BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan upaya kesehatan gigi masyarakat di bawah binaan puskesmas yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan (Kemenkes RI, 2012). Tujuan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal, meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut serta terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik yang memerlukan. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah berperan dalam menciptakan perilaku yang lebih baik terhadap kesehatan gigi dan mulut. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang aktif berperan sebagai jembatan bagi sekolah dari puskemas dengan memberikan pelayanan upaya kesehatan perorangan untuk peserta didik sehingga dapat tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Kemenkes RI, 2012). Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) aktif merupakan sekolah yang telah melaksanakan kegiatan UKGS sesuai tahapan secara rutin yang dimiliki di sekolah, sedangkan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) belum aktif merupakan sekolah yang tidak atau belum melaksanakan program UKGS secara rutin sesuai ketentuan paket/tahapan UKGS (Kemenkes RI, 2012). 1
Menurut Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota mencakup penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100% pada tahun 2010, sedangkan pada Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 yaitu petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota disebutkan langkah-langkah kegiatan UKGS. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menjadi perhatian penting dalam pembangunan kesehatan (Rattu dkk., 2015). Kesehatan rongga mulut memegang peranan penting dalam menciptakan pola hidup sehat. Jika kebersihan mulut tidak dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan berbagai penyakit pada rongga mulut (Larasati, 2012). Salah satu faktor lokal penyebab penyakit gigi adalah plak (Alhamda, 2011). Plak merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain di rongga mulut termasuk pada restorasi, alat lepasan atau cekat (Chetrus, 2013 sit Manson dan Eley, 1993).Indikator kebersihan gigi dan mulut dilihat dari keberadaan sisa makanan (debris), kalkulus dan plak gigi pada rongga mulut (Warni, 2009 sit Nurfalah dkk., 2014).Plak merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mengukur kebersihan pada rongga mulut (Putri dkk., 2012).Salah satu penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut adalah kurangnya faktor pengetahuan mengenai kebersihan gigi dan mulut (Gede dkk., 2013). 2
Pengetahuan mengenai kebersihan gigi dan mulut sangat penting dalam upaya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki fungsi mulut dan mencegah penyakit gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya dalammembersihkan dari sisa makanan, debris, kalkulus dan stain dengan cara melakukan pembersihan secara mekanis maupun kimiawi (Putri dkk., 2012). Salah satu pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu dengan mengadakan promosi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes, 2012). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya atau aktivitas untuk mempengaruhi seseorang agar meningkatkan kesadaran masyarakat serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Salah satu program yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan RI untuk mencapai tujuan tersebut yaitu melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) (Darwita, dkk., 2011). Sekolah Dasar merupakan suatu kelompok strategis untuk penanggulangan penyakit gigi dan mulut.pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak anak usia dini yaitu pada usia 6-7 tahun, sebab anak mulai memahami pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya (Gopdianto, dkk., 2015). Target jangka panjang 2020 pada siswa Sekolah Dasar kelas 1 adalah terbebas dari penyakit gigi seperti karies sebanyak 50%, sehingga penjaringan untuk kelas 1 harus tercapai 100%. Target Kemenkes 2010 untuk indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yaitu umur 6 tahun terbebas dari karies gigi dengan target 3
mencapai 90% (Kemenkes, 2012). Dengan adanya program UKGS yang diselenggarakan di sekolah diharapkan siswa dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut untukmencapai target jangka panjang 2020 dengan memelihara serta meningkatkan kebersihan gigi dan mulut. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul permasalahan : Bagaimana peran UKGS dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada siswa usia 6-7 tahun? C. Keaslian Penelitian Penelitian pernah dilakukan sebelumnya yakni mengenai perbedaan prevalensi karies dan tingkat pengetahuan kesehatan gigi pada murid sekolah dasar usia 9-10 tahun yang memiliki UKGS dengan yang tidak memiliki UKGS oleh Aulia Anisa pada tahun 2014. Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai peran UKGS terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada siswa usia 6-7 tahun belum pernah dilakukan. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yakni pada variabel yaitu peran UKGS, tingkat kebersihan gigi dan mulut umur subjek penelitian. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran UKGS dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut pada siswa usia 6-7 tahun. E. Manfat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 4
a. Menambah referensi dalam bidang ilmu kedokteran gigi anak khususnya dalam bidang pencegahan karies melalui informasi mengenai adanya peran UKGS terhadap kebersihan gigi dan mulut. b. Sekolah dasar lebih mampu meningkatkan aktifitas kegiatan UKGS secara rutin di sekolah agar siswa lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. c. Hasil pengukuran kebersihan gigi dan mulut dapat dijadikan sebagai evaluasi dalam memberikan penyuluhan dan motivasiuntuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. 5