BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
1. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan IPS. Menurut sejarah singkat PIPS yang dikutip dari HIMA DIPSOS di

Oleh: Hepi Kartikawati dan Saliman, M. Pd. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3)

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

SIKAP MAHASISWA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP PEMANFAATAN LABORATORIUM OUTDOOR IPS DI DESA BOKOHARJO

STRUKTUR PROGRAM DAN DISTRIBUSI MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

STANDAR ISI PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Universitas Brawijaya, 2008 All Rights Reserved

Ketentuan Akademik 1. Kurikulum Kepmendiknas nomor 232/U/2000

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

PERSEPSI LULUSAN JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP KESESUAIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

4.5 PRODI INFORMATIKA

1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan dengan tujuan untuk memberikan kepastian dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum sebelum digunakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI) JURUSAN DAKWAH STAIN PEKALONGAN

PIMPINAN JURUSAN GEOGRAFI. : Drs. C. PALANGAN,M.Si

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

Manual Prosedur Penawaran Matakuliah Pada Setiap Semester

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

KURIKULUM PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Identifikasi Kompetensi Lulusan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BUKU PEDOMAN PERWALIAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.

BAGIAN I PENDAHULUAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian. Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan yang terdaftar pada

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PETA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS ANDALAS

SPESIFIKASI JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILIMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS

STANDAR 2 STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

STANDAR KEMAHASISWAAN

Disampaikan pada PPM di MAN 2 Wates, 16 Mei

KURIKULUM PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (PGRA) JURUSAN TARBIYAH STAIN PEKALONGAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. telah dipaparkan pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BIODATA MAHASISWA PINDAHAN/TRANSFER/LINTAS JALUR * ( Wajib diisi )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

August 20. Kurikulum Fisika. Daftar Kompetensi Kurikulum dan Matakuliah Jabarannya Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2011

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

PELAKSANAAN PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH I BERDASARKAN ANALISIS KOMPETENSI DASAR PADA KURIKULUM SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan kependidikan di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Menurut sejarah singkat P. IPS yang dikutip dari http://www.himadipsosuny.org/p/sejarahsingkat.html jurusan ini merupakan yang pertama di Indonesia. Jurusan ini telah memiliki ijin operasional sejak tahun 2007, tetapi baru mulai menerima mahasiswa baru tahun 2008. Berikut ini merupakan Visi dan Misi, Tujuan Umum, dan Kurikulum Jurusan Pendidikan IPS yang dikutip dari diktat Prodi IPS (2009: 7-8). a. Visi dan Misi Jurusan Pendidikan IPS P. IPS sebagai jurusan yang terkemuka mempunyai visi untuk mewujudkan jurusan yang unggul dalam menciptakan tenaga kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kompeten di bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, fleksibel, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, arif, kritis, demokratis, responsif terhadap berbagai masalah sosial dan tuntutan dunia global. Visi tersebut lantas diwujudkan dengan cara : 1) Menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang Pendidikan IPS untuk menjadi guru IPS SMP/MTs dan SMKyang bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian, menguasai ilmu 52

53 pengetahuan dan teknologi,demokratis, berjiwa entrepreneurship dan responsif terhadap setiap peluang dan perubahan serta perkembangan yang terjadi. 2) Menumbuhkembangkan sikap dan kemampuan tenaga kependidikan untuk melakukan penelitian dalam rangka mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang IPS. 3) Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dengan mendorong kemauan dan meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, bagi kehidupan masyarakat baik di bidang pendidikan dan pengajaran, maupun bidang-bidang kehidupan sosial secara umum. b. Tujuan Jurusan Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS diselenggarakan dengan tujuan yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila, memiliki dedikasi, integritas, serta komitmen tinggi di dalam mengabdikan dirinya secara profesional untuk menunjang pembangunan nasional. Tujuan umum ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang pada Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Tujuan Umum, sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk menyiapkan calon pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan dalam:

54 1) Menjalankan kewajibannya sebagai sosok guru yang beriman dan bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berkepribadian, dan menjadi tauladan bagi peserta didik dan masyarakat. 2) Melaksanakan tugas sebagai guru IPS SMP/MTs dan atau SMK dalam arti menguasai materi ajar dan mampu mengelola pembelajaran yang bermakna di SMP/MTs dan atau SMK secara kritis,kreatif, dan inovatif. 3) Melakukan pekerjaan di luar bidang keguruan, seperti di bidang Pariwisata, Periklanan, Pers, dan sebagainya yang relevan dengan ilmu yang dipelajari. 4) Mengembangkan keilmuan di bidang IPS untuk kepentingan pembelajaran, dan pembangunan lewat prosedur pendidikan dan atau penelitian yang relevan. Melakukan antisipasi terhadap perubahan global sebagai akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Kurikulum Jurusan Pendidikan IPS Guna mencapai tujuan di atas, perkuliahan dalam Jurusan Pendidikan IPS mengacu pada SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan SK No. 045/U/2002. Sebagai kurikulum berbasis kompetensi, struktur kurikulum untuk Jurusan IPS sebagai berikut : 1) Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) : 17 sks 2) Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) : 24 sks 3) Mata kuliah Keahlian Berkarya (MKB) : 80 sks

55 4) Mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB) : 19 sks 5) Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) :18 sks Proses perkuliahan dalam Jurusan Pendidikan IPS tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Untuk itu setiap semester genap P. IPS mengadakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan). KKL adalah program perkuliahan rutin yang bertujuan untuk mengaplikasikan teori-teori mata kuliah di kelas yang diterapkan di lapangan. Pelaksanaannya sebagai berikut : 1) Semester II : KKL I Dieng dan sekitarnya 2) Semester IV : KKL II Pantura, Bromo dan Bali 3) Semester VI : KKL III Laboratorium outdoor IPS (Desa Bokoharjo) 2. Deskripsi Laboratorium outdoor IPS a. Lokasi Laboratorium outdoor IPS tersebut terletak di padukuhan Plempoh dan padukuhan Cepit, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. b. Struktur Organisasi Kepengurusan Laboratorium Dalam pelaksanaan pengoperasian laboratorium outdoor IPS, struktur organisasi laboratorium tersebut melibatkan personal yang meliputi : 1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNY 2. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial UNY

56 3. Ketua Jurusan Pendidikan IPS 4. Kepala laboratorium outdoor IPS 5. Laboran Personal di atas berfungsi untuk merencanakan pengadaan alat/bahan, menyusun jadwal dan tata tertib, mengatur pengeluaran dan pamasukan/pinjaman alat, mempersiapkan peralatan/bahan yang dipergunakan pada praktikum, mendaftarkan alat/bahan laboratorium yang habis, membuat daftar katalog sesuai dengan jenis alat/bahan, memelihara dan memperbaiki alat-alat, menyusun pelaksanaan kegiatan laboratorium. c. Program Kerja Laboratorium Outdoor IPS Laboratorium outdoor IPS merupakan fasilitas yang dimiliki Fakultas Ilmu Sosial yang bersifat sebagai pendukung pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS. Terdapat dua program kerja dalam pemanfaatan laboratorium outdoor IPS, yaitu program kerja yang bersifat rutin dan program kerja yang bersifat insidental. Program kerja yang bersifat rutin contohnya yaitu KKL 3 yang merupakan kurikulum wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Pendidikan IPS pada semester 6. Program kerja yang bersifat insidental biasanya berupa program kerja sama dengan instansiinstansi lain seperti sekolah-sekolah, MGMP IPS, maupun program kerja sama dengan Universitas-Universitas lain.

57 d. Prosedur Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Outdoor IPS Dalam melaksanakan praktikum di Laboratorium outdoor IPS harus mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Mengatur jadwal Praktik 2. Pembagian kelompok praktik 3. Pada pertemuan pertama praktik selalu dibacakan tata tertib penggunaan laboratorium outdoor IPS, untuk selanjutnya tidak perlu dibacakan karena tata tertib penggunaan lab sudah ditempel di tempat yang atau dibagikan ke masing-masing kelompok. 4. Pembuatan laporan praktikum harian dan secara keseluruhan dari masing-masing kelompok dan mahasiswa. 5. Mengevaluasi hasil praktik yag sudah dilakukan 3. Deskripsi Data Responden Penyajian data responden dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua karakteristik, yaitu menurut jenis kelamin dan menurut tahun angkatan masuk Jurusan Pendidikan IPS. a. Penyajian Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin Penyajian data responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin:

58 Tabel 8. Responden Menurut Jenis Kelamin No 1. 2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Frekuensi 22 83 Total 105 Persentase 21% 79% 100% Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Responden 21% Laki-laki 79% Perempuan Gambar 2. Pie Chart Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 83 mahasiswa atau 79% dan sebagian lagi berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumah 22 mahasiswaa atau 21%. b. Penyajian Data Responden berdasarkan Tahun angkatan Masuk P.IPS Deskripsi responden yang kedua adalah berdasarkan tahun angkatan masuk jurusan pendidikan IPS. Penyajian data responden berdasarkan tahun angkatan masuk jurusan pendidikan IPS dibagi menjadi angkatan 2010 dan 2011. Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan tahun angkatan masuk Pendidikan IPS:

59 Tabel 9. Responden Menurut Tahun Angkatan Masuk P. IPS No 1. 2. Tahun Angkatan 2010 2011 Frekuensi 52 53 Persentase 49,5% 50,5% Total 105 100% Berikut ini adalah diagram lingkaran deskripsi responden berdasarkan tahun angkatan masuk Pendidikan IPS. Tahun Angkataenn Respondenn 50,5% 49,5% 2010 2011 Gambar 3. Pie Chart Karakteristik Responden Menurut tahun angkatan Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa responnden dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua jenjang angkatan berdasarkan tahun masuk ke jurusan pendidikan IPS yaitu tahun angkatann 2010 dan tahun angkatan 2011. Responden yang berasal dari angkatan 2010 berjumlah 52 mahasiswa atau 49,5% dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkann untuk responden yang berasal dari angkatann 2011 berjumlah 53 mahasiswa atau 50,5% dari jumlah keseluruhan responden. 4. Deskripsii Data Penelitian a. Deskripsi Sikap Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS sebagai Sumber Belajar. Sikap mahasiswa pendidikan IPS terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar, dapat

60 digolongkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen-komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. 1) Sikap (kognitif) Mahasiswa terhadap Pemanfaat an Laboratorium Outdoor IPS Sebagai Sumber Belajar. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dapat dilihat dari aspek kognitif. Dari aspek kognitif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar diukur dengan menjabarkannya ke dalam 6 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 30 dan nilai minimum 6. Rerata diperoleh sebesar 18 dan standar deviasi 4. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (kognitif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar: Tabel 10. Sikap (Kognitif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS sebagai Sumber Belajar No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 102 97,1% 2 Positif 3 2,9% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100%

61 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 102 mahasiswa atau 97,1% memiliki sikap yang sangat positif, 3 mahasiswa atau 2,9% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar berdasarkan aspek kognitif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dilihat dari aspek kognitif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: Sebagai Sumber Belajar (Kognitif) 0% 0% 2,9% 97,1% Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif Gambar 4. Pie Chart sikap (kognitif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar 2) Sikap (afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS Sebagai Sumber Belajar. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dapat dilihat dari aspek afektif. Dari aspek afektif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan

62 laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar diukur dengan menjabarkannya ke dalam 2 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 10 dan nilai minimum 2. Rerata diperoleh sebesar 6 dan standar deviasi 1,3. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negattif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (afektif ) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar: Tabel 11. Sikap ( Afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS sebagai Sumber Belajar No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 76 72,4% 2 Positif 29 27,6% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 76 mahasiswa atau 72,4% memiliki sikap yang sangat positif, 29 mahasiswa atau 27,6% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar berdasarkan aspek afektif.

63 Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dilihat dari aspek afektif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: Sebagai Sumber Belajar (Afektif) 0% 0% 27,6% 72,4% Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif Gambar 5. Pie Chart sikap (afektif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar 3) Sikap (K onatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS Sebagai Sumber Belajar. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dapat dilihat dari aspek konatif. Dari aspek konatif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar diukur dengan menjabarkannya ke dalam 4 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 20 dan nilai minimum 4. Rerata diperoleh sebesar 12 dan standar deviasi 2,67. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negattif dan sangat negatif berdasarkan rerata

64 dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar: Tabel 12. Sikap ( Konatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS sebagai Sumber Belajar No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 83 79% 2 Positif 22 21% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 83 mahasiswa atau 79% memiliki sikap yang sangat positif, 22 mahasiswa atau 21% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar berdasarkan aspek konatif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dilihat dari aspek konatif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut:

65 Sebagai Sumber Belajar (Konatif) 0% 0% 21% Sangat positif 79% Positif Negatif Sangat negatif Gambar 6. Pie Chart sikap ( konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar b. Deskripsi Sikap Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah. Sikap mahasiswa pendidikan IPS terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah, dapat digolongkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen-komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. 1) Sikap (K ognitif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS Untuk kegiatan ilmiah. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dapat dilihat dari aspek kognitif. Dari aspek kognitif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah diukur dengan menjabarkannya ke dalam 3 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 15 dan nilai minimum 3.

66 Rerata diperoleh sebesar 9 dan standar deviasi 2. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negattif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (kognitif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah: Tabel 13. Sikap (kognitif) Mahasiswa terhadap P emanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 101 3,8% 2 Positif 4 96,2% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 101 mahasiswa atau 96,2% memiliki sikap yang sangat positif, 4 mahasiswa atau 3,8% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah berdasarkan aspek kognitif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dilihat dari aspek kognitif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut:

67 Untuk Kegiatan Ilmiah (Kognitif) 0% 3,8% 0% Sangat positif 96,2% Positif Negatif Sangat negatif Gambar 7. Pie Chart Sikap (Kognitif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah 2) Sikap (afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dapat dilihat dari aspek afektif. Dari aspek afektif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah diukur dengan menjabarkannya ke dalam 2 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimumm sebesar 10 dan nilai minimum 2. Rerata diperoleh sebesar deviasi 1,3. Selanjutnya data dikategorikan 6 dan standar sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi

68 frekuensi sikap (afektif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah: Tabel 14. Sikap (Afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 52 49,5% 2 Positif 51 48,6% 4 Negatif 2 1,9% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 52 mahasiswa atau 49,5% memiliki sikap yang sangat positif, 51 mahasiswa atau 48,6% memiliki sikap positif, 2 mahasiswa atau 1,9% memiliki sikap negatif dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah berdasarkan aspek afektif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dilihat dari aspek afektif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut:

69 Untuk Kegiatan Ilmiah (Afektif) 1,9% 48,6% 49,5% Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif 0% Gambar 8. Pie Chart sikap (afektif) m ahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah 3) Sikap (konatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dapat dilihat dari aspek konatif. Dari aspek konatif ini sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah diukur dengan menjabarkannya ke dalam 4 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimumm sebesar 20 dan nilai minimum 4. Rerata diperoleh sebesar 12 dan standar deviasi 2,67. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi

70 frekuensi sikap (konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah: Tabel 15. Sikap (Konatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 84 80% 2 Positif 20 19% 4 Negatif 1 1% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 84 mahasiswa atau 80% memiliki sikap yang sangat positif, 20 mahasiswa atau 21% memiliki sikap positif, 1 mahasiswa atau 1% memiliki sikap negatif dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah berdasarkan aspek konatif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah dilihat dari aspek konatif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut:

71 Untuk Kegiatan Ilmiah (Konatif) 1% 0% 19% Sangat positif 80% Positif Negatif Sangat negatif Gambar 9. Pie Chart sikap (konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah c. Deskripsi Sikap Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS. Sikap mahasiswa pendidikan IPS terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS, dapat digolongkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen-komponen sikap yaitu kognitif, afektif dan konatif. 1) Sikap (kognitif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon

72 guru IPS dapat dilihat dari aspek kognitif. Dari aspek kognitif ini sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS diukur dengan menjabarkannya ke dalam 3 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 15 dan nilai minimum 3. Rerata diperoleh sebesar 9 dan standar deviasi 2. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (kognitif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS: Tabel 16. Sikap (Kognitif) Mahasiswa terhadap P emanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 102 97,1% 2 Positif 3 2,9% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 102 mahasiswa atau 97,1% memiliki sikap yang sangat positif, 3 mahasiswa atau 2,9% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun

73 sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS berdasarkan aspek kognitif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS dilihat dari aspek kognitif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional (Kognitif) 0% 0% 2,9% Sangat positif Positif 97,1% Negatif Sangat negatif Gambar 10. Pie Chart sikap (kognitif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS 2) Sikap (afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS dapat dilihat dari aspek afektif. Dari aspek afektif ini

74 sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS diukur dengan menjabarkannya ke dalam 3 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 15 dan nilai minimum 3. Rerata diperoleh sebesar 9 dan standar deviasi 2. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negattif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (afektif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS: Tabel 17. Sikap (Afektif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 104 99% 2 Positif 1 1% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 104 mahasiswa atau 99% memiliki sikap yang sangat positif, 1 mahasiswa atau 1% memiliki sikap positif, dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS

75 untuk meningkatkan kompetensi profesiona calon guru IPS berdasarkan aspek afektif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS dilihat dari aspek afektif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional (Afektif) 0% 0% 1% Sangat positif Positif 99% Negatif Sangat negatif Gambar 11. Pie Chart sikap (afektif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS 3) Sikap (konatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS dapat dilihat dari aspek konatif. Dari aspek konatif ini

76 sikap mahasiswa terhadap pemaanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS diukur dengan menjabarkannya ke dalam 3 butir pertanyaan. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 15 dan nilai minimum 3. Rerata diperoleh sebesar 9 dan standar deviasi 2. Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 4 kategori, yaitu kategori sangat positif, positif, negatif dan sangat negatif berdasarkan rerata dan standar deviasi. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi sikap (konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS: Tabel 18. Sikap (Konatif) Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS No Kategori Frekuensi Persentase 1 Sangat positif 104 99% 2 Positif 1 1% 4 Negatif 0 0% 5 Sangat negatif 0 0% Total 105 100% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 104 mahasiswa atau 99% memiliki sikap yang sangat positif, 1 mahasiswa atau 1% memiliki sikap positif, 1 mahasiswa atau 1% memiliki sikap negatif dan tidak ada mahasiswa atau 0% yang memiliki sikap negatif maupun sangat negatif terhadap

77 pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS berdasarkan aspek konatif. Sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS dilihat dari aspek konatif dapat digambarkan dalam bentuk Pie Chart sebagai berikut: Untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional (Konatif) 0% 0% 1% Sangat positif Positif 99% Negatif Sangat negatif Gambar 12. Pie Chart sikap (konatif) mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS B. Pembahasan Secara keseluruhan berdasarkan hasil temuan penelitian sikap mahasiswa P. IPS FIS UNY terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo dapat diketahui bahwa sebagian besar atau bahkan hampir semua mahasiswa P. IPS memiliki sikap yang sangat positif terhadap

78 pemanfaatan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo, artinya mahasiswa pendidikan IPS merespon pemanfaatan laboratorium outdoor IPS dengan penilaian yang sangat baik. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis maka pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi masing-masing komponen sikap baik itu kognitif, afektif maupun konatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS di Desa bokoharjo yang meliputi: (a ) pemanfaatan laboratotium outdoor IPS sebagai sumber belajar, (b) pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah, dan (c ) pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS. 1. Sikap Mahasiswa Pendidikan IPS terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS sebagai Sumber Belajar. Laboratorium outdoor IPS dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Dalam pemanfaatannya sebagai sumber belajar, laboratorium outdoor IPS ini digunakan sebagai tempat kegiatan mencari informasi, memahami objek yang abstrak atau kurang jelas dan mempelajari berbagai komponen sumber belajar yang meliputi manusia, metode, media & lingkungan. Dalam penelitian ini sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dijabarkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen sikap, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. a. Kognitif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa atau bahkan hampir semua memiliki sikap kognitif

79 yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar yaitu sebesar 97,1%, sisanya 2,9% memiliki sikap kognitif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap kognitif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa memandang, meyakini dan mengetahui bahwa saat memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo mereka dapat mencari informasi, memahami objek yang abstrak atau kurang jelas dan mempelajari berbagai komponen sumber belajar yang meliputi manusia, metode, media & lingkungan. b. Afektif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap afektif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar yaitu sebesar 72,4%, sisanya 27,6% memiliki sikap afektif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap afektif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar. Hal ini berarti bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki rasa (emosional) yang sangat senang saat memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk mencari informasi, memahami objek yang abstrak atau kurang jelas dan mempelajari berbagai komponen sumber belajar yang meliputi manusia, metode, media & lingkungan.

80 c. Konatif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap konatif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar yaitu sebesar 79%, sisanya 21% memiliki sikap konatif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap konatif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar. Hal ini berarti bahwa sebagian besar mahasiswa sangat giat dan aktif memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk mencari informasi, memahami objek yang abstrak atau kurang jelas dan mempelajari berbagai komponen sumber belajar yang meliputi manusia, metode, media & lingkungan. 2. Sikap Mahasiswa Pendidikan IPS terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Kegiatan Ilmiah. Laboratorium outdoor IPS dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan ilmiah. Dalam pemanfaatannya untuk kegiatan ilmiah, laboratorium outdoor IPS ini digunakan untuk kegiatan pengamatan, pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi. Dalam penelitian ini sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dijabarkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen sikap, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. a. Kognitif

81 Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa atau bahkan hampir semua memiliki sikap kognitif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah yaitu sebesar 96,2%, sisanya 3,8% memiliki sikap kognitif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap kognitif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa memandang, meyakini dan mengetahui bahwa saat memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo mereka dapat melakukan kegiatan pengamatan, pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi. b. Afektif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sekitar separuh mahasiswa memiliki sikap afektif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah yaitu sebesar 49,5%, hampir setengahnya lagi atau 48,6% memiliki sikap afektif yang positif, sisanya 1,9% memiliki sikap afektif yang negatif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap yang sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah. Hal ini berarti bahwa hampir separuh mahasiswa P.IPS memiliki rasa (emosional) yang sangat senang dan hanya sedikit sekali mahasiswa yang memiliki rasa tidak senang saat memanfaatkan

82 laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi. c. Konatif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap konatif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah yaitu sebesar 80%, sebagian lagi 19% memiliki sikap konatif yang positif dan sisanya 1% mahasiswa memiliki sikap konatif yang negatif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap konatif yang sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk kegiatan ilmiah. Hal ini berarti bahwa sebagian besar mahasiswa sangat giat atau aktif dan hanya sebagian kecil mahasiswa yang tidak giat atau tidak aktif memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk kegiatan pengamatan, pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi. 3. Sikap Mahasiswa Pendidikan IPS terhadap Pemanfaatan Laboratorium Outdoor IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru IPS. Laboratorium outdoor IPS dapat dimanfaakan untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS. Dalam pemanfaatannya untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS laboratorium outdoor IPS ini digunakan sebagai tempat kegiatan untuk menguasai materi keilmuan IPS, menguasai metode khusus pembelajaran bidang studi, memahami kode etik guru dan memberi pelayanan pada masyarakat.

83 Dalam penelitian ini sikap mahasiswa terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar dijabarkan ke dalam 3 aspek sesuai dengan komponen sikap, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. a. Kognitif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa atau bahkan hampir semua memiliki sikap kognitif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS yaitu sebesar 97,1%, sisanya 2,9% memiliki sikap kognitif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap kognitif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa memandang, meyakini dan mengetahui bahwa saat memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo mereka dapat menguasai materi keilmuan IPS, menguasai metode khusus pembelajaran bidang studi, memahami kode etik guru dan memberi pelayanan pada masyarakat. b. Afektif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap afektif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS yaitu sebesar 99%, sisanya 1% memiliki sikap afektif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang

84 memiliki sikap afektif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa memiliki rasa (emosional) yang sangat senang saat memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk menguasai materi keilmuan IPS, menguasai metode khusus pembelajaran bidang studi, memahami kode etik guru dan memberi pelayanan pada masyarakat. c. Konatif Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, sebagian besar mahasiswa memiliki sikap konatif yang sangat positif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS untuk meningkatkan kompetensi profesional calon guru IPS yaitu sebesar 99%, sisanya 1% memiliki sikap konatif yang positif dan tidak ada mahasiswa yang memiliki sikap konatif yang negatif atau bahkan sangat negatif terhadap pemanfaatan laboratorium outdoor IPS sebagai sumber belajar. Hal ini berarti bahwa hampir seluruh mahasiswa sangat giat dan aktif memanfaatkan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo untuk menguasai materi keilmuan IPS, menguasai metode khusus pembelajaran bidang studi, memahami kode etik guru dan memberi pelayanan pada masyarakat.

85 C. Diskusi Hasil Penelitian Berdasarkan asumsi awal sebelum dilakukan penelitian, pemanfaatan laboratorium outdoor IPS di Desa Bokoharjo dianggap belum maksimal. Setelah dilakukan penelitian ternyata asumsi tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian. Hasil dari peneilitian ini menunjukan bahwa hampir secara keseluruhan sikap mahasiswa P.IPS FIS UNY terhadap pemanfaatan laboratium outdoor IPS di Desa Bokoharjo adalah sangat positif. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian pada: 1) metode, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk memaparkan atau menggambarkan suatu hal. Metode deskriptif dimungkinkan kurang sesuai untuk menjabarkan tentang pemanfaatan laboratorium outdoor IPS secara lebih jelas dan terperinci sebab metode ini hanya menggambarkan atau memaparkan suatu hal saja tanpa menjabarkan secara terperinci suatu permasalahan; 2) responden, dalam penelitian ini respondennya adalah mahasiswa P.IPS FIS UNY angkatan 2010 dan 2011. Mahasiswa P.IPS angkatan 2010 dan 2011 sampai saat penilitian ini dilakukan masih melaksanakan kuliah aktif. Hal ini memungkinkan jika dalam pengisian angket mereka kurang objektif dikarenakan mahasiswa P.IPS memiliki ikatan emosianal yang sangat erat dengan Jurusan P.IPS dan juga dengan dosen-dosen P.IPS.

86 Meskipun dalam peneilitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara asumsi awal dengan hasil penelitian akan tetapi peneliti telah melakukan penelitian sesuai dengan metode dan prosedur penelitian yang berlaku. Oleh sebab itu penelitian-penelitian tentang laboratorium outdoor IPS diharapkan terus dilakukan oleh peneliti-peneliti selanjutnya agar diharapkan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih sesuai demi perkembangan dan perbaikan laboratorium outdoor IPS itu sendiri.