Mella Yuria RA*, Tri Mulyasari**

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

RELATIONSHIP BETWEEN THE CONSUMPTION OF TABLETS FE COMPLIANCE OF EVENTS Anemia HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PUWERI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, PENDIDIKAN IBU, KONSUMSI TABLET FE DENGAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RB BHAKTI IBU KOTA SEMARANG

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Transkripsi:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Mella Yuria RA*, Tri Mulyasari** *Program Studi Kebidanan, STIKes Binawan **Penulis Kedua Jl. Kalibata Raya No. 25-30 Kalibata Jakarta Timur Email korespodensi : cillachantika@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: World Health Organization (WHO) menyatakan kejadian anemia berkisar antara 20-89 % dengan menetapkan HB normalnya 11 gr%. Prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu Tahun 2012. Metode : penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medik pasien tahun 2012. Populasi penelitian adalah ibu hamil trimester III yang berjumlah 535. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 84 ibu hamil trimester III. Metode pengambilan sampel dengan tekhnik simple random sampling, analisa data menggunakan uji chi-square dan uji t-independent Hasil : ada hubungan yang signifikan antara paritas (P = 0,001), jarak kelahiran (P = 0,000) dengan Anemia ibu hamil. Di sisi lain, umur ibu (P = 0,929), Pendidikan (P = 0,348), LILA (P = 0,714) dan IMT (P =0,768) tidak berhubungan dengan Anemia ibu hamil.diskusi : Paritas dan jarak kelahiran merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Kata kunci: Anemia, paritas, jarak kelahiran Factors influencing anemia for pregnant women ABSTRACT Introduction: World Health Organization (WHO) declared the incidence of anemia ranged from 20-89% with the normal HB 11 gr%. The global prevalence of anemia in pregnancy was 55%, which was significantly higher in the third trimester. This study aims to determine the factors that influence the incidence of anemia among pregnant women in Public Health Center Pasar Minggu sub-district in 2012. Methods: This study uses an analytical method with cross sectional approach. The data used are secondary data taken from patient records in 2012. The study population is the third trimester pregnant women with the total number 535. The number of samples in this study was 84 third trimester pregnant women. The sampling method was simple random sampling techniques, data was analysed by using chi-square and t-independent test. Results: No significant relationship between parity (P = 0.001), spacing (P = 0.000) with anemia pregnant women. On the other hand, maternal age (P = 0.929), education (P = 0.348), LILA (P = 0.714) and BMI (P = 0.768) were not associated with maternal anemia. Discussion: Parity and spacing are factors that influence the incidence of anemia among pregnant women in Public Health Center Pasar Minggu sub-district in 2012. Keywords: Anemia, parity, birth spacing FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 15

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) menyatakan kejadian anemia berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan HB normalnya 11 gr%. Selain itu di daerah pedesaan banyak di jumpai ibu hamil kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2007). WHO juga melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka nasional untuk Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009). Angka kematian ibu di Indonesia setiap tahunnya mencapai 10.260 atau 855 orang setiap bulan. Saat ini, angka kematian ibu tercatat sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, pemerintah menargetkan pada 2015, angka kematian ibu akan turun menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup (BKKBN, 2010). Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan di mulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan bahwa cakupan pelayanan k4 meningkat dari 80, 26% (tahun 2007) menjadi 86, 04% (tahun 2008), namun cakupan pemberi tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66, 03% (tahun 2007) menjadi 48, 14% pada tahun 2008 (Depkes, 2008). Frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, diseluruh dunia berkisar antara 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi dari negara berkembang seperti Indonesia. Menurut penelitian Tjiong dalam Sarwono (2007), frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, dan wanita hamil dengan Hemoglobin (Hb) 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, dalam trimester I Hb rata-rata 12,3 gr/ml, dalam trimester II Hb rata-rata 11,3 g/100 ml, dan dalam trimester III Hb rata-rata 10,8 g/100 ml, Hal ini disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan menjadi meningkat (Sarwono, 2007). Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pa da 2010 menunjukkan, 80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan tablet zat besi, namun hanya 18% di antaranya yang mengonsumsi sebanyak 90 tablet. Data terbaru bahkan menyebutkan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Itu artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang berkembang (WHO, 2008). Di Indonesia, 63,5 % ibu hamil dengan anema (Saifudin, 2006). Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit infeksi, penyakit degeneratif, dan masalah gizi. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia serta dapat meningkatkan derajat kesehatan. Empat masalah gizi utama di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti penyakit infeksi, cacingan dan penyakit kronis. Dari semua golongan umur, wanita terutama remaja mempunyai resiko paling tinggi menderita anemia, karena pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan serta adanya menstruasi. Selama masa haid kehilangan zat besi rata-rata 24mg (Basuki, 1996). Selain pada wanita remaja masalah yang rawan kekurangan zat besi adalah pada ibu hamil. Dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil 50%, Wanita Subur (15-44 tahun) 39,5% dan anakanak (usia 10-14 tahun) 57,1%. Pada survei kesehatan Rumah Tangga tahun 2004 pada anak-anak angka anemia defisiensi besi pada balita 39% dan anak usia 5-11 tahun 24%. Menurut profil Kesehatan Jakarta Selatan, kasus anemia gizi pada ibu hamil mencapai 20% pada tahun 2006, 26% pada tahun 2007 dan khusus wilayah kecamatan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 16

Pasar Minggu mencapai 68%. Anemia pada ibu hamil disamping disebabkan karena kemiskinan dimana asupan gizi sangat kurang, juga dapat disebabkan karena ketimpangan gender dan adanya ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya. Kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme sel (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil diantaranya menurut Prawirohardjo (2002) yaitu umur kehamilan adapun menurut Herlina (2009) yaitu paritas, umur ibu dan antenatal care (ANC) dengan kejadian anemia, menurut Arisman (2004) yaitu Pola konsumsi tablet besi (Fe), menurut Hidayat, A. Azis (2012) yaitu Pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila), menurut Sulistyawati (2009) Indeks Massa Tubuh (IMT) dan menurut Fahriansjah (2009) yaitu Status gizi dan jarak kelahiran. Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan anemia pada ibu hamil menurut Wijianto (2002) yai tu pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel-sel saraf tidak bekerja secara optimal, menyebabkan pula penurunan percepatan impuls saraf, mengacaukan sistem reseptor dopamine. Pada ibu hamil dapat menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran, dan juga mengakibatkan anemia pada bayinya (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah analitik dengan pendekatan studi Cross Sectional menggunakan data sekunder dengan maksud untuk melihat karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini diperoleh jumlah 84 dari 535 populasi ibu hamil yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin. Kemudian peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei Tahun 2013. analisa data menggunakan uji chi-square dan uji t- independent HASIL Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu hamil Trimester III Berdasarkan Pendidikan, Paritas, Jarak Kelahiran, Pengukuran LILA dan IMT Ibu Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan Tahun 2012 Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Anemia YA 26 31 (<11gr%) TIDAK 58 69 ( 11gr) Pendidikan Rendah 27 32,1 ( SMP) Tinggi 57 67,9 ( SMA) Paritas >3 anak 23 27,4 1-3 anak 61 72,6 Jarak <2 tahun 37 44 kelahiran 2 tahun 47 66 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 17

Pengukuran LILA Nutrisi Kurang (< 23,5 cm) Nutrisi Cukup ( 23,5 cm) 9 10,7 75 89,3 IMT <19,8 15 17,9 19,8-69 82,1 26,6 Analisa Bivariat Tabel 2 Analisis Hubungan antara Umur ibu dengan Anemia Ibu hamil di PuskesmasKecamatan Pasar Minggu tahun 2012 Anemia N Mean ibu hamil (tahun) SD 26 28,50 5,030 Tidak 58 28,62 5,997 didapatkan P value sebesar 0.929, yang artinya pada 5% tidak ada hubungan antara P value 0.929 umur ibu dengan anemia di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Tabel 3 Analisis Hubungan antara Pendidikan dengan Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012 No Variabel Kategori Anemia Ibu hamil Total P Value Ya Tidak Rendah 6 22,2 21 77,8 27 100 Pendidika 1 2 35,1 37 64,9 57 100 n Tinggi 0 didapatkan P value sebesar 0,348, yang artinya pada 5% tidak ada hubungan antara 0,348 pendidikan dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Tabel 4 Analisis Hubungan antara Paritas dengan Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012 No Variabel Kategori Anemia Ibu hamil Total P Value Ya Tidak 1 60,9 9 39, 23 10 >3 anak 4 1 0 1 Paritas 0,001 12 19,7 49 80, 61 10 1-3 anak didapatkan P value sebesar 0,001, yang artinya pada 5% ada hubungan antara 3 0 Paritas dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 18

Tabel 5 Analisis Hubungan antara Paritas dengan Anemia Ibu Minggu Tahun 2012 Variabel Kategori Anemia Ibu hamil Total P Value Jarak kelahiran <2 tahun 2 tahun didapatkan P value sebesar 0,000, yang artinya pada 5% ada hubungan antara Ya Tidak 2 61,1 14 38, 3 100 2 9 6 4 8,3 44 91, 4 100 7 8 0,000 Paritas dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Tabel 6 Analisis Hubungan antara Paritas dengan Anemia Ibu Minggu tahun 2012 Variabel Kategori Anemia Ibu hamil Total P Value Ya Tidak Penguku <23,5 cm 2 22,2 7 77,8 9 100 ran 0,714 23,5 cm 24 32,0 5 68,0 75 100 LILA 1 didapatkan P value sebesar 0,714, yang artinya pada 5% tidak ada hubungan antara Pengukuran LILA dengan anemia pada ibu Minggu tahun 2012. Tabel 7 Analisis Hubungan antara IMT dengan Anemia Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012 Vari Katego Anemia Ibu hamil Total P abel ri Ya Tidak Value IMT <19,8 4 26,7 11 73,3 15 100 0,768 19,8-26,6 22 31,9 47 68,1 69 100 didapatkan P value sebesar 0,768, yang artinya pada 5% tidak ada hubungan antara Pengukuran IMT dengan anemia pada ibu Minggu tahun 2012. PEMBAHASAN Hasil penelitian Anemia pada ibu Minggu tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 84 ibu hamil terdapat 26 (31%) ibu hamil yang mengalami anemia, dan 58 (69%) ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Dalam teori Manuaba (2002) angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim. Sementara, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 menunjukkan, 80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan TTD, namun hanya 18% di antaranya yang mengonsumsi sebanyak 90 tablet. Data terbaru bahkan menyebutkan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Itu artinya 5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 19

dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. value sebesar 0,929, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Dalam penelitian ini rata-rata umur ibu hamil yang mengalami anemia yaitu 28 tahun. Hasil penelitian ini sama dengan peneltian yang dilakukan Herlina yang menunjukkan bahwa hubungan yang tidak bermakna antara usia ibu hamil dengan anemia (p > 0.05). Pada hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan teori Sarwono (2006) Umur >35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur >35 tahun, dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk mengejan saat melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada saat ibu hamil umur >35 tahun. Dan teori Wahyudin (2008) Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya terhadap bayinya adalah usia saat <20 tahun atau >35 tahun. Kejadian anemia pada ibu hamil pada usia <20 tahun, karena ibu muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri serta bayi yang akan dikandungnya. Namun dalam penelitian Herlina juga menyebutkan berbagai faktor yang saling berpengaruh dan tidak menutup kemungkinan usia yang matang sakalipun untuk hamil yaitu usia 25-35 tahun angka kejadian anemia jauh lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan karena adanya faktor lain yang lebih dominan pengaruhnya terhadap anemia dalam faktor tersebut di antaranya adalah jarak kehamilan, pada jarak kehamilan < 2 tahun dan umur remaja belum siap untuk hamil akan terjadi hemodilusi saat kehamilan dan menyebabkan anemia. value sebesar 0,348, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Anemia pada ibu Minggu tahun 2012. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang signifikan dalam anemia pada ibu hamil (p < 0,001). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Handayani (2000) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang dicapai seseorang mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan gizi dari makanan yang dikosumsinya. Faktor pendidikan yang tidak berhubungan dengan anemia pada ibu hamil dapat dimungkinkan adanya pengaruh dari faktor lain seperti adanya promosi kesehatan yang diterima oleh ibu hamil selama masa kehamilan. value sebesar 0,001, hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Pada penelitian yang dilakukan oleh Herlina Paritas 1-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas adalah tidak direncanakan, dan sesuai dengan Teori Wahyudin (2008) Kecendrungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia. Faktor paritas yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil dapat dimungkinkan karena ibu hamil yang memiliki banyak anak akan cenderung lebih mementingkan kondisi anak-anaknya dalam hal gizi dan ibu akan lupa akan gizi untuk dirinya sendiri. value sebesar 0,000, hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara jarak kelahiran dengan Anemia pada ibu Minggu tahun 2012. Pada penelitian yang dilakukan Fahriansjah Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia, karena kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandungnya. Pada penelitian yang dilakukan Gautam juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil (p < 0,005), sedangkan pada penelitian Herlina menunjukkan hubungan yang tidak bermakna FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 20

(p > 0,05). Dalam Fahriansjah didapatkan penderita anemia pada ibu hamil dari penelitianini didapatkan pada ibu yang jarak kehamilannya < 2 tahun (62%), hasilyang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit H.A. Sultan Daeng Raja Kabupaten Bulukumba tahun 2007 dengan 8 60% ibu hamil yang menderita anemia pada jarak kehamilan < 2 tahun, begitu pula hasil studi analitik yang dilakukan di Bantimurung tahun 2004 dengan 66,1% menderita anemia pada responden yang jarak kehamilannya < 2 tahun. Hal ini sesuai dengan teori Varney (2001) salah satu penyebab kejadian anemia pada kehamilan adalah jarak kehamilan yang berdekatan < 2 tahun dengan kehamilan sebelumnya sangat rentan untuk terjadi anemia. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa responden paling banyak menderita anemia pada jarak kehamilan <2 tahun. Hasil uji memperlihatkan bahwa jarak kelahiran mempunyai risiko lebih besar terhadap kejadian anemia. value sebesar 0,714, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengukuran LILA dengan Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Hidayat (2012) yang mengatakan bahwa faktor LILA dapat mempengaruhi anemia pada ibu hamil. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada tirmester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi pada trimester I dan II dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Faktor pengukuran LILA yang tidak berhubungan dengan anemia memungkinkan cara pengukuran yang tidak tepat, faktor dari pekerjaan ibu hamil, dan pola makan ibu yang tidak baik atau bisa dilihat dari jumlah anak yang terlalu banyak sehingga kebutuhan ibu hamil tidak terpenuhi. Hasil analisis bivariat didapatkan P value sebesar 0,768, hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan Anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2012. Hal ini tidak sesuai dengan teori Sulistyawati (2009). Pertambahan berat badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan. Jika terdapat kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uteri ( Intra Uterin Growth Retardation IUGR). KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil antara lain paritas dan jarak kelahiran, sedangkan umur dan pendidikan tidak mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil. Saran Kepada ibu hamil disarankan untuk lebih membatasi paritas serta mengatur jarak kelahiran, sehingga bisa mengurangi kejadian resiko anemia pada kehamilan KEPUSTAKAAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008.Diakses tanggal 18 September 2010. http://www.depkes.go.id Depkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, Jakarta : Depkes RI Fahriansjah F. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian anemia di Rumah Sakit Bersalin Siti Khadijah Makassar Periode Januari-Desember 2008. Skripsi.Fakultas Kedokteran: Universitas Hasanuddin Makassar; 2009. Herlina N, Djamilus F. Faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bogor. Jakarta: Bppsdmk; 2006 Herlina, Nina dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 21

Anemia Pada Ibu Hamil.(http://irvantonius.blogspot.com /2010/02/faktor-faktor-yangberhubungan dengan_07.html, Diakses tanggal 12 maret 2011). Manuaba, IBG.(2007). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Kusmiyati Y, Wahyuningsih HP, Sujiyatini. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. 2009: 66 8, 99 122, 52, 137 41. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. Saifuddin AB, Andriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku acuan nasiona lpelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Pra Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP wirohardjo. 2008 Saifudin, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I Cetakan Keempat, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2006. Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Tarwoto, Ns dkk. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media. Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan Edisi ke dua Cetakan ke 4, Jakarta ; EGC Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. WHO. Haemoglobin Concentrations For The Diagnosis Of Anemia And Assessment Of Severity. Vitamin and Mineral Nutrition Information System, 2011; WHO/NMH/MNM/11.1.2. WHO. 2008. Worldwide Prevalence Of Anaemia 1993-2005: WHO Global Database onanaemia., Edited by Benoist Bruno de, WHO Press, Geneva, p. 7-8 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU HAMIL Page 22