WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN DINAS PERUMAHAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 28 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 42 TAHUN

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI, Mengingat

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 77 TAHUN 2016

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

T A Y O G R T A WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 24 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 66 Tahun : 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Penanaman Modal Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Halaman 2 dari 17 Hlm

Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Halaman 3 dari 17 Hlm

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 20. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Batu; 21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Batu; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BATU TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintahan Daerah Kota Batu yang terdiri dari Kepala Daerah sebagai unsur Eksekutif dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur Legislatif yang di dalam pelaksanaan tugasnya mencerminkan kemitraan. 4. Walikota adalah Walikota Batu. 5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Batu. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. Halaman 4 dari 17 Hlm

8. Badan adalah Badan Penanaman Modal Kota Batu. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanaman Modal Kota Batu. 10. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing untuk melakukan kegiatan usaha di Wilayah Republik Indonesia. 11. Penanam Modal adalah perseorangan atau Badan Usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa dari penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. 12. Fasilitasi penanaman modal adalah insentif atau kemudahan pelayanan dan/atau perizinan yang diberikan kepada penanam modal. 13. Pelayanan penanaman modal adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non-perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen perizinan penanaman modal. 14. Laporan kegiatan penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM adalah laporan yang memuat perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi penanam modal disampaikan secara berkala kepada Badan Penanaman Modal. 15. Sistem informasi penanaman modal adalah suatu kesatuan tatanan yang terdiri atas organisasi, manajemen, teknologi, himpunan data, dan sumber daya manusia yang mampu menghasilkan dan menyampaikan informasi secara cepat, tepat, lengkap, dan akurat di bidang penanaman modal. 16. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. 17. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Halaman 5 dari 17 Hlm

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 19. Unit Pelaksana Teknis Badan yang selanjutnya disingkat UPTB adalah unsur pelaksana teknis Badan yang mempunyai fungsi penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang penanaman modal. 20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Batu. BAB II PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Badan Pasal 2 Kepala Badan mempunyai tugas merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengevaluasi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Kepala Badan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan, pengendalian, dan pengevaluasian rencana strategis dan rencana kerja bidang penanaman modal; b. perumusan dan penetapan kebijakan bidang urusan penanaman modal; c. perencanaan dan pengendalian pembinaan sumber daya manusia, pengadaan barang dan jasa di lingkungan Badan Penanaman Modal; d. perencanaan dan pengendalian anggaran; e. pengendalian urusan administrasi Badan; f. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama pembangunan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan diantara Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Halaman 6 dari 17 Hlm

Pemerintah Daerah dan instansi terkait, baik di tingkat Provinsi maupun Pusat; g. pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kinerja teknis bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan sesuai dengan lingkup tugas; h. pelaksanaan penetapan keputusan dan tata naskah dinas pada Badan Penanaman Modal; i. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan program kegiatan Badan; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota Bagian Kedua Sekretariat Pasal 4 Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Badan, urusan ketatalaksanaan dan ketatausahaan Badan dan menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan Badan. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Sekretariat; b. pembinaan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Badan; c. pengendalian urusan ketatalaksanaan, ketatausahaan, dan administrasi keuangan Badan; d. pembinaan dan pengembangan pegawai; e. pengendalian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sekretariat; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Pasal 6 (1) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyusun rencana strategis dan rencana kerja Badan, Halaman 7 dari 17 Hlm

serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kegiatan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Badan; c. penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan; d. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); e. penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD); f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Pasal 7 (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola anggaran dan administrasi keuangan Badan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pelaksanaan verifikasi SPP dan penyiapan SPM; c. pelaksanaan akuntansi keuangan Badan; d. penyusunan laporan keuangan Badan; e. penyusunan administrasi dan teknis pembayaran gaji dan tunjangan pegawai serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Pasal 8 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas mengelola ketatalaksanaan dan ketatausahaan, meliputi administrasi umum dan kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, dan kearsipan. Halaman 8 dari 17 Hlm

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bagian; b. pengelolaan administrasi umum dan ketatalaksanaan; c. pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; d. pengelolaan kehumasan dan keprotokolan; e. pengelolaan rumah tangga dan barang milik daerah; f. pengelolaan administrasi kepegawaian; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Bagian Ketiga Bidang Penanaman Modal Pasal 9 Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengendalikan, serta mengevaluasi program kegiatan penanaman modal dan menyelenggarakan fasilitasi penanaman modal. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. penyusunan data dan potensi peluang penanaman modal; c. pengelolaan promosi dan kerja sama penanaman modal; d. pembinaan dan pengendalian penanaman modal; e. pelaksanaan fasilitasi penanaman modal dengan penanam modal, dunia usaha, dan instansi terkait; f. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Halaman 9 dari 17 Hlm

Pasal 11 (1) Sub Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi promosi dan kerja sama Penanaman Modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Promosi dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bidang; b. penyusunan analisis kajian pengembangan, promosi, dan prospektus peluang investasi/penanaman modal daerah; c. pelaksanaan fasilitasi kerja sama dan kemitraan bidang penanaman modal antara dunia usaha, pemerintah, dan instansi terkait; d. pembinaan promosi dan kerja sama penanaman modal serta perizinan investasi; e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 12 (1) Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian Penanaman Modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Pengawasan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana program kegiatan Sub Bidang; b. penyusunan data dan informasi perkembangan realisasi penanaman modal; c. penyusunan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara berkala; d. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dan hambatan yang terjadi dalam usaha penanaman modal; e. pembinaan dan pengembangan penanaman modal, serta fasilitasi penanaman modal sesuai dengan ketentuan perizinan yang telah diperoleh; f. pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan ketentuan Halaman 10 dari 17 Hlm

penanaman modal dan perizinan, serta fasilitas yang telah diberikan; g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsi. Bagian Keempat Bidang Pelayanan Perizinan Pasal 13 Kepala Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas mengkoordinasikan tatalaksana administrasi dan penyelenggaraan pelayanan perizinan sesuai standar pelayanan. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Pelayanan Perizinan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. pengendalian mekanisme pelayanan perizinan mulai dari pendaftaran, pemrosesan, dan penerbitan izin dan non-izin sesuai standar pelayanan; c. pengendalian tata laksana administrasi, penataan arsip, dan dokumentasi Pelayanan Perizinan; d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Pasal 15 (1) Sub Bidang Perizinan Tertentu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan perizinan tertentu sesuai standar pelayanan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Perizinan Tertentu menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bidang; Halaman 11 dari 17 Hlm

b. penelaahan peraturan pelaksanaan maupun acuan kerja bidang perizinan tertentu; c. pengelolaan administrasi pendaftaran perizinan tertentu; d. pemrosesan dan penerbitan perizinan tertentu dengan asas mudah, cepat, transparan, dan pasti sesuai dengan stándar pelayanan prima; e. penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk kegiatan pemeriksaan lapangan dan/atau peninjauan lokasi perizinan tertentu; f. pelaksanaan pemeriksaan lapangan dan penetapan berita acara pemeriksaan lapangan bersama tim teknis perizinan; g. pemrosesan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atas pelayanan perizinan tertentu; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pemrosesan perizinan tertentu, baik yang dapat diterbitkan maupun yang ditolak sesuai dengan standar pelayanan; i. pengelolaan arsip dan dokumentasi pelayanan perizinan tertentu; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 16 (1) Sub Bidang Perizinan Jasa Usaha mempunyai tugas melaksanakan pelayanan perizinan jasa usaha dan non-perizinan sesuai standar pelayanan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Perizinan Jasa Usaha menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program kegiatan Sub Bidang; b. penelaahan peraturan pelaksanaan maupun acuan kerja bidang perizinan jasa usaha dan non-perizinan; c. pengelolaan administrasi pendaftaran perizinan jasa usaha dan non-perizinan; d. pemrosesan dan penerbitan perizinan jasa usaha dan non-perizinan dengan asas mudah, cepat, transparan, dan pasti sesuai dengan stándar pelayanan prima; Halaman 12 dari 17 Hlm

e. penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk kegiatan pemeriksaan lapangan dan/atau peninjauan lokasi perizinan jasa usaha dan nonperizinan; f. pelaksanaan pemeriksaan lapangan dan penetapan berita acara pemeriksaan lapangan bersama tim teknis perizinan jasa usaha dan non-perizinan; g. pemrosesan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atas pelayanan perizinan jasa usaha dan non-perizinan; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pemrosesan perizinan jasa usaha dan non-perizinan, baik yang dapat diterbitkan maupun yang ditolak sesuai dengan standar pelayanan; i. pengelolaan arsip dan dokumentasi pelayanan perizinan jasa usaha dan non-perizinan; j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kelima Bidang Pengembangan, Informasi, dan Pengaduan Pasal 17 Bidang Pengembangan, Informasi, dan Pengaduan mempunyai tugas mengkoordinasikan pengembangan kinerja, pembangunan ketersediaan data, dan sistem informasi, serta pengelolaan pengaduan atas pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Pengembangan, Informasi, dan Pengaduan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan rencana kerja Bidang; b. pengkajian dan penyusunan pedoman teknis pelaksanaan program kegiatan Badan Penanaman Modal; Halaman 13 dari 17 Hlm

c. pengendalian penyediaan fasilitas, sarana, dan prasarana untuk pelayanan data informasi dan dokumentasi pelayanan penanaman modal; d. pengendalian pemeliharaan data dan sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan; e. pembinaan pelayanan dan penyelesaian pengaduan masyarakat di bidang perizinan dan penanaman modal; f. pembinaan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan; g. pembinaan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan sistem baku mutu pelayanan penanaman modal; h. pembinaan pengelolaan data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan secara berkala melalui website Pemerintah Daerah; i. perumusan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Pasal 19 (1) Sub Bidang Data dan Sistem Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data serta sistem informasi pelayanan perizinan dan penanaman modal. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sub Bidang Data dan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program kegiatan Sub Bidang; b. penyusunan laporan harian, bulanan, semesteran, dan tahunan hasil pemrosesan pelayanan perizinan dan penanaman modal; c. pengelolaan data dan informasi, serta publikasi pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal; d. pelaksanaan pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sistem informasi pelayanan perizinan satu pintu; Halaman 14 dari 17 Hlm

e. pengelolaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) bagi pelayanan perizinan penanaman modal; f. pelaksanaan inventarisasi, klasifikasi, dan dokumentasi naskah izin, serta hasil kegiatan pelayanan perizinan dan penanaman modal; g. pengolahan dan penyusunan laporan statistik perizinan; h. pengelolaan data investasi, perizinan penanaman modal, dan informasi lainnya terkait layanan publik baik secara manual maupun elektronik; i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan, Informasi, dan Pengaduan Pasal 20 (1) Sub Bidang Pengaduan dan Pengembangan Kinerja mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kapasitas sumber daya manusia, standar baku mutu pelayanan, dan penanganan pengaduan atas pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Pengaduan dan Pengembangan Kinerja menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program kegiatan Sub Bidang; b. penyusunan target capaian standar pelayanan minimal, penyusunan standar pelayanan publik dan standar operasional prosedur pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal; c. penyusunan indikator dan pengukuran kinerja Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan; d. penyusunan dan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM); e. pembinaan teknis pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM); f. pelaksanaan pelayanan dan penyelesaian pengaduan pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal; Halaman 15 dari 17 Hlm

g. penyelesaian atas penyimpangan ketentuan pelaksanaan pelayanan investasi dan perizinan penanaman modal; h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bidang; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengembangan, Informasi, dan Pengaduan sesuai dengan tugas dan fungsinya; BAB III TATA KERJA Pasal 21 (1) Lembaga Teknis yang berbentuk Badan dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (2) Apabila Kepala Badan berhalangan di dalam menjalankan tugas, Kepala Badan dapat menunjuk Sekretaris atau salah satu Kepala Bidang untuk mewakilinya, kecuali dalam bidang perizinan dilaksanakan oleh pejabat yang ditunjuk Walikota. (3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (4) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (5) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (6) Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (7) Hubungan tata kerja antara Kepala Badan dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretariat. Pasal 22 (1) Kepala Badan berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi baik dalam lingkungan Badan maupun dengan Instansi lain yang terkait. (2) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang harus melaksanakan prinsip Halaman 16 dari 17 Hlm

koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sesuai dengan lingkup tugas masing-masing. (3) Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang masing-masing bertanggung jawab memberikan bimbingan, pembinaan, dan pengawasan kepada bawahannya, serta melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatan masing-masing. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 23 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Walikota ini diatur dengan Peraturan Kepala Badan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 27 September 2013 WALIKOTA BATU, ttd Diundangkan di Batu pada tanggal 27 September 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, EDDY RUMPOKO ttd WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2013 NOMOR 8/D Halaman 17 dari 17 Hlm