BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM PADA HDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia industri saat ini diikuti oleh pembaruan penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PEMBUATAN PRODUK BERBAHAN PLASTIK DENGAN JENIS MATERIAL HDPE UNTUK TUTUP GALON AIR MINERAL DI PT. DYNAPLAST

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tugas Akhir. Perancangan Cetakan Bagasi Sepeda Motor (Honda) Untuk Proses Injection Molding. Oleh : FIRMAN WAHYUDI

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABS RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Shrinkage pada Plastik Bushing dengan Variabel Temperatur Injeksi Plastik

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

ANALISIS PARAMETER OPERASI PADA PROSES PLASTIK INJECTION MoOLDING UNTUK PENGENDALIAN CACAT PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

81 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI TUGAS AKHIR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

PENGARUH SUHU, TEKANAN DAN WAKTU PENDINGINAN TERHADAP CACAT WARPAGE PRODUK BERBAHAN PLASTIK

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV STANDART OPERASI PROSEDUR

ANALISIS PARAMETER INJECTION MOLDING TERHADAP WAKTU SIKLUS DAN CACAT FLASH PRODUK TUTUP BOTOL 180 ML MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI ABSTRACT

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Didalam proses pencetakan produk plastik dapat digambarkan adalah adanya sejumlah

PENGARUH PARAMETER WAKTU TAHAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

PROSES PEMBUATAN BOTOL MILKY DI PT. LURINA PLASTIK INDUSTRIES, CIKARANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES DESIGN MOLDING PLASTIK DAN JENIS-JENIS CACAT PADA PRODUK INJECTION MOLDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

APLIKASI MOLDFLOW ADVISER PADA INDUSTRI PLASTIK MODERN UNTUK MENDAPATKAN PARAMATER INJEKSI MOLD YANG OPTIMAL

PENGARUH PROSES PENDINGINAN TERHADAP SHINKAGE DAN DIMENSI PRODUK TS PLUG 1 BERBAHAN PVC PADA INJECTION MOLDING

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

Predi Arif Nugroho, Danar Susilo Wijayanto dan Budi Harjanto

PROSES PEMBUATAN BOTOL OLI EVALUBE DENGAN EXTRUSION MOLDING DI PT.DYNAPLAST. NAMA : Ismul Hardiyansyah NPM : KELAS : 4IC04

BAB II MESIN INJECTION MOLDING

Analisa Pengaruh Parameter Proses Injection Moulding Terhadap Berat Produk Cap Lem Fox Menggunakan Metode Taguchi

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR DAN TEKANAN INJEKSI MOULDING TERHADAP CACAT PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUK SPION PS 135 DENGAN PENGATURAN PARAMETER INJECTION TIME MATERIAL PLASTIK POLYPROPYLENE (PP) PADA PROSES INJECTION MOLDING

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

KOMPARASI PARAMETER INJEKSI OPTIMUM UNTUK LDPE RECYCLED DAN VIRGIN MATERIAL TUGAS AKHIR

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

BAB II LANDASAN TEORI. plastik dengan sarana mesin cetak plastik, metode dasar plastik molding untuk

ANALISIS PENGENDALIAN CACAT PRODUK PADA PROSES PLASTIC INJECTION MOLDING DENGAN MATERIAL POLYPROPHYLENE

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

INJECTION MOULDING. Gb. Mesin Injeksi. Gambar. Skema proses injection moulding

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui dan menjelaskan karakteristik suatu komposit beton-polimer agar dapat

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP CACAT DAN KETEBALAN PRODUK PLASTIK PADA PROSES ROTATIONAL MOLDING

LAMPIRAN 1. = 82 mm. = 157,86 mm = 8,6 mm. = 158,5 mm (1 0,004)

1. Pendahuluan PENGEMBANGAN MESIN INJEKSI PLASTIK SKALA INDUSTRI KECIL

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES INJECTION MOULDING UNTUK EFISIENSI ENERGI SKRIPSI MAMAN ABDUROKHMAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN CARA MENGATASI CACAT PRODUK PADA MESIN INJECTION MOULDING

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Cahyadi (2010) penelitian yang berjudul Analisis Parameter Operasi pada Proses Plastik Injection Molding untuk Pengendalian Cacat Produk meneliti bahwa uji coba pengaturan temperatur leleh injeksi, dimana parameter yang lain dibuat konstan yaitu injection pressure, cooling time dan mold temperature dibuat, cenderung bahwa semakin rendah pengaturan suhu leleh, akan mengakibatkan terjadinya cacat short shot, sink mark, dirty, flow marks sedangkan semakin besar nilai injection pressure akan mengakibatkan cacat flashing, silver brain (warna permukaan berubah karena panas yang tinggi). Untuk uji coba perubahan parameter cooling time, terlihat kecenderungan bahwa semakin singkat cooling time akan mengakibatkan terjadinya cacat short shoot, sedangkan semakin lama waktu pendinginan akan baik bagi bentuk geometri produk, tetapi dari sisi produktifitas, menjadi kurang efisien karena waktu yang digunakan akan memperlama proses produksi. Penelitian yang berjudul Optimasi Proses Injeksi dengan Metode Taguchi Dari hasil penggunaan metode perancangan Taguchi dapat meminimalkan tingkat kecacatan dari produk tempat nasi. Adapun untuk memperbaiki hasil penelitian ini dapat dilakukan percobaan lanjutan yaitu dengan mengatur kembali level serta menambahkan faktor lain yang masih dapat dikendalikan. Wahjudi, dkk (2001) Pujari, dkk (2015) dalam penelitian yang berjudul Meminimalkan Cacat sink mark di Mesin Injeksi Molding Menggunakan Metode Taguchi Optimalisasi parameter dan meminimalisasi cacat dengan menerapkan metode Taguchi dan menggunakan software moldflow. Berdasarkan hasil penelitiannya urutan ikatan simulasi yang berpengaruh dari perbedaan parameter proses molding untuk cacat permukaan sink mark seperti holding pressure, melt temperature, cooling time, dan injection pressure. Dalam penelitian ini menyebutkan holding pressure adalah parameter yang paling berpengaruh untuk kecacatan sink mark. Parameter lain 5

6 yang dapat mempengaruhi faktor cacat sink mark yaitu melt temperature, injection pressure, holding pressure, dan cooling time. Anand (2015) dalam penelitian yang berjudul Practical Application of Taguchi Method for Optimization of Process Parameters in Injection Molding Machine for PP Material Beberapa setting parameter diperlukan untuk mengendalikan proses injeksi ke mold dan mendapatkan produk plastik yang baik. Pemilihan parameter proses yang tepat digunakan untuk mendapatkan kualitas dan meningkatkan jumlah produksi dari plastik PP dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Pemilihan faktor parameter proses yang penting dan harus dipertimbangkan adalah proses setting suhu leleh, tekanan injeksi, waktu pendinginan, dan kecepatan injeksi yang akan mempengaruhi nilai produk yang paling optimal. Nilai parameter proses yang tepat didapatkan dengan cara mendiskusikan dengan perusahaan terkait dan pembicaraan dengan CIPET secara personal. Lal (2013) dalam penelitian Optimization of Injection Molding Process Parameters in the Moulding of Low Density Polyethylene (LDPE) pada penelitian ini pemilihan parameter adalah melt temperature, injection pressure, refilling pressure, dan cooling time untuk meminimalkan cacat shrinkage. Material yang dipilih adalah LDPE-16MA-400. Mesin injeksi yang digunakan menggunakan Polypast 100 ton, dengan DOE parameter proses 9 level ortogonal array. Cooling time adalah parameter yang paling berpengaruh terhadap cacat shrinkage. Hartono (2012) dalam penelitian yang berjudul Meningkatkan Mutu Produk Plastik dengan Metode Taguchi, penelitian ini mengkombinasikan plastik hasil daur ulang dan bijih plastik murni, pada tekanan dan temperatur yang sesuai agar mendapatkan mutu optimal pada produk plastik. Dengan desain Eksperimen Taguchi, diperoleh komposisi terbaik untuk campuran material guna mendapatkan kualitas terbaik adalah terdiri dari bijih plastik murni sebanyak 70% dan plastik hasil daur ulang sebanyak 30%. Dengan penggunaan plastik daur ulang maka bisa melakukan efisiensi biaya bahan baku material plastik karena plastik daur ulang mudah diperoleh dan harganya sangat murah.

7 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Plastik LDPE Gambar 2.1 Plastik LDPE (dkmmfg.com) Polietilena berdensitas rendah low density polyethylene (LDPE) adalah termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Plastik jenis ini masih bisa di daur ulang dan memiliki nomor 4 pada simbol daur ulang. LDPE dicirikan dengan densitas lebih kecil dari air murni antara 0.920 g/cm 3 dan tidak reaktif pada temperatur kamar, beberapa jenis pelarut dapat menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada temperatur 90 o C dalam waktu yang tidak terlalu lama (Lucky, 2013). Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 o C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen (Mimi, 2002). LDPE memiliki aplikasi yang cukup luas, terutama sebagai wadah pembungkus, biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek (Suyadi, 2010). Jenis dan tipe material LDPE yang digunakan penelitian ini adalah Cosmothene F410-1 low lensity polyethylene (LDPE). Material ini banyak digunakan untuk pembuatan produk tas, kantong plastik, plastik pengepak, dan banyak aplikasi lainnya. Sifat khusus yang dimiliki material plastik cosmothene F410-1 LDPE adalah warna yang transparan keputih putihan, kejelasan warna

8 yang tinggi kekakuan yang tinggi, kekasaran yang lumayan tinggi. Temperatur leleh LDPE ini tidak terlalu tinggi yaitu 130 ºC 160 ºC, temperatur leleh ini harus terkontrol secara konstan. Temperatur yang melebihi temperature yang ditetapkan material dapat terbakar didalam barrel (The Polyolefin Company Singapore, 2009). Adapun jenis dan tipe material yang digunakan dijelaskan di tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 Cosmothene F410-1 LDPE (The Polyolefin Company Singapore, 2009) General properties Nilai Satuan Test method Melt flow rate 5 g/10min ASTM D123B Specific gravity 0,923 g/cm 3 ASTM D792 Melting point 111 o C Internal Method Mechanical properties Nilai Satuan Test method Tensile strength at break 13,7 MPa ASTN D638 Elongation at break 550 % ASTM D638 Film thickness 5 µm Apparent bending modulus 240 MPa ASTM D747 Gloss (30.0 µm) 120 ASTM D2457 Haze (30.0 µm) 4.0 % ASTM D1003 Blocking (30.0 µm) 30.0 g/100 cm 3 ASTM D3354 Slip (30.0 µm) 0.140 Tan θ Internal Method 2.2.2 Injection Molding Menurut (Yulianto, 2014) injection molding seperti operasi pada jarum suntik, dimana resin plastik yang dilelehkan di barrel disuntikan kedalam mold (cetakan) yang tertutup rapat yang berada didalam mesin sehingga lelehan tersebut memenuhi ruang pada mold sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan. Proses siklus untuk injection molding terdiri dari empat tahapan yaitu, clamping sebelum injeksi bahan ke dalam cetakan, dua bagian dari cetakan harus

9 tertutup rapat pada mesin, injeksi plastik cair yang kemudian disuntikkan ke dalam mold dan memenuhi ruangan sesuai dengan bentuk produk yang diinginkan, cooling yang merupakan proses pendinginan material plastik setelah proses penyuntikan, dan ejection ketika mold dibuka lalu mekanisme ejection system akan mendorong bagian produk plastik keluar dari cetakan. 2.2.3 Bagian bagian Mesin Injection Molding Adapun bagian bagian pada mesin injection molding di bagi menjadi tiga garis besar yaitu : 1. Clamping Unit Merupakan tempat untuk menyatukan molding. Clamping system mempunyai bagian yang sangat kompleks, dan diantaranya terdapat mold, lalu ada injection untuk memasukan resin melalui sprue, sesudah di injeksi material ditekan ejector untuk mengeluarkan produk plastik dari molding. Ada empat macam clamping unit namun yang dipakai pada umumnya hanya dua macam, yaitu toggle clamp, dan hydrolic clamp (Ajis, 2010), berikut adalah macam macam clamping unit : a. Toggle clamp yaitu clamping system yang menggunakan tenaga mekanis dari linkage untuk menghasilkan gaya yang dibutuhkan saat menahan cetakan selama injeksi b. Hydraulic clamp yaitu clamping system yang menggunakan tenaga hidrolis untuk menghasilkan clamp force secara langsung. 2. Proses injection moulding Proses injection molding merupakan proses pembentukan benda kerja dari material thermoplastic berbentuk butiran yang ditempatkan kedalam suatu hopper dan masuk kedalam silinder barrel injeksi yang kemudian didorong oleh mekanisme screw melalui nozzle mesin dan sprue masuk kedalam rongga (cavity) cetakan yang sudah pada kondisi tertutup. Setelah beberapa saat didinginkan, mold akan dibuka dan produk akan dikeluarkan dengan mekanisme ejector. Material yang sangat sesuai adalah

10 material thermoplastik, hal ini di sebabkan karena pemanasan material ini dapat melunak dan sebaliknya akan mengeras lagi bila di dinginkan. Perubahan-perubahan yang terjadi hanya bersifat fisik, jadi bukan perubahan secara kimiawi sehingga memungkinkan daur ulang material sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan (Wahyudi, 2015). Injection Unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Gambar 2.2 Injection Unit (Gutowski, 2002) Berikut adalah beberapa bagian injection unit: a. Motor dan transmission gear unit Bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk memutar screw pada barrel, sedangkan transmisi unit berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran motor ke dalam screw, selain itu transmission unit juga berfungsi untuk mengatur tenaga yang di salurkan sehingga pembebanan tidak terlalu besar. b. Hopper Hopper adalah tempat untuk menempatkan material plastik, sebelum masuk ke barrel. Biasanya untuk menjaga kelembapan material plastik, digunakan tempat penyimpanan khusus yang dapat mengatur kelembapan, sebab apabila kandungan air terlalu besar pada udara, dapat menyebabkan hasil injeksi yang tidak bagus.

11 c. Barrel Di dalam barel terdapat screw yang memiiki dua fungsi utama. Berputar untuk mencampur dan pemanasan polimer, berfungsi sebagai piston untuk memasukan plastik cair kedalam rongga cetak. d. Screw Screw berfungsi untuk mencapur material polimer berfungsi sebagai pendorong material plastik cair ke dalam mold. Screw pada barrel dibagi menjadi tiga zona yaitu pengisian (mettering), kompresi, dan pengumpan (feeding) (Yuswinanto, 2016). Dibagian screw terdapat 3 zona yang berbeda. Bagian bagian tersebut dijelaskan pada gambar 2.5. Gambar 2.3 3 Zona didalam screw (indopolimer.com) e. Nonreturn valve Nonreturn valve ini berfungsi untuk menhambat atau mencegah aliran plastik yang telah meleleh agar tidak kembali ke screw. f. Nozzle Nozzle ini berfungsi sebagai penghubung antara mold dengan unit injeksi, penahan kebocoran/sealing, dan penyempitan pada nozel untuk mempertinggi kecepatan. 3. Mold Unit Mold unit adalah bagian terpenting untuk mencetak produk plastik, bentuk benda/produk plastik sangat tergantung dari bentuk mold, karena setelah material plastik mencair kemudian akan diinjeksikan ke dalam cetakan atau

12 mold, setelah itu didinginkan maka terbentuklah produk plastik sesuai dengan bentuk mold, ada berbagai tipe mold, di sesuaikan dengan bentuk benda yang akan dibuat (Oktaviandi, 2012). Contoh untuk mold standart. Ejector Cavity Cooling Mold Sprue System Runner System Gambar 2.4 Mold a. Sprue dan runner system Sprue dan runner system berfungsi menerima cairan plastik dari nozzle dan kemudian runner akan mengalirkan cairan plastik ke dalam cavity mold. b. Cavity Cavity merupakan salah satu sisi mold yang bergerak berfungsi untuk membentuk produk plastik, cavity terletak pada stationary plate c. Ejector system Setiap jenis mold selalu mempunyai sistem untuk melepas produk yang selesai di cetak dari cavity mold, bagian inilah yang disebut dengan ejektor. Penggerak utama ejektor adalah mesin hidrolis pada bagian clamping unit.

13 2.2.4 Cara Kerja Mesin Injection Molding Gambar 2.5 Cara kerja Injection Molding (Wijaya, 2009) Seperti pada gambar di atas yang memperlihatkan simulasi Proses Injeksi Plastik horisontal yang dibagi ke dalam 5 besar (Wijaya, 2009). Berikut urutan kerjanya : 1. Mold close, dalam 1 siklus kerja proses injeksi, diawali oleh proses menutup cetakan. Istilah mold dalam dunia injeksi adalah cetakan untuk proses injeksi. Mold itu sendiri terdiri dari 2 bagian besar yaitu sisi core dan sisi cavity. Sisi cavity diikat pada stationery platen mesin injeksi. Sedangkan sisi core diikat pada moving platen mesin, bagian inilah yang bergerak membuka dan menutup. Pada proses menutup terbagi menjadi 4 urutan proses, yaitu: Gerakan menutup pada kecepatan perlahan dengan tekanan rendah. (Low Mold Close Velocity & Low

14 Mold Close Pressure). Tekanan yang dimaksud adalah tekanan hidrolik. Posisi awal cetakan adalah terbuka penuh yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan produk yang dihasilkan nantinya dapat dikeluarkan atau diambil dengan mudah. Dari posisi ini bergerak hingga posisi tertentu yang tidak terlalu jauh dari posisi terbuka penuh. Gerakan ini dimaksudkan untuk mereduksi getaran mesin yang juga sekaligus merawat mesin itu sendiri, terutama sistem hidroliknya yang rentan terhadap tekanan hidrolik yang tiba-tiba. 2. Fill injection, setelah dipastikan mold ditekan dengan pressure tinggi. Maka unit injeksi yang terdiri dari nozzle, barrel, dan screw dan seterusnya. Unit injeksi mendekati mold hingga nozzle bersentuhan mold dengan pressure tinggi. Ketika nozzle sudah bersentuhan dengan mold. Bagian mold yang bersentuhan langsung dengan nozzle disebut sprue bush. Kemudian mesin melakukan proses injeksi pengisian, yaitu menyuntikkan plastik cair ke dalam mold. Pada proses ini melibatkan beberapa parameter yang bisa kita atur sedemikian rupa mengikuti tingkat kesulitan produk yang akan kita buat. 3. Holding injection, penyempurnaan hasil produk berada pada bagian proses ini. Sengaja harus dibuat seperti itu agar pada proses penyempurnaan nantinya hanya akan membutuhkan nilai yang benarbenar efisien. 4. Charging dan cooling, isi ulang charging plastik cair untuk siap diinjeksikan pada siklus selanjutnya, bersamaan perhitungan waktu pendinginannya cooling pun dimulai. 5. Mold open, proses terakhir adalah pembukaan mold yaitu pembukaan pada cetakan yang setelah itu produk akan dilepas menggunakan ejektor pada kecepatan tertentu.

15 2.2.5 Variasi Parameter Proses Injection Molding Variasi parameter proses berguna untuk menghasilkan suatu produk plastik dengan kualitas yang paling optimal, pengaturan parameter sangat diperlukan guna untuk mempengaruhi hasil daripada produk plastik yang nantinya dihasilkan. Pendekatan untuk setting parameter guna pengoptimalan produk plastik LDPE disini adalah dengan pendekatan kecacatan sink mark (Wijaya, 2009). Kecacatan sink mark dapat dipengaruhi oleh beberapa setting parameter, yaitu: a. Temperatur leleh (melt temperature) Melt temperature adalah batas temperatur dimana bahan plastik mulai meleleh apabila diberikan setting temperatur dinaikkan. b. Waktu penekanan (holding time) Holding time adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk memberikan tekanan untuk mendorong lalu menahan cairan plastik yang sudah meleleh didalam barrel sehingga plastik cair tidak kembali kedalam barrel. Semakin besar ukuran cetakan maka waktu penekan yang diperlukan akan semakin lama. c. Waktu pendinginan (cooling time) Cooling time adalah waktu pendinginan setelah cairan plastik diinjeksikan ke dalam cetakan agar cepat menjadi produk. d. Tekanan injeksi (injection pressure) Injection Pressure ini merupakan tekanan yang digunakan untuk menginjeksi cairan plastik kedalam cetakan. Tekanan ini dipengaruhi oleh luas proyeksi benda dan gaya yang dibutuhkan.

16 2.2.6 Sink Mark Gambar 2.6 Kecacatan sink mark yang terlihat pada suatu produk plastik (media.licdn.com) Sink mark adalah cacat yang membentuk lekukan pada produk, yang timbul pada dinding produk yang tebal atau pertemuan antara dinding dan sirip yang membentuk bagian yang menebal pada daerah tersebut (Sutiawan, 2013). Penyebab : 1. Temperatur barrel terlalu tinggi, sehingga penyerapan panas oleh dinding cetakan terlalu besar dan mengakibatkan meningkatnya daerah yang kosong antar molekul plastik. Pada saat pendinginan, bagian permukaan akan mengeras dan molekul plastik yang berada dibawahnya akan mengisi kekosongan dan menarik kulit permukaan tersebut kearah dalam semakin besar. 2. Kekosongan yang terjadi, semakin besar derajat penyusutannya dan sink mark terbentuk semakin besar. 3. Tekanan yang rendah atau waktu injeksi yang kurang, sehingga menyebabkan terbentuknya kekosongan yang berlebihan antar

17 molekul dan menarik material yang telah dingin dan menyebabkan penyusutan berlebih. 4. Pembukaan cetakan terlalu cepat sehingga waktu pendinginan menjadi kurang. Cara mengatasi : 1. Penambahan cycle time 2. Penambahan holding pressure 3. Penambahan volume injection 4. Penambahan injection pressure 2.2.7 Metode Design Of Experiment (DOE) Taguchi Metode Taguchi adalah sebuah metode statistik yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dari hasil produksi manufacture, engineering. Metode Taguchi melibatkan reduksi variasi dari proses melalui desain robust dari eksperimen. Tujuan utama dari metode ini adalah memproduksi produk yang high quality dengan cost yang rendah. Taguchi mengembangkan sebuah metode untuk mendesain eksperimen agar dapat menginvestigasi secara bersamaan pada faktorfaktor yang berpengaruh terhadap proses dan karakteristik produk dengan level yang divariasi, hasil dari kombinasi variasi parameter akan dianalisa untuk menentukan seberapa besar pengaruh daei peningkatan atau penurunan kualitas dari parameter yang digunakan (Soejanto, 2009). DOE menggunakan seperangkat matriks khusus yang disebut ortogonal array. Matriks ini merupakan langkah untuk mengelompokkan faktor-faktor yang berpengaruh pada proses dan level-level yang diberi variasi sehingga diharapkan dapat memperoleh kualitas yang baik, serta menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberikan informasi sebanyak mungkin dari semua faktor yang berpengaruh terhadap parameter (Soejanto. 2009). DOE ini melibatkan parameter-parameter yang berpengaruh pada proses dan tingkatan-tingkatan yang perlu diberi variasi. Dengan metode DOE dapat mengkombinasikan antara faktor-faktor dan variabel yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas produk. Hal ini dikarenakan DOE dapat mengumpulkan

18 beberapa faktor dan variabel untuk mendapatkan komposisi parameter yang paling tepat, sehingga dengan menggunakan metode DOE dan metode taguchi dapat mendapatkan variasi parameter proses yang paling optimal untuk meningkatkan kualitas produk (Oktaviandi, 2012). Metode Taguchi dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang meliputi pengumpulan data, pengaturan data, dan perhitungan serta penyajian data dalam suatu layout tertentu yang sesuai dengan desain yang dipilih. Salah satu cara untuk menghitung dan menganalisis data-data yang telah didapat yaitu dengan melakukan pengukuran dan perbandingan dari produk yang sudah dibuat dengan variasi variasi yang didapat dari metode DOE taguchi (Oktaviandi, 2012).