BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Dislipidemia adalah suatu istilah yang dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang sering dijumpai dan termasuk gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia juga merupakan salah satu dari 10 penyebab disabilitas pada populasi berusia antara 15-44 tahun (WHO, 2001). Pada pasien dengan skizofrenia, merokok merupakan masalah yang sulit diatasi. Merokok juga merupakan masalah kesehatan yang telah dilaporkan dalam berbagai penelitian sebagai faktor resiko bagi timbulnya berbagai gangguan medis lainnya, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esophagus, bronchitis, hipertensi, impotensi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin. Indonesia masuk dalam 10 negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia dan menempati peringkat ketiga dengan jumlah perokok 65 juta orang (Saragih, 2011; WHO, 2008). Kebiasaan merokok pada pasien skizofrenia menjadikan tingginya angka komorbiditas pada golongan pasien ini. Merokok berhubungan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Merokok juga mempunyai hubungan timbal balik yang unik dengan gangguan mental. Merokok dapat menenangkan pasien-pasien dengan gangguan jiwa, namun sebaliknya merokok juga bisa menginduksi timbulnya gangguan

jiwa. Schmitz et. al. (2003) dalam penelitiannya yang melibatkan 4.181 responden menyimpulkan bahwa responden yang mengalami ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dan hampir separuh dari para responden yang merokok memiliki setidaknya satu gangguan jiwa. Compton et. al. (2009) juga menyatakan adanya hubungan penggunaan ganja dan tembakau dengan peningkatan resiko timbulnya gejala psikotik. Pasien gangguan jiwa mempunyai kecenderungan merokok, terutama pada pasien dengan skizofrenia (Denny, 2011; De Leon et. al., 1995; Stahl, 2008). Hal sama juga dilaporkan oleh Taminga (2006) dimana tingkat merokok di populasi umum menurun, namun prevalensinya pada penderita gangguan mental tetap tinggi, terutama pada pasien dengan skizofrenia. Hiperlipidemia merupakan masalah metabolik yang sering dijumpai pada pasien skizofrenia dan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular pada pasien skizofrenia hampir dua kali populasi normal. Terapi dengan antipsikotik, baik antipsikotik tipikal maupun atipikal, meningkatkan resiko terjadinya hiperlipidemia pada pasien skizofrenia (Lindenmayer et. al., 2003; Casey, 2005; Olfson et. al., 2006). Mekanisme timbulnya gangguan metabolik diperkirakan merupakan akibat sedasi dan penurunan aktivitas, terutama akibat blokade reseptor histamin H 1 dan serotonin 5-HT 2C pada sistem saraf pusat, namun mekanisme pastinya masih belum bisa dijelaskan. Namun beberapa antipsikotik (clozapine, olanzapine, quetiapine, dan phenotiazine) juga bisa menyebabkan hiperlipidemia secara langsung, muncul dengan cepat, dan menghilang dengan cepat setelah obat dihentikan (Casey., 2005; Gardner et. al., 2005). Namun 2

gangguan metabolik dilaporkan juga sering ditemukan pasien yang tidak atau belum mendapatkan terapi antipsikotik atau pada pasien psikotik episode pertama (Casey, 2005; Ruzanna et. al., 2012) dan terapi dengan antipsikotik bisa meningkatkan resiko ini. Merokok bisa menimbulkan perubahan profil lipid (Jeeyar et. al., 2011) sehingga perokok dilaporkan mengalami peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL (Bruckert et. al., 1992; Yan Ling et. al, 2012). Devi dan Murugam (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa penderita skizofrenia mempunyai kadar kolesterol total dan trigliserida yang lebih tinggi dari kontrol. Akumulasi lemak pada penderita skizofrenia, terutama akibat penggunaan antipsikotik, berakibat pada peningkatan pelepasan asam lemak bebas di hepar. Meningkatnya asam lemak bebas ini akan mengakselerasi sintesis trigliserida di hepar dan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Merokok juga bisa menginduksi aktivitas enzim CYP450 yang selanjutnya akan meningkatkan laju metabolisme obat-obat seperti olanzapine, clozapine, dan zotepine sehingga dosisnya perlu ditingkatkan (Stahl, 2008) yang pada akhirnya memperburuk hiperlipidemia akibat penggunaan antipsikotik ini. Peningkatan dosis antipsikotik akan meningkatkan resiko akumulasi lemak, yang pada akhirnya meningkat resiko peningkatan kadar trigliserida dalam darah (Devi dan Muragam, 2009). 3

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, merokok merupakan faktor resiko yang bisa menimbulkan dislipidemia atau memperberat kejadian dislipidemia akibat pengobatan antipsikotik pada pasien dengan skizofrenia. Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa besar bobot pengaruh merokok terhadap kadar trigliserida pada pasien skizofrenia. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bobot pengaruh merokok terhadap kadar trigliserida pada pasien skizofrenia. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat para profesional kesehatan khususnya Ilmu Kesehatan Jiwa mengenai bobot pengaruh merokok terhadap gangguan profil lipid pada pasien skizofrenia. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada penderita skizofrenia, orang tua dan keluarga sehingga dapat mengoptimalkan penatalaksanaan secara komprehensif 4

E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh McCreadie (2003), dengan judul Diet, smoking and cardiovascular risk in people with schizophrenia, a descriptive study. Dia meneliti tentang pola gaya hidup pasien dengan skizofrenia dalam hal pola makan, kebiasaan merokok, berat badan dan olah raga terhadap resiko penyakit jantung koroner. Persamaan dengan penelitian kami adalah peneliti memasukkan parameter kebiasaan merokok. Perbedaan dengan penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian kami yang diperiksa adalah kadar lipid dalam serum dan kami tidak meneliti mengenai resiko terjadinya penyakit jantung koroner. 2. Penelitian oleh Gurpegui et. al. (2005), dengan judul Smoking initiation and schizophrenia: a replication study in a Spanish sample. Mereka meneliti tentang inisiasi merokok pada pasien skizofrenia. Persamaan penelitian dengan penelitian kami adalah populasi penelitiannya adalah pasien skizofrenia yang merokok. Perbedaannya adalah bahwa dalam penelitian mereka, hanya diperiksa mengenai inisiasi kebiasaan merokok dan dihubungkan dengan insidensi skizofrenia, sementara dalam penelitian kami kebiasaan merokok dihubungkan dengan gangguan profil lipid. 3. Penelitian oleh Yan Ling et.al. (2012), dengan judul Cigarrette smoking and its association with serum lipid/lipoprotein among Chinese nonagenarians/ centenarians. Mereka meneliti hubungan antara kebiasaan merokok dan kadar lipid dalam serum. Persamaan penelitian ini dengan penelitian kami adalah tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui 5

hubungan merokok dengan kadar lipid. Perbedaannya adalah populasi penelitian yang mereka gunakan adalah populasi normal yang merokok, sementara dalam penelitian kami populasinya adalah penderita skizofrenia. 4. Penelitian oleh Devi dan Murugam (2009) dengan judul Metabolic disturbances in schizophrenia patients with positive, negative, and cognitive symptoms. Mereka melakukan penelitian untuk memeriksa status kolesterol, trigliserida, dan glukosa darah pasien skizofrenia dengan gejala positif, gejala negatif, dan gejala kognitif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian kami adalah tujuan penelitian yang berusaha memeriksa status sindrom metabolik pada pasien skizofrenia. Perbedaannya adalah mereka tidak secara spesifik meneliti pengaruh merokok, sementara dalam penelitian kami, merokok merupakan salah satu variabel yang diukur. 6