BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

dokumen-dokumen yang mirip
Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL

BAB V STRATIFIKASI SOSIAL

Status Sosial & Kelas Sosial - Stratifikasi/ Diferensiasi Dalam Masyarakat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP I)

Stratifikasi Sosial Masyarakat Petani

STRATIFIKASI SOSIAL. Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) A. Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

BAB IV ANALISIS. mereka yang menganut agama Hindu yang berdomisili di Banjarmasin mengenai

Pengaruh Pendidikan terhadap terbentuknya Stratifikasi Sosial

Gumgum Gumilar, M.Si. Jurnalistik Fikom Unpad

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM SOSIOLOGI: STRATIFIKASI, KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN DI MASYARAKAT

A. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

HAK AZASI MANUSIA. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

PANCASILA DALAM IMPLEMENTASI SILA DUA DAN TIGA

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju mensyaratkan para pekerja yang cakap, profesional dan terampil.

Mengetahui hak manusia yang melekat sejak lahir RINA KURNIAWATI, SHI, MH

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

HAK ASASI MANUSIA.

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA 2013 IAN UNY UTAMI DEWI

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

Negara Hukum. Manusia

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

PERLINDUNGAN HAK-HAK MINORITAS DAN DEMOKRASI

Bimbel Online SMA Alfa Centauri Kls XI IIS 22-Agustus Sosiologi -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAM KEWARGANEGARAAN. Hak Asasi Manusia FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 SOSIOLOGI

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT BALI. Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pertanian

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Perkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani *

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

Ringkasan Putusan.

Stratifikasi Sosial. DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

Keterangan: 1 1 = Pengusa/Pejabat = Masyarakat/Rakyat 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

KENALI HAK ANDA. Kompilasi oleh Komnas Perempuan. Hak Konstitusional SETIAP WARGA NEGARA INDONESIA. dalam. Rumpun

KUASA HUKUM Ir. Tonin Tachta Singarimbun, S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Februari 2013

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Pertemuan6 Peradaban; Wujud kebudayaan danunsur-unsur kebudayaan MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

Tujuan Instruksional Khusus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

Antiremed Kelas 11 SOSIOLOGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

BAHAN TAYANG MODUL 9

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 1998 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK-HAK ASASI MANUSIAINDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Hak dan Kewajiban Warga Negara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Transkripsi:

BAB VI PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 1. PELAPISAN SOSIAL a. Pengertian : stratifikasi atau stratification berasal dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Definisi stratifikasi/ pelapisan masyarakat adalah : - Menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yag tersusun secara bertingkat/ hierarchies. - Theodorson dkk, dalam dictionary sociology menyatakan pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat dalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai masyarakat) dalam hal pembedaan hak, pengaruh dan kekuasaan. b. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial Dasar dari sistem sosial masyarakat kuno adalah pembagian dan pemberian kedudukan berhubungan dengan jenis kelamin. Tetapi ketentuan pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan semata-mata ditentukan oleh sistem kebudayaan masyarakat itu sendiri. Contoh: kedudukan laki-laki di Jawa berbeda dengan di Minangkabau, di Jawa kekuasaan keluarga ditangan ayah sedangkan di Minangkabau tidak demikian. Dalam pembagian kerjapun setiap suku mempunyai cara sendiri, di Irian atau di Bali wanita harus bekerja lebih keras dibanding laki-laki. Dalam organisasi masyarakat primitif pelapisan masyarakat sudah ada hal itu terwujud dalam bentuk: 1. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan hak dan kewajiban. 2. Adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak istimewa. 3. Adanya pemimpin yang paling berpengaruh 4. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan diluar perlindungan hukum 5. Adanya pembagian kerja dalam suku itu sendiri 6. Adanya pembedaan standar ekonomi dan ketidaksamaan ekonomi secara umum c. Terjadinya pelapisan sosial 1. Terjadi dengan sendirinya, proses ini berjalan dengan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat, orang yang menduduki posisi tertentu bukan atas kesengajaan tetapi secara otomatis misalnya karena usia tua, kepandaian lebih, kerabat pembuka tanah, memiliki bakat seni, sakti dll. 2. Terjadi dengan sengaja untuk mengejar tujuan bersama. Dalam pelapisan ini ditentukan secara jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat dilihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik, persahaan besar, 1

perkumpulan resmi dan lain-lain. Dalam organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem yaitu : - Sistem fungsional, yaitu pembagian kerja pada kedudukan yang sederajat. - Sistem skalar, pembagian kekuasaan menurut jenjang dari atas kebawah. pembagian kedudukan ini dalam organisasi formal pada pokoknya agar organisasi itu dapat bergerak secara teratur dan mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi terdapat kelemahan-kelemahan : - Kelemahan dalam menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat - Membatasi kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi karena kedudukannya maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif. d. Pembedaan sistem pelapisan menurut sifatnya 1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup, yaitu perpindahan anggota masyarakat kelapisan lain baik keatas maupun bawah tidak mungkin terjadi kecuali hal-hal istimewa. Satu satunya jalan menjadi satu anggota dari suatu lapisan masyarakat adalah kelahiran. Ini dapat ditemui di India dengan sistem kasta yaitu : - brahmana / golongan pedeta, kasta tertinggi - ksatria, golongan bangsawan dan tentara sebagai lapisa kedua - waisya, kasta golongan pedagang - sudra, kasta dari golongan rakyat jelata - paria adalah golongan yang tidak mempunyai kasta yaitu gelandangan, kaum peminta. 2. Sistem masyarakat terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan atas maupun jatuh pada lapisan bawah. Kedudukan yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri / achieved status e. Beberapa teori tentang pelapisan sosial 1. Masyarakat terdiri dari kelas atas/ upper class, dan kelas bawah/ lower class 2. Masyarakat terdiri dari 3 kelas, upper class, middle class, lower class 3. Masyarakat terdiri dari uuper class, upper middle class, lower middle class, lower class Teori tentang pelapisan masyarakat menurut para ahli : 1. Aristoteles, yaitu tiap negara terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada di tengahnya. 2. Prof. Dr. Selo sumarjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA : selama dalam masyarakat ada yang dihargai oleh masyarakat itu maka barang itu akan 2

menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. 3. Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyebutkan bahwa ada dua kelas yang berbeda setiap waktu yaitu golongan elit dan non elit. Pangkal perbedaan adalah kecakapan, watak, keahlian, dan kapasitas orang yang berbeda-beda. 4. Gaotano Mosoa, seorang sarjana Italia menyebutkan bahwa dalam masyarakat selalu muncul dua kelas yaitu kelas pemerintah dan kelas yang diperintah. 5. Karl Max, mengatakan ada dua macam kelas dalam masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam prosesproduksi. Ukuran atau kriteria dalam menggolongkan masyarakat kedalam pelapisan sosial adalah: a. Ukuran kekayaan, orang memiliki kekayaan terbanyak masuk dalam kelas teratas. b. Ukuran kekuasaan, orang yang memiliki wewenang terbesar menempati lapisan sosial teratas. c. Ukuran kehormatan, orang-orang yang paling disegani mendapat atau menduduki lapisan sosial teratas. d. Ukuran ilmu pengetahuan. 2.KESAMAAN DERAJAT Sifat perhubungan perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik artinya orang sebagai angota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam undang-undang/ konstitusi. Undangundang tersebut berlaku bagi semua orang tanpa kecuali dalam arti semua orang memiliki kesaman derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang dikenal sebagai hak asasi manusia. 2.1. Persamaan Hak Mengenai persamaan hak ini dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak (asasi) manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) seperti pada: pasal 1 : sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan. Pasal 2 ayat 1 : setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tidak ada kecuali apapun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain dalam persaudaraan. 3

Pasal 7 : sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tak ada perbedaan...dst 2.2. Persamaan Derajat di Indonesia Mengenai persamaan derajat dan hak tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal-pasal 1. Pasal 27 ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul dan menyampaikan pikiran baik lisan dan tulisan. 3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara. 4. pasal 31 ayat 1 dan 2 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran. 3. ELITE DAN MASSA 3.1. Elite a. Pengertian elite secara umum, menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Sedangkan dalam arti lebih khusus yaitu sekelompok orang-orang terkemuka dibidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan posisi dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas. b. Fungsi elite dalam memegang strategi ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat yaitu, menitik beratkan pada fungsi sosial, dan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral, kecenderungan penilaian ini melahirkan 2 macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal. Elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial, sopan santun dan keadaan jiwa. Elite eksternal meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problema-problema yang memperlihatkan sifat keras masyarakat lain atau masa depan tak tentu. Elite sebagai pemegang strategi dibedakan menjadi : 1. Elite politik, elite yang berkuasa mencapai tujuan. Yang paling berkuasa disebut elite segala elite. 2. Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan 3. Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat 4. Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis seperti artis, penulis, tokoh film, olahragawan, tokoh hiburan dsb. 3.2. Massa Istilah massa digunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokan kolektif yang elementer dan spontan. Hal-hal yang penting dalam massa : 4

1. Berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial 2. Merupakan kelompok yang anonim, atau tersusun dari individu-individu yang anonim 3. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antar anggotanya 4. Very loosely organized tidak bisa bertindak secara bulat seperti suatu kesatuan Masyarakat dan massa Massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau perekutuan. Ia tidak mempunyai organisasi sosial, lembaga kebiasaan dan tradisi, tidak mempunyai aturan aturandan ritual, tidak terdapat sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada struktur status peranan dan tidak memiliki kepemimpinan yang mantap. Perilaku massa Bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan bersama, aktivitas individual ini terutama dalam bentuk seleksi yang dibuat dalam respon atas impuls-impuls atau persamaan tidak menentu / samar-samar yang ditimbulkan oleh objek massa interest. Peranan elite terhadap massa Elite sebagai minoritas yang memiliki kualifikasi tertentu eksistensinya sebagai kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakui secara legal oleh masyarakat. Kelompok elite penentu lebih banyak berperan dalam mengemban fungsi sosial sebagai berikut : 1. Elite penentu dilihat sebagai lembaga kolektif yang merupakan pencerminan kehendak rakyat 2. Sebagai lembaga politik, elite penentu berperan memajukan kehidupan masyarakatnya dengan memberikan pemikiran konsepsional. 3. Elite penentu memiliki peranan moral dan solidaritas kemanusiaan baik dalam pengertian nasionalisme maupun universal. 4. Elite penentu lainnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemuasan hedonik/ kesenangan, atau pemuasan intrinsik/hakiki. Kelompok elite yang bertugas memenuhi kebutuhan ini bekerja dengan pertimbangan nilai estetis. Disinilah kehadiran para seniman, sastrawan, komponis dll. 5