Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Kata Pengantar

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN FASILITAS DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA STASIUN PENGEBORAN DI PT. PEPUTRA MASTERINDO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

RANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERJA DENGAN METODE (QEC) DAN ANTROPOMETRI DI PABRIK TAHU SUMEDANG

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI RISIKO GANGGUAN SISTEM TULANG DAN OTOT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu bagian dari elemen sistem kerja yang dominan

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISBN:

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU SECARA ERGONOMIS

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

oleh : Eli Mas idah, Wiwiek Fatmawati, Lazib Ajibta Fakultas Teknologi Industri UNISSULA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MENGGUNAKAN BLOCPLAN (Studi Kasus: Industri Kecil Tahu SUMBER REJEKI Sukoharjo)

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

PERBAIKAN PRODUKTIVITAS USAHA BENGKEL LAS DI KECAMATAN LANGSA BARO MELALUI APLIKASI ERGONOMI DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Siboro, B. A., Siagian, M. F., & Purbasari, A. (2017). Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B119-124). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam) Benedikta Anna Haulian Siboro (1), Muhammad Fadly Siagian (2), Annisa Purbasari (3) (1), (2), (3) Universitas Riau Kepulauan Batam Jalan Batu Aji No.99 Batam (1) b.anna79@gmail.com, (2) muhammadfadlysiagian93@gmail.com, (3) anice_nisa@yahoo.com ABSTRAK Proses pembuatan tahu di Batam masih dilakukan secara manual terutama dibagian pengangkatan sari kedelai daritungku penyaringan ke perebusan. Pengangkatan sari kedelai dari tungku perebusan ke tungku penyaringan dengan berat ± 30 kg. Hal ini melebihi batas angkat, sehingga timbul keluhan rasa sakit dan kelehan dalam bekerja yang menyebabkan over exertion lifting and carrying. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nordic Body Map, RWL dan Antropometri. Hasil kuisioner yang diisi pekerja yang beraktivitas dibagian tungku perebusan dan penyaringan persentasi 40 % pada bagian otot, otot lengan atas kanan, lengan atas kiri, pinggul, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, tangan kiri, dan tangan kanan, punggung dan pinggang. Hasil LI awal pekerja yang beraktivitas dibagian perebusan dan penyaringan adalah 3.35, sedangkan LI akhirnya adalah 5.04. Maka pekerjaan ini sangat berisiko dan perlu dilakukan desain alat bantu material handling dari tungku perebusan ke tungku penyaringan. Sedangkan ukuran dimensi antropometrinya adalah tinggi bahu berdiri (TBB) = 135.916 cm digunakan untuk ukuran tinggi pipa ke saringan sedangkan jangkauan tangan kedepan, (JTKD) = 66.1 cm digunakan untuk ukuran panjang pipa kesaringan. Diharapkan dengan desain ini, para pekerja tidak lagi mengalami keluhan rasa sakit dan kelelahan dalam bekerja. Kata kunci keluhan, Nordic Body Map, RWL, Antropometri I. PENDAHULUAN IEA (International Ergonomics Association) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mengaplikasikan pengetahuan mengenai kemampuan fisik maupun mental manusia untuk merancang produk, proses, stasiun/tempat kerja (workplaces) dan interaksi manusia-mesin (juga lingkungan fisik kerja) yang kompleks. Tujuan utamanya adalah memperoleh kesesuaian antara kebutuhan dengan rancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi system manusia mesin serta lingkungan fisiknya agar lebih produktif, nyaman, aman dan memuaskan untuk penggunaannya (Wignjosoebroto, 2001). Mas idah dkk (2009) menjelaskan bahwa kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat menunjang tingkat produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja harus memikirkan faktor-faktor bahaya biomekanika, sebaiknya aktivitas manual material handling tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan rasa sakit pada pekerja.menurut American Material Handling Society (AHMS) bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto,2001). Usaha Pabrik Tahu di Batam semakin berkembang dikalangan masyarakat dan mampu bersaing ditengah krisis ekonomi. PabrikTahu ini masih sederhana dalam aspek teknologi, marketing, dan prinsip perancangan sistem kerja yang baik dalam bekerja terutama dibagian proses penyaringan kerap sekali ditemukan sistem kerja yang kurang ergonomis. Pada proses penyaringan terdapat dua pekerja yang bertanggung jawab dibagian penyaringan. Aktivitas yang dilakukan dalam tiga bagian, yaitu: pertama, pekerja bekerja memasangkan kain sifon kedalam pengait. Pada tahap kedua pekerja memindahkan kedelai cair yang panasnya mencapai ±100 B-118

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam) dari tungku masak ke penyaringan dengan berat beban ±30 kg, aktivitas pemindahan sari kedelai dari tungku perebusan ke proses penyaringan tahu melebihi batas angkat. Aktivitas proses pemindahan sari kedelai dari tungku perebusan ke penyaringan dengan secara manual yang dilakukan ± 60 kali/8 jam kerja. Pada tahap ketiga, yaitu menggoyang goyangkan alat penyaringan. Penggoyangan saringan bertujuan untuk mempercepat keluarnya air kedelai yang diinginkan, setelah itu dilakukan pemerasan yang bertujuan untuk memeras air yang masih tersisa di dalam kedelai.(mulyana dkk, 2013). Aktivitas pemindahan sari kedelai dari tungku masak ke proses penyaringan, ternyata menyebabkan keluhan rasa sakit dan pegal pegal pada bagian tubuh pekerja. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mendesain alat bantu pemindahan material secara manual yang ergonomis. II. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada Pabrik Tahu di Batam dengan mengamati proses pemindahan sari kedelai dari tungku masak ke penyaringan sari kedelai dalam proses pembuatan tahu. Proses pengumpulan data dilapangan dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain : 1. Melakukan kuisioner dengan metode Nordic Body Map yang bertujuan untuk mengetahui bagian tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada stasiun kerja. Berikut ini merupakan contoh tabel kuesionerchecklist Nordic body map, yaitu: Tabel 1 Kuisioner Nordic Body Map(NBM) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 2. Pengambilan data RWL dan LI dari enam pekerja di bagian tungku perebusan dan penyaringan. Recommended Weight Limit (RWL) adalah berat beban yang masih aman untuk dikerjakan oleh pekerja dalam waktu tertentu tanpa meningkatkan resiko gangguan sakit pinggang (Low Back Pain). Batas berat benda yang ideal adalah 23 kg. NIOSH memberikan cara sederhana untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang berlebihan (overexertion) atas dasar karakteristik pekerjaan, yaitu dengan perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI). RWL dirumuskan sebagai berikut : RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM (1) Keterangan : LC = Konstanta Beban (23 kg) HM= Horizontal Multiplier (Pengali Horizontal)= 25/H VM= Vertical Multiplier (Pengali Vertikal)= (1-0,0123/V-69/) B-119

Anna, Siagian, Purbasari DM= Distance Multiplier (Pengali Jarak)= (0,82 + 4,5/D) AM= Asymetric Multiplier(Pengali Asimetris)= (1-0,0025A) FM = Frequency Multiplier (Pengali Frekuensi) CM = Coupling Multiplier (Pengali coupling) Metode RWL hanya dapat digunakan untuk pengangkatan dengan menggunakan dua tangan. Berikut perhitungan untuk faktor pengali: a. Pengali Horisontal Horisontal Location. Horisontal Location merupakan pengukuran dari garis yang menghubungkan tulang pergelangan kaki bagian dalam ke titik proyeksi di lantai langsung di bawah titik tengah dari tangan menggenggam dan menghasilkan nilai dari horizontal multiplier(hm). Sanjaya (2002) memaparkan lewat tabel jika H = 30 cm, maka HM = 0,78 b. Pengali Vertikal Vertical Location didefinisikan sebagai ketinggian vertikal dari tangan di atas lantai. Nilai vertikal (V) akan menghasilkan nilai dari vertikal multiplier(vm), hasil pengukuran vertikal akan diketahui jika dilakukan pengukuransecara vertikal dari lantai ke titik tengah. Vertical multipliervm = 1 (0.0132 V-69 ) (2) Sanjaya (2002) memaparkan untuk V dengan tinggi 150 cm maka VM = 0,78 c. Pengali Jarak Untuk menghitung pengali jarak,variabel yang digunakan untuk adalah Vertical Travel Distance.Vertical Travel Distance didefinisikan sebagai vertikal jarak tempuh antara tangan asal dan tujuan dari perpindahan. Distance multiplier(dm) = 0.82+(4.5/D) (3) Sanjaya (2002) memaparkan lewat tabel jika D berjarak 145-160 cm maka DM =0,85 d. Pengali Asimetris Asymmetric Angle.Asymmetric Angle definisikan sebagai sudut antara garis asimetris dan garis midsagittal. Asymmetric multiplier(am) AM = 1-(0.0025A )) (4) Pada penelitian ini A o = 0, sehinga menurut tabel pada penelitian Sanjaya(2002) AM = 1 e. Pengali Frekuensi Variabel yang digunakan untuk menghitung pengali frekuensi adalah Lifting Frequency. Pada penelitian ini V awal berjarak 30 cm dengan rata-rat lift = 2 kali per menit selama 8 jam bekerja sehingga FM = 0,65 (Sanjaya 2002) f. Pengali Kopling Untuk menentukan nilai pengali coupling, terlebih dahulu harus ditentukan klasifikasi dari coupling suatu pengangkatan. Tabel 2 Pengali Coupling Pada Lifting Index (LI) adalah sebuah variabel yang menyatakan estimasi relatif tegangan fisik dari sebuah aktivitas pengangkatan. Adapun rumus untuk Lifting Index adalah : Lifting Index (LI) = Load Weight/RWL (5) LI dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat resiko cidera pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Klasifikasi Tingkat Resiko terhadap Nilai LI(Tarwaka, 2010) Nilai LI Tingkat Resiko Deskripsi Perbaikan < 1 Rendah Tidak ada masalah dengan pekerjaan mengangkat, maka tidak diperlukan perbaikan terhadap pekerjaan 1- < 3 Sedang Perlu dilakukan pengecekan dan redesain segera pada parameter yang menyebabkan nilai RWL tinggi. 3 Tinggi Perlu pengecekan dan perbaikan sesegera mungkin secara menyeluruh Upayakan perbaikan sehingga nilai RWL < 1. B-120

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam) 3. Pengukuran nilai rata rata Antropometri para pekerja dibagian penyaringan. Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Berikut ini ada poin-poin dimensi antropometri pada stasiun kerja berdiri : Keterangan gambar : A : Tinggi badan tegak (TBT) C : Tinggi mata berdiri (TMB) E : Tinggi bahu berdiri (TBB) L : Tinggi siku berdiri (TSB) K : Jangkauan tangan ke depan (JKTD) Gambar 1 Dimensi Stasiun Kerja Berdiri (Iridiastadi.H&Yassierli. 2014) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Nordic Body Map (NBM) Dari Gambar 2 diperoleh bahwa pada saat melakukan aktivitas pekerjaan, keenam pekerja mengalami keluhan keluhan otot. posisi posisi yang kerap dilakukan oleh keenam pekerja yaitu posisi berdiri saat awal akan melakukan, membungkuk dengan kaki agak sedikit terbuka (mengangkang), kemudian berdiri kembali yaitu untuk mengangkat sari kedelai dari tungku perebusan ke penyaringan. Persentasi (%) Level Keluhan Para Pekerja 28% 40% 25% 29% 0 Tidak Sakit 1 Agak Sakit 2 Sakit Gambar 2 Level Keluhan Para Pekerja Proses pengangkatan Sari Kedelai Gambar 3 dibawah ini menunjukkan seorang pekerja mengangkat sari kedelai dengan posisi membungkuk dengan berat beban sekitar kurang lebih 30 kg dan menuangkan kesaringan kedelai dengan tinggi sekitar 140 cm dan dilakukan secara berulang ulang selam 8 jam kerja dalam satu hari. Hasil Kuisioner NBM menunjuukan 40% para pekerja mengalami keluhan rasa sakit pada otot seperti, otot lengan atas kanan, lengan atas kiri, pinggul, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, tangan kiri, tangan kanan, pinggang dan punggung, sehingga diperlukan tindakan segera. ( Tarwaka 2010). B-121

Anna, Siagian, Purbasari Gambar 3 Tungku Perebusan dan Tungku Penyaringan Aktual B. Analisa RWL dan LI Pada Tabel 3 menunjukkan (1<LI 3) LI melebihi dari angka 1, 2, bahkan mencapai angka 3 dan LI akhir mencapai angka 5. Berdasarkan tabel 2 maka kondisi ini perlu dilakukan pengecekan dan perbaikan sesegera mungkin. Nilai LI sangat dipengaruhi oleh berat beban material yang diangkat cukup besar yaitu 30 kg. Tabel 3 RWL dan LI aktual No. Nama Pekerja Sebelum Aktual RWL Awal RWL Akhir LI Awal LI Akhir 1. Sugeng W. 7.76 6.86 3.86 4.37 2. Agus 10.18 5.84 2.78 5.13 3. Aan 9.06 5.62 3.31 5.33 4. Risky 8.49 5.83 3.53 5.14 5. Adi 9.05 5.83 3.31 5.14 6. Edi 9.06 5.83 3.31 5.14 Jumlah 53.6 35.81 20.1 30.25 Rata rata 8.93 5.96 3.35 5.04 C. Analisa Antropometri Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan khususnya dibagian aktivitas penyaringan dan pengangkatan sari kedelai, maka diperoleh data perhitungan antropometri rata rata pekerja dibagian tungku penyaringan dan tungku perebusan.data tersebut diolah menjadi titik fokus untuk menganalisa kelayakan alat yang dipakai selama kegiatan produksi berlangsung. Tujuan dari analisa dimensi tungku penyaringan ini adalah untuk mengetahui apakah dinmensi tungku penyaringan sesuai dengan antrhopometri rata rata para pekerja dibagian penyaringan sama dengan ukuran dimensi tungku penyaringan. Analisa hasil penelitian yang dilakukan terhadap alat penyaringan dan tungku penyaringan dapat dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Analisa Dimensi Alat Terhadap Titik Ukur Area Pengukuran Mean Standar Deviasi Batas Kendali Atas Batas Kendali Bawah Presentil 95 Presentil 50 Presentil 5 TBT 165.6 0.36 166.32 164.88 166.78 165.6 164.42 Penggunaan TMB 154.6 0.36 155.32 153.88 155.78 154.6 153.42 TBB 137.1 0.36 137.82 136.38 138.28 137.1 135.92 Tinggi Alat Saringan TSB 104 1.1 106.2 101.8 107.62 104 100.38 Tinggi Tungku Penyaringan PLB 26.6 0.36 27.32 26.88 27.78 26.6 25.42 Tinggi Kran Dari Lantai JTKD 66.1 0.36 66.82 65.38 67.28 66.1 64.92 Jarak Pekerja dengan Alat Saringan D. Usulan Desain Alat Material Handling Antara Tungku Perebusan ke Tungku Penyaringan Usulan desain alat untuk proses pemindahan sari kedelai dari tungku perebusan ke tungku penyaringan disedot dengan mesin dapat dilihat pada Gambar 5. Proses penyedotan menggunakan pompa rotary yang berfungsi memindahkan fluida kerja melalui mekanisme rotari dengan jalan menimbulkan efek vakum sehingga dapat menghisap fluida kerja dari sisi inlet, dan memindahkannya ke sisi outlet. Jika ada udara yang terperangkap di dalam pompa rotari, secara B-122

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam) natural pompa ini akan mengeluarkan udara tersebut, sehingga mengurangi kebutuhan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam pompa secara manual. Cara kerjanya yaitu menghisap zat cair pada sisi isap, zat cair masuk ke celah atau ruangan tekan diantara komponen pemompaan, kemudian ditekan sehingga celah semakin kecil selanjutnya zat cair dikeluarkan melalui sisi buang. Pompa rotari tidak mempunyai katup isap dan buang, penggunaannyabanyak dipakai dengan zat cair yang mempunyai kekentalan tinggi. Tekanan kerja yang dihasilkan sedang atau lebih rendah. Pada pembuatan tahu ini, proses penyedotan mulai dari tungku perebusan, para pekerja menghidupkan mesin dan membuka kran yang yang berada di dekat pipa yang menghubungkan ke pompa Rotary, kemudian sari kedelai masuk kedalam pipa yang terhubung ke pompa Rotary melalui daya hisap yang di hasilkan oleh motor, setelah pompa Rotary menghisap sari kedelai kemudian pompa Rotary mendorong sari kedelai melalui pipa output yang terhubung ke saringan. Dalam aktivitas ini tergambar bahwa proses pengangktan, pemindahan, dan penuangan sari kedelai tidak lagi diangkat secara manual tetapi di bantu melalui mesin pompa Rotary. Gambar 4 Usulan Desain Alat IV. PENUTUP Berdasarkan hasil dari penelitian maka dapat diambil dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangkatan sari kedelai ke area penyaringan termasuk aktivitas yang beresiko tinggi (RWL>3) sehingga perlu dilakukan perbaikan sesegera mungkin. Sedangkan ukuran dimensi antrhopometri yang dapat digunakan adalah tinggi bahu berdiri (TBB) = 135.916 cm, ukuran dimensi ini dipakai untuk ukuran tinggi pipa ke saringan sedangkan jangkauan tangan ke depan, (JTKD) = 66.1cm, digunakan untuk ukuran panjang pipa ke saringan. Diharapkan dengan desain alat bantu pengangkatan sari kedelai ini para pekerja tidak lagi mengalami keluhan rasa sakit pada otot seperti keluhan pada otot lengan atas kanan, lengan atas kiri, pinggul, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, tangan kiri, dan tangan kanan, punggungdan pinggang yang dialami oleh para pekerja dan tidak mengalami keluhan kelelahan dalam bekerja. DAFTAR PUSTAKA Iridiastadi.H&Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. ed. Nia. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Masi da E, Fatmawati W. Ajibta L. 2009. Analisa Manual Material Handling (MMH) dengan Menggunakan Metode Biomekanika untuk Mengidentifikasi Resiko Cidera Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder) Sultan Agung Vol. XLV No.119 Hal. 37-56 Mulyana J Ig. Santosa H.L.M.Prasetya W. 2013. Perancangan Alat Penyaringan dalam Proses Pembuatan Tahu. Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol.12 No.1 Hal 21-30 Nurmianto, E. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. EdisiPertama. PT. Guna Widya. Jakarta. Sanjaya, A.A 2002. Recommended Weight Limit. Fakultas Teknik Universitas Surabaya Tarwaka,2010. Ergonomi Industri: Dasar dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi ditempat Kerja. Edisikedua, Cetakan Kedua. Surakarta: Harapan Press. B-123

Anna, Siagian, Purbasari Wignjosoebroto, S.2006. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi Pertama Cetakan Keempat. Surabaya: Penerbit Guna Widya. B-124