BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara infeksi parasit usus dengan anemia ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Laboratorium Parahita Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama Oktober 2015 November Pengambilan sampel feses dan sampel darah pada Oktober. C. Karakteristik Wilayah Penelitian Kecamatan Jaten merupakan salah satu dari tujuh belas kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kebak Kramat, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, sebelah barat berbatasan dengan Kota Surakarta, sedangkan sebelah timurnya berbatasan dengan Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Karanganyar. 54

2 digilib.uns.ac.id 55 Kecamatan Jaten memiliki luas wilayah 25,55 km² dengan desa yang memiliki luas terbesar adalah Desa Sroyo (4,60 km² ) dan terkecil Desa Jetis (2,66 km² ). Luas tanah Kecamatan Jaten adalah 2.554,81 ha, terdiri dari tanah sawah 1.212,12 ha dan tanah kering 1.342,69 ha yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai tegalan/ adang, padang gembala, pekarangan/bangunan dan lain-lain. Desa dengan penduduk terbanyak adalah Desa Ngringo, yaitu jiwa (32,55 %), kemudian Desa Jaten, yaitu jiwa (18,95 %), dan Desa Sroyo, yaitu jiwa (12,09 %). Sedangkan desa dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Suruhkalang, yaitu jiwa (6,26 %). Mata pencaharian penduduk Kecamatan Jaten di antaranya adalah buruh industri sebanyak orang (27,61 %), kemudian di sektor pertanian (petani dan buruh tani), yaitu orang (6,54 %), kemudian buruh bangunan orang (6,02 %), dan pedagang sebanyak orang (4,55 %). Selain itu terdapat pengrajin batu bata dan genteng di Desa Brujul dan Desa Suluh Kalang, selebihnya adalah sebagai pengusaha di sektor pengangkutan, PNS, pensiunan, jasa, dan lain-lain. Lokasi penelitian berada di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten dimana daerahnya meliputi Desa Suruhkalang, Desa Jaten, Desa Jati, Desa Brujul, dan Desa Jetis (Kabupaten Karanganyar dalam Angka, 2013).

3 digilib.uns.ac.id 56 D. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian: Populasi penelitian ini adalah semua Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 2. Sampel Penelitian: Sampel penelitian adalah Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang bersedia menjadi responden dengan kriteria inklusi merupakan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten yang mengonsumsi tablet besi teratur, melakukan kunjungan ANC teratur sesuai usia kehamilan, usia berumur tahun, paritas 3, dan jarak kehamilan 2 tahun. Sedangkan kriteria eksklusi mengonsumsi obat antiparasit dalam 3 bulan terakhir, menderita atau memiliki riwayat penyakit kronis, melahirkan, tidak datang memenuhi undangan di kelas ibu hamil, dan tidak bersedia menjadi responden (tidak mengumpulkan feses dan atau tidak bersedia diambil sampel darah). E. Teknik Sampling Teknik samping yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive samping. Purposive sampling adalah teknik menentukan sampel dari populasi berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu (kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti) yang berkaitan dengan populasi dimana populasi sampel (dilihat dari segi objek studi yang dipilih) diduga tidak homogen. Dalam penelitian kuantitatif, teknik purposive sampling ini bertujuan untuk

4 digilib.uns.ac.id 57 mendapatkan sampel yang memiliki karakteristik tertentu (kriteria inklusi) sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis dengan valid (Murti, 2010). F. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas: Infeksi Parasit Usus. 2. Variabel Terikat: Anemia pada Ibu Hamil 3. Variabel Luar: a. Variabel terkendali: Umur, Paritas, Kunjungan ANC, Pola Konsumsi Tablet Besi, Konsumsi Obat Antiparasit, Jarak Kehamilan, dan Penyakit Kronis. b. Variabel tidak terkendali: Pendidikan, Pengetahuan, Pola Asupan Gizi, Dukungan Suami, Sosial Ekonomi, Sanitasi Pribadi, Sanitasi Lingkungan, dan Iklim Tropis. G. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas: Infeksi parasit usus a. Definisi: Infeksi parasit usus adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang ditemukan di saluran gastrointestinal manusia dan dapat ditegakkan diagnosisnya dengan pemeriksaan tinja secara mikroskopis. Parasit-parasit yang dapat ditemukan dalam saluran gastrointestinal dan dapat menyebabkan anemia antara lain cacing dan protozoa. Cacing yang dapat menyebabkan anemia tersebut adalah golongan Soil Transmitted Helminthes (cacing yang ditularkan melalui tanah) yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale, dan Necator americanus, sedangkan protozoa yang dapat menyebabkan

5 digilib.uns.ac.id 58 anemia antara lain Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia (Weigel et.al, 2001). b. Alat ukur: Formol-Ether Concentration Technique (Tanner et al, 2013; Ngui et al., 2011) c. Skala pengukuran: Nominal 2. Variabel terikat: Anemia pada ibu hamil a. Definisi: Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana sel darah merah menurun sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Menurut World Health Organisation (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 g/dl (Depkes, 2009; Kusumah, 2009 ). b. Alat ukur: Alat XS-800i dengan metode SLS methemoglobin (SLS - Hb ). c. Skala Pengukuran: Nominal 3. Variabel luar a. Variabel terkendali Umur, Paritas, Kunjungan ANC, Pola Konsumsi Tablet Besi, Konsumsi Obat Antiparasit, Jarak Kehamilan, dan Penyakit Kronis merupakan variabel yang dapat dikendalikan dengan kriteria inklusi sehingga diperoleh kriteria inklusinya adalah ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten yang tidak meminum obat antiparasit 3 bulan terakhir, mengonsumsi tablet besi rutin,

6 digilib.uns.ac.id 59 melakukan kunjungan ANC teratur sesuai usia kehamilan, tidak menderita dan memiliki riwayat penyakit kronis, berumur tahun, paritas 3, dan jarak kehamilan 2 tahun. b. Variabel tidak terkendali Pendidikan, Pengetahuan, Pola Asupan Gizi, Dukungan Suami, Sosial Ekonomi secara tidak langsung dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil, sehingga tidak diketahui secara pasti penyebab utama anemia disebabkan oleh infeksi parasit. Hal tersebut memengaruhi hasil penelitian. Sanitasi Pribadi, Sanitasi Lingkungan, dan Iklim Tropis memengaruhi infeksi parasit namun tidak dapat dikendalikan sesuai yang diinginkan peneliti. H. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah : 1. Kuesioner 2. Alat dan bahan pemeriksaan feses Alat yang digunakan untuk pemeriksaan feses adalah mikroskop, sentrifuge, tabung reaksi, beaker glass, saringan, alat pengaduk, lidi, object glass, deck glass, tisu, kapas, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan NaCl, larutan lugol, alkohol, Lysol, dan ether.

7 digilib.uns.ac.id Alat dan bahan untuk pengambilan darah Alat yang digunakan untuk pengambilan darah adalah jarum suntik, spuit injeksi, tourniquet, dan tabung serum. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kapas, alkohol, dan plester. 4. Komputer dan perangkat lunak komputer. I. Validitas dan Reliabilitas Penelitian Pada penelitian dan pengukuran observasi, harus diperhatikan beberapa hal yang secara prinsip sangat penting, yaitu validitas, reliabilitas, dan ketepatan fakta (data) yang dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan/pengukuran oleh pengumpul data. Pada suatu penelitian, dalam pengumpulan fakta (data) diperlukan adanya pengumpulan data yang baik sehingga alat yang dikumpulkan merupakan data yang valid, reliabel, dan akurat (Nursalam, 2003). Menurut Saryono (2009) validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan, hasil pengukuran konsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran berulang (Saryono, 2009). Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah diterima dan sesuai standar, yaitu : 1. Faktor-faktor penyebab anemia ibu hamil diketahui dengan kuesioner yang telah ada dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

8 digilib.uns.ac.id Pemeriksaan kadar Hb yaitu dilakukan dengan menggunakan alat XS-800i (SLS - methemoglobin (SLS - Hb ) methods). Prinsip kerjanya yaitu membran sel darah merah dilisis oleh Sysmex XS-800i, kemudian molekul hemoglobin dilepas. Ion ferro dalam molekul hemoglobin oleh Sodium Lauryl Sulfate (SLS) diubah menjadi ferri yang disebut methemoglobin. Methemoglobin dengan SLS membentuk komplek disebut SLS-Hb, komplek tersebut dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak perlu menggunakan reagen oksidatif dan tidak menghasilkan limbah beracun seperti KCN dan NaN3 yang menimbulkan pencemaran lingkungan. Metode ini merupakan metode pemeriksaan Hb yang telah terbukti validitas dan reliabilitasnya (Oshiro et al.,2015). 3. Pemeriksaan infeksi parasit usus dilakukan dengan menggunakan metode Formol-Ether Concentration, dimana metode ini telah terbukti dapat mendeteksi parasit cacing dan protozoa di dalam tinja dan telah terbukti validitas dan reliabilitasnya (McDonald,Vincent, 2003; Cruz et al., 2015; Baidoo et al., 2010; Obiezue et al., 2013; Larocque et al., 2005). J. Cara Kerja 1. Pengambilan data kuesioner penelitian a. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil calon responden mengenai maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. b. Mengajukan lembar persetujuan atau informed consent sebagai bentuk persetujuan ibu hamil untuk menjadi responden dan menandatanganinya.

9 digilib.uns.ac.id 62 c. Memberikan kuesioner penelitian kepada responden untuk diisi. 2. Pengambilan data infeksi parasit a. Pengarahan, pengambilan, pengumpulan, dan transportasi sampel feses Semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Jaten diberi undangan dan pot feses oleh pihak Puskesmas 1 Jaten dan diminta untuk datang di kelas ibu hamil sesuai desa tempat tinggalnya dan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan membawa pot yang berisi sampel feses. Pot yang digunakan diberi label (kode dan nama) serta diberi larutan pengawet formol saline 5%. Sebelumnya ibu hamil diberi pengarahan cara pengambilan feses yang benar oleh pihak Puskesma 1 Jaten, yaitu: 1) Sampel feses yang diambil harus fesesnya sendiri, tidak tercampur urin maupun air dan masih dalam keadaan segar ketika dimasukan ke dalam pot. 2) Feses harus terendam dalam larutan pengawet serta satu pot untuk satu kali buang air besar. 3) Diusahakan agar feses tidak terkena tangan b. Pemeriksaan feses Cara pemeriksaan infeksi parasit usus dilakukan dengan menggunakan metode Formol-Ether Concentration (Tanner et al., 2013; Ngui et al., 2011). Sampel feses yang berada di dalam pot berpengawet (formol saline 5%) di transpor ke Laboratorium

10 digilib.uns.ac.id 63 Parasitologi FK UNS dan dilakukan uji laboratorium dengan metode Formol-Ether Concentration. Hasil pemeriksaan tersebut diverifikasi oleh Dokter Laboratorium Parasitologi FK UNS. Berikut tahapan prosedur pemeriksaan infeksi parasit usus : 1) Tinja diambil sebanyak ± 3 gram, kemudian ditambahkan larutan formol saline. 2) Dengan stik atau pengaduk, tinja dihancurkan dan dicampur dengan baik sampai homogen lalu disaring dan dimasukkan ke dalam gelas. 3) Tinja yang sudah disaring dituang ke dalam tabung reaksi 7 ml, lalu ditambahkan larutan ether sebanyak 3 ml. Tabung reaksi ditutup dengan menggunakan plastik, kemudian dikocok perlahan sampai merata. 4) Setelah ether dan tinja tercampur secara merata, kemudian di-sentrifuge selama 2-5 menit dengan kecepatan 1500 rpm. 5) Hasil setelah sentrifuge akan terbentuk lapisan, kemudian lapisan atasnya dibuang dengan pipet sehingga hanya tersisa endapan yang berada di bawah. 6) Bagian endapan kemudian diambil dan dibuat preparat dengan ditambahkan lugol dan NaCl kemudian dicampur secara merata lalu ditutup dengan menggunakan deck glass. 7) Preparat kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan pengulangan commit 3x pemeriksaan. to user

11 digilib.uns.ac.id Pengambilan data kadar hemoglobin Pengambilan darah dan pemeriksaan kadar Hb dilakukan oleh petugas Laboratorium Parahita Surakarta. Cara pemeriksaan kadar hemogloblin dengan menggunakan alat XS 800 dengan metode SLS - methemoglobin (SLS - Hb). Hasil laboratorium kadar Hb diverifikasi oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik Laboratorium Parahita Surakarta. K. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Chi Square pada SPSS 21 for Windows. Uji Chi Square digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit (Zuriah, 2006; Dahlan, 2009). Syarat uji Chi-Square adalah memiliki nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Nilai expected didapatkan dari total baris dikali total kolom kemudian dibagi dengan total sampel. Jika syarat tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya, yaitu uji Fisher untuk tabel 2 x 2 (Dahlan, 2008). Rumus uji Chi Square ( o e ) e k 2 2 i i i 1 k : banyaknya kategori/sel, 1,2... k o i : frekuensi observasi untuk kategori ke-i e i : frekuensi ekspektasi untuk kategori ke-i i

12 digilib.uns.ac.id 65 L. Rancangan Penelitian Ibu Hamil di wilayah kerja Puskemas 1 Jaten Sampel feses Sampel darah Metode Formol-ether Metode SLS - methemoglobin (SLS - Hb) Infeksi parasit (+) Infeksi parasit (-) Anemia (+) Anemia (-) LEMBAR PERSETUJUAN MENJA Uji statistik Kepada Yth. Ibu Responden Di wilayah kerja Puskesmas 1 Galur Sebagai persyaratan tugas akhir mahasisw Dokter Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa penelitian yang berjudul Anemia pada Ibu Hamil d Galur, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Pro dengan Infeksi Parasit dalam Tinja yang bertuju hubungan anemia pada ibu hamil dengan infeksi p kerja Puskesmas 1 Galur. Atas keperluan tersebu tidak bersedia untuk menjadi responden dalam p mohon ibu bersedia/ tidak bersedia untuk mengisi dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban sau Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas ba ucapkan terima kasih.

BAB V PEMBAHASAN. usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila

BAB V PEMBAHASAN. usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil prevalensi infeksi parasit usus sebesar 18,3%. Prevalensi infeksi parasit tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan 32 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk 3127 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) untuk membandingkan pemeriksaan mikroskopis dengan metode direct slide dan metode

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan 37 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variable penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan dua tempat, yaitu : 1. Puskesmas Samigaluh II, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan. hygiene dan status gizi (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan. hygiene dan status gizi (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011). Cara pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel pada satu saat tertentu (Sastroasmoro, 2011). Cara pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya parasitologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik karena dengan perlakuan berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam pemeriksaan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang), dimana pengukuran variabel hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang), dimana pengukuran variabel hanya dilakukan BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang), dimana pengukuran variabel hanya dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 32,6 %. Kejadian kecacingan STH yang tertinggi terlihat pada anak-anak, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak dan parasitologi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar di

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain cross sectional pada Ibu

BAB V HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain cross sectional pada Ibu BAB V HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran Umum Responden Telah dilakukan penelitian observasional dengan disain cross sectional pada Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya kota Padang. Jumlah sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu desain penelitian dengan pengukuran variabel yang dilakukan satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN PROTEIN SERUM TOTAL DAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL SKRIPSI

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN PROTEIN SERUM TOTAL DAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL SKRIPSI HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN PROTEIN SERUM TOTAL DAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RIFQY SYAIFUL BAHRI G0012184 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang, terutama di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Asia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional di mana data yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi analitik observasional dengan desain cross sectional (potong lintang). Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan kesimpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik yaitu untuk mengetahui gambaran hasil identifikasi jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan analitik cross sectional yang diarahkan untuk mengetahui hubungan pola makan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI

HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI HUBUNGAN INFEKSI PARASIT USUS DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AFRINDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah telur cacing yang ditemukan berdasarkan ukuran tabung apung yang berbeda pada pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lintang (cross sectional) yaitu mempelajari hubungan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. lintang (cross sectional) yaitu mempelajari hubungan antara variabel 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) yaitu mempelajari hubungan antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian ini menguji hipotesis yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian Observational Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data primer dari semua pemulung di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional atau penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 16 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional (potong lintang) untuk membandingkan pemeriksaan mikroskopik dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 lebih dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas maupun variabel tergantung dinilai hanya satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor meningkatnya kejadian infeksi adalah kebiasaan hidup yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang higinis adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode-metode pemeriksaan tinja Dasar dari metode-metode pemeriksaan tinja yaitu pemeriksaan langsung dan tidak langsung. Pemeriksaan langsung adalah pemeriksaan yang langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian yang hanya dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Soil Transmitted Helminhs Nematoda adalah cacing yang berbentuk panjang, silindris (gilig) tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak Sekolah Dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan anak sekolah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan antara dua variabel dimana dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan antara dua variabel dimana dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analisis Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global, khususnya di negara-negara berkembang pada daerah tropis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FESES PADA MANUSIA

PEMERIKSAAN FESES PADA MANUSIA PEMERIKSAAN FESES PADA MANUSIA Disusun Oleh: Mochamad Iqbal G1B011045 Kelompok : VII (Tujuh) LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik karena ibu hamil yang mengalami KEK dan bayi dengan berat lahir rendah masih tinggi. Waktu pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu studi observasional mencari hubungan antara variabel bebas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya menggambarkan tentang angka kejadian penyakit diare dan infeksi Entamoeba histolytica

Lebih terperinci

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau Lilly Haslinda, Esy Maryanti, Suri Dwi Lesmana, Mislindawati Abstrak

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik. B. Waktu dan tempat penelitian Tempat penelitian desa Pekacangan, Cacaban, dan Ketosari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian quasy experimental dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui hemoglobin pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM KORELASI ANTARA INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, DAN KUALITAS KONSUMSI TERHADAP STATUS GIZI PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPEJI 03 KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi masalah tingginya prevalensi penyakit infeksi, terutama yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya. Kabupaten Blora sedangkan pemeriksaan laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya. Kabupaten Blora sedangkan pemeriksaan laboratorium BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya melakukan pemeriksaan parasit cacing pada ternak sapi dan melakukan observasi lingkungan kandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah penyakit infeksikecacingan yang ditularkan melalui tanah(soil transmitted

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN E. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional dengan pendekatan Case Control. Case Control merupakan penelitian jenis analitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh terlalu sedikit, dimana peran sel darah merah sangat penting karena sel darah merah mengandung hemoglobin

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005 HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO.174593 HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005 Oleh: Rahmat A. Dachi,S.K.M., M.Kes. PENDAHULUAN Penyakit cacingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 23 A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan pretestposttest control group design" karena terdapat suatu kelompok diberi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik menggunakan metode cross-sectional yaitu penelitian observasional tanpa perlakuan terhadap subjek. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil- Transmitted Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health Oganization

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pada suatu waktu, baik data pelatihan APN maupun data motivasi bidan dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan Botupingge pada tanggal 15 Juni-27 Juni 2012 dan pemeriksaan tinja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan data mengenai variabel independen (pertambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Laboratorium Kulit RSUP dr. Kariyadi. tahun 2016 di Puskesmas Mangkang, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Laboratorium Kulit RSUP dr. Kariyadi. tahun 2016 di Puskesmas Mangkang, Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ruang lingkup disiplin Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Penyakit Kandungan dan Kebidanan, Mikrobiologi Klinik, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman. Karangawen, Kabupaten Demak. Sampel diperiksa di

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman. Karangawen, Kabupaten Demak. Sampel diperiksa di BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, karena menganalisa hubungan antara keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman rumah dengan kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu hamil adalah masalah kesehatan yang harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi cacing usus adalah salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi di negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau kecacingan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan variabel terikat yang diobservasi sekali pada saat yang sama

BAB III METODE PENELITIAN. dan variabel terikat yang diobservasi sekali pada saat yang sama BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian observasional analitik, peneliti mengamati dan mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengambilan data cross sectional. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. Menurut Notoadmojo (2010) dalam penelitian cross sectional variabel sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih dari satu miliar orang terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH) (Freeman et al, 2015).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kebidanan dan kandungan divisi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kebidanan dan kandungan divisi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kebidanan dan kandungan divisi obstetri sosial dan ilmu penyakit dalam divisi penyakit infeksi dan tropis. 4.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Rowosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ascariasis yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan penyakit usus halus yang pada sebagian besar kasus ditandai dengan sedikit gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel 30 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan tujuan untuk mempelajari korelasi antara faktor

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari pada bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari pada bulan 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Desa Kertosari Kecamatan Tanjungsari pada bulan Januari selama satu bulan. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari. Pukul 06:00

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi

Lebih terperinci