PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU. (Jurnal) Oleh DIAH PUTRI SAFERA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

PENILAIAN POTENSI OBJEK WISATA PULAU MENGKUDU KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh AZNI FAJRILIA

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

DESKRIPSI OBJEK WISATA KELAPA RAPET KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh PRANANDA SEPRIANSYAH

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI MENURUNNYA JUMLAH WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI TAMAN BUMI KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN Widiya Wati, Edy Haryono*, Zulkarnain** Abstract

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung memiliki letak geografis yang sangat menguntungkan, letaknya sangat strategis karena berada di ujung Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

TINJAUAN PULO CANGKIR

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

PENGUNJUNG OBJEK WISATA PANTAI TANJUNG SETIA KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2016 (JURNAL) OLEH : MERI HERLINA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BLORA TUGAS AKHIR

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

Transkripsi:

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL Oleh Bety Tri Astuti (1013034004) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

ABSTRACT PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 Bety Tri Astuti 1) I Gede Sugiyanta 2) Irma Lusi Nugraheni 3) This study aimed to describe the potential that has been developed and determine the category of potential Wira Garden Park. This study used a descriptive method. The object of this research is the assessment of the potential of Wira Garden Park. Data collection is done by way of documentation, observation, and interviews. Analysis of the data used is scoring. The results in this study: (1) The potential that has been developed in Wira Garden Park is made in the form of a potential park. (2) Wira Garden Park was included in the category of potential being to the criteria in view of the attraction is less attractive, available facilities such as; MCK, places of worship, park, playground and rest, cafetaria, but not all can be used, accessibility to the location of attractions is quite difficult and there is a damaged roads, travel concierge services less friendly, tourist attractions less and less attractive, eye souvenirs are sold less diverse even non-existent. Keywords: assessment potential, tourism, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi yang sudah dikembangkan dan mengetahui kategori potensi Taman Wisata Wira Garden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah penilaian potensi Taman Wisata Wira Garden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah skoring. Hasil dalam penelitian ini: (1) Potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden adalah potensi buatan berupa taman. (2) Taman Wisata Wira Garden termasuk dalam kategori potensi sedang dengan kriteria pemandangan di objek wisata kurang menarik, tersedia sarana seperti; MCK, tempat ibadah, tempat parkir, tempat bermain dan istirahat, kantin, namun tidak semua fasilitas dapat digunakan, aksesibilitas menuju objek wisata cukup sulit dan terdapat jalan yang rusak, pelayanan petugas wisata kurang ramah, atraksi wisata sedikit dan kurang menarik, cinderamata mata yang dijual kurang beragam. Kata kunci: pariwisata, penilaian, potensi. Keterangan: 1. Mahasiswa Pendidikan Geografi 2. Dosen Pembimbing 1 3. Dosen Pembimbing 2

PENDAHULUAN Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki keanekaragaman kondisi fisik yang berpotensi untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata dan menjadi daya tarik objek objek wisata daerah. Pemerintah daerah berupaya menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik berupa panorama alam ataupun kekhasan daerah. Salah satu daerah objek wisata yang memiliki potensi wisata di Provinsi Lampung yaitu di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat yang merupakan bagian dari Kota Bandar Lampung. Potensi wisata seperti pantai maupun taman wisata banyak yang sudah dikembangkan di Kota Bandar Lampung yang kemudian menjadi objek wisata daerah, sehingga sektor pariwisata menjadi salah satu harapan pertumbuhan ekonomi. Kekayaan alam yang dapat dijadikan objek wisata yang ada di di Kota Bandar Lampung salah satunya adalah Taman Wisata Wira Garden yang terletak di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat. Taman Wisata Wira Garden menempati areal seluas ±13 Ha. Taman wisata ini dibuka sebagai objek wisata alam untuk pertama kali tahun 2007 oleh Bapak Tri Wibowo sebagai pemilik Taman Wisata Wira Garden. Jarak tempuh Taman Wisata Alam Wira Garden ini dari pusat kota Bandar Lampung 7 km atau sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan sepeda motor. Daya tarik wisata berupa taman yang luas, dan sungai yang mengalir di taman wisata tersebut. Fasilitas dan infrastruktur seperti, tempat penginapan, warung makan dan toko souvenir belum ada. Potensi Taman wisata seperti di atas belum dikembangkan atau diberdayakan secara optimal sebagai objek wisata dan daya tarik wisata, sehingga keadaan objek wisata nampak masih belum ada pengelolaan secara maksimal. Daya tarik yang merupakan aspek utama dalam pengembangan pariwisata seperti keadaan fisik maupun fasilitas dasar nampak belum disediakan. Atraksi budaya, kearifan lokal, dan keunikan atau kelangkaan juga merupakan komponen-komponen budaya lokal yang bisa dikembangkan menjadi produk dan aset utama dari suatu industri pariwisata. Peningkatan jumlah pengunjung Taman Wisata Wira Garden sangat terlihat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun dengan kondisi ini, pengelola belum menargetkan jumlah pengunjung atau wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Namun untuk sebuah objek wisata yang belum lama berdiri, pengelola Taman Wisata Wira Garden ini menyebutkan sudah cukup puas dengan jumlah wisatawan yang berkunjung dengan peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut membuat pemilik dan pengelola Taman Wisata Wira Garden untuk selalu memperbaiki dan mengelola agar objek wisata tersebut layak dan bisa bersaing dengan objke wisata lain yang sudah berdiri terlebih dahulu.penelitian megenai Potensi Taman wisata Wira Garden dilakukan untuk mengetahui potensi yang ada di Taman Wisata Wira Garden untuk

mengetahui potensi yang ada yang nantinya akan dikategorikan menjadi wisata yang berpotensi rendah, sedang dan tinggi. Potensi rendah, sedang maupun tinggi tersebut akan diukur dari kriteria yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui potensi Taman wisata Wira Garden, dilakukan penelitian dengan judul Penilaian Potensi Taman wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain (Suharsimi Arikunto, 2010:3). Objek dalam penelitian ini adalah penilaian potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Subjek dalam penelitian ini yaitu Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara kepada pengelola untuk mengetahui potensi yang sudah dikembangkan berdasarkan persepsi pengelola itu sendiri. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara kepada wisatawan yang berkunjung di Taman Wisata Wira Garden yang terdiri dari 20 orang responden. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keadaan dan pendapat tentang potensi wisata yang nantinya akan dinilai dam diketahui klasifikasi potensi Taman Wisata Wira Garden di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara tertutup dan dokumentasi. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 18 pertanyaan. Kemudian dilakukan skoring untuk diklasifikasikan ke kelas potensi. Tabel 1. Skor Untuk Menentukan Potensi Tinggi, Sedang, Dan Rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Secara astronomis terletak pada posisi 105 o 16 23 BT 105 o 21 10 BT dan 5 o 25 46 LS 5 o 26 47 LS. Secara administratif, Kelurahan Batu Putuk berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukadanaham. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukarame II. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sukarame II. Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2014. 1. Potensi Yang Sudah Dikembangkan Di Taman Wisata Wira Garden Dari hasil penelitian yang disesuaikan dengan teori yang dikemukakan oleh Sujali (1989: 21), hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Wisata Wira Garden termasuk dalam pariwisata sosial, karena sesuai tujuan awal objek wisata tersebut untuk memberikan kepuasan untuk menikmati keindahan alamnya dan terdapat aspek sosial yang kita berikan sebagai wujud rasa kesetiakawanan sosial yaitu dengan bersama-sama menjaga alam sekitar yang ada. Potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden menurut persepsi pengelola sendiri meliputi potensi buatan yaitu taman. Dalam hal ini taman yang ada sudah dimanfaatkan atau dikelola untuk kepentingan pariwisata. Keadaan taman di Taman Wisata Wira Garden sangat luas, bersih yang terdiri dari beberapa jenis tanaman hias maupun pepohonan. Dengan kondisi seperti itu Taman Wisata Wira Garden sangat cocok untuk bersantai menikmati pemandangan taman yang rapi dan sejuk.

Taman Wisata Wira Garden juga memiliki sungai yang hanya dapat dimanfaatkan untuk berfoto-foto. Hal tersebut dikarenakan air sungai tersebut keruh karena masih satu aliran dari Taman Wisata Bumi Kedaton yang sungainya dimanfaatkan untuk memandikan satwa di objek tersebut. Sehingga banyak kotoran binatang yang ikut mengalir di sungai menuju Taman Wisata Wira Garden. 1. Kategori Potensi Wisata Kategori potensi wisata dalam penelitian ini meliputi potensi tinggi, sedang, dan rendah yang bertujuan untuk mengetahui kategori tingkat potensi yang ada di Taman Wisata Wira Garden dari potensi yang sudah dikembangkan. Penilaian potensi untuk menentukan kategori potensi ini meliputi indikator pemandangan alam, fasilitas, atraksi wisata, aksesibilitas, dan pelayanan petugas wisata. Indikator indikator tersebut memiliki kriteria masing-masing yang kemudian mendapat skor dari penilaian lapangan. a. Pemandangan Alam Pemandangan alam merupakan segala sesuatu hal yang bersifat alami yang ada di Taman Wisata Wira Garden yang dapat dinikmati oleh wisatawan dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat mengunjungi taman wisata tersebut. Pemandangan alam di Taman Wisata Wira Garden yang berupa taman dan sungai menjadi salah satu daya tarik yang disediakan di Taman Wisata Wira Garden untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Dari hasil penelitian, indikator pemandangan alam dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data dari wisatawan dan setelah diskoring di dapat hasil keseluruhan skor pada indikator pemandangan alam sebanyak 35. Skor tersebut didapat setelah melakukan wawancara kepada 20 orang wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata tersebut dengan menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat serta alasan yang berbeda beda. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 20 wisatawan yang berkunjung di Taman Wisata Wira Garden sebagai responden, yang menjawab bahhwa Taman Wisata Wira Garden memiliki pemandangan alam yang sangat menarik berjumlah dua orang, yang mengatakan kurang menarik sebanyak 11 orang, dan yang mengatakan Taman Wisata Wira Garden itu tidak menarik sebanyak 7 orang. Alasan responden menjawab pertanyaan pertama tentang pemandangan alam ini sangat beragam, beberapa responden mengatakan pemandangan alam Taman Wisata Wira Garden kurang menarik dikarenakan pemanfaatannya yang kurang maksimal, seperti keadaan sungainya yang keruh dan kotor padahal letak dan posisinya sudah bagus jika dikelola untuk dijadikan objek pemandian. Dengan keadaannya yang sekarang wisatawan hanya bisa memandangi sungai dan berfoto saja. Adapun beberapa orang yang menjawab bahwa pemandangan alam Taman Wisata Wira

Garden sangat menarik, hal itu karena kondisi topografinya. Dimana taman terletak di bagian atas dan sungai di bagian bawah dengan dikelilingi tebing yang menunjang untuk dijadikan daya tarik wisata. Selain itu beberapa orang juga berpendapat bahwa pemandangan alamnya hanya apa adanya dengan pengelolaan yang kurang, bahkan ditempat lain banyak objek wisata yang menyediakan pemandangan alam yang sama namun jauh lebih bagus dan belum memiliki keunikan atau kelangkaan sebagai daya tariknya. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Oka A. Yoeti (1996), bahwa sebuah daya tarik objek wisata harus memiliki suatu keunikan, keaslian, dan kelangkaan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada responden, Taman Wisata Wira Garden masih belum memiliki suatu keunikan ataupun kelangkaan yang menjadi daya tarik wisata. b. Fasilitas Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Taman Wisata Wira Garden. Fasilitas ini terdiri dari MCK, tempat ibadah, tempat parkir, pos keamanan dan kesehatan, tempat makan dan minum, tempat bermain dan istirahat, tempat cinderamata yang ada di Taman Wisata Wira Garden yang kemudian dinilai berdasarkan pendapat responden mengenai keadaannya. Menurut Oka A. Yoeti (1996), sebuah fasilitas suatu objek wisata memiliki standar minimal yang harus dimiliki yaitu pusat informasi, salon, fasilitas kesehatan, rumah makan, pemadam kebakaran, pemandu wisata, plang informasi, petugas yang memerika masuk dan keluarnya wisatawan. Dari hasil penelitian, Taman Wisata Wira Garden memiliki plang informasi, pusat informasi dan petugas yang ramah yang mengawasi masuk dan keluarnya wisatawan. Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan wawancara kepada 20 responden, fasilitas di Taman Wisata Wira Garden mendapat keseluruhan skor yaitu 46, dengan rincian enam orang yang mengatakan bahwa fasilitasnya lengkap, kemudian 14 orang mengatakan bahwa fasilitas di Taman Wisata Wira Garden lengkap namun ada sebagian yang tidak bisa digunakan. Hasil penelitian menunjukkan alasan responden menjawab bahwa ada sebagian fasilitas yang tidak digunakan karena menurut mereka benar adanya ada beberapa fasilitas yang keadaannya kurang terawat dan bahkan ada yang tidak digunakan, seperti MCK yang tersebar di beberapa bagian tempat di Taman Wisata Wira Garden. Selain itu, untuk fasilitas lain seperti tempat cinderamata tidak disediakan. Hal itu membuat fasilitas di Taman Wisata Wira Garden kurang lengkap. Sedangkan pada fasilitas mendasar yang sebenarnya menjadi tumpuan yang membuat suatu objek wisata menjadi bagus atau menarik justru kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari

warung makan yang hanya tersedia satu unit. Keadaannya pun sangat dikatakan kurang karena hanya menyediakan minuman dan makanan terbatas, bahkan terlihat seperti bukan kantin atau warung makan. Selain itu untuk akomodasi juga sangat kurang karena tidak tersedia sehingga memiliki nilai yang sangat rendah. Selain itu dengan akomodasi yang tidak ada membuat pengunjung dari luar daerah atau luar provinsi kesulitan untuk mencari penginapan jika ingin berlama-lama di lokasi wisata tersebut. c. Atraksi Wisata Berdasarkan hasil penelitian, Taman Wisata Wira Garden tidak menyediakan atraksi wisata. Sehingga pada hasil wawancara kepada responden sebanyak 20 orang, setelah dilakukan penilaian atraksi wisata di Taman Wisata Wira Garden mendapat skor rendah yaitu satu untuk jawaban seluruh responden. Sehingga skor yang di dapat untuk indikator atraksi wisata pada Taman Wisata Wira Garden yaitu 20. d. Toko Cinderamata Toko cinderamata merupakan hal yang menjadi nilai tambah suatu objek wisata. Jika suatu objek wisata memiliki toko cinderamata atau tempat penjual oleh oleh khas daerah atau ciri khas objek tersebut maka hal tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Berdasarkan hasil penelitian, Taman Wisata Wira Garden tidak memiliki tempat yang menjual cinderamata khas daerah atau khas objek wisata tersebut. Dari 20 responden menyatakan bahwa di Taman Wisata Wira Garden tidak ada tempat untuk menjual barang khas atau cinderamata untuk oleh oleh. Hal tersebut disayangkan oleh responden. Oleh karena itu, Taman Wisata Wira Garden memiliki skor rendah karena tidak memiliki indikator tempat cinderamata sehingga skornya adalah 20 dengan penilaian keseluruhan adalah satu. e. Aksesibilitas Aksesibilitas pada penelitian ini dinilai berdasarkan jawaban responden yang meliputi jarak tempuh, kondisi jalan, dan kendaraan menuju objek. Berdasarkan hasil penelitian, indikator aksesibilitas pada Taman Wisata Wira Garden mendapat skor 48. Jawaban keseluruhan responden yaitu antara aksesnya mudah dijangkau dan cukup sulit dan ada jalan yang rusak. Tidak ada responden yang menjawab kriteria penilaian yang aksesnya buruk atau sulit dijangkau. Berdasarkan hasil penelitian, indikator aksesibilitas untuk jarak dari jalan raya Taman Wisata Wira Garden dari Bandar Lampung sejauh 1 km. Namun dengan jarak yang sangat dekat dengan jalan raya, Taman Wisata Wira Garden belum menjadi objek wisata yang ramai. Jarak tempuh dari Kota Bandar Lampung sejauh ±7km dengan waktu tempuh 30 menit menggunakan kendaraan motor tersebut tidak terlalu jauh untuk dijadikan pilihan tempat

wisata di Kota Bandar Lampung. Jika dijangkau dari kecamatan Tanjung Karang Barat dan Teluk Betung Utara jarak tempuh menuju lokasi Taman Wisata Wira Garden sejauh ±7 km, sedangkan dari kecamatan Teluk Betung Timur dengan jarak tempuh ± 10 km. Taman Wisata Wira Garden ini terletak dekat dengan jalan raya. Kondisi jalan menuju Taman Wisata Wira Garden diketahui bahwa kondisi jalan berupa jalan aspal yang merupakan jalan kolektor sekunder yaitu dengan ciri untuk perjalanan jarak sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Hal tersebut ditemui jika berangkat dari Kecamatan Kemiling. Kondisi jalan disana berbatu yang tidak tersusun rapi dan berlubang yang sangat mengganggu kenyamanan berkendara. Keadaan tersebut akan ditemui sepanjang 2 km dari Kecamatan Kemiling menuju lokasi wisata. Kebenyakan yang menjawab bahwa akses menuju Taman Wisata Wira Garden itu cukup sulit dijangkau karena ada yang rusak dikarenakan mereka melalui Kecamatan Kemiling. Sedangkan jika dari Kecamatan Tanjung Karang Barat bisa menuju objek dengan melalui Kecamatan Kemiling atau melalui jalur yang dilewati jika dari Kecamatan Teluk Betung Utara dan Teluk Betung Timur yang bertemu di titik di Kecamatan Teluk Betung Barat. Kondisi jalan melalui jalur lumayan baik yaitu berupa jalan aspal tetapi terdapat lubang dan jalan rusak yang ditemui namun tidak banyak sehingga akses kendaraan cukup lancar. Transportasi umum atau angkutan umum menuju Taman Wisata Wira Garden tidak tersedia. Sehingga pengunjung Taman Wisata Wira Garden banyak menggunakan kendaraan pribadi. Beberapa kali pengamatan di objek wisata tersebut, kebanyakan dari pengunjung adalah remaja dan menggunakan kendaraan roda dua. Gambar 2. Peta Aksesibilitas Menuju Taman Wisata Wira Garden

f. Pelayanan Petugas Wisata Pelayanan petugas wisata merupakan hal yang menjadi nilai tambah sebuah objek wisata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan setelah melakukan wawancara dengan responden, indikator pelayanan petugas wisata pada Taman Wisata Wira Garden mendapat skor 51, dengan jawaban responden di dominasi jawaban dengan skor tiga atau pelayanannya ramah. Namun masih terdapat tujuh orang yang menjawab bahwa pelayanan petugas wisatanya kurang ramah dan tidak ramah. Berdasarkan hasil perhitungan dan klasifikasi kelas potensi, Taman Wisata Wira Garden memiliki skor keseluruhan 220 (lihat tabel di lampiran), yang terdiri dari indikator pemandangan alam, fasilitas, atraksi wisata, aksesibilitas, dan pelayanan petugas wisata, sehingga Taman Wisata Wira Garden termsuk dalam kategori potensi sedang. Hal tersebut sesuai dengan teori klasifikasi potensi yang dikemukakan oleh menurut Karana Yankumara (2007), bahwa potensi sedang apabila memiliki kriteria kriteria pemandangan di objek wisata kurang menarik, tersedia sarana seperti; MCK, tempat ibadah, tempat parkir, tempat bermain dan istirahat, tempat makan dan minum, semua fasilitas tersebut ada namun tidak semua dapat digunakan atau kurang perawatan, aksesibilitas menuju lokasi objek wisata cukup sulit dan terdapat jalan yang rusak, pelayanan petugas wisata ramah, atraksi wisata sedikit dan kurang menarik, cinderamata mata yang dijual kurang beragam.. Hal tersebut sesuai dengan keadaan di Taman Wisata Wira Garden setelah dilakukan penilaian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Potensi yang sudah dikembangkan di Taman Wisata Wira Garden adalah potensi buatan berupa taman. 2. Dari hasil analisis potensi wisata, Taman Wisata Wira Garden setelah dilakukan penilaian dan penskoran, diketahui bahwa Taman Wisata Wira Garden yang termasuk dalam kategori potensi sedang dengan kriteria kriteria pemandangan di objek wisata kurang menarik, tersedia sarana seperti; MCK, tempat ibadah, tempat parkir, tempat bermain dan istirahat, tempat makan dan minum, semua fasilitas tersebut ada namun tidak semua dapat digunakan atau kurang perawatan, aksesibilitas menuju lokasi objek wisata cukup sulit dan terdapat jalan yang rusak, pelayanan petugas wisata ramah, atraksi wisata sedikit dan kurang menarik, cinderamata mata yang dijual kurang beragam. Saran 1. Disarankan kepada pihak pengelola agar lebih meningkatkan potensi wisata yang bersifat alami atau panorama alam yang ada di Taman Wisata Wira Garden secara optimal, yaitu dengan upaya upaya perbaikan pada

potensi yang ada, maupun fasilitas yang memadai seperti menyediakan fasilitas secara maksimal seperti menyediakan warung makan, toko souvenir untuk menarik minat pengunjung di Taman Wisata Wira Garden. 2. Disarankan kepada pihak pengelola agar melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk mengadakan pertunjukkan kesenian dan pameran kerajinan tangan. Hal ini mengingat bahwa potensi wisata yang bersifat sosial dan budaya tidak ada di Taman Wisata Wira Garden. 3. Disarankan kepada pihak pengelola, baik pemerintah Kota Bandar Lampung maupun Dinas Kebudayaan dan pariwisata Taman Wisata Wira Garden untuk dapat bekerjasama dalam meningkatkan promosi pada media massa baik media cetak, maupun media elektronik agar wisatawan yang berkunjung tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan domestik bahkan wisatawan mancanegara serta menjadikan Taman Wisata Wira Garden menjadi objek wisata yang bisa bersaing dan bisa menjadi objek unggulan di Kota Bandar Lampung. Daftar rujukan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sujali. 1989. Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Yankumara, K. 2007. Potensi Dan Pengembangan Wisata Di Objek Wisata Alam Gunung Kelud Kediri Pasca Letusan Tahun 2007. (Jurnal). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Yoeti, O.A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.