Endah Fitri Novitasari 1), Pinasti Utami 1) INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo

BAB III METOLOGI PENELITIAN. vivax di instalasi rawat jalan RSUD Scholoo Keyen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN SUKABUMI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE

Daftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIAK KOTA PAPUA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2011

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

SKRINING MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO PROPINSI JAWA TENGAH

Gambaran malaria pada anak di RSU GMIM Bethesda Tomohon periode

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian...26

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

ABSTRAK MANAJEMEN PENANGGULANGAN MALARIA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

Kata Kunci : Malaria Falsiparum, Pengobatan Malaria

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan bagi negara tropis/

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penularan malaria masih ditemukan di 97 negara dan wilayah. Saat ini sekitar 3,3

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG TAHUN 2014

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia

GAMBARAN KLINIS DAN TATALAKSANA PASIEN RAWAT INAP MALARIA FALCIPARUM DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

NATALIA et al., Evaluasi Penggunaan Obat Malaria 73 terkait aspek penyebab penyakit (parasit), lingkungan (fisik dan biologis) dan nyamuk sebagai vekt

Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

ABSTRAK INSIDENSI TIPE PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK USIA 0 15 TAHUN DI RS. IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2005

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Tingkat Kepatuhan Penderita Malaria Vivax... (M. Arie Wuryanto) M. Arie Wuryanto *) *) Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP ABSTRACT

Distribution Distribution

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (World Health Organization/WHO, 2009). Sekitar setengah populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Turki dan beberapa Negara Eropa) beresiko terkena penyakit malaria. 1 Malaria

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

STATUS HEMATOLOGI PENDERITA MALARIA SEREBRAL

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH FRAKSI AIR KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana) DAN ARTEMISININ TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

TATALAKSANA MALARIA. Dhani Redhono

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis Univariat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Transkripsi:

POLA PENGGUNAAN ANTI MALARIA PADA PENGOBATAN MALARIA VIVAX TANPA KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SCHOLOO KEYEN KABUPATEN SORONG SELATAN PROPINSI PAPUA BARAT PERIODE JANUARI-MEI 2015 Endah Fitri Novitasari 1), Pinasti Utami 1) 1) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehtan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Endahfitrinovitasari95@gmail.com INTISARI Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak terdapat di afrika dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian Negara Eropa (Kemenkes, 2009). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui jenis anti malaria yang di gunakan pada pengobatan malaria vivax tanpa komplikasi pada pasien rawat jalan di RSUD Scholoo Keyen periode Januari Mei 2015. Merupakan penelitian yang bersifat deskriptif non eksperimental. Data di ambil dengan cara retrospektif dengan cara menelusuri rekam medis pasien malaria vivax di instalasi rawat jalan RSUD Scholoo Keyen. Data merupakan data kuantitatif di tampilkan dalam tabel dan diagram lingkaran, sedangkan data kualitatif di jelaskan dalam bentuk uraian. Hasil penelitian pola penggunaan anti malaria pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Periode Januari-Mei 2015 bahwa Pada kategori Balitaremaja di dapatkan data pria sebesar 50,57% dan wanita sebesar 49,43% dengan terapi anti malaria yang paling banyak di gunakan yaitu terapi kombinasi DHP + Primakuin 98,99%. Serta obat lain yang paling banyak di gunakan yaitu PCT 92,52%. Sedangkan pada kategori dewasa-manula di dapatkan data pasien pria sebesar 52,71% dan wanita 47,29% dengan terapi anti malaria yang paling banyak di gunakan yaitu terapi kombinasi DHP + Primakuin 100%. Serta obat lain yang paling banyak di gunakan yaitu PCT 85,98%. Kata Kunci : Malaria Vivax tanpa komplikasi, Anti Malaria 1

ABSTRAC Malaria is a mosquito-borne infectious disease that has been a problem in the worldwide including Indonesia. Every year, more than 500 million people are infected malaria. This resulted in estimated 1.000.000 deaths. Most malaria cases occur in Africa. However, Asia, Latin America, Middle East and several part of Europe are also at risk (Kemenkes, 2009). The aim of this research is to identify the use of antimalarial medications to treat malaria vivax without complication to the patient of Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen January-May 2015. This is a descriptive non experimental research. The data was taken retrospectively from the medical record of the patient of Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen January-May 2015. The quantitative data has shown in the table and circle diagram while the qualitative has explained in the essay. The result of the use of antimalarial medications to treat malaria vivax without complication to the patient of RSUD Schooloo Keyen Sorong Selatan District, West Papua Province January-May 2015 shows that children group get the data of 50.85% males and 49.15% female use the antimalarial therapy of DHP+Primakuin 98.98%. Other medicine that they used is Paracetamol 92.49%. in the adult-elderly range get the patient data of 57.21% male and 47.29% female with the most common use of combine therapy of DHP+Primakuin 100%. Other medicine is Paracetamol 85.98%. Keywords: Malaria Vivax without complication, Antimalarial PENDAHULUAN Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih dari 1.000.000 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak terdapat di Afrika dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian Negara Eropa (Kemenkes, 2009). Di Indonesia Wilayah yang berpotensi menjadi malaria endemis, dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu malaria tinggi, malaria sedang dan malaria rendah. Yang termasuk kategori malaria tinggi meliputi wilayah Indonesia Timur terutama Propinsi Papua, NTT dan Maluku, dengan tinggi nilai Annual Parasite Incidence >5 per mil sedangkan yang masuk kategori malaria sedang meliputi wilayah wilayah Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan 2

Sumatra dengan tinggi nilai API 1-5 per mil, sedangkan yang masuk kategori malaria rendah meliputi wilayah Jawa-Bali. Cakupan pelayanan laboratorium pada kasus malaria diluar Jawa-Bali masih antara 20-50%, seringkali penetapan malaria masih menggunakan aspek klinis berdasarkan gejala-gejala yang ada tanpa adanya konfirmasi laboratorium, hal ini disebabkan karena terbatasnya sarana penunjang mikroskopis baik alat maupun tenanga kesehatan (Santjaka, 2013). METOLOGI Desain Penelitian. penelitian yang bersifat deskriptif non eksperimental. Data diambil dengan cara retrospektif. Pelaksanaan Penelitian. Pada tahap pelaksaan yaitu pengumpulan data secara langsung di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen dengan melihat rekam medis pasien rawat jalan malaria vivax tanpa komplikasi periode Januari Mei 2015. Populasi dan sampel. Populasi penelitian ini adalah seluruh data rekam medis pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen periode Januari Mei 2015. Sampel penelitian ini adalah seluruh data rekam medis pasien rawat jalan malaria vivax tanpa komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen periode Januari-Mei 2015. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Non random sampling yaitu dengan cara pengambilan semua data pasien pada periode Januari-Mei 2015 dengan malaria vivax tanpa komplikasi. Kriteria Inklusi dan Ekslusi. Kriteria Inklusi Semua pasien rawat jalan dengan malaria vivax tanpa komplikasi. Tanggal rekam medis yang berada pada periode Januari Mei 2015. Kriteria Ekslusi Pasien malaria vivax tanpa komplikasi yang data pengobatannya tidak lengkap. Bahan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data rekam medis 3

pasien malaria vivax tanpa komplikasi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen dengan diagnosis malaria vivax tanpa komplikasi selama periode Januari-Mei 2015. Alat Penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar pengumpulan data dari rekam medis pasien instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen. Analisis Data 1. Karakteristik Subjek Penelitian Jumlah pasien berdasarkan jumlah pasien malaria vivax tanpa komplikasi tiap bulan, dibagi dengan jumlah seluruh pasien di rawat jalan lalu dikalikan 100%, disajikan dalam bentuk persentase, kemudian dikelompokan berdasar umur dan jenis kelamin yang disajikan dalam bentuk diagram. 2. Pola penggunaan obat Persentasi penggunaan Anti malaria monoterapi dan kombinasi berdasarkan uraian gambaran penggunaan obat. Jumlah obat anti malaria yang digunakan kepada pasien malaria vivax di instalasi rawat jalan dikelompokan berdasarkan umur dan jenis kelamin, data disajikan dalam bentuk diagram. 3. Kesimpulan Kesimpulan dapat ditarik apabila analisis data telah dilakukan dan merupakan suatu kumpulan hasil yang akan mewakili penelitian tersebut. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Pasien Sampel pada penelitian ini berjumlah 324 yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu anak-anak dan dewasamanula. 1. Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin pasien pada kategori anakanak yang paling tinggi mengalami penyakit malaria vivax adalah pria dengan jumlah 4

50,85% (89 pasien), sedangkan yang paling sedikit pada kategori anak-anak yaitu wanita dengan jumlah 49,15% ( 86 pasien) dan pada kategori dewasa-manula yang paling tinggi mengalami penyakit malaria vivax adalah pria dengan jumlah 52,71% dan untuk kategori dewasa-manula yang paling sedikit yaitu kategori wanita dengan jumlah 47,29% ( 70 pasien). Persentase penderita malaria vivax pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita dalam penelitian ini. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2007) dengan menggunakan metode case series di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau Tahun 2005-2006 bahwa ditemukan 384 234 orang (63,30%) pria dan 141 orang (36,7%) adalah wanita. Didukung dengan penelitian Firanto, dkk 2002 laki-laki banyak terserang penyakit malaria karena pekerjaan dan mobilitasnya. 2. Distribusi pasien Berdasarkan usia kelompok usia anak-anak (0-17 Tahun) didapatkan jumlah pasien sebanyak 54,18%, dan kelompok usia dewasa-manula (18-keatas) sebanyak 45,82%. Dari data tersebut kelompok usia yang paling banyak terkena malaria vivax yaitu kelompok anak-anak dengan jumlah sebesar 54,18% sedangkan untuk kelompok usia yang paling sedikit terkena malaria vivax yaitu kelompok usia dewasa- penderita malaria, diantaranya 5

manula dengan jumlah sebesar 45. 3. Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Malaria vivax Berdasarkan data yang telah didapatkan dari 323 sampel data rekam medik pasien malaria vivax pada penelitian ini periode januari-mei tahun 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat. Diketahui pasien yang mengalami malaria vivax mulai dari kelompok usia balitamanula, pasien yang mengalami malaria vivax diberikan terapi tunggal dan 2 kombinasi anti malaria. Jenis kombinasi anti malaria pada penelitian ini di dapatkan 2 macam kombinasi obat dan 3 macam obat tunggal. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pasien menggunakan kombinasi anti malaria dengan 2 kombinasi. Kombinasi yang paling banyak digunakan pada pasien anakanak yaitu DHP + Primakuin sebesar 98,98% dan kombinasi yang paling banyak digunakan pasien dewasa- manula yaitu DHP + Primakuin sebesar 100%. Pada standar terapi yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo keyen kebanyakan pasien mendapatkan terapi kombinasi DHP + Primakuin baik orang dewasa maupun anak-anak, menurut standar terapi malaria vivax yang telah ditetapkan oleh Depkes Tahun 2013 terapi lini pertama pengobatan malaria vivax menggunakan ACT (artemisinin 6

combination therapy) ditambah primakuin atau Artesunat + Amodiakuin sedangkan terapi lini kedua pada pengobatan malaria vivax menggunakan artesunat + amodiaquin atau terapi malaria vivax tanpa komplikasi di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen yaitu DHP, Primakuin, dan klorokuin. Sesuai dengan standar terapi yang ditetapkan oleh dyhidroartemisinin piperaquin Depkes tahun 2013 bahwa obat (DHP), dimana DHP saat ini banyak digunakan di Papua, DHP dapat diberikan selama 3 hari. Kemudian untuk pengobatakn lini kedua pasien malaria dapat diberikan anti malaria DHP dan primakuin masuk dalam terapi lini pertama untuk terapi malaria vivax. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen, kombinasi kina + primakuin, Kabupaten Sorong-Selatan, kina dapat diberikan selama 7 hari sedangkan primakuin dapat diberikan selama 14 hari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong-Selatan, Propinsi Papua Barat maka dapat dikelompokan jenis obat berdasarkan jenisnya. Hasil penelitian menunjukan obat anti malaria yang paling banyak digunakan pada anakanak yaitu DHP 57,76%, Propinsi Papua Barat obat anti malaria yang digunakan untuk selanjutnya diikuti dengan Primakuin 41,52%, dan yang 7

paling sedikit yaitu obat klorokuin 0,72%. Hasil penelitian menunjukan obat anti malaria yang paling banyak digunakan pada dewasamanula yaitu anti malaria DHP 50,53%, dan yang paling sedikit digunakan untuk terapi malaria pada dewasa-manula yaitu obat anti malaria primakuin 49,47%. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) dengan nama dagang artekin atau duo-cotexin menurut penelitian Harijanto tahun 2011 dapat digunakan untuk daerah resistensi tinggi terhadap klorokuin dan amodiakuin. DHP hanya diberikan pada penderita dengan hasil laboratorium positif malaria, tidak dapat dipakai untuk pengobatan malaria klinis (tanpa hasil laboratorik). dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Mayland Yee Sewa tentang evaluasi penggunaan dihidroartemisininpiperakuin dan primkuin pada pengobatan malaria farciparum tanpa komplikasi di Kota Sorong Propinsi Papua barat bahwa kombinasi DHP+Primakuin di gunakan di Kota Sorong sebagai terapi kombinasi sejak 2008. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 55 kasus penelitian kemungkinan untuk timbulnya efek samping akibat peggunaan DHP+Primakuin cukup ringan yaitu mual (7,29%), muntah (5,45%) dan pusing yaitu (5,45%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa obat-obat lain yang paling banyak digunakan pada terapi malaria 8

vivax yaitu Parasetamol 92,49% Dan diikuti dengan baby cough 5,20%, kemudian vitamin c 1,15% dan yang paling sedikit digunakan yaitu sanmol 0,58% dan donperidon 0,58%. Menurut hasil penelitian obat lain yang paling banyak digunakan untuk terapi malaria pada dewasa manula yaitu Parasetamol 85,97%.kemudian diikuti dengan antasida 7,93%, omeprazole 1,83% dan sanmol 1,83% Sedangkan obat lain yang paling sedikit digunakan pada terapi malaria vivax yaitu ibuprofen 0,61%, acytral 0,61%, ranitidine 0,61% dan vit c 0,61%. Obat-obat lain yang ditambahkan untuk terapi baby cough, antasida, omeprazole, acytral, ranitidine, domperidon dan Vit C. pemberian terapi tambahan untuk malaria vivax yaitu bertujuan sebagai terapi tambahan untuk mengobati gejala penyerta yang dialami penderita malaria vivax. Obat tambahan lainnya yang juga diberikan pada pasien malaria vivax yaitu antasida, omeprazole, acytral dan ranitidine. KETERBATASAN PENELITIAN Penelusuran data pada penelitian ini dilakukan secara retropektif sehingga hasil penelitian ini sangat tergantung pada sumber informasi yang digunakan dalam hal ini berkas rekam medik pasien malaria vivax di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum malaria yaitu Daerah Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong parasetamol/sanmol, Ibuprofen, Selatan, Propinsi Papua Barat Periode 9

Januari-Mei 2015. Sehingga dengan penelitian yang dijalankan secara prospektif karena faktor-faktor keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan seperti tidak dapat melihat langsung keadaan pasien yang sesungguhnya. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pola penggunaan anti malaria pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Periode Januari-Mei 2015 maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut : Pada kategori anak-anak didapatkan data pria sebesar 50,85% dan wanita sebesar 49,15% dengan terapi anti malaria yang paling banyak digunakan yaitu terapi kombinasi DHP + Primakuin 98,98%. Serta obat lain yang paling banyak digunakan yaitu PCT 92,49%. Untuk kategori dewasamanula didapatkan data pasien pria sebesar 52,71% dan wanita 47,29% dengan terapi anti malaria yang paling banyak digunakan yaitu terapi kombinasi DHP + Primakuin 100%. Serta obat lain yang paling banyak digunakan yaitu PCT 85,97%. SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas dari tiap-tiap obatnya, serta melihat pola resistennya. DAFTAR PUSTAKA Arman, S., 2015, CDK 229, Diagnosis Dan Penatalaksanaan Malaria Tanpa Komplikasi Pada Anak, Vol 42, No 6, 425-429. Dahlan Sopiyudin, M., 2012, langkahlangkah membuat peoposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan, Seri 3, Edisi 2, Cetakan 2, CV Sagung Seto, Jakarta. Depkes RI., 2010, Bersama kita berantas malaria, Pusat komunikasi public, sekertariat kementrian RI,. 10

Depkes RI., 2008, Pelayanan kefarmasian untuk penyakit malaria, Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Firanto, A., Felix, H., Agung, S., 2002 Jurnal Pembangunan Pedesaan, Gambaran Klinik Penderita Malaria Yang Dirawat Di RSU Banyumas Tahun 2000-2001, Vol II, No 3 47-56 Gunawan, S., 2000, Epidemiologi Malaria, Dalam Harijanto, P.N (ed) Malaria: Epidemiologi, Manifestasi Klinik, Dan Penanganan, EGC, Jakarta Hari, B.M,. Atik, C.H., 2009, Faktor Resiko Penularan Malaria Di Daerah Perbatasan, vol 8, No 2, 143-151.. Harijanto, P.N., 2011,CDK 183, ACT Sebagai Obat Pilihan Malaria Ringan Di Indonesia, Vol 38, No 2, 12-14. Jan PR, Yohanna S, Saati K, Welmintje S., 2008, Identifikasi species plasmodium malaria di Koya Timur Distrik Muara Tami Kota Jayapura Papua, Bina Sanitasi, 1, 1. Kemenkes RI,. 2009, Eliminasi Malaria di Indonesia, Menkes, Jakarta. Kholis, E., Budhi, S., Artha, D., Rifqatussa adah., 2011, Makara Kesehatan, Hubungan Faktor Resiko Individu Dan Lingkungan Rumah Dengan Malaria Di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Indonesia 2010, Vol 15, No 2, 51-57. Lina H, Pebrorizal, Soeyoko., 2008, Faktor resiko penularan malaria vivax, berita kedokteran masyarakat, 1, 24. Machfoedz I., 2013, Metologi penelitian (kuantitatif & kualitatif) bidang kesehatan, keperawatan, kebidanan, kedokteran, Cetakan 8, Fitramaya, Yogyakarta. Machfoedz I., 2012, Biostatistika, cetakan 2, Fitramaya, Yogyakarta. 11

Santjaka A., 2013, Malaria pendekatan model kausalitas, Cetakan I, Nuha Medika, Yogyakarta. pengobatan pada malaria falciparum dan vivax, jurnal pembangunan manusia, 2, 6. Santoso, Supargiyono, Mahardika AW., 2012, Perbedaan gejala efek samping 12