BAB I PENDAHULUAN. Islam yang lima, keberadaan zakat disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang

dokumen-dokumen yang mirip
2,5 % ZAKAT 100 % manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KONSEP PERHITUNGAN & PEMBUKUAN ZAKAT-PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan ketidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN SISTEM AKUNTANSI ZAKAT

Mas}laha<t atau kemaslahatan merupakan tujuan inti

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

PERAN LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAUM DHUAFA

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KONSEP UANG DALAM SISTEM EKONOMI KAPITALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM

Konsisten dalam kebaikan

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

MAJELIS LINGKUNGAN HIDUP PWM JATENG ASPEK RELIGIUS DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan manusia (Habluminannas) dan manusia dengan

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

PENGERTIAN TENTANG PUASA

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan. kaya yang semakin kaya dan tidak sedikit pula orang-orang miskin yang

BAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan

SILABUS PEMBELAJARAN

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua negara termasuk negara Indonesia, kemiskinan dianggap sebagai

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. antara tiga oranag Indonesia itu miskin maka yang dua orang tersebut orang islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Berbagai macam rezeki Allah dilimpahkan kepada

KHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN KHUTBAH JUMAT OLEH MUHAMMAD DN

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

Analisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Seksi Kemasjidan. Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari ah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB I PENDAHULUAN. mampu membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana tetap yang cukup potensial untuk menunjang suksesnya. Jika diperhatikan proses terjadinya kemiskinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS KEWENANGAN HAKIM TATA USAHA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2004 DALAM PANDANGAN FIQH SIYASAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun (termasuk rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima, keberadaan zakat disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain seperti sholat, puasa dan menjadi faktor yang mutlak mengenai keislaman seseorang. Di dalam Al Qur an terdapat banyak ayat yang memuji orang orang yang secara sungguh sungguh menunaikan zakat dan bahkan sebaliknya terdapat pula ayat yang memberikan ancaman bagi orang yang dengan segaja meninggalkan zakat. Dalam Al-Quran Allah (QS. At-Taubah: 35): ي و م يح م ى ع ل ي ه ا في ن ار ج ه ن م ف تك و ى ا ج ب ا ههم و جنو م و ظهورهم ه ذ ا م اك ن ز تم لا ن فس كم ف ذوقوام اكن ت م ت ك نزو ن Artinya : Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. 2 Zakat merupakan satu-satunya ibadah yang dalam syariat Islam secara eksplisit dinyatakan ada petugasnya. Ada dua model pengelolaan zakat. 2 Departemen Agama RI, Al- Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: J-Art), 2005, Hal. 193 1

2 Pertama, zakat dikelola oleh negara dalam sebuah lembaga atau departemen khusus yang dibentuk oleh pemerintah. Kedua, zakat yang dikelola oleh lembaga non-pemerintah (masyarakat) atau semi pemerintah dengan mengacu pada aturan yang telah ditentukan oleh negara. 3 Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai sosial (maliyah ijtima iyyah). ZIS memiliki manfaat yang sangat penting dan strategis dilihat dari sudut pandang ajaran Islam maupun dari aspek pembangunan kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah perkembangan Islam yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW. Zakat telah menjadi sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam,pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan sosial masyarakat yang kurang mampu seperti fakir miskin, serta bantuan lainnya 4. Peranan zakat di atas, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin di Indonesia yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Di lihat dari fenomena itulah, 3 Hasrullah Rachim, Efektivitas Pelaksanaan Zakat di Badan Amil Zakat Kota Palopo, hal, 1. Dalam http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/3506, Tanggal, 19 Nopember 2015 4 Andi Riswan Ritonga, Analisis Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Membayar Zakat, Infaq, Shadaqah Melalu BAZDA Sumatra Utara, (Medan: Universitas Sumatra Utara), 2012, hal: 14-15 dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34762/7/cover.pdf, Tanggal, 12 Mei 2016

3 Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebenarnya memiliki potensi yang strategis dan sangat layak untuk dikembangkan dalam menggerakkan perekonomian negara. Melalui penggunaan salah satu instrumen pemerataan pendapatan, yaitu institusi zakat, infak, dan sedekah (ZIS), di mana zakat, infak, dan sedekah selain sebagai ibadah dan kewajiban juga telah mengakar kuat sebagai tradisi dalam kehidupan masyarakat Islam. 5 Perwujudan usaha-usaha Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mulai terlihat perkembanganya dari jumlah penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah ZIS yang terkumpul pada BAZNAS Tulungagung sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Dana ZIS Badan Amil Zakat Nasional Kab. Tulungagung Jumlah Dana Terhimpun Tahun Zakat Fitrah Zakat Mal/ Profesi Infak /Sedekah 2012 471,724,500 722,300,672 302,605,242 2013 465,309,000 918,117,596 381,291,502 2014 474,792,100 1,108,001,885 424,825,650 2015 544,228,000 1,398,447,358 451,482,373 5 Ibid., hal. 15

4 Tabel 1.2 Jumlah Muzakki dan Mustahik BAZNAS Kab. Tulungagung 6 Tahun Muzakki Mustahik 2014 Tidak bisa menampilkan data karena belum terperinci satupersatu karena masih menggunakan Undang- undang No. 38 Tahun 1999. Tidak bisa menampilkan data karena belum terperinci satupersatu karena masih menggunakan Undang- undang No. 38 Tahun 1999. 2015 5.325 5.215 2016 Masih 305 6.131 Dan rencananya tahun ini BAZNAS akan menyalurkan ZIS sebanyak 5.480 Salah satu keefektivitasan perolehan zakat secara baik atau maksimal atau secara terukur dengan adanya unit pengumpul- pengumpul zakat di daerahdaerah. Seperti yang sudah ada dalam UU tentang pengelolaan zakat, pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. 7 Karena pada prinsipnya penghimpunan zakat merupakan tugas dari amil zakat. Seperti yang telah disebutkan dalam al-qur an surat at-taubah ayat 103, yaitu: 6 Wawancara, Moch. Fatkhul Manan, Staf Bag. Umum BAZNAS Tanggal 23 Mei 2016 7 Pasal 3, Undang-Undang RI No. 23 tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat

5 خ ذ م ن ا م و ال ھ م ص د ق ة ت ط ھ ر ھ م و ت ز كھ م ب ھ ا و ص ل ع ل ی ھ م ا ن ص لوت ك س ك ن ل ھ م و الله س م ی ع ع ل ی م Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 8 Jadi jika kita memperhatikan ayat diatas disebutkan kata ambillah zakat dari sebagian harta mereka ini berarti bahwa Badan Amil Zakat bertanggung jawab atas pengambilan atau pengumpulan zakat bagi para muzakki. Penarikan zakat oleh lembaga zakat sangat ditentukan oleh pengakuan masyarakat, dalam hal ini bagaimana masyarakat Islam menyadari pentingnya pengelolaan zakat oleh sebuah lembaga yang professional. Dalam hal ini, kesadaran dan partisipasi masyarakat akan sangat mendukung terhadap penghimpunan potensi dana zakat yang begitu besar. Sebab, selama ini masih banyak perilaku masyarakat yang tradisional, dimana mereka menyerahkan zakatnya kepada kyai atau pemimpin agama setempat yang tidak berperan sebagai amil (pengumpul zakat), melainkan sebagai mustahik (penerima), sehingga, apabila dana zakat masyarakat terkonsentrasi pada satu golongan, maka mustahik lainnya tidak mendapatkan bagian. 9 Oleh karena itu, penting pula adanya pengakuan resmi pemerintah yang melegitimasi pentingnya zakat sebagai sumber pendanaan dalam melakukan 8 Departemen Agama RI, Al- Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: J-Art), 2005, Hal. 204 9 M. Djamal, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan zakat harta, (Jakarta: Nuansa Madani, 2001), hal, 104

6 pemberdayaan dan pemerataan ekonomi rakyat. Hal ini, pemerintah mempunyai otoritas dari segi perencanaan progam, pengalokasian anggaran zakat, dan pengawasannya agar progam-progam tersebut sejalan dengan penyelenggaraan tujuan nasioanal, sehingga masyarakat akan semakin sadar dan tergugah untuk memberikan zakatnya kepada amil atau lembaga zakat lainnya. 10 Diantaranya, dalam melaksanakan tugas dan fungsi Amil, BAZNAS provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota dapat membentuk UPZ pada Instansi pemerintah, badan usaha milik Negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta, dan perwakilan Republik Indonesia di luar Negeri serta, dapat membentuk UPZ pada tingkat kecamatan, kelurahan, atau nama lainnya, dan tempat lainnya. 11 Dengan adanya pemaparan- pemaparan diatas dapat diketahui bahwa setiap unit- unit pengumpul zakat berhak dan bertanggung jawab atas pengumpulan zakat dan menyalurkan zakat sesuai dengan ketentuan. Seperti yang telah ada pada Undang-undang (UU) baru di Indonesia bahwa setiap pengumpul- pengumpul zakat di daerah harus mempunyai Surat Keputusan (SK) dari BAZNAS Kabupaten, agar penerimaan zakat, infak dan sedekah bisa tersalurkan dengan baik, yakni sesuai dengan UU tentang pengelolaan dana zakat Pasal 1 ayat 7 yang berbunyi Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan 10 Ibid, hal, 104-105 11 Undang-Undang RI No. 23 tahun 2011, pasal 16 ayat 1

7 zakat secara nasional 12. Sedangkan Pasal 1 ayat 9 yang berbunyi Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disebut UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat. 13 Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Unit Pengelolaan pada zakat, terutama keefektifitasan UPZ dalam menjalankan perannya sebagai Unit Pengumpul Zakat untuk membantu BAZNAS dalam meningkatkan jumlah Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Sesuai dengan tujuan dari pengelola zakat agar zakat yang terkumpulkan lebih efektif dan efisien dan tersalurkan dengan baik kepada para mustahik. serta sejauhmana peningkatan kesejahteraan ekonomi mustahik Tulungagung terkait dengan adanya Unit- unit Pengumpul zakat. Sehingga dengan pemaparan diatas menjadi latar belakang penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam Meningkatkan Jumlah Zakat, Infak dan Sedekah Terhadap Peningkatan Kesejateraan Ekonomi Mustahik Tulungagung (Studi Kasus BAZNAS Kabupaten Tulungagung). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, pokok pembahasan pada proposal ini terfokus pada Keefektivitasan Unit Pengumpul Zakat dalam meningkatkan jumlah zakat, infak, dan sedekah terhadap peningkatan kese mustahik Tulungagung Maka, pada penelitian yang berjudul Efektivitas Unit Pengumpul Zakat dalam meningkatan jumlah zakat, 12 Undang-Undang RI No. 23 tahun 2011, Pasal 1 ayat 7 13 Ibid, Pasal 1 ayat 9

8 infak, dan sedekah terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi mustahik Tulungagung ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam meningkatkan jumlah zakat, infak, sedekah? 2. Bagaimana Peningkatan Kesejahteraan ekonomi Mustahik setelah memperoleh zakat, infak, sedekah? 3. Apakah kendala-kendala UPZ dalam mengumpulkan zakat, infak, sedekah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam meningkatkan jumlah zakat, infak, sedekah 2. Untuk menganalisis peningkatan kesejahteraan ekonomi mustahik setelah memperoleh zakat, infak, sedekah 3. Untuk menganalisis kendala-kendala UPZ dalam mengumpulkan zakat, infak, sedekah D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, apabila BAZNAS mensosialisasikan zakat, infak dan sedekah dan bekerja sama dengan para UPZ, serta memanajemenkan ZIS dengan baik akan meningkatkan perolehan jumlah zakat, infak dan sedekah. Dan sebagai kontribusi dalam peningkatan ekonomi mustahik. Hal inilah efektivitas UPZ yang ditunjuk oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan ZIS dicapai.

9 2. Kegunaan Praktis a. Bagi IAIN Tulungagung Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi keilmuan terkait dengan Efektivitas UPZ dalam meningkatkan zakat, infak, dan sedekah bagi BAZNAS. b. Bagi BAZNAS Kabupaten Tulungagung Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif dan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi Badan Amil Zakat Kabupaten Tulungagung dalam meningkatkan pengelolaan zakat agar penerimaan zakat, infak dan sedekah agar bisa maksimal dan dapat mengurangi jumlah kemiskinan yang ada di Kabupaten Tulungagung. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi tambahan untuk dapat meneliti lebih dalam mengenai Efektivitas UPZ pada BAZNAS Kabupaten Tulungagung. Sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan zakat, infak dan sedekah khususnya. E. Penegasan Istilah Sesuai dengan judul pengkajian ini adalah pengkajian tentang Pengelolaan Zakat Oleh Negara Bagi Kepentingan Masyarakat (Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam meningkatkan jumlah zakat, Infak

10 dan Sedekah (ZIS) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Mustahik di Tulungagung), maka yang dimaksud dengan: 1) Efektivitas diartikan sebagai pedoman kata yang menunjukkan taraf pencapaian suatu tujuan, dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut telah mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas yang dituju. Selanjutnya dijelaskan bahwa efektivitas adalah berkaitan dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. 14 2) Unit Pengumpul Zakat yang disebut UPZ adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS untuk membantu mengumpulkan zakat. 15 Unit Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugas mengumpulkan zakat untuk melayani muzakki, yang berada pada desa/kelurahan, instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri. 3) Zakat ada 2 macam: a. Zakat fitrah adalah zakat yang mengenahi diri seseorang. 16 Zakat fitr (Zakat Fitrah), adalah zakat yang berkaitan dengan bulan Ramadhan, ketika kaum muslimin telah mengakhiri 14 E. Mulayasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Resda Karya, 2004), hal. 82 15 Pasal 1 ayat 9, Undang- Undang No 23 Tahun 2011 16 M. Djamal, Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan zakat harta, (Jakarta: Nuansa Madani, 2001), hal.74

11 masa-masa puasa mereka di bulan tersebut, hingga akhir bulan yang disusul dengan datangnya bulan Syawal. Oleh karenanya ia disebut Fitr, yang artinya berbuka dan tidak lagi diwajibkan berpuasa. Dari sini kita mengetahui bahwa zakat fitr adalah zakat yang disyariatkan sebagai pertanda berakhirnya bulan Ramadhan. 17 b. Zakat Mal/ profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian professional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun yang dilakukan bersama dengan orang/ lembaga lain, yang mendatangkann pengahsilan (uang) yang memenuhi nisab (harta minimum untuk bisa berzakat. 18 2. Infak adalah mengeluarkan sebagian harta untuk suatu hajat/ keperluan (yang disyariatkan oleh Ajaran Islam). Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang (berkecukupan harta) maupun sempit (kekurangan). 19 3. Sedekah adalah pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain karena ingin mendapatkan pahala dari allah. Definisi lain 17 Jurnalislam.com, Zakat Fitrah dalam http://www.jurnalislam.com/syariah/read/ibadah/21/zakat-fitrah.html, diakses 24 Maret 2016 18 Didin hafidhuddin, Anda Bertanya Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, Kami Menjawab, (Jakarta: BAZNAS, 2004), hal.149 19 Gus Arifin, Zakat Infaq, Sedekah dalil dalil dan keutamaan, (Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2011), hal. 182

12 sedekah adalah setiap amal kebaikan secara umum baik materiil maupun non- meteriil. 20 4. Peningkatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi, adalah Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. 21 Dalam kamus Bahasa Indonesia, kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan, ketrentaman, dari kesenjangan hidup. 22 Sedangkan mustahiq adalah orang yang patut menerima zakat. 23 Jadi kesejahteraan mustahik berarti ketrentaman, dari kesenjangan hidup yang diterima oleh orang yang berhak menerima zakat baik itu ketrentaman dari kesenjangan hidup secara lahir ataupun batin. F. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan srkipsi ini ada 6 pembahasan dimana setiap bab terdiri dari sub-sub bab sebagai perinciannya, dan untuk menghasilkan suatu pembahasan yang sistematis antara pembahasan yang satu dengan yang lain serta agar dalam pembahasan skripsi ini bisa mendapat gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka perlu pembahasan yang benar-benar mengarah pada bagian pembahasan. Karena itu, perlu kiranya 20 Ibid., hal. 189 21 Ahmad Fathoni, Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth), dalam http://www.zonasiswa.com/2014/12/pertumbuhan-ekonomi-economic-growth.html, diakses 25 Maret 2016 22 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar hal. 794 23 Ibid, hal. 603

13 bagi penulis untuk membuat sistematika pembahasan. Adapun sistematika pembahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : Berisi pembahasan mengenahi : Pendahuluan, terdiri dari: Konteks Penelitian, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : Berisi pembahasan mengenahi: Kajian Pustaka, terdiri dari: Landasan Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berfikir (Paradigma). BAB III : Metode Penelitian berisi pembahasan mengenahi: Rancangan Penelitian, Kehadiran Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Temuan, Tahap-tahap penelitian. BAB IV : Paparan hasil Penelitian, terdiri dari: Pemaparan Data, Temuan Penelitian, dan Analisis Data serta Pembahasan hasil yang diperoleh peneliti mengenahi Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam meningkatan Jumlah Zakat, Infak dan Sedekah terhadap Peningkatan Ekonomi Mustahik/ Tulungagung. BAB V : Pembahasan, dimana pada bagian ini memuat keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori, dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta interprestasi dari temuan yang

14 diungkapkan dari lapangan (grounded Theory). Yang akan dibahas sesuai dengan UPZ dalam meningkatan jumlah zakat, infak dan sedekah terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi mustahik BAB VI : Penutup, terdiri dari: Kesimpulan, Saran. Bagian akhir terdiri dari: Bahan Rujukam, Lampiran, Daftar Riwayat Hidup