STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN TOTAL SOLID DAN ZAT ORGANIK SEBAGAI PERMANGANATE VALUE (PV)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosen Pembimbing: Ir. Mas Agus Mardyanto, ME., PhD

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

Pengolahan AIR BUANGAN

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

Bab V Hasil dan Pembahasan

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Optimasi Limpasan Air Limbah Ke Kali Surabaya (Segmen Sepanjang Jagir) Dengan Programma Dinamis

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Mekanisme : Air limbah diolah dengan aliran kontinyu Pengolahan lumpur dioperasikan tanpa resirkulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

KINERJA ALGA-BAKTERI UNTUK REDUKSI POLUTAN DALAM AIR BOEZEM MOROKREMBANGAN, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

STUDI PENENTUAN KOEFISIEN BIODEGRADASI AIR LIMBAH DOMESTIK INFLUEN BOEZEM MOROKREMBANGAN DETERMINATION OF BIODEGRADATION COEFFICIENT OF INFLUENT

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB IV DASAR PERENCANAAN

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB 9 KOLAM (PONDS) DAN LAGOON

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

EFEK AERASI DAN KONSENTRASI SUBSTRAT PADA LAJU PERTUMBUHAN ALGA MENGGUNAKAN SISTEM BIOREAKTOR PROSES BATCH

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah dan jenis polutan semakin meningkat seiring meningkatnya produksi dan

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

REMOVAL CEMARAN BOD, COD, PHOSPHAT (PO 4 ) DAN DETERGEN MENGGUNAKAN TANAMAN MELATI AIR SEBAGAI METODE CONSTRUCTED WETLAND DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

MODEL PERSEBARAN KONSENTRASI BIOLOGICAL OXYGEN DEMAND 1-D PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOLAM STABILISASI BERDASARKAN MEKANISME ADVEKSI DIFUSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Transkripsi:

STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA PENURUNAN KANDUNGAN NITROGEN ORGANIK DAN PHOSPAT TOTAL PADA MUSIM KEMARAU. OLEH : Angga Christian Hananta 3306.100.047 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir. Joni Hermana, MSc.ES., PhD.

Latar Belakang : Masih banyaknya pengendapan yang terakumulasi di Boezem Morokrembangan. Fungsi Boezem adalah untuk menampung air hujan, tetapi akibat laju sedimentasi yang cukup tinggi kapasitas tampungan semakin menurun. Kondisi air Boezem saat ini sangat berbau dan berwarna hitam diakibatkan oleh pengendapan sampah dan limbah rumah tangga yang cukup tinggi yang mengakibatkan air hujan tidak dapat tertampung dan menyebabkan banjir. Rumusan Masalah : 1. Berapa besar kandungan zat organik (sebagai COD), Nutrient sebagai nitrogen organik dan phosphat total secara rerata di musim kemarau yang masuk ke dalam Boezem Morokrembangan? 2. Berapa besar kinerja eksisting Boezem Morokrembangan pada penurunan kandungan COD, Nitrogen organik dan Phospat total?

Tujuan Penelitian : 1. Mengkaji besarnya beban pencemaran pada Boezem Morokrembangan ditinjau pada kandungan COD, Nitrogen organik dan Phosphat total rerata di musim kemarau yang masuk ke dalam Boezem Morokrembangan. 2. Menganalisis kinerja eksisting Boezem Morokrembangan melalui analisis neraca massa bahan pencemar. Manfaat Penelitian : Memberikan informasi tentang kemampuan Boezem Morokrembangan khususnya tentang beban bahan cemaran padatan dan organik yang masuk pada musim kemarau, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk pengelolaan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan instansi lain yang terkait.

Ruang Lingkup : 1. Boezem yang menjadi objek penelitian ini adalah Boezem Morokrembangan Surabaya. 2. Parameter yang diuji adalah COD, Nutrien sebagai Nitrogen organik dan Phosphat total. 3. Pengumpulan data-data primer (konsentrasi COD, N dan P) pada input dan output dalam pola harian pada musim kemarau, dan debit air yang masuk ke Boezem. Data sekunder berupa dimensi Boezem untuk mengetahui volume Boezem. 4. Inlet Sampling Sungai Greges dan Sungai Purwodadi

Tinjauan Pustaka Definisi Air Limbah Menurut Metcalf dan Eddy (1991), batasan air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah yang berasal dari daerah pemukiman, perkantoran, perdagangan, dan industri bersama-sama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada. Sumber Limbah Cair Dometik Menurut KEP-112/MENLH/2003, air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.

Sistem Pengolahan Limbah Cair Kolam Aerasi (Aerated Lagoon) Menurut Metcalf dan Eddy (1991), kolam aerasi adalah suatu unit proses pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme tersuspensi tanpa menggunakan resirkulasi lumpur. Penambahan udara pada kolam oksidasi dilakukan dengan menggunakan aerator. Kolam Stabilisasi (Kolam Oksidasi) Menurut Metcalf dan Eddy (1991), kolam oksidasi atau istilah lainnya kolam stabilisasi (stabilization pond) adalah kolam tanah yang relatif dangkal yang digunakan untuk pengolahan air limbah.kolam oksidasi ini cocok untuk pengolahan air limbah komunitas yang kecil karena biaya pembangunan dan operasinya lebih rendah dibandingkan dengan pengolahan biologis yang lain.

Purifikasi perairan lotik Badan air tak mengalir (perairan lotik) seperti danau, waduk, dan kolam yang mengandung pencemar organik/kadar nutrien (nitrogen dan phosfat) yang tinggi, menyebabkan air berbau busuk dan menimbulkan keracunan. Keadaan ini dapat diatasi dengan memacu self purification danau yaitu memasukkan udara/air kaya oksigen sehingga penguraian materi organik dan siklus nitrogen/phosfat dapat berlangsung (Meutia, 2006). Pemulihan diri (Self Purification) badan air permukaan Menurut Vagnetti et al (2003), Self Purification adalah pemulihan sebagian atau seluruhnya dari kondisi suatu badan air (melalui proses alamiah) setelah masuknya materi asing yang cukup kualitas dan kuantitasnya untuk menyebabkan perubahan karakteristik fisik, kimia, dan/atau biologi terukur dari badan air tersebut.

NERACA MASSA Pendekatan fundamental untuk menunjukkan perubahan yang terjadi dalam suatu bejana atau beberapa macam kontainer, seperti tanki, adalah mass balance analysis. Massa tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan, oleh karena itu massa yang terakumulasi sama dengan aliran massa yang masuk dikurangi dengan massa yang dikonversi dikurangi dengan aliran massa yang keluar. [Akumulasi ] = [input] [penurunan karena reaksi] - [out] Jika pada sistem tidak terjadi reaksi persamaan mass balance menjadi : [Akumulasi ] = [input] - [out]

Boezem Morokrembangan

Boezem Morokrembangan Selatan Mechanical screen / trashrack Kali Greges lengkap dengan prasarananya. Lebar Trashrack 32 m Jumlah unit mesin 6 buah Fungsi : menangkap sampah yang hanyut di sungai. Mechanical screen / trashrack Kali Purwodadi lengkap dengan prasarananya. Lebar Trashrack 12 m Jumlah unit mesin 2 buah Fungsi : menangkap sampah yang hanyut di sungai.

Telah terbangun plengsengan dari pasangan batu kali Telah terbangun pemagaran keliling bosem. Kondisi pagar keliling bosem sebagian besar rusak Kondisi jalan inspeksi keliling bosem mengalami sliding dan rentan terhadap longsor akibat beban berat.

Kerangka Penelitian Ide Penelitian Studi neraca massa bahan pencemar untuk kajian kapasitas Boezem Morokrembangan. Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Literatur Dilakukan dengan mencari bahan-bahan yang menunjang penelitian dari sumber-sumber yang ada (Textbook, jurnal penelitian, internet, artikel, tugas akhir, tesis). A

A Pengumpulan Data Data Primer diukur dilaboraturium.kualitas COD, Nitrogen organik dan Phospat total pada musim kemarau, debit air sungai yang masuk ke Boezem. Data Sekunder Dimensi Boezem untuk mengetahui volume Boezem. Persiapan Penelitian Penentuan lokasi Persiapan peralatan Pelaksanaan penelitian Analisa Data dan Pembahasan Menggunakan Data Statistik Kesimpulan dan Saran

Perhitungan debit Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat current meter Model 201 Portable Water Current Meter. Perhitungan Debit Q = A x v Debit koreksi alat = Q x 1,2 Lebar Kedalaman Air/ h (cm) Luas No. Nama Saluran Saluran (cm) Titik h Penampang Basah (m2) Kecepatan (cm/detik) 1 Saluran Purwodadi Tidak Hujan 797 1 50 10 2 50 13 3 50 3,99 10 4 50 10 5 50 10 Turun Hujan 797 1 70 30 2 80 30 3 100 6,69 33 4 90 30 5 80 35 2 Saluran Greges Tidak Hujan 3280 1 90 10 2 110 10 3 100 32,80 10 4 125 7 5 75 7 Turun Hujan 3280 1 130 70 2 140 70 3 160 44,61 100 4 150 75 5 100 55 Debit (m3/detik) 0,51 2,54 3,46 39,61

No. Lebar Saluran (cm) Kedalaman Air/ h (cm) Luas Penampang Basah (m2) Kecepatan (cm/detik) Debit (m3/detik) Nama Saluran Titik h 3 Outlet Tidak Hujan 200 1 90 1,80 12 0,26 2 150 3,00 12 0,43 3 100 2,00 15 0,36 4 50 1,00 16 0,19 5 150 3,00 16 0,58 Debit Air Outlet Tidak Hujan 1.82 Turun Hujan 200 1 130 2,60 100 3,12 2 150 3,00 140 5,04 3 150 3,00 130 4.68 4 100 2,00 100 2.4 5 170 3,40 100 4.08 6 170 3,40 70 2.86 Debit Air Outlet Saat Hujan 22,18

Berikut ini adalah contoh perhitungan debit air : Saluran Greges saat tidak hujan. Luas penampang basah saluran adalah penjumlahan luas dari lima kotak, dengan kedalamannya yang diukur di titik A, B, C, D, dan E. Lebar tiap kotaknya : seperlima dari lebar saluran/sungai. Luas Penampang basah = (0,9 + 1,1 + 1,0 + 1,25 + 0,75) x 32,8/5 = 32,8 m 2 Debit air = luas penampang basah x kecepatan air = 32,8 m 2 x 0,09 m/detik = 2,89 m 3 /detik Q = 1,2 x 2,89 m 3 /detik = 3,46 m 3 /detik

Saluran Outlet Saat Tidak Hujan Jumlah Pintu Air = 5 buah Lebar Tiap Pintu Air (l) = 2 m = 200 cm Luas Penampang Basah Saluran (A) = h x l A1 pintu air 1 = 200 cm x 90 cm = 18000 cm2 = 1,8 m 2 Debit air = luas penampang basah kali kecepatan air 1,8 m 2 x 0,12 m/detik = 0,216 m 3 /detik Q1 pintu air 1 = 1,2 x 0,216 m 3 /detik = 0,26 m 3 /detik Debit air yang mengalir pada outlet adalah jumlah debit tiap pintu air. Q outlet = Q1 +Q2 +Q3 +Q4 +Q5 = 0,26 + 0,43 + 0,36 + 0,19 + 0,58 = 1,82 m 3 /detik

Analisa dan Pembahasan Konsentrasi Nitrogen organik (N-organik) Pengambilan sampel air berasal dari 3 sampling air 1. Saluran Purwodadi (inlet) 2. Saluran Greges (inlet) 3. Outlet Hari Ke- Konsentrasi Nitrogen organik (mg/l) Purwodadi Greges Outlet 1 22.72 17.175 7.779 2 21.95 15.173 20.256 3 29.652 23.49 27.341 4 43.361 28.882 31.808 5 24.261 18.253 9.011 6 14.125 11.568 6.885 7 13.94 11.63 3.004 8 26.687 25.377 20.063 9 14.864 17.945 12.246 10 23.49 24.415 34.119 11 21.026 21.95 28.882 12 17.945 22.566 26.571 13 8.973 7.817 5.969 14 7.432 3.427 6.046 15 11.63 11.168 21.95 16 11.476 6.238 17.021 17 17.368 9.82 9.512 18 24.107 37.046 25.493 19 27.996 41.782 27.842 Hari Ke- Konsentrasi Nitrogen organik (mg/l) Purwodadi Greges Outlet 20 23.452 20.91 13.44 21 18.292 17.213 18.908 22 18.985 19.062 16.52 23 18.831 23.606 17.445 24 16.905 19.832 15.519 25 20.602 26.225 20.371 26 16.212 15.365 12.13 27 12.746 4.352 8.202 28 4.429 13.825 14.364 29 13.055 6.893 8.125 30 16.674 18.138 13.209 Average 18.773 18.038 16.668

Grafik Konsentrasi Nitrogen organik Purwodadi Grafik Konsentrasi Nitrogen organik Greges Grafik Konsentrasi Nitrogen organik Outlet

Konsentrasi Phospat total (P-total) Hari Ke- Konsentrasi Phospat total (mg/l) Purwodadi Greges Outlet 1 0.199 0.321 0.169 2 0.178 0.148 0.047 3 0.06 0.056 0.039 4 0.009 0.047 0.064 5 0.085 0 0.013 6 0.035 0.001 0 7 0.022 0.047 0 8 0.085 0.123 0.072 9 0.051 0.051 0.039 10 0.169 0.144 0.136 11 0.153 0.136 0.11 12 0.144 0.072 0.144 13 0 0 0 14 0.098 0.068 0 15 0 0 0 16 0 0 0 17 0.072 0.018 0.018 18 0.026 0.127 0.03 19 0.072 0.018 0.018 Hari Ke- Konsentrasi Phospat total (mg/l) Purwodadi Greges Outlet 20 0 0.03 0.005 21 0.051 0.005 0.009 22 0.161 0.094 0.043 23 0.098 0.106 0.001 24 0.009 0.077 0.06 25 0.094 0.195 0.081 26 0 0 0 27 0 0 0 28 0 0.258 0.119 29 0.1 0 0 30 0.1 0 0 Average 0.069 0.071 0.041

Data-data tersebut digambarkan pada grafik sebagai berikut : Grafik Konsentrasi Phospat total Purwodadi Grafik Konsentrasi Phospat total Greges Grafik Konsentrasi Phospat total Outlet

Konsentrasi COD Hari Ke- Konsentrasi COD (mg/l) Purwodadi Greges Outlet 1 104.977 52.489 76.923 6 75.506 53.034 33.258 12 56.637 39.823 50.442 17 63.858 33.703 25.721 22 78.788 65.801 50.216 27 70.236 44.54 34.261 Average 75.000 48.232 45.137 Grafik Konsentrasi COD Purwodadi 120 100 COD (mg/l) 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Hari

Grafik Konsentrasi COD Greges 70 60 COD (mg/l) 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Grafik Konsentrasi COD Outlet 90.000 80.000 70.000 Hari COD (mg/l) 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Hari

Analisa Beban (massa) Nitrogen organik Analisa beban Nitrogen organik (N-organik) dilakukan dalam tiga pengambilan sampel air, yaitu sampel air purwodadi, sampel air greges (inlet) dan pada outlet. Dilakukan selama 30 hari, hasil yang diperoleh dari 30 hari pengambilan sampel Hari ke- Debit (m3/dtk) Konsentrasi Nitrogen organik (mg/l) Beban Nitrogen organik (kg/hari) Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet 1 0.51 3.46 1.82 22.72 17.18 7.78 11.59 59.43 14.16 2 0.51 3.46 1.82 21.95 15.17 20.26 11.19 52.50 36.87 3 0.51 3.46 1.82 29.65 23.49 27.34 15.12 81.28 49.76 4 0.51 3.46 1.82 43.36 28.88 31.81 22.11 99.93 57.89 5 0.51 3.46 1.82 24.26 18.25 9.01 12.37 63.16 16.40 6 0.51 3.46 1.82 14.13 11.57 6.89 7.20 40.03 12.53 7 0.51 3.46 1.82 13.94 11.63 3.00 7.11 40.24 5.47 8 0.51 3.46 1.82 26.69 25.38 20.06 13.61 87.80 36.51 9 0.51 3.46 1.82 14.86 17.95 12.25 7.58 62.09 22.29 10 0.51 3.46 1.82 23.49 24.42 34.12 11.98 84.48 62.10 11 0.51 3.46 1.82 21.03 21.95 28.88 10.72 75.95 52.57 12 0.51 3.46 1.82 17.95 22.57 26.57 9.15 78.08 48.36 13 2.54 39.61 22.18 8.97 7.82 5.97 22.79 309.63 132.39 14 2.54 39.61 22.18 7.43 3.43 6.05 18.88 135.74 134.10

15 2.54 39.61 22.18 11.63 11.17 21.95 29.54 442.36 486.85 16 2.54 39.61 22.18 11.48 6.24 17.02 29.15 247.09 377.53 17 2.54 39.61 22.18 17.37 9.82 9.51 44.11 388.97 210.98 18 2.54 39.61 22.18 24.11 37.05 25.49 61.23 1467.39 565.43 19 0.51 3.46 1.82 28.00 41.78 27.84 14.28 144.57 50.67 20 0.51 3.46 1.82 23.45 20.91 13.44 11.96 72.35 24.46 21 0.51 3.46 1.82 18.29 17.21 18.91 9.33 59.56 34.41 22 0.51 3.46 1.82 18.99 19.06 16.52 9.68 65.95 30.07 23 2.54 39.61 22.18 18.83 23.61 17.45 47.83 81.68 386.93 24 0.51 3.46 1.82 16.91 19.83 15.52 8.62 68.62 28.24 25 0.51 3.46 1.82 20.60 26.23 20.37 10.51 90.74 37.08 26 0.51 3.46 1.82 16.21 15.37 12.13 8.27 53.16 22.08 27 0.51 3.46 1.82 12.75 4.35 8.20 6.50 15.06 14.93 28 0.51 3.46 1.82 4.43 13.83 14.36 2.26 47.83 26.14 29 0.51 3.46 1.82 13.06 6.89 8.13 6.66 23.85 14.79 30 0.51 3.46 1.82 16.67 18.14 13.21 8.50 62.76 24.04 Warna biru : Turun hujan Sumber : Hasil Perhitungan Rata-rata : 18.77 18.04 16.67 16.33 153.41 100.53

Grafik Beban Nitrogen organik Purwodadi Grafik Beban Nitrogen organik Greges Grafik Beban Nitrogen organik Outlet

Analisa Beban (massa) Phospat total Hari ke- Debit (m3/dtk) Konsentrasi Phospat total (mg/l) Beban Phospat total (kg/hari) Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet 1 0.51 3.46 1.82 0.20 0.32 0.17 0.10 1.11 0.31 2 0.51 3.46 1.82 0.18 0.15 0.05 0.09 0.51 0.09 3 0.51 3.46 1.82 0.06 0.06 0.04 0.03 0.19 0.07 4 0.51 3.46 1.82 0.01 0.05 0.06 0.00 0.16 0.12 5 0.51 3.46 1.82 0.09 0.00 0.01 0.04 0.00 0.02 6 0.51 3.46 1.82 0.04 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 7 0.51 3.46 1.82 0.02 0.05 0.00 0.01 0.16 0.00 8 0.51 3.46 1.82 0.09 0.12 0.07 0.04 0.43 0.13 9 0.51 3.46 1.82 0.05 0.05 0.04 0.03 0.18 0.07 10 0.51 3.46 1.82 0.17 0.14 0.14 0.09 0.50 0.25 11 0.51 3.46 1.82 0.15 0.14 0.11 0.08 0.47 0.20 12 0.51 3.46 1.82 0.14 0.07 0.14 0.07 0.25 0.26 13 2.54 39.61 22.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 14 2.54 39.61 22.18 0.10 0.07 0.00 0.25 2.69 0.00 15 2.54 39.61 22.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

16 2.54 39.61 22.18 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 2.54 39.61 22.18 0.07 0.02 0.02 0.18 0.71 0.40 18 2.54 39.61 22.18 0.03 0.13 0.03 0.07 5.03 0.67 19 0.51 3.46 1.82 0.07 0.02 0.02 0.04 0.06 0.03 20 0.51 3.46 1.82 0.00 0.03 0.01 0.00 0.10 0.01 21 0.51 3.46 1.82 0.05 0.01 0.01 0.03 0.02 0.02 22 0.51 3.46 1.82 0.16 0.09 0.04 0.08 0.33 0.08 23 2.54 39.61 22.18 0.10 0.11 0.00 0.25 4.20 0.02 24 0.51 3.46 1.82 0.01 0.08 0.06 0.00 0.27 0.11 25 0.51 3.46 1.82 0.09 0.20 0.08 0.05 0.67 0.15 26 0.51 3.46 1.82 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 27 0.51 3.46 1.82 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 28 0.51 3.46 1.82 0.00 0.26 0.12 0.00 0.89 0.22 29 0.51 3.46 1.82 0.10 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 30 0.51 3.46 1.82 0.10 0.00 0.00 0.05 0.00 0.00 Rata-rata : 0.07 0.07 0.04 0.06 0.63 0.11 Warna biru : Turun hujan Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Beban Phospat total Purwodadi Grafik Beban Phopat total Greges Grafik Beban Phospat total Outlet

Analisa Beban(massa) COD Hari ke- Debit (m3/dtk) Konsentrasi COD (mg/l) Beban COD (kg/hari) Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet Purwodadi Greges Outlet 1 0.51 3.46 1.82 104.98 52.49 76.92 53.54 181.61 140.00 2 0.51 3.46 1.82 3 0.51 3.46 1.82 4 0.51 3.46 1.82 5 0.51 3.46 1.82 6 0.51 3.46 1.82 75.51 53.03 33.26 38.51 183.50 60.53 7 0.51 3.46 1.82 8 0.51 3.46 1.82 9 0.51 3.46 1.82 10 0.51 3.46 1.82 11 0.51 3.46 1.82 12 0.51 3.46 1.82 56.64 39.82 50.44 28.88 137.79 91.80 13 2.54 39.61 22.18 14 2.54 39.61 22.18 15 2.54 39.61 22.18 16 2.54 39.61 22.18 17 2.54 39.61 22.18 63.86 33.70 25.72 162.20 1334.98 570.49 18 2.54 39.61 22.18 19 0.51 3.46 1.82 20 0.51 3.46 1.82 21 0.51 3.46 1.82 22 0.51 3.46 1.82 78.79 65.80 50.22 40.18 227.67 91.39 23 2.54 39.61 22.18 24 0.51 3.46 1.82 25 0.51 3.46 1.82 26 0.51 3.46 1.82 27 0.51 3.46 1.82 70.24 44.54 34.26 35.82 154.11 62.36 28 0.51 3.46 1.82 29 0.51 3.46 1.82 30 0.51 3.46 1.82 Rata-rata : 75.00 48.23 45.14 59.86 369.94 169.43 Warna biru : Turun hujan Sumber : Hasil Perhitungan

Grafik Beban COD Purwodadi Grafik Beban COD Greges Grafik Beban COD Outlet

Mass Balance Pendekatan dasar yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang ada atau tingkat akumulasi yang terjadi didalam boezem. Akumulasi = In Out = ( Massa masuk - Massa keluar ) = ( Massa Purwodadi + Massa Greges ) Massa keluar = {( Q1 x C1 ) +( Q2 x C2 )} ( Q3 x C3 ) Hari Akumulasi (kg/hari) N-organik P-total COD 1 56.855 0.905 95.150 2 26.827 0.517 3 46.637 0.153 4 64.155 0.051 5 59.128 0.020 6 34.698 0.021 161.476 7 41.882 0.174 8 64.900 0.338 9 47.383 0.131 10 34.359 0.337 11 34.105 0.348 12 38.871 0.060 74.868 13 200.030 0.000 14 20.520 2.942 15-14.946 0.000 16-101.290 0.000 17 222.109 0.497 926.683 18 963.189 4.431 19 108.171 0.066 20 59.848 0.095 21 34.473 0.027 22 45.570 0.329 176.460 23-257.423 4.425 24 48.996 0.162 25 64.170 0.575 26 39.354 0.000 27 6.631 0.000 127.574 28 23.951 0.676 29 15.720 0.051 30 47.221 0.051 Average 69.203 0.579 260.369 Warna biru : Turun hujan Sumber : Hasil perhitungan

Efisiensi Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Boezem dalam menurunkan kandungan bahan pencemar yang masuk ke dalamnya dapat menggunakan rumus berikut ini : Cinput Efisiensi = = Efisiensi Q1. C 1 Q1 + + Cinput Q 2. C 2 Q 2 Cinput Coutlet 100% Tidak Hujan Hari C input (mg/l) Cout (mg/l) Efisiensi removal (%) N-organik P-total COD N-organik P-total COD N-organik P-total COD 1 17.89 0.31 59.23 7.78 0.17 76.92 56.51% 44.65% -29.87% 2 16.04 0.15 20.26 0.05-26.26% 69.05% 3 24.28 0.06 27.34 0.04-12.60% 30.99% 4 30.74 0.04 31.81 0.06-3.47% -51.95% 5 19.02 0.01 9.01 0.01 52.64% -19.05% 6 11.90 0.01 55.92 6.89 0.00 33.26 42.13% 100.00% 40.53% 7 11.93 0.04 3.00 0.00 74.81% 100.00% 8 25.55 0.12 20.06 0.07 21.46% 39.04% 9 17.55 0.05 12.25 0.04 30.22% 23.53% 10 24.30 0.15 34.12 0.14-40.43% 7.62% 11 21.83 0.14 28.88 0.11-32.30% 20.40% 12 21.97 0.08 41.98 26.57 0.14 50.44-20.93% -77.23% -20.15% 19 40.01 0.02 27.84 0.02 30.41% 27.82%

20 21.24 0.03 13.44 0.01 36.71% 80.88% 21 17.35 0.01 18.91 0.01-8.97% 17.50% 22 19.05 0.10 67.47 16.52 0.04 50.22 13.29% 58.09% 25.57% 24 19.46 0.07 15.52 0.06 20.24% 12.11% 25 25.50 0.18 20.37 0.08 20.12% 55.50% 26 15.47 0.00 12.13 0.00 21.61% 0.00% 27 5.43 0.00 47.84 8.20 0.00 34.26-51.04% 0.00% 28.39% 28 12.62 0.22 14.36 0.12-13.84% 47.08% 29 7.68 0.01 8.13 0.00-5.73% 100.00% 30 17.95 0.01 13.21 0.00 45.14 26.41% 100.00% 12.01% Average : 19.34 0.08 54.49 17.24 0.05 48.37 10.04% 34.17% 9.41% Sumber : Hasil perhitungan Hari Saat Hujan C input (mg/l) C out (mg/l) Efisiensi removal (%) N-organik P-total COD N-organik P-total COD N-organik P-total COD 13 7.89 0.00 5.97 0.00 24.3% 0.0% 14 3.67 0.07 6.05 0.00-64.8% 100.0% 15 11.20 0.00 21.95 0.00-96.1% 0.0% 16 6.55 0.00 17.02 0.00-159.7% 0.0% 17 10.27 0.02 35.52 9.51 0.02 25.72 7.4% 15.3% 27.6% 18 36.27 0.12 25.49 0.03 29.7% 75.2% 23 3.07 0.11 17.45 0.00-467.8% 99.1% Average : 11.27 0.05 35.52 14.78 0.01 25.72-103.8% 41.4% 27.6% Sumber : Hasil perhitungan

Perhitungan nilai k teoritis Saat tidak hujan td = Volume Boezem/Debit input td = 434.466 m 3 / (0,51 + 3,46) m 3 /dtk = 1,2 hari nilai td menunjukkan waktu tinggal air didalam boezem. k = 0,25 * (1,06) (T-20) = 0,25 * (1,06) (29-20) = 0,42/hari nilai k menunjukkan konstanta kecepatan laju biodegradasi polutan yang terjadi didalam suatu badan air permukaan seperti kolam stabilisasi, danau ataupun boezem. Perhitungan teoritis konsentrasi polutan yang keluar dari boezem adalah sebagai berikut : Cout = (Cinput ) / ( 1+k*td) = (C input ) / ( 1+0,42 *td) Cout (mg/l) Nitrogen Phospat COD Organik Total 12.85 0.053 36.23 Perhitungan teoritis efisiensi penurunan polutan : Cinput Coutlet Efisiensi = 100% Cinput Efisiensi removal (%) Nitrogen Phospat COD Organik Total 33.55% 33.75% 33.5%

Saat hujan td = Volume Boezem/Debit input td = 434.466 m 3 / (2,54 + 39,61) m 3 /dtk = 0,12 hari nilai td menunjukkan waktu tinggal air didalam boezem. k = 0,25 * (1,06) (T-20) = 0,25 * (1,06) (29-20) = 0,42/hari nilai k menunjukkan konstanta kecepatan laju biodegradasi Perhitungan teoritis konsentrasi polutan yang keluar dari boezem adalah sebagai berikut : C out = (C input ) / ( 1+k*td) = (C input ) / ( 1+0,42 *td) Cout (mg/l) Nitrogen Phospat COD Organik Total 10.72 0.047 33.81 Perhitungan teoritis efisiensi penurunan polutan : Efisiensi = Cinput Coutlet Cinput 100% Efisiensi removal (%) Nitrogen Phospat COD Organik Total 4.88% 6% 4.8%

Kesimpulan 1. Beban Pencemar yang masuk ke Boezen maka dengan rerata air masuk dari Kali Purwodadi dan Kali Greges sebesar: Beban Nitrogen organik Kali Purwodadi = 16,33 kg/hari Kali Greges = 153,41 kg/hari. Beban Phospat total Kali Purwodadi = 0,06 kg/hari Kali Greges = 0,63 kg/hari. Beban COD Kali Purwodadi = 59,86 kg/hari Kali Greges = 369,94 kg/hari. 2. Kinerja boezem yang diindikasikan dari efisiensi penurunan polutan adalah sebagai berikut : Saat tidak hujan Parameter Penelitian Lapangan Perhitungan Teoritis Nitrogen organik 10,04% 33,55% Phospat total 34,17% 33,75% COD 9,41% 33,5% Saat turun hujan Parameter Penelitian Lapangan Perhitungan Teoritis Nitrogen organik 0% 4,88% Phospat total 41,4% 6% COD 27,6% 4,8% Kualitas effluen dari boezem Morokrembangan dapat dikatagorikan ke dalam badan air kelas 3 dengan kriteria mutu air berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2004.

Saran Saran-saran yang diberikan untuk penelitian selenjutnya yang dapat menyempurnakan penelitian dibidang ini adalah sebagai berikut : Sampling pengukuran debit dilakukan secara kontinyu bersamaan dengan pengambilan sampel untuk pengukuran konsentrasi limbah sehingga dalam perhitungan neraca massa diharapkan akan lebih akurat. Memasukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kandungan limbah pada boezem seperti pembuangan limbah rumah tangga disekitar boezem, laju penguapan air, dan lain-lain.

Terima Kasih