HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

NURJANNAH NIM

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

1

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

Kata kunci : pengetahuan, persepsi, peran keluarga, ASI eksklusif

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU DI PUSKESMAS PATTALLASSANG KA- BUPATEN TAKALAR

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Sugiarti dan Vera Talumepa

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

Transkripsi:

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh Oleh MONA LISMAYSARAH NIM: 121010210073 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN BANDA ACEH 2013

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR MONA LISMAYSARAH Mahasiswi Stikes U budiyah Banda Aceh D-IV Kebidanan Latar Belakang: Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar jumlah ibu menyusui pada bulan Januari sampai dengan Mei 2013 berjumlah 159 orang. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 12 orang responden yang ada di Wilayah Kerja Besar 8 diantaranya menyatakan bahwa tidak lancar ASI dan 4 di antaranya menyatakan lancarnya ASI hal ini dikarenakan mereka mengkonsumsi obat atau jamu untuk memperlancar ASI. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan tehnik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi adalah seluruh ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yaitu 159 orang. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 12-20 Agustus 2013 terhadap 45 responden. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proposif sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi selanjutnya dianalisa secara univariat dan bivariat. Hasil Penelitian: menunjukkan bahwa ada hubungan antara teknik menyusui dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Kesimpulan dan Saran: Dari 45 responden 35,6% yang kurang lancar ASInya dan 64,4% yang lancar ASInya. Diharapkan bagi ibu menyusui untuk lebih mengetahui bagaimana tehnik menyusui yang benar dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui dan bagi petugas puskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu-ibu yang melahirkan tentang teknik menyusui yang benar untuk meningkatkan kelancaran produksi ASI. Kata Kunci : Teknik menyusui, kelancaran ASI PENDAHULUAN Menyusui merupakan suatu aktivitas yang bisa mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi ibu, yang memang menjadi kodratnya. Untuk mendukung keberhasilan menyusui, perlu mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar. Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan karena kesalahan ibu dalam memosisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting payudara lecet. Salah satu faktor yang sering dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum tepat

sehingga mengganggu produksi dan transfer ASI ke bayi (Khasanah, 2011). Menurut WHO (2009) terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan 20% diantaranya adalah ibu ibu di Negara berkembang, sementara itu berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak. Hasil dari susenas tahun 2007 yang menunjukkan bahwa secara nasional terdapat sebesar 94,57% bayi mendapat ASI. Presentase balita yang pernah mendapat ASI pada tahun 2007 cenderung mengalami 1 penurunan jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Penurunan presentase pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 relatif rendah yaitu 96,02% menjadi 95,24%. Kegagalan dalam proses menyusui sering di sebabkan karena timbulnya beberapa masalah pada ibu dan bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham bagaimana teknik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui. Adapun masalah dalam menyusui adalah puting susu lecet, payudara bengkak, abses payudara (mastitis). (Sulystyawati, 2009) Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masamasa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. (Gartner, 2005) Bayi yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan frekuensi terkena diare sangat kecil, bahkan mulai minggu ke 4 sampai bulan ke 6 bayi jarang defekasi dan sering menjadi keluhan ibu yang datang ke klinik karena bayinya tidak defekasi lebih dari 3 hari. Pada kelompok bayi yang mendapat susu tambahan lebih sering mengalami diare. Dengan demikian

kesehatan bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih baik bila dibandingkan kelompok bayi yang diberi susu formula (Sri Purwati H, 2004). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi teknik menyusui diantaranya adalah pengetahuan dan sikap ibu. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang didasari oleh informasi (Notoatmodjo, 2007). Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu ibu. Bila ibu tidak sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa nutrien yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara. Hal ini menyebabkan produksi ASI menurun. Menurut Nilas dan Michael Newton dalam Briefs Footnotes on Maternity Care, keberhasilan menyusui sangat bergantung pada emosi dan sikap ibu. (Notoatmodjo, 2007). Sebaiknya pada masa kehamilan dan masa nifas, ibu hamil telah mendapatkan informasi tentang teknik menyusui dari bidan. Bidan sebagai pelaksana pelayanan kebidanan berkewajiban untuk itu, karena bila ibu hamil kurang

mengetahui tentang teknik menyusui, akan berdampak payudara tidak terawat sehingga akan bermasalah pada awal masa laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat. Sebagaimana dilaporkan 57% dari ibu menyusui di Indonesia pernah menderita kelecetan pada putingnya (Soetjiningsih, 2002). Menurut Sirkosi dan Barker (2005), selain hormon prolaktin dan oksitosin keadaan yang mempengaruhi produksi ASI pada ibu adalah penggunaan obat- obatan saat dilakukan operasi sectio caesarea. Obat-obatan yang dipakai saat operasi digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Nyeri yang ditimbulkan akibat operasi sectio caesarea mempengaruhi ibu dalam memberikan perawatan pada bayi, sehingga dapat menyebabkan ibu menunda untuk menyusui dan terjadilah ketidaklancaran dalam produksi ASI Teknik lain yang dapat mempengaruhi produksi ASI adalah perawatan yang dilakukan terhadap payudara atau breast care, bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Afianti (2012) tentang pemijatan payudara dengan senam payudara terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu menyusui menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda antara senam payudara dan pemijatan payudara terhadap pengeluaran kelancaran ASI pada ibu menyusui Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2012 dari jumlah bayi sebanyak 4604 bayi, dengan jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 546 bayi (11,9%) (Dinkes Provinsi Aceh, 2012). Sedangkan jumlah bayi 0-6 bulan di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012 adalah 5.108 bayi dan yang mendapat ASI Eksklusif berjumlah 1.627 orang. Berdasarkan data dari Puskesmas Blang Bintang jumlah bayi 0-6 bulan yaitu 203 orang dan yang mendapatkan ASI Eksklusif berjumlah 40 orang. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar jumlah ibu menyusui pada bulan Januari sampai dengan Mei 2013 berjumlah 159 orang. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 12 orang responden yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar 8 diantaranya menyatakan bahwa tidak lancar ASI dan 4 di antaranya menyatakan lancarnya ASI hal ini dikarenakan mereka mengkonsumsi obat atau jamu untuk memperlancar ASI. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul tentang Hubungan Tehnik Menyusui dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Besar. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti membuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Hubungan Tehnik Menyusui dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Besar Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan tehnik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui teknik menyusui pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar b. Untuk mengetahui kelancaran ASI ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar c. Untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan pengetahuan mengetahui hubungan tehnik menyusui dengan kelancaran

ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh 2. Bagi ibu menyusui Dapat mengetahui bagaimana tehnik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui. 3. Bagi lembaga pendidikan Dapat menambah referensi tentang hubungan tehnik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan visualisasi dari arah pemikiran yang akan dilakukan. Arah pemikiran merupakan hubungan antara variabel atau faktor-faktor yang diteliti. Untuk menggambarkan kerangka konsep diperlukan teori-teori yang diteliti dan selanjutnya didefinisi dari setiap variabel (Notoatmodjo,2005). Variabel Independen Variabel Dependen Teknik Menyusui - Pelekatan - Posisi penyusui - Jadwal menyusui Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hipotesa Penelitian Ada hubungan tehnik menyusui dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Besar Desain Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan teknik menyusui dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Populasi dan Sampel 1. Populasi Kelancaran ASI Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui

yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Besar berjumlah 159 orang 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara proposif sampling. selama 8 hari pada bulan Agustus 2013. Sampel dalam penelitian menggunakan kriteria sebagai beriku: a. Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan b. Ibu yang bersedia menjadi responden. c. Ibu yang menyusui Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 12-20 Agustus 2013. Cara Pengukuran Data 1. Teknik pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan menyebarkan kuesioner pada ibu-ibu. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari Puskesmas Blang Bintang untuk mengetahui jumlah ibu-ibu yang menyusui. 2. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan menggunakan lembar check list mengenai teknik menyusui, 4 pertanyaan tentang kelancaran ASI. Pengolahan dan Analisa Data 1. Cara pengolahan data Metode pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) sebagai berikut :

a. Editing data (memeriksa), yaitu dilakukan setelah semua data terkumpul melalui pengecekan daftar isian. Tahap ini bertujuan untuk memeriksa kelengkapan isian data. b. Coding data (memberikan kode), yaitu memberi tanda kode terhadap kuesioner yang telah diisi dengan tujuan untuk mempermudah proses pengolahan data selanjutnya. c. Transfering (mentransfer data), yaitu tahap untuk memindahkan data ke dalam tabel pengolahan data d. Tabulating (data bentuk tabel) data adalah melakukan klarifikasi data, yaitu mengelompokkan data variabel masing-masing berdasarkan kuisioner untuk dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisa Data Analisa data dilakukan dengan cara: a. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing variabel yang telah diteliti dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Teknik menyusui dikategorikan berdasarkan 2 kategori yaitu baik bila x x dan kurang baik bila x < x dengan menentukan persamaan : x x n Dimana : x : Rata-rata ukur x : Jumlah rata-rata ukur n : Jumlah sampel Untuk perhitungan persentase dari masing-masing variabel digunakan rumus (Machfoedz, 2009) : p f 1 x 100 n Keterangan: P = persentase f 1 = frekuensi n = sampel 100% = bilangan tetap b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel independen yang diduga mempunyai hubungan denganvariabel dependen. Untuk menguji hipotesis dilakukan analisa statistik dengan uji chisquare dengan menggunakan program sistem komputer yaitu program SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 16.0 pada tingkat kepercayaan = 0,05. 1) Ha di tolak : Jika p value > 0,05, artinya tidak ada hubungan variabel independen dengan variabel dependen. 2) Ha di terima : Jika p Value < 0,05 artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 12-20 Agustus 2013 terhadap 45 orang responden. Adapun hasil penelitian ini dari seluruh yang diteliti maka didapat hasil seperti pada tabel di bawah ini : Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan 41 Umur Ibu di Wilayah Kerja Besar Tahun 2013 No Umur Frekuensi % 1 2 3 19 25 tahun 26 35 tahun 36 tahun 18 24 4 40,0 53,3 6,7 Total 45 100 Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 24 orang (53,3%) berada pada kelompok umur 26 35 tahun dan 4 orang (6,7%) berada pada kelompok umur 36 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh

b. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Besar Tahun 2013 No Pendidikan Frekuensi % 1 2 3 Dasar Menengah Tinggi 13 26 6 28,9 57,8 13,3 Total 45 100 Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 26 orang (57,8%) yang berpendidikan menengah dan 6 orang (13,3%) yang berpendidikan tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh c. Paritas Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Besar Tahun 2013 No Paritas Frekuensi % 1 2 3 Primipara Multipara Grande Multipara 13 28 4 28,9 62,2 8,9 Total 45 100 Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 28 orang (62,2%) yang responden multipara dan 4 orang (8,9%) yang responden grande multipara di Wilayah Kerja d. Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Besar Tahun 2013 No Pekerjaan Frekuensi % 1 2 3 4 IRT Pedagang Wiraswasta PNS 33 5 2 5 73,3 11,1 4,4 11,1 Total 45 100 Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 33 orang (73,3%) yang bekerja sebagai IRT dan 2 orang (4,4%) yang bekerja sebagai wiraswasta di Wilayah Kerja

Analisa Univariat a. Teknik menyusui Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tekni Menyusui Di Wilayah kerja Besar No Teknik Frekuensi % Menyusui 1 2 Kurang baik Baik 19 26 42,2 57,8 Jumlah 45 100 Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 26 orang (57,8%) yang melakukan teknik menyusui dengan baik dan 19 orang (42,2%) yang melakukan teknik menyusui kurang baik di Wilayah Kerja N o Teknik Menyu sui Sumber : Data primer (diolah tahun 2013) Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 45 orang responden terdapat 29 orang (64,4%) yang lancarnya ASI ibu dan 16 orang (35,6%) yang kurang lancar lancarnya ASI ibu di Wilayah Kerja Analisa Bivariat Hubungan Teknik menyusui dengan Kelancaran ASI Tabel 4.7 Hubungan Teknik menyusui dengan Kelancaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Besar Tahun 2013 Kelancaran ASI Kurang Jumlah Lancar Lancar f % f % f % p Valu e b. Kelancaran ASI 1 Kurang 11 57,9 8 42,1 19 100 0,018 Baik Tabel 4.6 2 Baik 5 19,2 21 80,8 26 100 Distribusi Responden Berdasarkan Total 16 35,6 29 64,4 45 100 Kelancaran ASI Di Wilayah kerja Sumber : Data primer (di olah tahun 2013) Besar Berdasarkan tabel 4.7 di atas No Kelancaran Frekuensi % ASI dapat diketahui bahwa responden 1 Kurang lancar 16 35,6 2 Lancar 29 64,4 yang teknik menyusuinya kurang Jumlah 45 100 baik terdapat 11 orang responden (57,9%) yang ASInya kurang lancar,

dan responden yang teknik menyusuinya baik terdapat 21 orang responden (80,8%) yang lancarnya ASI. Selanjutnya berdasarkan uji chi square pada = 0,018 didapatkan p < 0,05 dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna antara teknik menyusui dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Besar Pembahasan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang teknik menyusuinya kurang baik terdapat 11 orang responden (57,9%) yang ASInya kurang lancar, dan responden yang teknik menyusuinya baik terdapat 21 orang responden (80,8%) yang lancarnya ASI. Selanjutnya berdasarkan uji chi square pada = 0,018 didapatkan p < 0,05 dengan demikian dapat dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna antara teknik menyusui dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Perlekatan menyusu (Latch on) adalah menempelnya mulut bayi di payudara ibu. Untuk itu diperlukan posisi yang memperhatikan letak tubuh bayi secara keseluruhan terhadap tubuh ibu. Hal ini akan sangat membantu bayi menelan ASI dengan mudah dan jumlah yang cukup, dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga menghindari luka pada puting, karena pada perlekatan yang benar, puting tidak akan bergesekan dengan langit-langit bayi yang keras, melainkan jatuh di tengah rongga tenggorokan bayi, sehingga tidak akan tergesek dan tidak akan luka. Oleh karena itu perlekatan menyusu dapat dikatakan adalah jantungnya proses menyusui (Sulytiawati, 2009). Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI yang disebut sinus laktiferus. Proses pengisapan akan merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke kelenjar hifofise anterior untuk

memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin. Bagi ibu yang menyusui bayi, kelancaran asi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI eksklusif tanpa pendamping ASI disarankan diberikan sampai dengan usia bayi menginjak usia enam bulan. Tetapi tidak sedikit ibu yang kecewa karena ternyata ASI yang keluar tidak selancar seperti yang diharapkan (Novak & Broom, 2001). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakiah (2011) dengan judul Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Pasca Persalinan Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Dan Rsud Banjasari Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan hubungan IMD dengan kelancaran produksi ASI, pada hari pertama ada hubungan signifikan (p = 0,036; OR = 12,000), pada hari kedua tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,142; OR = 6,667), pada hari ketiga tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,790; OR = -), dan dilihat dari faktor ibu ada hubungan yang signifikan (p = 0,049; OR = 10,667). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Michram (2013) dengan judul hubungan emosi dan frekuensi menyusui terhadap kelancaran ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara emosi dengan kelancaran ASI (p = 0,019) dan ada hubungan antara frekuensi menyusui dengan kelancaran ASI (p = 0,000). Menurut asumsi peneliti ada hubungan antara teknik menyusui dengan kelancaran asi, hal ini dikarenakan bahwa posisi dan pelekatan bayi pada saat menyusui sangat menentukan kelancaran ASI, apabila posisis dan pelekatan tidak baik maka proses pengeluaran ASI tidak lancar, sedangkan menyusui yang dijadwal dapat mempengaruhi proses kelancaran ASI. PENUTUP Kesimpulan 1. Dari 45 orang responden terdapat 26 orang (57,8%) yang

melakukan teknik menyusui dengan baik di Wilayah Kerja 2. Dari 45 orang responden terdapat 29 orang (64,4%) yang lancarnya ASI ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh 3. Ada hubungan antara teknik menyusui dengan kelancaran ASI di Wilayah Kerja Besar (p value = 0,018). Saran 1. Bagi ibu menyusui Diharapkan untuk lebih mengetahui bagaimana tehnik menyusui yang benar dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui. 2. Bagi Petugas Puskesmas Diharapkan untuk lebih meningkatkan penyuluhan konseling menyusui kepada ibuibu yang melahirkan tentang teknik menyusui yang benar untuk meningkatkan kelancaran produksi ASI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Gartner L.M., Eidelman A.I. 2005. Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics, Khasanah, 2011. ASI atau Susu Formula Ya? Flash Book Notoatmodjo,2005 Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Novak & Broom, 2001. Maternal and Child Health Nursing. Missiouri: Mosby, Inc. Soetjiningsih, 2002. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. Sulystyawati, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sri purwanti, H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku saku untuk bidan, Jakarta: EGC