BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. terikat. Yaitu Layanan Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar. kelas VII Di SMP Pendowo Ngablak yang berjumlah 39 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Menurut Azwar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

yang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan pada Variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variable terikat (Y) peningkatan Prestasi belajar Al-Qur an Dan Hadits siswa, variable bebas

BAB III METODE PENELITIAN. langsung berbagai hal yang berhubungan dengan kompetensi profesional guru

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) artinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu bentuk penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di. beberapa fakultas yang ada di Universitas Islam Indonesia, namun tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian lapangan (Field Research) keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan dalam variabel atau aspek yang akan diteliti (Sugiyono, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan campuran (kualitatif dan kuantitatif). Lokasi dari penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta yang berada di Kecamatan Tingkir, Salatiga. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Arikunto, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berada di Kecamatan Tingkir berjumlah 270 orang. Menurut Hadi (1988) jika populasi lebih dari 100 orang 52

maka pengambilan sampel dapat dilakukan dengan minimal 25%. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel sebesar 30% dari 270 dan didapati responden sebanyak 90 orang. Dengan pertimbangan Sekolah Dasar Negeri lebih banyak daripada Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Tingkir, 60 guru diambil untuk mewakili Sekolah Dasar Negeri dan 30 guru diambil untuk mewakili Sekolah Dasar Swasta. Disamping itu, untuk mendapatkan keabsahan data, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara kepada Kepala Sekolah dan pengurus Komite Sekolah. 3.3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, karena data mengenai kinerja Komite Sekolah diperoleh dan diolah secara langsung dari subyek pertama, yakni subyek penelitian atau key informan yaitu guru melalui angket (kuesioner) dan wawancara kepada Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah. Data mengenai keanggotaan Komite Sekolah dan fasilitas organisasi tersebut diperoleh dari Kepala Sekolah dan pengurus Komite Sekolah melalui wawancara dan observasi. 53

Secara ringkas, jenis data dan sumber data tersebut dapat dilihat melalui tabel dibawah ini: Tabel 3.1. Jenis data dan Sumber data Data Sumber data Kinerja Komite Sekolah Guru, Kepala Sekolah, Pengurus Komite Sekolah SDM dan Fasilitas Organisasi (Komite Sekolah) Kepala Sekolah, Pengurus Komite Sekolah Sumber: data primer, diolah 2013 3.3.2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh keobjektifan data mengenai kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga para guru diminta untuk mengisi angket yang pertanyaannya merupakan penjabaran dari acuan operasional dan indikator kinerja Komite Sekolah yang tercantum dalam Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2005). Untuk mengecek kredibilitas data yang diperoleh melalui angket (kuesioner), digunakan interview dan observasi. Dalam penelitian ini, 54

yang menjadi responden dari wawancara adalah pengurus Komite Sekolah dan Kepala Sekolah. 3.4. Indikator Empirik Untuk mempermudah penyusunan instrumen diperlukan suatu indikator. Kinerja Komite Sekolah yang penjabarannya diperoleh dari acuan operasional dan indikator kinerja Komite Sekolah dalam Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2005) diuraikan dalam indikator empirik sebagaimana yang dapat dilihat dalam lampiran 1 (hal 130). 3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk memastikan instrumen penelitian sebagai alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Validitas adalah ukuran yang menujukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang menggambarkan kesesuaian antara alat yang digunakan dengan apa yang akan diukur (Sugiyono, 2009). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Dalam pengujian validitas ini digunakan analisis butir. Adapun cara pengukuran analisis butir adalah dengan 55

mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, yang formulanya sebagai berikut (Arikunto, 2007): Keterangan: r : koefisien korelasi n : jumlah subyek atau responden X : Skor butir Y : skor total Suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasinya 0,21. Sebaliknya apabila hasil koefisien korelasinya < 0,21 maka item tersebut dikatakan tidak valid dan tidak layak untuk pengambilan data (Ali, 1987). Pada penelitian ini instrumen yang diuji validitas itemnya adalah instrumen kinerja Komite Sekolah dari acuan operasional dan indikator kinerja Komite Sekolah dalam Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2005). Untuk keperluan analisis butir instrumen dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.00. 56

Dibawah ini adalah hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan badan penghubung. 3.5.1.1 Hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan Hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan ditunjukkan pada Tabel 3.2 dibawah ini. Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan Item Corrected item- Keterangan pertanyaan total correlation Item -1 0.816 Valid Item -2 0.740 Valid Item -3 0.611 Valid Item -4 0.529 Valid Item -5 0.396 Valid Item -6 0.843 Valid Item -7 0.893 Valid Item -8 0.894 Valid Item -9 0.715 Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 Berdasarkan Tabel 3.2. dapat diketahui hasil perhitungan berada dalam rentangan dari yang terkecil 0.396 sampai dengan 0.893. Semua hasil item berada 57

diatas 0.21 dengan standar error 5%, oleh karena itu status setiap item dapat dikatakan valid. 3.5.1.2 Hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung Hasil uji validitas indikator empirik pada kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung ditunjukkan pada Tabel 3.3. sebagai berikut: Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung Item Pertanyaan Corrected item- total correlation Keterangan Item -1 0.304 Valid Item -2 0.396 Valid Item -3 0.667 Valid Item -4 0.160 Tidak Valid Item -5 0.069 Tidak Valid Item -6 0.323 Valid Item -7 0.668 Valid Item -8 0.666 Valid Item -9 0.519 Valid Item -10 0.328 Valid Item -11 0.149 Tidak Valid Item -12 0.524 Valid Item -13 0.350 Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 58

Dari Tabel 3.3. di atas dapat diketahui bahwa ada sepuluh item yang valid dan tiga pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan ke -4, -5, dan -11. Ini berarti bahwa harus dilakukan uji validitas Tahap II dengan cara menguji kembali setiap butir soal yang valid dengan tidak mengikutsertakan butir item pertanyaan ke - 4, -5, dan -11. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4. di bawah ini: Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung Tahap II Item Pertanyaan Corrected item- total correlation Keterangan Item -1 0.320 Valid Item -2 0.409 Valid Item -3 0.730 Valid Item -6 0.260 Valid Item -7 0.831 Valid Item -8 0.831 Valid Item -9 0.657 Valid Item -10 0.280 Valid Item -12 0.490 Valid Item -13 0.296 Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 59

Dari Tabel diatas tampak bahwa besarnya corrected item-total correlation berada diatas 0,21, sehingga setiap soal dapat dikatakan valid dan uji validitas dihentikan. Semua soal yang diujicobakan dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. 3.5.1.3 Hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pengontrol Hasil perhitungan corrected item-total correlation dari kinerja Komite Sekolah sebagai badan pengontrol tampak seperti pada Tabel 3.5. dibawah ini: Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pengontrol Item Corrected item- Keterangan pertanyaan total correlation Item -1 0.741 Valid Item -2 0.780 Valid Item -3 0.645 Valid Item -4 0.607 Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 Dari Tabel 3.5. nampak bahwa besarnya corrected item-total correlation berada dalam rentangan dari yang terkecil 0.607 sampai 0.780 dan semuanya berada di 60

atas 0,21 dengan standar error 5%, dengan demikian setiap item dapat dikatakan valid. 3.5.1.4 Hasil uji validitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan penghubung Hasil perhitungan corrected item-total correlation dari Kinerja Komite Sekolah sebagai badan penghubung tampak pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan penghubung Item Pertanyaan Corrected item- total correlation Keterangan Item -1 0.565 Valid Item -2 0.603 Valid Item -3 0.616 Valid Item -4 0.510 Valid Item -5 0.182 Tidak Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 Dari Tabel 3.6. dapat diketahui bahwa ada 1 butir item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan -5. Ini berarti bahwa harus dilakukan uji validitas Tahap II dengan cara menguji kembali setiap butir pertanyaan yang valid dengan tidak mengikutsertakan item pertanyaan -5. Hasil 61

pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini: Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Kinerja Komite Sekolah sebagai badan penghubung Tahap II Item Pertanyaan Corrected item- total correlation Keterangan Item -1 0.558 Valid Item -2 0.537 Valid Item -3 0.711 Valid Item -4 0.625 Valid Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 Dari Tabel 3.7 nampak bahwa besarnya corrected item-total correlation berada di atas 0,21. Dengan demikian uji validitas dihentikan dan semua item yang diujicobakan dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian. 3.5.2. Uji Reliabilitas Suatu alat evaluasi dapat dikatakan reliabel, jika alat evaluasi tersebut memberikan hasil yang sama bila diberikan pada subyek yang sama (Ghozali, 2005). Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach, seperti yang dikutip Arikunto (2007) sebagai berikut: 62

Dimana: George dan Mallery (1995) menyebut reliabel dengan acceptable dan besarnya nilai alpha adalah sebagai berikut: α 0,9 = sangat reliabel 0,8 α < 0,9 = reliabel 0,7 α <0,8 = cukup reliabel α < 0,7 = tidak reliabel Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas kinerja Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan badan penghubung dengan menggunakan program SPSS 16.00 63

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Keseluruhan Kinerja Komite Sekolah INDIKATOR KOEFISIEN KETERANGAN Badan Pertimbangan RELIABILITAS 0.922 Sangat Reliabel Badan Pendukung 0.827 Reliabel Badan Pengontrol 0.846 Reliabel Badan Penghubung Sumber : Pengolahan data SPSS, 2013 0.794 Cukup Reliabel Berdasarkan pada hasil uji validitas dan reliabilitas item, terbukti bahwa item-item mengenai kinerja Komite Sekolah adalah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis uji beda rata-rata (t test). 3.6.1. Analisis Deskriptif Instrumen untuk mengukur kinerja Komite Sekolah, penulis menggunakan skala likert yang mempunyai lima alternatif jawaban. Setiap angket terdiri atas 64

pertanyaan dan setiap pertanyaan itu mempunyai lima alternatif jawaban. Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif sebagai jawabannya dan dari jawaban tersebut diberi penilaian sebagai berikut: untuk jawaban Tidak pernah diberi skor 1, untuk jawaban Jarang diberi skor 2, jawaban Kadang-kadang diberi skor 3, jawaban Sering diberi skor 4, dan jawaban Sangat sering diberi skor 5. Selanjutnya untuk membuat kategori variabel penelitian, maka digunakan rumus interval sebagai berikut: I = skor max - skor min K Keterangan: I = interval skor max = skor jawaban tertinggi skor min = skor jawaban terendah K = banyaknya kategori jawaban Dari inilah, maka lebar interval dari hasil tiap kategori ditentukan sebagai berikut: I = 5-1 = 0,80 5 Dengan demikian, interval untuk tinggi rendahnya kinerja Komite Sekolah dapat ditentukan seperti Tabel 3.9. berikut ini: 65

Tabel 3.9. Interval kategori alternatif jawaban KATEGORI INTERVAL Sangat Tinggi 4,20 5,00 Tinggi 3,40 4,19 Cukup 2,60 3,39 Rendah 1,80 2,59 Sangat Rendah 1,00 1,79 3.6.2. Analisis Uji beda rata-rata atau t-test Berdasarkan pada Sugiyono (2010), penelitian komparatif menggunakan teknik statistik t-test dua sampel independen, yaitu untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai mean yang berbeda. Namun sebelum melakukan uji-t, perlu dilakukan uji homogenitas untuk melihat dan mengetahui apakah varian dari populasi memiliki nilai yang sama atau tidak (Sugiyono, 2010). Untuk itu, pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00. Uji- t digunakan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kinerja Komite Sekolah diantara Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga. 66

Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis penelitian adalah jika probabilitas t-hitung lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak (Ghozali, 2005), yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Komite Sekolah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga. Sedangkan apabila probabilitas t-hitung lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima (Ghozali, 2005), yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Komite Sekolah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga. 67