BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

dokumen-dokumen yang mirip
penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB I Pendahuluan. pada masa Orde Baru , (Yogyakarta: FIB UGM, 2013), hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, D. (2007). Metodologi penelitian sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB V KESIMPULAN. dengan Divisi Panembahan Senopati di Surakarta Tahun 1948 ini mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada akhir abad XIX kaum pelajar Indonesia jumlahnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SILABUS PEMBELAJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah telah mencatatkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dari

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

Surat-Surat Buat Dewi

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

Soedirman ( ).Soedirman sebenanya keturunan wong cilik yaitu dari

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

PERTEMPURAN SIDOBUNDER DI KEBUMEN TAHUN 1947 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang akan direbut kembali oleh Belanda. Kedatangan Belanda kembali karena merasa berhak atas Indonesia yang semula diambil alih Jepang pada 1942. Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, alasan kuat bagi Belanda untuk mengambil alih Indonesia yang semula diserahkan ke Jepang ketika Belanda menyerah tanpa syarat. Rakyat Indonesia yang telah mendukung kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menolak kedatangan kembali pemerintahan kolonial Belanda. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, baik melalui pertempuran dengan angkat senjata maupun dengan jalan perundingan. Perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan ini biasa disebut Perang Kemerdekaan, yang berlangsung dari 1945 sampai 1949. Di Surakarta juga terjadi konflik antar Angkatan Darat, yaitu antara pasukan Siliwangi dengan pasukan Senopati. Konflik ini terjadi karena adanya rasionalisasi tentara-tentara Indonesia. Perjanjian Renville, mempersempit wilayah Indonesia. Pasukan Siliwangi harus meninggalkan Bandung, karena Jawa Barat dikuasai Belanda. Pasukan Siliwangi menuju Jawa Tengah dan Yogyakarta. 1

Pasukan Siliwangi menuju Jawa Tengah bukan hanya karena Belanda menguasa Jawa Barat, tetapi Pasukan Siliwangi juga melakukan pengejaran terhadap PKI yang berpusat di Madiun. Pasukan Siliwangi yang akan melakukan pengejaran ke Madiun sebelumnya berkumpul di markas staf Brigade 13/Balai Kota Solo. Rute yang akan dilalui pasukan ini adalah Surakarta-Karanganyar, Tawangmangu, Sarangan, Plaosan, Magetan, Maospati, dan Madiun. 1 Pengejaran sampai ke Madiun itu berhasil merebut kota Madiun dari PKI. Pasukan Siliwangi kemudian bermarkas di Karesidenan Madiun. Dalam pengejaran ini juga, pada 31 Oktober 1948, Muso, selaku pimpinan Partai Komunis Indonesia, tewas. 2 Ketika Pasukan Siliwangi di Surakarta bertemu dengan pasukan Senopati, kemudian terjadi konflik. Selain konflik yang terjadi di Surakarta, pertempuran juga terjadi di Sidobunder, Kebumen. Pertempuran di Kebumen berbeda dengan konflik di Surakarta. Konflik di Surakarta, terjadi antara Pasukan Siliwangi dengan Pasukan Senopati yang sama-sama Indonesia, sementara pertempuran di Kebumen terjadi antara Tentara Pelajar dengan Belanda. Pertempuran Sidobunder ini menunjukkan peran aktif Tentara Pelajar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para pelajar berperan aktif melawan Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kedua peristiwa di lokasi yang berbeda di atas, memberikan gambaran bahwa selama Perang Kemerdekaan terjadi perlawanan-perlawanan dari rakyat, tidak hanya 1 Aan Ratmanto. Pasukan Siliwangi, Loyalitas, Patriotisme dan Patriotisme. Yogyakarta: Matapadi Presindo. 2012. hlm. 119. 2 Ibid. hlm. 123. 2

tentara, tetapi juga para pelajar. Kedua peristiwa tersebut juga menunjukkan aneka macam reaksi terhadap kedatangan Belanda selama 1945-1950. Penelitian ini ingin mengetahui pernak-pernik peristiwa yang terjadi pada saat berlangsungnya Perang Kemerdekaan yang diwakili dua wilayah yaitu di Surakarta dan Kebumen. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi Kebumen dan Surakarta pada masa Perang Kemerdekaan? 2. Mengapa pertempuran di Sidobunder, Kebumen bisa terjadi? 3. Mengapa di Surakarta bisa terjadi ketegangan antara pasukan Siliwangi dengan pasukan Senopati? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Sebagai sarana efektif dalam upaya penerapan metodologi penelitian sejarah, b. Untuk melatih daya pikir yang kritis analisis serta objektif dalam menganalisa suatu peristiwa sejarah. 3

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kondisi di Kebumen dan Surakarta ketika rakyat Indonesia melawan Belanda dalam Perang Kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. b. Mengetahui sebab terjadinya pertempuran di Sidobunder Kebumen yang terjadi pada masa Perang Kemerdekaan. c. Mengetahui sebab ketegangan antara pasukan Siliwangi dan pasukan Senopati di Surakarta pada 1948. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Sebagai tolak ukur kemampuan dalam meneliti menganalisa dan merekonstruksi suatu penelitian sejarah, b. Sebagai sarana memperluas wawasan tentang sejarah pendidikan. 2. Bagi Pembaca a. Memberikan gambaran mengenai kondisi di Kebumen dan Surakarta ketika rakyat Indonesia melawan Belanda dalam Perang Kemerdekaan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. b. Memberi gambaran mengenai sebab terjadinya pertempuran di Sidobunder Kebumen yang terjadi pada masa Perang Kemerdekaan. 4

c. Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai sebab ketegangan antara pasukan Siliwangi dengan pasukan Senopati di Surakarta pada 1948. E. Kajian Pustaka A.H. Nasution yang merupakan Jenderal TNI mencatat perjalanan Perang Kemerdekaan Indonesia. Buku yang berjudul Sekitar Perang Kemerdekaan Republik Indonesia, 3 sebelas jilid menceritakan mengenai gerakan politik diplomasi dengan Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan. Nasution juga menjelaskan bahwa sebenarnya selain melalui diplomasi-diplomasi, perjuangan mempertahankan kemerdekaan juga dilakukan secara pertempuran angkat senjata. Pertempuranpertempuran yang terjadi tidak boleh dilupakan, karena tidak sedikit rakyat yang menjadi korban. Jilid ke-11 dari buku ini, yang merupakan jilid terakhir dari buku Sekitar Perang Kemerdekaan Republik Indonesia, mengisahkan mengenai perjalanan rombongan Presiden Soekarno dari Yogyakarta (ibu kota revolusi) menuju Jakarta. Selain memakai buku Nasution yang mengisahkan mengenai Perang Kemerdekaan, buku karangan Ide Anak Agung G.A. yang berjudul Renville, 4 memberikan keterangan mengenai latar belakang hijrahnya Divisi Siliwangi dari 3 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Republik Indonesia Jilis 1-11, (Bandung: Disjarah AD, 1991). 4 Ide Anak Agung Gde Agung, Renville, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991). 5

Jawa Barat ke Yogyakarta dan Surakarta. Perpindahan pasukan Siliwangi dari Jawa Barat ke Surakarta bukan tanpa masalah, karena dengan adanya perbedaan sikap terhadap diberlakukannya perjanjian Renville, antar pimpinan Pasukan baik Siliwangi dan Senopati (TNI di Surakarta) kemudian terjadi konflik. Konflik yang terjadi antara divisi Siliwangi dengan divisi Senopati juga dikarenakan ada RERA (Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang), yang dilakukan oleh kabinet Hatta untuk merampingkan jumlah pasukan dan kesatuan TNI sesuai dengan tugas, fungsi dan anggaran negara. Keadaan Indonesia yang semakin sempit akibat perjanjian Renville, serta keuangan negara yang buruk akibat perang, menjadikan rekonstruksi pasukan menjadi pilihan dibidang militer sebagai salah satu upaya menghemat perekonomian negara. Seperti pernyataan Yahya Muhaimin bahwa rekonstruksi yang dilakukan kabinet Hatta dalam upaya untuk menyingkirkan partai kiri dari militer serta usaha menguasai militer sebagai alat negara. 5 Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, selian di Surakarta juga terjadi di Kebumen. Pertempuran yang terjadi di Kebumen berbeda dengan di Surakarta. Pertempuran di Sidobunder, Kebumen adalah pertempuran yang dilakukan oleh Pemuda yang ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan Belanda, sementara itu konflik di Surakarta terjadi antara pasukan militer, yaitu dari Divisi Siliwangi dengan Divisi Senopati. 5 Yahya Muhaimin, Perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia 1945-1966, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005). 6

Pemuda pada dasarnya memiliki semangat yang besar untuk membela kelompok, negara dan bangsanya. Selain itu pemuda juga memiliki semangat menggebu-gebu untuk memerangi penderitaan yang dialami masyarakat. Adanya gerakan kaum muda juga berandil dalam terwujudnya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Salah satu wadah pemuda perjuangan pemuda pelajar adalah Tentara Pelajar (TP). Perjuangan para pemuda yang tergabung dalam Tentara Pelajar merupakan bagian dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. 6 Pertempuran Sidobunder merupakan salah satu wujud nyata peranan pelajar dalam Perang Kemerdekaan. Pertempuran di Sidobunder dimulai kira-kira 1947. Selain peran pelajar, rakyat yang lain juga berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan, misalnya saja organisasi-organisasi wanita juga sibuk dalam mengatur perbekalan para pejuang. Persatuan rakyat karena rasa nasionalis yang tinggi demi pertahanan kemerdekaan tanpa memandang yang kaya dan miskin, semuanya berjuang demi kepentingan nusa dan bangsa. F. HISTORIOGRAFI YANG RELEVAN Pemakaian beberapa penelitian-penelitian yang dimungkinkan hampir sama, digunakan sebagai pembanding dengan penelitian ini. Pertama, Skripsi Fuad Yogo Hardyanto yang berjudul Perang Mempertahankan Kemerdekaan di Kebumen Tahun 1945-1950. Penelitian Fuad tersebut mengisahkan mengenai perjuangan rakyat 6 Sewan Susanto, Perjuangan Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), hlm.1/2. 7

Kebumen secara luas. Sementara penelitian ini mengambil sekup ruang lebih lokal, yaitu Sidobunder dan pertempuran yang lebih disoroti adalah pertempuran Tentara Pelajar. Cakupan waktu yang dipakai Fuad lebih lama dibandingkan dengan penelitian ini, yaitu 1945-1950, sementara cakupan waktu penelitian ini adalah 1947. Kedua adalah skripsi dari Sigit Eko Susanto yang berjudul Tentara Pelajar Temanggung Brigade XVII Masa Revolusi Fisik Tahun 1945-1950. Sigit mengisahkan mengenai peranan Tentara Pelajar di Temanggung, sementara penelitian ini meneliti peranan Tentara Pelajar di Kebumen, khususnya Sidobunder. Meskipun demikian, karya Sigit memberikan gambaran perlawanan Tentara Pelajar di wilayah lain selain Kebumen. Penelitian Fuad dan Sigit memberikan gambaran bahwa rakyat Indonesia bahu-membahu melawan kedatangan kembali Belanda. Bisa dikatakan bahwa perlawanan Tentara Pelajar dilakukan dengan mengangkat senjata melawan bangsa asing. Perlawanan ini merupakan wujud kesetiaan dan usaha mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan. Selain perlawanan terhadap rakyat terhadap negara asing yang akan kembali menguasai Indonesia, pada masa Perang Kemerdekaan juga terjadi konflik antar rakyat sendiri, seperti yang terjadi di Surakarta yaitu konflik antara divisi Siliwangi dengan Senopati. Mengenai militer di Surakarta, dapat juga membaca skripsi Yanuar Ridho N.A.Y.P, yang berjudul Peranan Kolonel Gatot Subroto pada Masa Darurat Militer di Surakarta tahun 1947-1950. Skripsi ini mengisahkan mengenai kiprah 8

Gatot Subroto untuk menyelesaikan konflik antara divisi Siliwangi dengan divisi Senopati. Penelitian Yanuar lebih menyoroti meyoroti peran Gatot Subroto dalam penyelesaian konflik, tanpa menjelaskan sebab terjadinya konflik diantara dua satuan militer tersebut. Dalam penelitian ini, selain menguraikan mengenai pertempuran Kebumen, tetapi juga meneliti mengenai sebab terjadinya konflik antara Divisi Siliwangi dengan Senopati. Pertempuran di Kebumen dan konflik di Surakarta, mewakili peristiwa-peristiwa selama terjadinya Perang Kemerdekaan antara 1945-1949. G. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan heuristik, Verifikasi, Interprestasi dan penyajian (penulisan). 7 Prosedur penelitian tersebut seperti yang ditulis Louis Gottschalk dalam menguraikan langkah-langkah penulisan sejarah. Adapun uraian menngenai langkah-langkah tersebut sebagai berikut: Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan jejak-jejak masa lampau yang berupa sumber sejarah sebagai bahan penulisan sejarah. Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang terkumpul tersebut, kemudian para sejarawan akan menemukan fakta sejarah. Pencarian sumber mengenai penelitian ini dilakukan di Arsip Kodam IV, Surakarta, Arsip Nasional Republik Indonesia, dan perpustakaan-perpustakaan di 7 Louis Gottschalk, Understanding History, terj. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1975), hlm. 35. 9

Yogyakarta. Hasil dari heuristik ditemukan sumber primer serta sekunder yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan sumber-sumber primer antara lain: 1. Arsip Kodam IV, Sejarah Kronologis TNI di Dalam Daerah Karesidenan Surakarta, 05 Mei 1947-19 Desember 1948. 2. Arsip Kodam IV, Pengumuman no. 13 tanggal 4-10-1948, Gubernur Militer Surakarta-Semarang-PAti-Madiun, Kolonel Gatot Subroto. 3. Arsip Kodam IV, Perintah Harian Panglima Besar Sudirman, 15 September 1948. 4. Arsip Kodam IV, Pengumuman Besar, Surakarta 13 September 1948. 5. Arsip Kodam IV, Rencana RERA Bagi Divisi IV, Pucuk Pimpinan Angkatan Perang. 6. ANRI, Surat Perintah No.5/P.T./48, Yogyakarta, 18 MAret 1948. 7. Arsip Pertempuran di desa Sidobunder KEbumen. 8. Arsip Operasi Gerakan Militer ke-iv Peristiwa A.O.I Djawa Tengah Verifikasi (kritik Sumber) merupakan kegiatan untuk menentukan sumber yang digunakan benar-benar otentik dan kredibel. Kritik sumber ada dua macam, yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik ekstern adalah melihat autentisitas arsip dan majalah-majalah sejaman yang digunakan dengan melakukan kritik dari segi fisik sumber yag digunakan, antara lain dengan melihat tanggal arsip dibuat, kertas yang digunakan, model tulisan, bahasa dan gaya penulisan. Sementara kritik intern 10

mengacu pada kredibilitas sumber dengan mengkritisi isi dari dokumen yang digunakan. Interpretasi merupakan kegiatan merangkai hasil pengumpulan sumber yang telah diolah menjadi fakta-fakta sejarah. Menurut Kuntowijoyo, Interpretasi merupakan suatu penafsiran, sehingga interpretasi ini sering dikaitkan dengan kesubjektifitasan suatu karya sejarah. 8 Keterbatasan arsip, majalah-majalah, bukubuku pendukung dan sumber pendukung lainnya, untuk merangkai suatu kisah tentu banyak kekosongan, maka diperlukan pengisian dari imajinasi penulis. Imajinasi penulis tidak dapat dilepaskan dari subjektifitas penulis. Penyajian (penulisan), merupakan tahapan terakhir dari metode sejarah. Penulisan memberikan laporan hasil penelitian sejarah setelah melalui langkahlangkah dari pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi sampai penulisan itu sendiri. Hasil akhir penelitian yang berupa tulisan inilah yang kemudian dapat dinilai oleh pembaca mengenai keobjektivan suatu karya sejarah. 102. 8 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Bentang. 2001), hlm. 11