BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda. Sebagai faktor pembekuan, fibrinogen merupakan komponen esensial dalam sistem koagulasi, dan merupakan prekursor dari fibrin. Plasma fibrinogen merupakan komponen penting dalam kaskade koagulasi, dan juga merupakan determinan utama dalam hal viskositas darah dan juga aliran dalam darah. Dari beberapa penelitian didapatkan peningkatan kejadian dalam peningkatan kadar plasma fibrinogen dapat dihubungkan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular, termasuk juga stroke, penyakit jantung iskemik, dan penyakit tromboemboli lainnya. Peningkatan kadar plasma fibrinogen dapat menghasilkan suatu keadaan protrombotik atau hypercoagulable state, dan merupakan bagian penting dalam menjelaskan resiko dari stroke dan kondisi tromboemboli lainnya seperti atrial fibrilasi. 1 1 Fibrinogen merupakan salah satu faktor pembekuan, yang bisa meningkat pada proses pembekuan, dan dapat juga sebagai marker 1,2 inflamasi. Peningkatan kadar plasma fibrinogen merupakan salah satu resiko untuk terjadinya stroke iskemik. 1
Pada suatu penelitian prospektif pada pasien dengan stroke iskemik akut, ditemukan bahwa terdapat hubungan secara indenpenden terhadap peningkatan kadar plasma fibrinogen dan konsentrasi tissue plasminogen activator dengan kejadian stroke iskemik pada dewasa muda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fisher, dkk, yang dilakukan terhadap 100 orang dengan iskemia serebral (transient ischemic attack dan stroke), didapati peningkatan dari viskositas darah, viskositas plasma, dan kadar fibrinogen. 3 Berdasarkan penelitian oleh Zhang,dkk, dari bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, pada pasien dengan akut serebral infark di Union Hospital, Cina, didapati kadar plasma trombomodulin, fibrinogen, dan aktivitas tissue factor (αtf) yang meningkat secara signifikan pada pasien akut serebral infark, dibandingkan dengan pada kontrol. Dari penelitian prospektif oleh Chuang, dkk, di Taiwan, pada tahun 2005 didapatkan hasil bahwa fibrinogen merupakan prediktor terjadinya stroke iskemik. 6 Zoppo, dkk telah melakukan penelitian berdasarkan data dari STAT (Stroke Treatment with Ancroid Trial) dari tahun 1992-1998, dan ESTAT (European Stroke Treatment with Ancroid Trial) dari tahun 1996-2000 dengan mengukur kadar fibrinogen dalam 3 jam (STAT) atau 6 jam (ESTAT) dari onset stroke, selama 5 hari. Dari penelitiannya mereka menemukan bahwa terdapat hubungan independen antara 4 5
kadar fibrinogen yang tinggi dengan outcome yang buruk pada penderita stroke iskemik. Stroke telah mendapat perhatian lebih, oleh karena stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak, selain penyakit jantung dan kanker. stroke juga dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang. Pada tahun 2005, stroke bertanggung jawab terhadap kematian 5,7 miliar penduduk dunia (16,6%),dan 87% kematian ini terdapat pada negara-negara dengan ekonomi yang rendah dan menengah. 8,9 7 Angka kejadian Amerika Serikat telah mencapai lebih dari 750.000 setiap tahunnya dan merupakan angka kejadian stroke tertinggi di dunia. 9 Menurut American Heart Association, kerugian ekonomi akibat stroke di tahun 1999 telah mencapai 51 miliar dollar (mencakup biaya langsung dan tak langsung). Angka kejadian stroke di Eropa timur lebih sering dibandingkan di Eropa barat, yaitu 660 per 100.000 penduduk di Rusia, dan 303 per 100.000 penduduk di Swedia. Di Perancis angka kematian akibat stroke pertahunnya merupakan yang terendah, dan angka kematian tertinggi terdapat di Inggris. Angka kematian akibat stroke di ASEAN bervariasi. Menurut data Asian Medical Information Centre (SEAMIC) menunjukkan bahwa stroke termasuk di dalam 4 penyebab utama kematian di ASEAN sejak tahun 1992. 12 11 10
Di Indonesia, penelitian berskala cukup besar pernah dilakukan oleh ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 Rumah Sakit (RS) seluruh Indonesia, pada bulan oktober 1996 sampai bulan maret 1997. Studi epidemiologi stroke ini bertujuan untuk melihat profile klinis stroke dimana dari 2065 pasien stroke akut, dijumpai rata-rata usia adalah 58,8 tahun (range 18-95 tahun) dengan kasus pada pria lebih banyak dari pada wanita. Rata-rata waktu masuk ke RS adalah lebih dari 48,5 jam (range 1-968 jam) dari onset. Rekuren stroke dijumpai hampir pada 20% pasien dan frekuensi stroke iskemik adalah yang paling sering terjadi. 13 Usaha preventif dan terapi infark iskemik yang tepat membutuhkan usaha untuk mendeteksi mekanisme timbulnya iskemik. Disini neurovaskular ultrasound memiliki peran penting pada pasien stroke iskemik. Transcranial Doppler merupakan metode non invasive yang cepat, aman, akurat dan lebih murah dalam mengevaluasi sistem vaskular untuk penyebab potensial iskemik. Selain itu TCD juga dapat memonitor secara berkelanjutan, dan cocok untuk evaluasi kegawatdaruratan. 14 Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Ameriso, dkk, suatu studi Cohort pada 42 subjek berusia 63-86 tahun yang sehat tanpa ada gangguan hematologi atau gejala serebrovaskular untuk melihat hubungan antara fibrinogen dan hematokrit dengan kecepatan aliran darah pada Mean Cerebral Artery (MCA) dengan menggunakan
Transcranial Doppler (TCD). Mereka menemukan hubungan terbalik yang signifikan antara mean velocity dan level konsentrasi hematokrit dan fibrinogen. Kedua variable ini ditemukan berhubungan secara independen terhadap velocity. Sohn, dkk melakukan suatu studi terhadap pengaruh dari kadar hematokrit dan serum fibrinogen terhadap pemeriksaan Transcranial Doppler pada pasien normal. Dari penelitiannya didapat bahwa serum fibrinogen hanya berpengaruh lemah terhadap mean velocities dari internal carotid artery (ICA). 16 15 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskanlah masalah sebagai berikut : Bagaimanakah hubungan kadar fibrinogen dengan hasil pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) pada penderita stroke iskemik akut? 1.3 Hipotesia Penelitian Ada hubungan antara fibrinogen dengan hasil pemeriksaan Transcranial Doppler pada penderita stroke iskemik akut.
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk menilai hubungan kadar fibrinogen dengan hasil pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) pada penderita stroke iskemik akut. 1.4.2 Tujuan Khusus Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografik,dari penderita stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan Untuk mengetahui perbedaan kadar fibrinogen antara penderita stroke iskemik akut dengan non stroke Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) antara penderita stroke iskemik akut dengan non stroke Untuk mengetahui perbedaan kadar fibrinogen berdasarkan karakteristik pada penderita stroke iskemik akut Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan Transcranial Doppler (TCD) berdasarkan karakteristik pada penderita stroke iskemik akut 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa peningkatan kadar fibrinogen dan hasil pemeriksaan TCD ada hubungannya dengan penyakit stroke iskemik. Oleh karenanya kadar fibrinogen dan hasil
pemeriksaan TCD dapat sebagai prediktor pada penyakit stroke iskemik akut. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam pemahaman patogenesis serta perjalanan penyakit stroke dan kaitannya dengan fibrinogen dan hasil pemeriksaan TCD.