PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE NI MADE SURYANINGSIH WIRYANANDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Mentari Ade Fitri

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA KATA BODOH DALAM BAHASA INDONESIA Adhenda Madarina Idzni Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

PENGHILANGAN FONEM, PENAMBAHAN FONEM DAN PERUBAHAN MAKNA BAHASA INDONESIA DARI BAHASA MELAYU DIALEK DESA NEREKEH KABUPATEN LINGGA

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

Transkripsi:

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE Ni Made Suryaningsih Wiryananda email: nanananda41ymail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstracts This study is aimed to analyze and to understand the process of formulating words pharases in songs created by Ebiet G. Ade. The object of the study are phrases taken from Camellia album 1-4 by Ebiet G. Ade,therefore data sources of the study are phrases from the above- mention songs compalition. Structural morphology theory is utilised in the study. Data analyze based on the formulation of phares as well as typical words formulation. Keywords: words/ phrases, Ebiet G. Ade, song lyric, typical words formulation 1. Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan zaman, cara berpikir manusia serta cara menanggapi sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini bahasa juga terlibat dalam kerja sama tersebut, seperti pers dengan bahasa dan iklan dengan bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa selalu berkaitan dengan bidang atau hal yang ada di sekitarnya (Pramayani, 2011: 1). Musik merupakan salah satu cabang seni yang sangat digemari oleh masyarakat dan telah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat (Pramayani, 2011: 1). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa musik dapat didefinisikan sebagai (1) ilmu atau seni menyusun nada atau suara, diurutkan, dikombinasikan, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan dan (2) nada dan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat). Dari kedua definisi itu, dapat disimpulkan bahwa suatu perasaan atau pengalaman jiwa disampaikan dengan kiasan atau bunyi-bunyi yang indah. 159

Pada perkembangannya salah satu bahasa puisi yang diapresiasikan oleh sarana kesenian adalah lirik lagu dalam seni musik. Seni musik yang digunakan untuk menyelaraskan nada dan irama untuk menghasilkan suatu komposisi yang harmonis membutuhkan bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan. Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ide dan gagasan sangat diperlukan oleh pencipta lagu. Melalui bahasa, pencipta lagu dapat mengungkapkan perasaan dan emosinya yang kemudian dituangkan dalam lirik lagu. Hal ini menyebabkan hasil karya yang diciptakan dapat dinikmati oleh masyarakat. Ebiet G. Ade merupakan penyanyi sekaligus pencipta lagu bergenre balada. Balada merupakan suatu cerita yang diiringi oleh musik ataupun dalam bentuk puisi. Balada bisa juga diartikan sebagai genre yang kental akan gambaran kehidupan rakyat kecil yang sangat terbalik dengan penguasa. Ebiet telah menunjukkan eksistensinya di blantika musik Indonesia dengan mengeluarkan album dari periode tahun 1979--2000- an, baik yang merupakan album kompilasi maupun lagu yang diaransemen ulang. Ebiet merupakan pengarang yang lebih mengandalkan kekutan lirik di setiap lagunya. Liriklirik yang diciptakan oleh Ebiet merupakan lirik yang puitis dan kental akan kritik sosial. Hal inilah menarik minat penulis untuk meneliti bahasa lirik lagu Ebiet G. Ade. Bahasa lirik lagu dituangkan dalam bentuk kata-kata. Kata dalam bahasa Indonesia dibentuk melalui proses morfologis. Proses morfologis, yaitu proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dengan kata lain, proses morfologis adalah peristiwa penggabungan morfem yang satu dengan morfem yang lain menjadi kata. Ciri suatu kata yang mengalami proses morfologis, yaitu mengalami perubahan bentuk, mengalami perubahan arti, mengalami perubahan kategori/jenis kata. Ada beberapa cara pembentukan kata melalui proses morfologis, yaitu afiksasi, komposisi/pemajemukan, reduplikasi/perulangan, derivasi balik, abreviasi, suplisi, dan penganamatopean (Simpen, 2009: 47--50). Bahasa lirik lagu Ebiet G. Ade memiliki ciri khas tersendiri. Ebiet menggunakan kata-kata yang sederhana, tetapi puitis dan sarat makna. Hal ini menunjukkan bahwa Ebiet tidak sembarangan menggunakan kata. Pilihan kata Ebiet G. Ade merupakan pilihan kata yang istimewa sehingga menghasilkan komposisi yang indah dan mudah dicerna oleh pendengar. Hal ini juga menunjukkan bahwa pembentukan kata yang dipilih oleh Ebiet G. Ade tidak sembarang. Tentunya Ebiet memilih pembentukan kata 160

yang dapat menghasilkan komposisi yang indah serta mewakili ide serta gagasannya. Alasan inilah yang melatarbelakangi penulis meneliti proses pembentukan kata pada bahasa lirik lagu Ebiet G. Ade. 2. Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang diteliti, yaitu sebagai berikut. a. Proses pembentukan kata apa sajakah yang terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade? b. Apa kekhasan bentukan kata pada lirik lagu Ebiet G. Ade? 3. Tujuan Penelitian Ada dua tujuan berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. a. Menganalisis proses pembentukan kata yang terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade. b. Menganalisis kekhasan bentukan kata pada lirik lagu Ebiet G. Ade 4. Metode Penelitian Sudaryanto (1993: 9) menyebutkan metode sebagai suatu cara yang harus dilaksanakan dan teknik adalah cara melaksanakan metode tersebut. Selanjutnya, untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan metode penelitian ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahapan pengumpulan data, tahapan analisis data, dan tahapan penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik dasarnya sadap dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap. Metode dan teknik penganalisisan data yang digunakan adalah metode agih, yaitu metode yang pelaksanaannya menggunakan unsur penentu yang berupa unsur bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Sementara itu, teknik yang digunakan adalah teknik dasar BUL (bagi unsur langsung) dan teknik lanjutan yang berupa teknik lesap, teknik ulang, dan teknik ganti. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal dan informal. Metode formal berupa penyajian dengan menggunakan tanda dan lambanglambang (Sudaryanto, 1993: 145). Metode informal merupakan metode yang 161

menyampaikan hasil penelitian secara verbalitas, yaitu menggunakan kalimat atau gambar. 5. Hasil dan Pembahasan Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu (Chaer, 2007: 346). Ferdinand de Saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda linguistik (signe atau signe linguistique) dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu komponen signifiant dan komponen signifie (Chaer, 2007: 348). Yang dimaksud dengan signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita, sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran manusia. Lebih jelasnya, ada yang menyamakan signe itu sama dengan kata; signifie sama dengan makna ; dan signifiant sama dengan bunyi bahasa dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu (Chaer, 2007: 348). Ferdinand de Saussure membedakan dua macam hubungan, yaitu hubungan sintagmatis dan hubungan asosiatif. Di dalam suatu keadaan langue segalanya didasari oleh hubungan. Hubungan dan perbedaan di antara unsur-unsur bahasa berlangsung di dalam dua lingkungan yang berbeda, yang masing-masing diturunkan oleh tataran valensi tertentu (Saussure, 1988: 219). Hubungan sintagmatik ini terdapat baik dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Pada tataran morfologi, proses morfologis merupakan komponen yang sangat penting. Proses morfologis atau proses pembentukan kata ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Melalui proses morfologis, kata-kata dapat terwujud. Bentuk dasar dalam proses morfologis dapat berupa morfem, kata, pokok kata, atau juga frasa. Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologis, yaitu proses afiksasi, proses pengulangan, dan proses pemajemukan (Ramlan, 1987: 52). Dalam lirik lagu Ebiet G. Ade, proses pembentukan kata diteliti terkait dengan bentuk, fungsi, dan maknanya. Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata (Ramlan, 1987: 54). Berdasarkan posisi pada bentuk dasarnya, afiks dibedakan menjadi lima jenis, yakni prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks (gabungan imbuhan), dan simulfiks (imbuhan gabung). Prefiks yang ditemukan pada lirik lagu Ebiet G. Ade 162

adalah prefiks meng-,ke-, ber-, di-, per-, peng-, se-, dan ter-. Infiks yang ditemukan adalah infiks -em- dan -er-. Sufiks yang ditemukan adalah sufiks an, -i, -kan, dan sufiks nya. Konfiks yang ditemukan adalah konfiks ke-an, ber-an, per-an, dan se-nya. Di pihak lain, simulfiks yang ditemukan adalah simulfiks me-kan dan me-i. Proses pembentukan kata lain yang ditemukan adalah reduplikasi. Reduplikasi/perulangan adalah salah satu proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara mengulang sebagian atau seluruh bentuk dasar. Proses ini menghasilkan kata baru, yang lazim disebut kata ulang. Proses mengulang kadang-kadang berkombinasi dengan afiksasi atau terjadi perubahan bentuk bunyi (Simpen, 2009: 48). Reduplikasi yang ditemukan adalah reduplikasi fonologis, reduplikasi semantis, reduplikasi morfologis, dan reduplikasi dasar berafiks. Dalam penelitian ini juga ditemukan proses pembentukan kata melalui komposisi atau pemajemukan. Komposisi atau pemajemukan adalah proses morfologis yang mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, yakni kata majemuk (Arifin, 2009:12). Komposisi adalah proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara menggabungkan satu bentuk (bebas atau terikat) dengan satu bentuk (bebas atau terikat) yang lain sehingga menghasilkan kata majemuk. Kata majemuk dapat berbentuk bentuk bebas + bentuk bebas, bentuk bebas + bentuk terikat, dan bentuk terikat + bentuk bebas (Simpen, 2009: 48). Komposisi yang ditemukan terdiri atas komposisi nominal dan komposisi verbal. Kekhasan bentukan kata pada lirik lagu Ebiet G. Ade terlihat pada proses afiksasi. Proses ini merupakan proses yang paling dominan terjadi dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Kekhasan bentukan kata terlihat pada penggunaan afiks dalam ragam nonbaku serta penanggalan afiks yang bertujuan untuk pemenuhan ketukan lagu. Kekhasan bentukan kata juga terlihat pada proses reduplikasi. Proses reduplikasi yang paling dominan dipakai adalah reduplikasi penuh. Di samping reduplikasi penuh, Ebiet juga menggunakan reduplikasi dengan pelemahan bunyi. Semua unsur di atas menjadikan lirik lagu Ebiet G. Ade memiliki nilai estetika yang tinggi dan ciri khas yang membedakannya dari lirik lagu dari penyanyi lainnya. 163

6. Simpulan Proses pembentukan kata pada lirik lagu Ebiet G. Ade terdiri atas afiksasi, reduplikasi, dan komposisi atau pemajemukan. Proses pembentukan kata diteliti terkait dengan bentuk, fungsi, dan maknanya. Kekhasan bentukan kata pada lirik lagu Ebiet G. Ade terlihat pada proses afiksasi. Proses ini merupakan proses yang paling dominan terjadi dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Kekhasan bentukan kata terlihat pada penggunaan afiks dalam ragam nonbaku serta penanggalan afiks yang bertujuan untuk pemenuhan ketukan lagu. Kekhasan bentukan kata juga terlihat pada proses reduplikasi. Proses reduplikasi yang paling dominan dipakai adalah reduplikasi penuh. Di samping reduplikasi penuh, Ebiet juga menggunakan reduplikasi dengan pelemahan bunyi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kekhasan lirik sehingga lirik-lirik yang diciptakan oleh Ebiet G. Ade berbeda dari lirik-lirik penyanyi lainnya. Daftar Pustaka Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, E. Zaenal dan Junaiyah H.M. 2009. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: PT Gramedia Widiasrana Indonesia. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Utama. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Metoda Linguistik Ancangan Metoda Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama. Jendra, I Wayan. 1988. Pengantar Ringkas Ilmu Bahasa dan Perkembangannya. Surabaya: Paramita. Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 164

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2005. Mongin-Ferdinant De Saussure (1857--1913) Peletak Dasar Strukturalisme dan Linguistik Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Parera, Jos Daniel. 1980. Pengantar Linguistik Umum Bidang Morfologi Seri B. Ende: Nusa Indah. Pramayani, Ni Made Desi. 2011. Kajian Wacana Lirik Lagu Ebiet G. Ade. Denpasar : Universitas Udayana. Pratiwi. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Tugu. Ramlan, M. 2009. Ilmu Bahasa Indonesia, Morfologi. Yogyakarta: CV Karyono. Samsuri. 1987. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Saussure, Ferdinand de. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Simpen, I Wayan. 2009. Morfologi Sebuah Pengantar Ringkas. Denpasar: Udayana University Press. Subekti, Anik. 2007. Analisis Kumpulan Lirik Lagu Karya Ebiet. G. Ade (Sebuah Pendekatan Semiotik). Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudipa, I Nengah. 2008. Linguistik Struktural dan Transformasi dengan Beberapa Perkembangan Terakhir. Denpasar: Nesari. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa. Wigati, Sarwo Indah Ika. Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-Lagu Ebiet G. Ade. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 165