BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Pada dasarnya setiap mahluk hidup memiliki beragam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Pemerataan pembangunan yang belum terlaksana di Indonesia menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. rumah susun bisa menjadi alternatif yang baik bagi penggunaan lahan di Jakarta dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

Sudirman Green Office

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

- BAB I - PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dunia Arsitektur sekarang ini sudah semakin berkembang melalui ide-ide untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

APARTEMEN LIFE STYLE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Skripsi Program Studi Teknik Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat perbelanjaan baru dengan berbagai bentuknya. Pusat-pusat perbelanjaan ini diisi oleh berbagai retailer (pengecer) yang umumnya adalah pengecerpengecer besar, baik perusahaan pengecer multinasional maupun nasional. (Sumber:Http://www.jakarta.go.id/en/pemerintahan/perusahaan_pemda/pasar _jaya/pasar3a.htm) Perkembangan pusat perbelanjaan ini secara umum akan menguntungkan bagi konsumen karena semakin tersedia banyak pilihan untuk berbelanja. Persaingan yang semakin tajam antar pusat perbelanjaan dan juga antar pengecer juga akan menguntungkan karena mereka akan berusaha untuk menarik konsumen dengan memberikan pelayanan yang lebih baik. Jakarta saat ini memiliki sekitar 150 pasar tradisional yang menampung sekitar 80.000 pedagang. Pedagang di pasar tradisional ini secara umum adalah pedagang-pedagang kecil bukan pengecer raksasa seperti pusat-pusat perbelanjaan modern. (Sumber:Http://www.jakarta.go.id/en/pemerintahan/perusahaan_pemda/pasar _jaya/pasar3a.htm) - 1 -

Kelompok menengah kebawah kini juga menjadi sasaran pusat perbelanjaan modern, kelompok ini umumnya memiliki pendidikan lebih baik dan lebih terbuka dengan alternatif belanja dibanding generasi tuanya. Kelompok ini lebih suka berbelanja di pasar modern dari pada di pasar tradisional. Kelompok ini juga diduga mempunyai potensi pertumbuhan yang kuat. Departement Store lokal seperti Matahari dan Ramayana merupakan pengecer yang sangat aktif menggarap kelompok ini. Di masa mendatang, generasi muda ini sangat potensial menyebabkan pergeseran kegiatan belanja dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern. Pemberdayaan pedagang kecil ini dapat dilakukan antara lain dengan membantu memperbaiki akses mereka kepada informasi, permodalan, dan hubungan dengan produsen atau supplier (pemasok). Pedagang pasar tradisional perlu mendapatkan informasi tentang masa depan, ancaman dan peluang usahanya, serta perlunya perubahan sikap dan pengelolaan usahanya sesuai dengan perubahan tuntutan konsumen. Dalam kaitannya dengan produsen pemasok, pedagang pasar tradisioanal perlu dibantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangannya. Pemerintah dapat berperan sebagai mediator untuk menghubungkan pedagang pasar tradisioanal secara kolektif kepada industri untuk mendapatkan akses barang dagangan yang lebih murah. Modernisasi pasar juga merupakan langkah untuk meningkatkan perekonomian pedagang kecil. Modernisasi pasar disini dimaksudkan sebagai upaya pengelolaan pasar secara modern sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Modernisasi ini perlu diciptakan untuk menghambat beralihnya - 2 -

tempat belanja masyarakat masih dapat diakomodasikan oleh para pedagang kecil. Seiring dengan modernisasi pasar maka adanya kemungkinan bertambahnya frekuensi kepadatan jalan raya semakin besar, hal ini dapat diatasi dengan menekan sirkulasi dari dalam pasar agar jumlah frekuensi kepadatan jalan raya berkurang, seperti menyediakan fasilitas hunian dalam satu wadah dengan pasar modern. Dengan disediakannya fasilitas hunian yang terdapat dalam satu wadah pasar modern yang ditujukan terutama bagi para pedagang/ pemilik kiosk yang berdagang di pasar modern maupun dari kalangan luar atau masyarakat sekitar agar aktivitas frekuensi kepadatan pasar dari kalangan pedagang pasar tidak sampai keluar yang mengakibatkan kepadatan di jalan raya. Pembangunan rumah susun merupakan respon terhadap kebutuhan rumah bagi masyarakat. Rumah susun menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan hunian karena merupakan pilihan yang ideal bagi negara-negara berkembang. Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memiliki permasalahan pada kurangnya ketersediaan hunian, ketidak layakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu konsep perencanaan dan pembangunan yang tepat agar permasalahan hunian dapat terselesaikan. Program Pembangunan Rumah Susun dewasa ini, khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah di kota-kota besar, dinilai ada yang berhasil maupun ada yang kurang berhasil. - 3 -

Pelaksanaannya melalui program terpadu Tribina (Bina Manusia, Bina Lingkungan dan Bina Usaha) dengan maksud untuk memadukan antara Pembangunan Rumah Susun (Fisik/ Lingkungan) dengan Penyediaan Fasilitas tempat usaha(sosial/ Ekonomi), maka dari itu di perlukan suatu Kajian Penelitian untuk mendapatkan suatu Penemuan Konsep baru yang dapat di aplikasikan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Penelitian yang lebih mendalam mengenai Hubungan yang saling mempengaruhi antara Fisik Rumah Susun dengan Penghuninya yang tercermin dari pelakunya, karena di dalam Merancang sebuah Rumah Susun harus peka terhadap Kondisi Sosial Budaya Penghuninya, dalam rangka adaptasi dari perilaku kehidupan pola perumahan horizontal menuju pola perumahan vertikal juga mempengaruhi kondisi sosial psikologis dan perilaku penghuninya. (Sumber : Http://www.ar.itb.ac.id/wdp) 1.1.2. Latar Belakang Topik Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan. - 4 -

Dalam penerapannya, konsep bangunan Mix-use Building digunakan untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan perkotaan yang lebih baik pada masa mendatang. ( Sumber : Dean Schwanke & associate, Mixed use development handbook, Washington Dc, ULI 1987 ) Bentuk dan kedekatan dalam kegiatan kompleks yang berada di dalamnya, lebih berorientasi kepada penciptaan suatu lingkungan perkotaan terpadu dalam suatu kawasan Mixed-use. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN 1.2.1. Maksud Perencanaan pembangunan Mixed-use Building dengan dua massa bangunan atau lebih dengan fasilitas dua fungsi hunian (rumah susun) dan dagang (pasar modern) yang berbeda namun saling melengkapi satu sama lain dalam satu lingkungan. Perencanaan suatu lingkungan huni-dagang ditengah sebuah lingkungan yang lebih luas dalam suatu kawasan terpadu sehingga lebih praktis dalam jarak dan waktu, pedagang tidak perlu menempuh jarak jauh dan waktu yang terbuang karena terkena kemacetan untuk mencapai tempat tinggal. Penulisan pemrograman ini dimaksudkan untuk menganalisis informasi dan data mengenai perencanaan dan perancangan sebuah pasar modern dengan fasilitas pendukung hunian rumah susun untuk masyarakat menengah kebawah serta mengolahnya agar menghasilkan suatu krieria perancangan sebuah - 5 -

Mixed-use huni dan dagang yang sesuai dengan pertimbangan konteks lokasi dan juga sesuai dengan tema yang diambil Pendekatan perancangan melalui Arsitektur Hemat Energi dalam perancangan Pasar Modern dan Rumah Susun di daerah Tanjung Duren Jakarta Barat. 1.2.2. Tujuan Merencanakan bangunan multifungsi yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap permasalahan global yang sedang berkembang saat ini, dengan mengangkat tema penerapan konsep hemat energi pada bangunan Meminimalisasi penggunaan bahan bakar minyak bumi pada massa operasional bangunan, dengan mensiasati bentuk pada bangunan. Sistem konservasi air (sistem gabungan:alamiah dan mesin) sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar Sistem penanganan sampah pada bangunan Meminimalisasi mobilitas barang dan manusia dengan pendekatan desain hubungan antar ruang tiap bangunan fungsi yang berbeda, khususnya pada pasar yang memiliki mobilitas tinggi. 1.3. LINGKUP PEMBAHASAN Banyak permasalahan yang akan timbul dalam proses perencanaan dan perancangan bangunan Mixed-use dengan pendekatan konsep hemat energi ini. Penerapan arsitektur hemat energi dalam menciptakan suatu bangunan multifungsi - 6 -

Mixed-use Building ini merupakan sebuah bangunan komersial yang mempunyai fungsi hunian (Rumah Susun) dan fungsi dagang (pasar modern) Cakupan kegiatan fungsi hunian (Rumah Susun) adalah meliputi cakupan kegiatan rumah susun pada umumnya yang memiliki privacy yang lebih tinggi dari pada cakupan kegiatan pada fungsi dagang, artinya fasilitas fungsi hunian hanya dapat digunakan oleh penghuninya saja (tidak untuk umum) 1.4. METODE PEMBAHASAN Metode proses pengumpulan data pada proyek ini yaitu dengan cara studi literatur ( buku, internet, dll ) Mempelajari segala teori yang berkaitan dengan proyek dan topik-tema, informasi mengenai standar-standar dari perancangan, peraturan pemerintah, dan data statistik yang berhubungan dengan proyek baik secara fisik maupun non fisik. A. Metode proses pengumpulan data pada proyek ini yaitu dengan cara : Studi lapangan Mempelajari kondisi lapangan/ site yang bisa mempengaruhi perancangan. Mengamati secara langsung terhadap proyek sejenis dan fasilitas yang ada didalamnya. Wawancara Komunikasi dengan pihak terkait dan ahli dalam bidangnya untuk mengumpulkan data dan informasi serta pendapat dari berbagai pihak yang berkaitan dengan proyek. Studi banding Terhadap kasus yang serupa dengan proyek ini - 7 -

B. Pendekatan metode analisis pemrograman : Metode analisa pada proyek ini menggunakan pendekatan rumusan menurut buku Architectural Programming and Predesign Manager oleh Robert Hershberger Ph.D.FAIA, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi desain dan perancangan, yakni: Human Issues (aspek manusia) Pengguna bangunan yang harus mewadahi aktifitasnya, baik aktifitas individu, kelompok, interaksi dengan lingkungan, dan juga aspek psikologis pengguna bangunannya. Environmental Issues (aspek lingkungan) Analisa yang membahas tentang keadaan tapak, iklim mikro, konteks urban skala regional, sumber daya yang potensial disekeliling tapak, dan permasalahan pengolahan dan pembuangan limbah. Technological Issues (hemat energi) Pemilihan teknologi merupakan bagian penting dalam pertimbangan perancangan proyek sepeti hal bahan bangunan, sistem yang mengacu pada bangunan dan proses pembangunan. Safety Issues (aspek bangunan) Bangunan yang akan dirancang harus memikirkan aspek perlindungan yaitu aspek kesehatan, publik, keamanan, dan kesejahteraan yang terjadi di dalam bangunan dan sekitarnya, sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. - 8 -

1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Tulisan ini dibagi dalam beberapa tahap, yang pemikirannya dilakukan secara umum hingga bersifat khusus, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Berisi uraian latar belakang proyek, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan kerangka berpikir. BAB II : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Berisi tinjauan/ penekanan lebih rinci terhadap kasus dan topik-tema beserta pengertiannya, pemilihan lokasi berdasarkan berbagai pertimbangan tentang karakter bangunan dan lingkungan sekitarnya. Bab II berupa konsep awal/ landasan untuk memulai analisis pada Bab III. BAB III : PERMASALAHAN Berisi tentang analisa terhadap berbagai data dan informasi yang ada sampai pada tahap kesimpulan dari tiap sub faktor yang saling berkaitan. Bab III merupakan proses menganalisis untuk mencapai kesimpulan yang akan menjadi pra-konsep perancangan/ konsep programatik. BAB IV : ANALISIS Analisis permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan Topik/ Tema regionalisme dengan berdasarkan Peraturan Bangunan yang berlaku. Pedoman atau acuan dasar berdasarkan hasil analisa menuju perancangan. BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep Perancangan sebagai hasil analisis dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bagian - 9 -

permasalahan. Konsep perancangan merupakan dasar/ landasan perencanaan dan perancangan arsitektur sehingga karya arsitektur menjadi bernilai baik, benar, dan indah. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain/ perancangan sebagai alur pemikiran dalam perancangan. DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang sumber-sumber data pustaka, teori atau prinsip-prinsip yang diperoleh untuk mendukung isi dari buku ini. LAMPIRAN Berisikan tentang lembaran tambahan berupa data-data pelengkap dan segala sesuatu yang lainnya yang berkaitan dengan isi buku. - 10 -

1.6. KERANGKA BERPIKIR LATAR BELAKANG -fasilitas pasar yang tidak memadai -pasar yang becek, bau, dan pengap -semakin sedikitnya lahan hunian di tengah kota IDE / GAGASAN - suatu kesatuan bangunan yang berbeda fungsi -jembatan penyeberangan sebagai penghubung aktivitas MAKSUD DAN TUJUAN Mixed-use rumah susun dan pasar hemat energi JUDUL RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT TOPIK -mixed-use building -rumah susun -pasar TEMA Hemat energi PERMASALAHAN -banyaknya pedagang yang formal dan tidak formal -suasana yang tidak nyaman ANALISA menggunakan pendekatan -lingkungan -manusia -bangunan TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI DATA DATA : - SURVEY LAPANGAN - SURVEY LITERATUR KONSEP -menjawab permasalahan dan tujuan bab 1 secara verbal berdasarkan proses perancangan SKEMATIK DESAIN Menjelaskan konsep dasar yang dirumuskan berdasarkan analisa PERANCANGAN -gambar perancangan yang sesuai dengan konsep desain Tabel 1.1 : kerangka berpikir - 11 -