diselenggarakan secara internasional dapat dijadikan acuan guna mengetahui sejauh mana daya saing siswa Indonesia secara global (Fatmawati dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS PISA PADA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA KONTEN UNCERTAINTY AND DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki karakteristik dan potensi termasuk kemandirian dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

Melatih Literasi Matematika Siswa dengan Soal PISA Nabilah Mansur Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Malang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Abdul Latip, 2015

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang melandasi semua disiplin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

DESKRIPSI TRAJEKTORI BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LITERASI MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu. Karena dalam pendidikan mengandung transformasi pengetahuan, nilainilai,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan keterampilan. masalah yang merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Julia Artati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja, melainkan proses sains dan menggunakannya untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

Indonesia Kirim Guru ke Korea untuk Pelajari HOTS

BAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan yang di survey oleh Organisation for Economic

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

PISA, UJI COBA SOAL PISA DAN STRATEGI SISWA MENJAWAB SOAL

BAB I PENDAHULUAN. siswa Indonesia mampu hidup menapak di buminya sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014

BABI PENDAHULUAN. sendiri dan alam sekitar. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran

2015 KONSTRUKSI DESAIN PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN KONTEKS KERAMIK UNTUK MENCAPAI LITERASI SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa memegang peranan penting

2015 DESAIN DIDAKTIS PERSAMAAN KUADRAT UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA LEVEL 4. Kamaliyah, Zulkardi, Darmawijoyo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MEMECAHKAN SOAL MATEMATIKA MODEL PISA KONTEN QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inelda Yulita, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

SRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Menurut Hayat dan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PROBLEM POSING SETTING KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Depdiknas, 2006). Pendidikan IPA memiliki potensi yang besar

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu eksak yang memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita selalu menggunakan ilmu ini dalam setiap aktivitas, misalnya kegiatan jual-beli di pasar. Kegiatan jual beli terdapat unsur untung, rugi, dan potongan harga. Tak heran jika matematika harus dipelajari dan dipahami oleh setiap lapisan masyarakat agar dapat menjalani hidup ini dengan semestinya. Oleh sebab itu matematika mulai diajarkan sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun tingkat kesulitan ilmu matematika mulai berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Menurut Wijaya, dkk (2014: 557) pada umumnya siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami soal berbasis konteks kemudian mengubahnya ke dalam masalah matematika. Hal ini dapat menyebabkan mereka melakukan kesalahan dalam memecahkan soal matematika. Kesalahan yang terus menerus dilakukan dapat mengakibatkan prestasi siswa mengalami penurunan. Setiap tahun prestasi siswa dalam bidang matematika dapat diukur melalui nilai ujian nasional (Eksan, Oroh, dan Katilli, 2013: 2). Prestasi yang diperoleh oleh siswa Indonesia dalam kancah nasional justru mengalami penurunan seiring dengan kurikulum yang diberlakukan. Rendahnya prestasi siswa disebabkan karena ketuntasan belajar pada pencapaian taraf penguasaan kompetensi yang ditetapkan secara individu. Kemampuan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda sehingga tidak semua siswa mampu menerima pelajaran di kelas berdasarkan kompetensi yang ada. Rendahnya prestasi matematika siswa juga disebabkan oleh proses belajar di sekolah yang hanya fokus pada contoh soal yang diberikan guru, sehingga siswa tidak terbiasa menyelesaikan soal matematika berbasis konteks (Wati, 2016: 200). Daya saing yang semakin berat menyebabkan siswa Indonesia merasa kesulitan dalam meraih prestasi di ajang internasional. Berbagai jenis tes yang 1

2 diselenggarakan secara internasional dapat dijadikan acuan guna mengetahui sejauh mana daya saing siswa Indonesia secara global (Fatmawati dan Ekawati, 2016: 30). Jenis tes yang dapat dijadikan acuan bagi siswa Indonesia yang duduk di bangku SMP dengan umur rata-rata 15 tahun yaitu tes PISA (The Programme for Internationale Student Assessment). Tes PISA diadakan setiap 3 tahun sekali oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang dimulai sejak tahun 2000. Penilaian dalam tes ini meliputi penilaian terhadap keterampilan dan kemampuan membaca, matematika, dan sains dengan pendekatan literasi yang inovatif. Konsep pada soal model PISA mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, yang mana konsep ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini. Namun pada kenyataanya hasil PISA yang diperoleh siswa Indonesia memprihatinkan yakni selalu menjadi juru kunci. Pada tahun 2000 Indonesia menempati peringkat 39 dari 41 negara, kemudian pada tahun 2003 Indonesia berada di peringkat 38 dari 40 negara. Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2006 yaitu menempati posisi 50 dari 57 negara. Tiga tahun berikutnya posisi Indonesia makin turun yakni pada posisi 61 dari 65 negara (OECD, 2010: 8). Periode berikutnya yakni tahun 2012 peringkat Indonesia terus mengalami penurunan drastis yaitu 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 5). Indonesia mengalami peningkatan yakni berada di posisi 62 dari 70 negara pada tahun 2015 (OECD, 2016: 5). Rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam kancah internasional dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya dikemukakan oleh Silva (2011: 2) yakni kebijakan pemerintah yang menjadikan hasil ujian nasional sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam bidang matematika. Seperti yang kita ketahui bahwa soal-soal ujian nasional lebih menekankan pada penguasaan keterampilan dasar, sedangkan soal PISA lebih menekankan pada keterampilan dan kemampuan membaca, matematika, dan sains dengan pendekatan literasi yang inovatif. Pendekatan ini sesuai dengan pendekatan yang ada dalam kurikulum 2013, yaitu pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat dikaitkan dengan

3 kehidupan sehari-hari. Soal PISA juga berisikan materi yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak siswa yang membuat kesalahan dalam memecahkan soal matematika. Berdasarkan observasi terdahulu dan wawancara dengan siswa dan guru di SMP Negeri 1 Kartasura, kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu siswa kurang memahami soal sehingga mengalami kesalahan dalam mengubah masalah ke dalam bentuk matematika dan kurang teliti dalam mengoperasikan operasi hitung. Faktor lain yaitu siswa kurang memahami langkah-langkah penyelesaian masalaha berdasarkan strategi Polya. Soal PISA terdiri atas 4 konten, yaitu konten Ruang dan Bentuk (Space and Shape); Perubahan dan Hubungan ( Change and Relationship); Bilangan (Quantity); dan Ketidakpastian dan Data (Uncertainty and Data). Penelitian ini menggunakan soal PISA konten uncertainty and data sebagai instrumen untuk menganalisis kesalahan siswa dalam memecahkan soal tersebut. Konten uncertainty and data lebih menekankan pada keterampilan dan kemampuan siswa untuk memeriksa data yang disajikan dalam tabel dan menjelaskan penyebab grafik tidak cocok untuk menampilkan data tersebut. Siswa sering melakukan kesalahan dalam membaca diagram, menghitung rata-rata, serta merepresentasikan data ke dalam bentuk diagram. Oleh sebab itu, peneliti berinisiatif untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal model PISA konten uncertainty and data. Analisis kesalahan mengacu pada teori analisis kesalahan Newman (Newman Error Analysis). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data? 2. Apa saja faktor penyebab kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data?

4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data. 2. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data. D. Manfaat Penelitian Sebagai studi alamiah, studi ini memberi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan ilmu tentang kesalahan siswa kelas VII dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Siswa dapat meningkatkan pemahaman mengenai soal matematika model PISA konten uncertainty and data. 2) Siswa dapat memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data dengan cermat dan teliti. b. Bagi guru 1) Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam menyampaikan materi yang berisikan soal model PISA konten uncertainty and data. 2) Memberikan informasi mengenai kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data agar guru lebih dekat kepada siswa dan memberikan pemahaman yang mendalam.

5 c. Bagi peneliti 1) Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian yang serupa. 2) Memperoleh gambaran mengenai kesalahan siswa dalam memecahkan soal matematika model PISA konten uncertainty and data.