oleh perusahaan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk kode PSDN pada tahun 2015 dengan Closing Price sebesar Rp 122,00. Sedangakan harga saham pada periode akhir tahun (Closing Price) tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk kode MLBI pada tahun 2013 dengan Closing Price sebesar Rp 2. 200.000,00. Fluktuasi harga saham pada periode akhir tahun (Closing Price) tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga perlu diketahui atau diteliti lebih lanjut faktorfaktor yang menjadi penyebabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan adalah Profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Keadaan yang profitabilitasnya menurun secara keseluruhan dikarenakan oleh peningkatan aktiva dan tidak diikuti dengan peningkatan laba bersihnya. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa aktiva dan modal tidak digunakan secraa efisien, karena dana yang digunakan banyak menganggur sehingga laba yang menurun diikuti dengan tingkat profitabilitas menurun. Selain rasio Return On Assets (ROA) yang mempengaruhi harga saham adalah Return On Equity (ROE) yang digunakan untuk mengukur

besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik. Dengan kerugian yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan maupun investor akan menjadikan suatu masalah bagi Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang bersangkutan. Permasalahan tersebut sangat penting untuk ditelusuri lebih lanjut dalam pendekatan yang sistematis. Perusahaan yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia seharusnya memiliki keuntungan yang sehat untuk mengembalikan keuntungan dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan maupun investor pada perusahaan tersebut. Selanjutnya rasio utang terhadap ekuitas (Debt To Equity Ratio) juga mempengaruhi harga saham. Utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt To Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal perusahaan tersebut. Selain dari Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) faktor harga saham dipengaruhi oleh Earning Per Share (EPS), yaitu perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen Earning Per Share (EPS). Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Dengan laba bersih yang tidak sehat akan menjadikan suatu masalah bagi Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang bersangkutan. Permasalahan tersebut sangat penting untuk ditelusuri lebih lanjut dalam pendekatan yang sistematis. Perusahaan yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia seharusnya memiliki profitabilitas yang sehat untuk menarik para investor agar menanamkan modalnya (saham) pada perusahaan tersebut. Berdasarkan banyaknya fenomena dan gejala yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sejauh mana Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015? 2. Sejauh mana Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015? 3. Sejauh mana Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015? 4. Sejauh mana Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015? 5. Sejauh mana Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara bersama-sama terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. 2. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. 3. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. 4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. 5. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara bersama-sama terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. KAJIAN TEORI 1. Harga Saham Menurut (Fahmi, 2012:109) saham merupakan suatu tanda bukti yang diberikan sebagai penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan atau suatu kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:5), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Menurut (Widoatmodjo, 2006:43) dalam (Anisma, 2012) menyebutkan bahwa harga saham adalah nilai dari penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunnya harga saham. Menurut (Jogiyanto, 2008:143) dalam (Hutami, 2012) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. 2. Return On Assets (ROA) Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158) ROA merupakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan dengan cara mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas aset yang dimiliki perusahaan. Menurut (Murhadi, 2013:64) ROA mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset. Semakin tinggi ROA maka akan semakin baik. Cara mengukur Return on Asset (ROA) dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158). 3. Return On Equity (ROE) Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158) ROE merupakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan dengan cara mengukur kemampuan laba atas modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Menurut (Kasmir, 2011:204) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Cara mengukur Return On Equityt (ROE) dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158). 4. Debt To Equity Ratio (DER) Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158) DER merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Utang merupakan komponen penting perusahaan khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Sering terjadi penurunan kinerja perusahaan disebabkan besarnya utang yang dimiliki perusahaan sehingga kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Menurut (Murhadi, 2013:61) Debt to Equity Ratio (DER) adalah menunjukkan perbandingan antara utang dan ekuitas perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) maka akan semakin berisiko perusahaan. Cara mengukur Debt To Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158). 5. Earning Per Share (EPS) Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:154) EPS merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham. Menurut (Fahmi, 2012:70), pengertian earning per share adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham yang dipegangnya. Cara menghitung earning per share (EPS) adalah dengan membandingkan laba bersih dengan jumlah saham beredar. Cara mengukur Earning Per Share (EPS) dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: (Darmadji & Fakhrudin, 2011:154) Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Return On Assets terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Dengan Formula Statistik: Ha: β1 0 2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Return On Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Dengan Formula Statistik: Ha : β 2 0 3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Debt To Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Dengan Formula Statistik: Ha : β3 0 4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Dengan Formula Statistik: Ha : β4 0 5. Diduga terdapat pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015. Dengan Formula Statistik: Ha : β1, β2, β3, β4 0 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2010:3) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan desain penelitian deskriptif dan asosiatif, maka penelitian memungkinkan untuk menggambarkan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas yang universal. Waktu dan Tempat Penelitian Adapun periode penelitian ini adalah pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Penelitian ini dilakukan melalui data yang diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni www.idx.co.id. Populasi dan Sampel Menurut (Arikunto, 2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 yaitu sebanyak 14 Perusahaan. Berikut adalah rincian Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI): Tabel 2. Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 No Kode Nama Perusahaan Established Date Listing Date 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera 26 Januari 1990 11 Juni 1997 Food Tbk

2 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk 03 Juni 1997 10 Juli 2012 3 CEKA PT Wilmar Cahaya 09 Desember 09 Juli 1996 Indonesia Tbk 1980 4 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 15 Juni 1970 27 Februari 1984 5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2 September 2009 7 Oktober 2010 6 INDF PT Indofood Sukses 14 Agustus 1990 14 Juli 1994 Makmur Tbk 7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia 03 Juni 1929 17 Januari 1994 Tbk 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 04 Juli 1990 9 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 16 April 1976 18 Oktober 1994 10 ROTI PT Nippon Indosari 08 Maret 1995 28 Juni 2010 Corporindo Tbk 11 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 12 April 1973 28 September 2012 12 SKLT PT Sekar Laut Tbk 19 Juli 1976 08 September 1993 13 STTP PT Siantar Top Tbk 12 Mei 1987 16 Desember 1996 14 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 02 November 1971 02 Juli 1990 Sumber data: Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 Menurut (Arikunto, 2010:174) sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2014:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Menurut (Sugiyono, 2014:85) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang peneliti butuhkan pada Perusaahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Dengan pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian sebagai berikut: a. Emiten yang menjadi sampel adalah Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2015. b. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2015 tersebut telah mengeluarkan dan menyampaikan laporan keuangan yang lengkap. c. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar (Listing) di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2015 tersebut memiliki laba bersih positif atau tidak mengalami kerugian selama tahun 2012-2015. Tabel 3. Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Food and Beverages yang dijadikan Sampel Penelitian No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 3 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 4 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 7 MYOR PT Mayora Indah Tbk 8 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 9 SKBM PT Sekar Bumi Tbk 10 SKLT PT Sekar Laut Tbk 11 STTP PT Siantar Top Tbk 12 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Sumber data: Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 dapat dilihat pada Tabel 24 berikut: Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant). 416. 243 1. 712. 094 ROA.330.121.167 2.724.009 ROE.456.163.184 2.801.008 DER -.685.267 -.154-2.567.014 EPS.876.073.771 11.988.000 Sumber: Olahan Data Sekunder 2016 Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 4 di atas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= a + bı LogXı + b2 LogX2 + b3 LogX3 + b4 LogX4 + e Y= 0,42 + 0,33 LogXı +0,46 LogX2 0,69 LogX3 + 0,88 LogX4 Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 0,42 dengan tanda positif. Artinya menunjukan bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas (Return On Assets, Retur On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share) maka nilai variabel independen (Harga Saham) akan naik sebesar Rp 0,42. 2. Nilai koefisien regresi Return On Assets sebesar 0,33 artinya jika Return On Assets naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,33. 3. Nilai koefisien regresi Return On Equity sebesar 0,46, artinya jika Return On Equity naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,46. 4. Nilai koefesien Regresi Debt To Equity Ratio sebesar -0,69, artinya

jika Regresi Debt To Equity Ratio naik 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan turun sebesar Rp -0,69. 5. Nilai koefesien regresi Earning Per Share sebesar 0,88, artinya jika Earning Per Share naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,88. PEMBAHASAN Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 Berdasarkan hasil olahan data, diperoleh nilai regresi sebesar 0,33. Angka ini signifikan karena nilai thitung 2,72 > ttabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Assets terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Return On Assets naik 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,33. Sedangkan berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui Return On Assets pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015 dengan rata-rata (mean) sebesar 11,29%, median sebesar 9,29%, modus sebesar 3,18%, dan standar deviasi sebesar 8,54%. Berdasarkan hasil penelitian dari olahan data sekunder 2016 diketahui ROA berpengaruh terhadap harga saham, ditemukan ada beberapa perusahaan mengalami kerugian, hal ini disebabkan karena ada sebagian perusahan profitabilitas yang tidak sehat, dengan adanya profitabilitas yang tidak sehat akan menjadi suatu masalah bagi BEI dan perusahaan yang bersangkutan. Permasalahan tersebut sangat penting untuk ditelusuri lebih lanjut dalam pendekatan yang sistematis. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia seharusnya memilki profitabilitas yang baik dan sehat untuk menarik para investor. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih atau laba. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat karena permintaan saham di pasar melebihi penawaran. Keputusan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan yaitu pemilik perusahaan harus meningkatkan laba dengan cara pendayagunaan asset semaksimal mungkin supaya ROA meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Mardiyanto, 2009:196) ROA adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Selanjutnya diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh menurut (Murhadi, 2013:64) ROA mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset. Semakin tinggi ROA maka akan

semakin baik. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Sarton Sinambela (2009) dengan judul Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Perusahaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan ROE, PER, dan DER berpengaruh negatif terhadap harga saham (Jurnal). Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 Berdasarkan hasil olahan data, diperoleh nilai regresi sebesar 0,46. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,80 > ttabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Equity terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Return On Equity naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,46. Sedangkan berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui Return On Equity pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015 dengan rata-rata (mean) sebesar 23,81%, median sebesar 16,84%, modus sebesar 12,47%, dan standar deviasi sebesar 27,18%. Berdasarkan dari hasil penelitian dari olahan data sekunder 2016 diketahui bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan dari hasil penelitian ditemukan perusahaan tidak mampu mengendalikan keuangan sehingga para pemegang saham tidak mendapat keuntungan, dengan semakin sedikit keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham maka para investor akan semangkit sedikit untuk membeli saham seingga harga saham akan menjadi menurun. Maka dari itu perusahaan harus jeli dalam menggendalikan modal sehingga ROE yang diperoleh oleh para investor semakin tinggi dengan semakin tingginya ROE maka harga saham akan semakin tinggi pula. Yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan ROE yaitu perusahaan harus manambah modal dan meningkatkan penggunaan modal untuk meningkatkan laba sehingga ROE menjadi tinggi dan akan meningkatkan harga saham perusahaan. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan modal dari pemegang saham secara efektif dan efisien untuk memperoleh laba. Dengan adanya peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan meningkat pula sehingga para investor tertarik untuk membeli saham tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158) ROE merupakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan,

khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan dengan cara mengukur kemampuan laba atas modal sendiri yang dimiliki perusahaan Selanjutnya diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh (Kasmir, 2011:204) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiatma Patriawan (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008 (Skripsi). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa EPS dan ROE berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap harga saham. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 Berdasarkan hasil olahan data, diperoleh nilai regresi sebesar -0,69. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar -2,57 > ttabel 0,05 (-2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt To Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Regresi Debt To Equity Ratio naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan turun sebesar Rp -0,69. Sedangkan berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui Debt To Equity Ratio pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015 dengan rata-rata (mean) sebesar 1,05%, median sebesar 1,08%, modus sebesar 0,90%, dan standar deviasi sebesar 0,55%. Berdasarkan dari hasil penelitian dari olahan data sekunder 2016 diketahui bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan dari hasil penelitian ditemukan bahwa tidak semua perusahaan memiliki kemampuan dalam mengukur sejauh mana besarnya hutang dapat ditutupi oleh modal perusahaan tersebut. Seharusnya perusahaan yang terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia seharusnya memiliki kemampuan untuk mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal perusahaan yang sehat agar menarik para investor menanamkan modalnya (saham) pada perusahaan tersebut. Rasio leverage yang cukup tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena tingkat ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar semakin besar. Dengan demikian apabila Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi deviden. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh menurut (Darmadji & Fakhrudin, 2011:158) DER merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Utang merupakan komponen penting perusahaan khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Sering terjadi penurunan

kinerja perusahaan disebabkan besarnya utang yang dimiliki perusahaan sehingga kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Selanjutnya diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh (Kasmir, 2011:157) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendi yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi kreditor, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar betas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Marsidah Nurfadillah (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, dan Return On Equity terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk (Jurnal). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Earning Per Share dan Return On Equity Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan Debt To Equity berpengaruh negatif terhadap harga saham. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 Berdasarkan hasil olahan data, diperoleh nilai regresi sebesar 0,88. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 11,99 > t tabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Earning Per Share naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,88. Sedangkan berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui Earning Per Share pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015 dengan rata-rata (mean) sebesar 1.857,02%, median sebesar 163,20%, modus sebesar 11,53%, dan standar deviasi sebesar 4.961,71%. Earning per Share (EPS) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap lembar saham yang dimiliki oleh para pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio antara laba bersih atau earning dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Di samping berpengaruh secara signifikan, earning per share juga memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham. Earning per share atau laba per lembar saham merupakan perhitungan rasio yang banyak digunakan oleh para investor maupun calon investor sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Earning per share

(EPS) banyak digunakan oleh manajemen perusahaan, investor maupun calon investor untuk memprediksikan harga saham karena EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham. Pada dasarnya seorang investor melakukan investasi dengan harapan akan memperoleh keuntungan atas modal yang telah diinvestasikannya. Mereka beranggapan bahwa besarnya nilai laba per lembar saham yang dibagikan oleh sebuah perusahaan merupakan suatu indikator keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Pola pemikiran tersebut akan mendorong seorang investor untuk melakukan pembelian saham pada perusahaan yang memiliki nilai earning per share yang tinggi. Pada kondisi yang seperti itulah harga saham di pasar modal akan bergerak naik karena meningkatnya jumlah permintaan saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa earning per share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham di pasar modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Murhadi, 2013:61) EPS adalah pendapatan per lembar saham yang dapat dilihat di laporan laba rugi. EPS mencerminkan pendapatan tiap lembar saham yang akan diperoleh pemegang saham, bila semua pendapatan tersebut dibagikan dalam bentuk deviden. Semakin tinggi EPS maka akan semakin baik. Hal ini juga diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh (Kasmir, 2011:207) rasio laba per lembar saham (Earning per Share) atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian yang tinggi. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak deviden, daan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Rescyana Putri Hutami (2012) dengan judul Pengaruh Devidend Per Share, Return On Equity, dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 (Jurnal). Hasil penelitian ini menyatakan Devidend Per Share, Return On Equity, dan Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap harga saham. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015 Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share memperoleh nilai sebesar 59,47 > 0,05 (2,57). Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Assets, Retur On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,847, artinya sebesar 84,70% perubahan pada variabel dependen (Harga saham) dapat dijelaskan oleh variabel independen (Return On Assets,

Return On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share) sedangkan sisanya sebesar 15,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh (Hin, 2008:105) dalam (Sinambela, 2009) mengungkapkan bahawa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kriteria memilih saham, diantarannya laba bersih maupun laba kotor perusahaan, laju pertumbuhan laba, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), PER (Price Earning Ratio), rasio utang Debt To Equity Ratio (DER), manajemen perusahaan, persaingan industry sejenis, serta kondisi perekonomian negara, regional, dan internasional. Sedangkan menurut (Jogiyanto, 2008:143) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hal ini dibuktikan dengan nilai regresi sebesar 0,33. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,72 > ttabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Assets terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Return On Assets naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,33. 2. Variabel Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hal ini dibuktikan dengan nilai regresi sebesar 0,46. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 2,80 > ttabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Equity terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Return On Equity naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,46. 3. Variabel Debt To Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hal ini dibuktikan dengan nilai regresi sebesar -0,69.Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar -2,57 > ttabel 0,05 (-2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt To Equity Ratio terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Regresi Debt To Equity Ratio naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp -0,69.

4. Variabel Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Hal ini dibuktikan dengan nilai regresi sebesar 0,88. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 11,99 > ttabel 0,05 (2,02) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Artinya jika Earning Per Share naik sebesar 1% (dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan) maka Harga Saham akan naik sebesar Rp 0,88. 5. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, Dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Angka ini signifikan karena nilai sebesar 59,47 > 0,05 (2,57). Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Sedangkan berdasarkan pengujian koefisien diperoleh nilai R square sebesar 0,847, artinya sebesar 84,70% perubahan pada variabel dependen (Harga saham) dapat dijelaskan oleh variabel independen (Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, dan Earning Per Share) sedangkan sisanya sebesar 15,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Saran Berdasarkan hasil penelitian penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan harga saham pada perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada perusahaan agar dapat mengelola keuangan dengan baik, karena hal ini akan dapat mempengaruhi laba yang diperoleh dari penggunaan aktiva dan para investor, maka semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan dan penanam modal maka harga saham akan semakin tinggi. Selanjutnya diharapkan agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dengan semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar laba yang diperoleh, dan sebaliknya dengan semakin rendah pengalaman perusahaan akan mengakibatkan hutang perusahaan semakin besar sehingga tidak mampu mengembalikan modal pemengang saham, dengan semakin besar hutang yang dperoleh akan mengakibatkan harga saham menjadi menurun. 2. Peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang akan meneliti tentang Harga Saham pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel yang lain dari jumlah Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share DAFTAR PUSTAKA