BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Tabel I.1 Dimensi Rak Penyimpanan Jumlah Area Dimensi Rak Material

BAB III METODE PROBABILISTIK P

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, jenis usaha penyaluran produk relatif lebih diminati

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Tahun. Gambar 1.1 Penjualan AMDK di Indonesia (dalam juta liter) (Sumber : Atmaja dan Mustamu, 2013)

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mana dampaknya amat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan, baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE CONTINOUS REVIEW SYSTEM DI MOGA TOYS HOME INDUSTRY

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

PERENCANAAN PEMESANAN PLAT BESI MENGGUNAKAN ALGORITMA WAGNER WITHIN (STUDI KASUS DI PT. PANEL MULIA TOTAL)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam jadwal produksi induk. Contoh dari depended inventory adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. maju. Hal ini dikarenakan industri mempunyai kontribusi yang sangat besar

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB III PROGRAM MODEL PROBABILISTIK Q

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak terjadi perubahan yang cukup drastis pada lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, salah satunya yaitu industri sepatu. Perkembangan sepatu yang semakin bervariasi mendorong perusahaan sepatu untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dalam segi pemenuhan kebutuhan konsumen. Proses produksi merupakan inti dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Proses tersebut tidak terlepas dari sebuah pengelolaan yang tepat agar semua proses yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga efektifitas dan efisiensi dapat tercapai. Selain pengelolaan yang harus diperhatikan, faktor produksi juga berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Faktor produksi tersebut meliputi 5 M, yaitu man (manusia), machines (mesin), money (uang/modal), method (metode), dan materials (bahan baku). Dari lima pilar tersebut tidak bias dipisahkan antara satu dengan yang lain, semua aspek harus dipenuhi agar perusahaan dapat beroperasi secara maksimal. Salah satu faktor yang menjadi bahan utama untuk proses produksi adalah materials (bahan baku). Bahan baku merupakan prioritas utama dalam proses produksi dan harus dilakukan dengan pengawasan yang baik karena akan mempengaruhi kelancaran proses produksi. Di dalam suatu perusahaan, pengawasan tersebut meliputi proses pengadaan bahan baku. Untuk melakukan pengadaan bahan baku, perusahaan perlu melakukan pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi dan tidak tejadi kekurangan maupun kelebihan persediaan. Maka dari itu perusahaan harus dapat menentukan jumlah yang optimal untuk pembelian bahan baku agar tidak timbul masalah dalam persediaan dan dapat meminimumkan biaya persediaan. Bahagia (2006:7) menjelaskan persediaan adalah suatu sumber daya yang menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Sebagai sumber daya yang menganggur, menurut Monden (1993), keberadaan persediaan dapat dipandang sebagai pemborosan (waste) dan ini berarti beban I-1

I-2 bagi suatu unit usaha dalam bentuk ongkos yang lebih tinggi. Oleh karena itu, keberadaannya perlu dieleminasi. Bila tidak mungkin dieliminasi, keberadaannya harus diminimalkan dengan tetap menjamin kelancaran pemenuhan permintaan pemakainya. PT. Brodo Ganesha Indonesia adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang fashion dengan awal produksinya yaitu sepatu. Perusahaan yang terletak di Bandung ini sampai sekarang berkembang pesat dengan produk yang dihasilkannya tidak hanya sepatu melainkan merambah ke bidang fashion lainnya seperti pakaian dan aksesoris. PT. Brodo Ganesha Indonesia sampai saat ini terkenal dengan produk sepatunya yang memiliki upper terbuat dari kulit (leather) asli dengan berbagai jenis. Dalam sistem produksinya PT. Brodo Ganesha Indonesia tidak memproduksi sepatu sendiri, melainkan untuk urusan produksi semuanya diserahkan kepada PT. Prakasa Trada Solusi dan PT. Brodo Ganesha Indonesia hanya fokus untuk bagian marketing. PT. Prakasa Trada Solusi merupakan anak dari PT. Brodo Ganesha Indonesia dan bergerak dibawah perusahaan tersebut. Sebelum menjadi anak perusahaan, PT. Prakasa Trada Solusi dahulunya merupakan bagian dari SCM (Supply Chain Management) PT. Brodo Ganesha Indonesia dan sampai akhirnya berkembang pesat seperti sekarang. Sepatu yang diproduksi oleh PT. Prakasa Trada Solusi memiliki 2 (dua) kategori yaitu fast moving dan regular. Fast moving merupakan kategori sepatu yang pergerakan permintaannya cepat dan dengan stock persediaan sepatu yang harus benar-benar terjaga. Sedangkan regular merupakan kategori sepatu dengan penjualan normal. Dari kedua kategori tersebut yang sangat harus dilakukan pengawasan lebih adalah sepatu dengan kategori fast moving karena persediaannya harus selalu tersedia di dalam gudang. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan bagian sales, terkadang permintaan sepatu kategori fast moving dari kosumen tidak dapat terpenuhi seluruhnya dikarenakan persediaan sepatu digudang sedang tidak tersedia. Kekosongan persediaan sepatu tersebut disebabkan karena terdapat permasalahan pada persediaan bahan baku dan mengakibatkan terhambatnya

I-3 proses produksi yang dilakukan. Bahan baku utama sepatu untuk kategori fast moving terdiri dari insole, midsole, outsole, dan kulit (leather). Supplier bahan baku tersebut berasal dari dalam maupun luar Kota Bandung sehingga hal tersebut menyebabkan adanya waktu ancang (lead time) pengiriman bahan baku dua minggu. Proses produksi sepatu yang dilakukan oleh PT. Prakasa Trada Solusi sering terkendala pada persediaan bahan baku yang tersedia khususnya kulit. Kulit yang digunakan untuk proses produksi sepatu kategori fast moving terdiri dari 8 jenis kulit antara lain, Choco tan, Dark Choco, El Black, El Vintage Black, Pull Up Black, Pull Up Brown, Vintage Black, dan Vintage Brown. Tabel 1.1 Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Kulit Bulan September 2016 November 2016 No Jenis Kulit Sep-16 Jumlah Okt-16 Jumlah Nov-16 Jumlah M1 M2 M3 M4 Kebutuhan M1 M2 M3 M4 Kebutuhan M1 M2 M3 M4 Kebutuhan 1 Choco Tan 525 990 300 420 2235 450 742,5 990 352,5 2535 900 660 577,5 682,5 2820 2 Dark Choco 1261 742,5 1248,8 1237,5 4489,8 1487,5 835 1320 990 4632,5 1575 542,5 962,5 205 3285 3 El Black 700 1320 880 1217,8 4117,8 1350 825 900 270 3345 825 675 676,5 508,5 2685 4 El Vintage Brown 750 577,5 660 114 2101,5 412,5 577,5 825 316,5 2131,5 1280 640 1200 530 3650 5 Pull Up Black 1980 2250 1714 1050 6994 3300 1050 1500 1062,5 6912,5 1369,5 2700 1947 868,5 6885 6 Pull Up Brown 66 35 82,5 70,6 254,1 75 45 150 60 330 120 75 45 90 330 7 Vintage Black 45 225 33 72 375 66 165 82,5 61,5 375 280,5 82,5 181,5 205,5 750 8 Vintage Brown 1120 825 300 129,8 2374,8 825 1155 660 724,5 3364,5 962,5 1400 1225 1591,25 5178,75 Tabel 1.2 Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Kulit Desember 2016 Februari 2017 No Jenis Kulit Des-16 Jumlah Jan-17 Jumlah Feb-17 Jumlah M1 M2 M3 M4 Kebutuhan M1 M2 M3 M4 Kebutuhan M1 M2 M3 M4 Kebutuhan 1 Choco Tan 742,5 495 717,5 510 2465 825 742,5 825 105 2497,5 742,5 907,5 544,5 293 2487,5 2 Dark Choco 1650 577,5 676,5 448,5 3352,5 1485 907,5 1072,5 1049,5 4514,5 1237,5 1485 586 511,5 3820 3 El Black 75 150 60 90 375 495 726 577,5 223,5 2022 379,5 330 412,5 438 1560 4 El Vintage Brown 445,5 330 412,5 177 1365 330 313,5 379,5 102 1125 313,5 247,5 412,5 151,5 1125 5 Pull Up Black 2572,5 1237,5 1650 990 6450 1125 975 1050 913,5 4063,5 1080 1110 1245 885 4320 6 Pull Up Brown 285 360 555 120 1320 247,5 198 264 379,5 1089 264 313,5 331,5 396 1305 7 Vintage Black 105 87,5 122,5 60 375 330 181,5 115,5 324,5 951,5 165 214,5 231 269,5 880 8 Vintage Brown 330 742,5 165 245,5 1483 396 495 825 176 1892 577,5 660 412,5 795 2445 Dari Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa untuk kebutuhan setiap jenis kulit setiap bulannya berbeda-beda. Dari kebutuhan yang sulit diperkirakan tersebut, sampai saat ini perusahaan masih mengalami kesulitan dalam menentukan waktu pemesanan serta cadangan pengaman sehingga apabila terjadi kekurangan bahan baku kulit dan selama persediaan bahan baku kulit sedang tidak tersedia maka proses produksi sepatu akan terhenti. Selain itu penyebab kelebihan maupun kekurangan persediaan tersebut yaitu disebabkan karena dalam penentuan ukuran pemesanan kulit yang dilakukan oleh bagian production dan procurement hanya melakukan pemesanan pada stock yang masih kurang tanpa mempertimbangkan stock yang harus tetap tersedia di dalam gudang. Akibatnya,

I-4 apabila konsumen membeli sepatu jenis fast moving dan pada gudang sedang tidak tersedia maka bagian sales akan menawarkan sepatu selain jenis sepatu fast moving dan apabila konsumen tetap tidak tertarik maka perusahaan membiarkan konsumen untuk membeli sepatu di tempat yang lain. Masalah tersebut apabila dibiarkan pada jangka waktu yang lama perusahaan akan kehilangan konsumen dan hal tersebut akan menimbulkan kerugian pada perusahaan. Kondisi yang terjadi pada perusahaan saat ini, persediaan bahan baku yang tersedia tidak terlalu dilakukan pemeriksaan yang teliti dan pemantauan secara rutin. Maka dari itu agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan proses produksinya serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka perlu diadakan tindakan dalam merencanakan persediaan bahan baku. Sangatlah penting bagi setiap perusahaan untuk mengadakan perencanaan dan pengendalian persediaan, karena kegiatan ini dapat membantu tercapainya tingkat efisiensi penggunaan dana dalam persediaan. Menurut Assauri (2008:247), tujuan pengendalian persediaan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk: 1) Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan bahan-bahan sehingga menyebabkan terhenti atau terganggunya proses produksi. 2) Menjaga agar keadaan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak besar pula. 3) Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang/bahan penggantian atau biaya kehabisan bahan atau barang (stock out) relatif besar. Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan diatas, maka pada masalah persediaan bahan baku kulit di PT. Prakasa Trada Solusi perlu dilakukan perencanaan persediaan. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam (memenuhi) permintaan dengan fluktuasi yang tidak beraturan yang akan ditentukan bersamaan dengan optimasi ongkos dan tingkat pelayanan. 1.2. Perumusan Masalah Perencanaan persediaan bahan baku khususnya kulit sangat berpengaruh terhadap produksi yang dilakukan oleh PT. Prakasa Trada Solusi. Kelebihan atau

I-5 kekurangan persediaan kulit tersebut apabila dibiarkan pada kurun waktu yang lama maka akan berpengaruh terhadap waktu produksi dan biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu juga perusahaan akan menanggung resiko kerusakan kulit apabila kulit disimpan terlalu lama. Maka berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan diselesaikan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Kapan saat pemesanan bahan baku kulit dilakukan? 2. Berapa besarnya cadangan pengaman untuk bahan baku kulit? 3. Berapa total biaya persediaan bahan baku kulit? 1.3. Tujuan dan Manfaat Pemecahan Masalah 1.3.1. Tujuan Pemecahan Masalah Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka dapat diketahui bahwa tujuan dari pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kapan saat pemesanan bahan baku kulit dilakukan. 2. Menentukan besarnya cadangan pengaman untuk bahan baku kulit. 3. Menghitung total biaya persediaan bahan baku kulit. 1.3.2. Manfaat Pemecahan Masalah Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menentukan kebijakan persediaan kebutuhan bahan baku kulit sehingga permintaan sepatu dari konsumen dapat terpenuhi. Selain itu juga diharapkan perusahaan dapat menghindari kerugian akibat kehilangan konsumen dan dapat meminimasi ongkos persediaan yang tidak diperlukan. 1.4. Pembatasan dan Asumsi Penelitian Mengingat kompleksnya penelitian yang dilakukan, maka dibuatlah batasan masalah yang bertujuan untuk membatasi masalah diluar pembahasan dalam penelitian. Adapun batasan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada bagian production dan procurement PT. Prakasa Trada Solusi.

I-6 2. Kategori sepatu dalam penelitian ini adalah kategori fast moving. 3. Bahan baku sepatu yang diamati hanya bahan baku kulit. Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas bahan baku kulit dianggap sudah memenuhi kriteria Quality Control (QC). 2. Harga bahan baku kulit yang dipesan konstan dan tidak bergantung pada ukuran lot pemesanan serta waktu pemesanan. 3. Tidak ada diskon dalam pembelian bahan baku. 1.5. Lokasi Penelitian Penelitian Tugas Akhir dilakukan di PT. Prakasa Trada Solusi yang berlokasi di Jl. Gudang Selatan No.88, Merdeka, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40113. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Penulisan laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan pada ketentuan penulisan karya ilmiah yang telah ditetapkan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang mengenai permasalahan persediaan bahan baku kulit di PT. Prakasa Trada Solusi, perumusan masalah mengenai permasalahan tersebut, tujuan dan manfaat pemecahan masalah yang dilakukan, pembatasan asumsi dari penelitian yang akan dilakukan, lokasi perusahaan serta sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori yang mendukung dan juga berhubungan dengan pemecahan masalah yang dilakukan mengenai permasalahan persediaan bahan baku, yang mana teori-teori tersebut diperoleh dari sumber-sumber materi yang berupa buku referensi, jurnal, artikel, serta laporan-laporan penelitian sebelumnya.

I-7 BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisikan model pemecahan masalah yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai pengendalian persediaan bahan baku kulit, serta langkah-langkah pemecahan masalah yang diambil berdasarkan konsep dan teori yang ada. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisikan penjelasan tentang gambaran umum PT. Prakasa Trada Solusi dan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang akan dilakukan. Selain itu berisikan pula pengolahan data dengan menggunakan uji distribusi dengan menggunakan Goodness Of Fit Test dan dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan model probabilistik P kasus lost sales. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan analisis dan pembahasan lebih lanjut dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan mengenai uji distribusi dengan menggunakan Goodness Of Fit Test, dan pemecahan masalah dengan menggunakan formulasi model probabilistik P kasus lost sales. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pemecahan masalah mengenai perencanaan persediaan bahan baku menggunakan model P lost sales, yang mana akan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian serta berisikan pula saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya.