. Foto 3.8. a) dan b) Foto inti bor pada sumur BCAN 4 dan sampel breksi tuf (sampel WID-3, sumur bor BCAN-1A) yang telah mengalami ubahan zona kaolinit montmorilonit siderit. c) Mineral lempung hadir mengubah total semua mineral dan tekstur batuan asal (sampel WID-1, sumur bor BCAN-1A). d), e), dan f) Memperlihatkan mineral siderit yang mengubah mineral karbonat sebagai penanda zonasi kaolinit montmorilonit siderit. (b: sampel WID-3, sumur bor BCAN-1A. c: sampel WID-6, sumur bor BCAN 2. d: sampel WID-13, sumur bor BCAN-2A.
Gambar 3.9. Perajahan temperatur zona alterasi kaolinit montmorillonit siderit (Lawless dkk., 1998) Kehadiran mineral lempung montmorillonit menandakan kehadiran ph yang lebih tinggi dan suhu yang juga lebih tinggi dibanding kaolinit. Zona ini disetarakan dengan zona argilik pada zonasi hidrothermal yang dibuat oleh Corbett dan Leach (1998). Mineral bijih juga muncul namun tidak menunjukkan jumlah yang dominan seperti pada zona zeolit klorit karbonat. Dibeberapa bagian sumur pemboran seperti pada sumur BCAN 4 kedalaman 245 meter (Foto 3.10), batuan pada zona ini telah mengalami silisifikasi. Hal ini disebabkan oleh leaching terhadap alumino-silikat sehingga menyisakan zona zona yang kaya akan silika (Pirajno, 1992). Mengacu pada Corbett dan Leach (1998) maka zona ini dapat disetarakan dengan zona argilik (Gambar 3.13). 3.3.2.3. Zona Kuarsa Serisit Illit Zona ini dibedakan dari zona yang sebelumnya dengan kehadiran mineral kuarsa, serisit dan illit. Penyebaran zona ini lebih terbatas dibandingkan dua zona sebelumnya yaitu hanya terdapat disekitar urat. Secara megaskopis zona ini susah dibedakan dengan zona kaolinit montmorilonit siderit, karena memiliki kenampakan warna yang sama. Namun perbedaan yang paling jelas adalah zona ini tidak bereaksi dengan HCl karena ketidakhadiran karbonat dan juga. Disamping itu, batuan yang terkena ubahan zona ini lebih masif dan lebih kompak dan masih
memperlihatkan tekstur asal (Foto 3.12a, b). Pada zona ini kuarsa hadir dominan menggantikan fenokris dan massa dasar (Foto 3.12.c) dan juga hadir sebagai urat. Serisit merupakan mineral yang terbentuk pada temperatur > 250 C pada ph mendekati netral (Lawless dkk., 1998). Serisit hadir dalam bentuk serabut-serabut halus dengan bias rangkap tinggi (Foto 3.12 c dan d). Mineral bijih hadir dalam jumlah yang tidak banyak. Dari perajahan temperatur pada Gambar 3.9, maka temperatur zona ini ± 250-350 C. Mengacu pada Corbett dan Leach (1998) maka zona ini dapat disetarakan dengan zona fillik (Gambar 3.13). Foto 3.10. Foto inti bor pada zona kaolinit montmorilonit siderit yang memperlihatkan gejala silisifikasi. Gambar 3.11. Perajahan temperatur zona alterasi kuarsa serisit illit (Lawless dkk., 1998)
ill Foto 3.12. a) dan b) Foto inti bor dan sampel tuf lapili yang memperlihatkan alterasi pada zona kuarsa serisit illit. (sumur pemboran BCAN 6) c) kuarsa (sebagai urat) dan d) kuarsa (sebagai urat) hadir bersamaan dengan serisit. (c: sampel WID 36, sumur BCAN 6. d: sampel WID 32, sumur pemboran BCAN 4). (ser : serisit, Qz : kuarsa, ill: illit )
Gambar 3.13. Posisi zona alterasi daerah Arinem pada zona alterasi hidrotermal dari Corbett dan Leach (1998).
3.3.3. Model Penampang Alterasi Dari hasil analisis zonasi alterasi dan posisi kedalaman masing masing zona alterasi tersebut pada setiap sumur pemboran (8 sumur), maka penampang alterasi bawah permukaan dapat rekonstruksi seperti pada penampang sumur BCAN 3A (Gambar 3.14). Zona zeolit klorit karbonat hadir secara luas didaerah penelitian membentuk hallo alteration mengelilingi urat. Sedangkan zona kuarsa serisit illit dan zona kaolinit montmorilonit siderit menempati bagian yang lebih kecil dan umumnya terbatas hanya disekitar urat dan permukaan. Ketebalan zona kaolinit montmorilonit siderit ini pada setiap sumur menunjukkan variasi, mulai dari 1 meter hingga 35 meter dibawah permukaan. Khusus untuk penyebaran zona kuarsa serisit illit sebenarnya masih harus dilakukan pengujian lapangan untuk menemukan penyebarannya di permukaan. Urat umumnya hadir vertikal dalam bentuk stockwork dan urat masif dan memotong semua batuan yang ada. Setiap urat utama ini umumnya dikelilingi oleh urat yang lebih kecil hingga ketebalan hanya beberapa sentimeter. Contoh model epithermal ini banyak ditemukan di daerah New Zealand (Hauraki Goldfields, Peninsula) dan daerah daerah lain yang berkaitan dengan kehadiran batuan vulkanik intermediet hingga asam dan berhubungan dengan zona intrusi magma. Model tiga dimensi (3D) juga dapat dilihat pada Gambar 3.15-18. Pada model tersebut memperlihatkan gambaran yang lebih jelas mengenai penyebaran zona alterasi dan urat dari empat arah yang berbeda. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa zona zeolit klorit karbonat hadir luas mengelilingi urat, zona kaolinit montmorilonit siderit umumnya hadir dipermukaan dan didekat urat dan menutupi zona zeolit klorit karbonat dibawahnya. Zona kuarsa serisit illit tidak dapat dilihat pada model 3D karena penyebarannya hanya terbatas disekitar urat dan posisinya terletak dibawah permukaan. Tentu saja hal ini butuh penelitian lapangan lebih lanjut untuk membuktikan penyebaran zona tersebut di permukaan.
Gambar 3.14. Penampang zona alterasi dua dimensi (2D) pada sumur BCAN 3
Gambar 3.15. Model tiga dimensi (3D) zona alterasi. Pandangan menghadap ke arah barat daya. Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 46
Gambar 3.16. Model tiga dimensi (3D) zona alterasi. Pandangan menghadap ke arah utara. Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 47
Gambar 3.17. Model tiga dimensi (3D) zona alterasi. Pandangan menghadap ke arah timur laut. Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 48
Gambar 3.18. Model tiga dimensi (3D) zona alterasi. Pandangan atas menghadap ke arah tenggara Daerah Arinem, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 49