BAB V PEMBAHASAN. usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak di SDN Barengan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo

BAB V HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain cross sectional pada Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida. Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Maret 2013 Juli 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separuh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sikijang mengalami anemia.

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit usus yaitu cacing dan protozoa. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi. sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN PROTEIN SERUM TOTAL DAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disebabkan oleh protozoa, seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. negara maju maupun negara berkembang adalah anemia defisiensi besi.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil prevalensi infeksi parasit usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Boye et al.(2014) pada Ibu Hamil di Ghana, Afrika yaitu didapatkan infeksi parasit sebesar 20,5 %. Namun, bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wekesa et al.(2014) pada Ibu hamil di Kenya dan penelitian yang dilakukan oleh Obiezue et al.(2013) pada Ibu hamil di Nigeria yaitu sebesar 13,8 % dan 16,3 %, prevalensi dari hasil penelitian penulis relatif lebih banyak. Pada penelitian cacing yang paling dominan menginfeksi adalah cacing Ascaris lumbricoides dan Hookworm dengan prevalensi yang sama yaitu sebanyak 7 orang (6,7 %). Infeksi parasit usus protozoa relatif sedikit yaitu Giardia lamblia sebanyak 3 orang (2,9 %) dan Entamoeba histolytica sebanyak 2 orang (1,9 %). Menurut Boye et al (2014) ada beberapa hal yang memengaruhi prevalensi infeksi parasit usus yaitu keadaan lingkungan yang berbeda-beda baik iklim, suhu, dan kelembaban sehingga jenis parasit usus yang menginfeksi berbeda-beda prevalensinya satu sama lain. Selain itu menurut Palgunadi (2010) pemahaman mengenai sanitasi lingkungan, sanitasi pribadi, dan kondisi sosio ekonomi demografi masyarakat antardaerah tidaklah sama sehingga menyebabkan perbedaan intensitas infeksi parasit usus. 75

digilib.uns.ac.id 76 Kecamatan Jaten memiliki iklim, suhu, dan kelembaban yang sesuai bagi parasit untuk tumbuh, namun pada kenyatannya jumlah infeksi parasit usus pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten tidak terlalu tinggi. Menurut Aria (2004), terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perilaku hidup bersih dengan infeksi parasit usus. Berdasarkan data dari Puskesmas 1 Jaten diketahui bahwa penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan dengan baik dan rutin oleh pihak Puskesmas 1 Jaten setiap bulannya. Hal ini mungkin merupakan salah satu penyebab rendahnya infeksi parasit usus di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten. Selain itu, menurut Marleta dkk. (2005), tingkat pendidikan dan pekerjaan berpengaruh terhadap kejadian infeksi parasit. Pada penelitian, tingkat pendidikan relatif baik dengan jumlah yang paling banyak adalah SMA (60,3% ), kemudian SMP (30,1%), PT (8,2%), dan SD (1,4%). Pada penelitian juga tidak ditemukan pekerjaan yang mendukung terjadinya infeksi parasit usus seperti petani atau perajin batu bata dan genteng. Subjek penelitian paling banyak sebagai ibu rumah tangga (48%), buruh pabrik (37,0%), lain-lain (9,6%), pedagang (3%), dan PNS (1,3%). Selain parasit patogen (menyebabkan penyakit pada manusia), pada penelitian juga ditemukan parasit usus yang bersifat non patogen seperti Entamoeba coli (10,6%), Yeast Cell (14,4%), dan Blastocyst hominis (26,9%). Organisme apatogen yang paling banyak jumlahnya adalah Blastocyst hominis yaitu sebanyak 28 orang (26,9%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chirioni et al. (1999) terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan Blastocyst hominis dengan rendahnya commit tingkat to user imunitas seseorang. Jadi, terdapat

digilib.uns.ac.id 77 kemungkinan subjek penelitian mempunyai tingkat imunitas yang rendah. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut terkait hubungan antara Blastocyst hominis dengan status imunitas ibu hamil. Pada pemeriksaan hemoglobin, didapatkan prevalensi anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten sebesar 27,7%. Angka kejadian anemia pada penelitian ini lebih rendah dari angka prevalensi anemia Ibu Hamil di Indonesia menururt Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang sebesar 37,1 %. Anemia pada ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor dasar yang meliputi pengetahuan tentang anemia dan tingkat pendidikan, faktor tidak langsung seperti kunjungan Ante Natal Care (ANC), paritas, jarak kehamilan, umur, serta dukungan suami, dan faktor langsung yaitu pola konsumsi tablet Fe, pola asupan gizi, serta penyakit kronis dan infeksi (Nasichah, 2011). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, faktor umur, paritas, pola konsumsi tablet Fe, penyakit kronis dan infeksi, serta kunjungan ANC telah dikendalikan dengan baik pada penelitian. Namun, faktor pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dan pola asupan gizi tidak dapat dikendalikan dengan baik. Pada penelitian diperoleh 73 responden yang termasuk dalam kriteria untuk selanjutnya antara infeksi parasit usus dengan anemia ibu hamil dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji Fisher. Setelah dilakukan uji Fisher pada responden yang memenuhi kriteria didapatkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi parasit usus dengan anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdiati dkk. (2001) pada 442 Ibu Hamil di Kabupaten Purworejo,

digilib.uns.ac.id 78 Jawa Tengah bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara infeksi parasit dengan anemia pada ibu hamil. Faktor kejadian anemia pada orang yang terkena infeksi parasit usus dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya karena lamanya infeksi, cadangan besi tubuh, dan asupan gizi (Bethony et al., 2006). Menurut Nurhidayati (2014), asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil. Dimungkinkan ibu hamil yang mengalami infeksi parasit namun tidak mengalami anemia dikarenakan pola asupan gizi ibu hamil yang sudah baik dan bergizi seimbang. Akibatnya walaupun ibu hamil mengalami infeksi parasit usus namun memiliki asupan gizi yang baik dan seimbang menyebabkan kadar hemoglobinnya normal karena dapat mengkompensasi kehilangan nutrisi dan darah oleh infeksi parasit usus. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kesumasari dkk. (2014) terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011) Ibu hamil memerlukan minimal 90 tablet besi untuk mencegah anemia selama kehamilan. Dimungkinkan ibu hamil yang mengalami infeksi parasit namun tidak mengalami anemia dikarenakan konsumsi tablet besi ibu hamil yang sudah baik. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 44 orang (60,3%) mempunyai pengetahuan yang baik terhadap anemia, 25 orang (34,2%) mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap anemia, dan 4 orang (5,5%) mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap anemia. Menurut Arisman (2008)

digilib.uns.ac.id 79 Ibu hamil yang memiliki pengetahuan anemia yang baik akan cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan semakin patuh dalam mengonsumsi tablet zat besi (Fe) untuk pencegahan anemia. Pada penelitian juga diperoleh fakta bahwa mayoritas subjek penelitian mendapatkan dukungan dari suami selama kahamilan. Ibu hamil yang mendapat dukungan suami selama kehamilan sebanyak 76,7% dan sebanyak 23,3% tidak mendapat dukungan suami. Dukungan yang diberikan untuk ibu hamil adalah dukungan sosial antara lain: kesiapan finansial, dukungan informasi, dukungan psikologis, serta mengingatkan istri dalam meminum obat, terutama tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia (Musbikin, 2008). Pada penelitian yang dilakukan Nurdiati dkk. (2001) hasilnya tidak berhubungan antara infeksi parasit dengan anemia ibu hamil dikarenakan tidak adanya infeksi berat yang terjadi pada subjek penelitiannya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa infeksi parasit tersebut belum berlangsung lama pada saat penelitian sehingga belum bermanifestasi menjadi anemia. Cadangan besi dan nutrisi lain untuk membentuk sel darah merah masih tercukupi, namun tidak menutup kemungkinan sebagian ibu hamil yang mengalami infeksi parasit usus nantinya akan mengalami anemia bila infeksi parasit usus tersebut berlangsung lama dan tidak segera diobati. Hal tersebut menjadi kelemahan dalam penelitian karena dalam penelitian ini menggunakan metode formol ether concentration. Metode ini merupakan metode pemeriksaan feses secara kualitatif sehingga tidak bisa mengetahui tingkat keparahan infeksi parasit usus (Moges et al.,2010).