BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

dokumen-dokumen yang mirip
Komponen 2 HPEQ Project: Standarisasi Lulusan Profesi Kesehatan dengan Ujian Nasional

Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

URGENSI EXIT EXAM BAGI NAKES

KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI

Uji Kompetensi SKM Indonesia

Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Novi Anggraeni, 2013

Sub-komponen pada Komponen 2

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL ITEM DEVELOPMENT OSCE KEDOKTERAN GIGI WILAYAH BARAT KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

Kebijakan Dalam Pelaksanaan Dan Persiapan Uji Kompetensi Tahun 2013

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI NERS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI (LPUK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PERKEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 PSIK UNEJ

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

CATATAN MONEV SOSIALISASI HASIL UJI COBA CBT NERS

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

VERIFIKASI DATA KINERJA DOSEN PENERIMA TUNJANGAN PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

SUSUNAN KEPANITIAAN SEMINAR NASIONAL UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) Sebagai Lembaga Akreditasi Baru

Hubungan Bimbingan Belajar UKMPPD dengan Kelulusan UKMPPD Computer Bassed Test Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Periode Mei 2017

Kolegium Dokter Gigi Indonesia Rencana Pengembangan

CATATAN MONEV WORKSHOP SOSIALISASI TRY OUT CBT UJI KOMPETENSI BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

ESSAI TENTANG KAMPUS PSIK UNIVERSITAS JEMBER TUGAS P2MABA. oleh. Novi Farida NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

Audiensi Komponen 2 - PPSDM PUSTANSER DIKJUT MTKI terkait uji coba CBT Bidan dan Ners. Gd. PPSDM Jakarta, 11 Oktober 2011.

KERANGKA ACUAN KERJA SOSIALISASI LAM-PTKES UNTUK PROGRAM STUDI BIDANG ILMU KESEHATAN

ANALISIS KUALITATIF PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER DI UJI KOMPETENSI NERS INDONESIA


Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang

LAPORAN KEGIATAN SEMINAR & LOKA KARYA UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

UUD 1945 Ps: 28 H ayat 1

bermuara pada budaya peningkatan mutu berkelanjutan (culture of continuous quality improvement).

Isu Strategis Komponen 1

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015)

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2MABA)

BAB I PENDAHULUAN. Praktik Kerja Lapangan untuk selanjutnya disingkat PKL, adalah

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU ESSAY TENTANG PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh. Anasthasia Arinda W

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 1/IV/PB/2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

Pokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis

Oleh Pengurus LAM-PTKes

MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA REGISTRASI STR ONLINE

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

internal, sedangkan perancang mendesain input sistem perhitungan angka kredit petugas rekam medis. Ardianingrum (2015) menggunakan objek perancangan

DRAFT AWAL INSTRUMEN AKREDITASI PROGRAM STUDI KESEHATAN DENGAN 9 KRITERIA TERBARU SESUAI PERATURAN MAJELIS BAN-PT NO 4 TAHUN 2017

LAPORAN WORKSHOP REGIONAL PASIEN STANDAR KEDOKTERAN WILAYAH I KOMPONEN 2 PROYEK HPEQ

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SOSIALISASI PANDUAN REGISTRASI ONLINE (STR) BAGI TENAGA KESEHATAN BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 1 Isi/Kurikulum

INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tin

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK. Oleh. Lidya wati NIM

perlu pengaturan tentang Penyelenggaraan Uji

Sinkronisasi UU Pendidikan Kedokteran dengan Berbagai Peraturan Perundangan Pendidikan Tinggi

DISKUSI KURIKULUM WAHANA PRAKTEK

1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?

Teknis Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Profil Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

Program kerja sama Asia Networking (S2 Biomedik, dan S1 PSPD (Asia AUN QA) Program pembinaan akreditasi badan internasional (Asia AUN QA)

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

Sosialisasi Hasil Uji Coba Uji Kompetensi Bidan Indonesia Gelombang I Tahun 2012

KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi LAM-PTKes Tahap II untuk Bidang Ilmu Keperawatan dan Tahap I untuk Bidang Ilmu Gizi (22 23 Mei 2015)

Lampiran : A. Latar Belakang

Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MABA 2015 ESAI PSIK UNEJ, MOTIVASI MASUK PSIK UNEJ DAN DESKRIPSI KEGIATAN DI KAMPUS PSIK UNEJ

Lampiran : A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). Organisasi Profesi Keperawatan yang dikenal sebagai Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memiliki standar kompetensi keperawatan yang ditujukan sebagai pedoman bagi perawat dalam menjalankan peran profesinya (PPNI, 2005). Untuk mengukur standar kompetensi perawat dan memperoleh sertifikat kompetensi, perawat diharuskan mengikuti Uji Kompetensi. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi bidang kesehatan. Uji kompetensi diselenggarakan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi kerja (PBM no. 36 tahun 2013). Uji kompetensi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar mahasiswa di bidang kesehatan dan dibagi dalam dua tahap yaitu uji tertulis dan uji praktek. Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal DIKTI, uji kompetensi ini dapat dilaksanakan pada tahap akhir setelah menyelesaikan seluruh tahap pendidikan sebagai exit exam dimana hal tersebut harus memperhatikan pentingnya lingkungan akademik profesional. (DIKTI, 2013). Tetapi setelah 1

2 melihat hasil uji kompetensi yang sudah dilakukan pada mahasiswa DIII kebidanan, DIII keperawatan dan Ners, ternyata masih diperlukan adanya perbaikan pada sistem pendidikan. Oleh karena itu, pada tanggal 18 Juni 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat edaran nomor 529/E.E3/DT/2014 tentang Status Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan, DIII Keperawatan dan Ners yang berisi tentang belum digunakannya uji kompetensi untuk menentukan kelulusan atau sebagai exit exam (DIKTI, 2014). Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) yang diadakan menimbulkan beberapa permasalahan, permasalahan tersebut antara lain masalah sosialisasi dan pembekalan; masalah penyusunan soal dan penentuan batas minimal UKN; masalah waktu, tempat, dan penyelenggara UKN; masalah mekanisme metode UKN; masalah pembiayaan UKN; masalah pengumuman via online; masalah mekanisme retaker; dan masalah standarisasi STR secara Internasional. Salah satu permasalahan yang muncul pada UKNI adalah mengenasi sosialisasi dan pembekalan. Sosialisasi dan pembekalan kepada mahasiswa dapat dilakukan berupa try out maupun pembekalan. Pembekalan kepada mahasiswa keperawatan ini dapat dilakukan sejak awal kuliah sehingga mahasiswa lebih siap dalam menghadapi UKNI (HPEQ student, 2013). Pelaksanaan uji kompetensi dirasakan menjadi beban yang semakin berat bagi mahasiswa keperawatan yang sebelumnya tidak ada uji kompetensi. Hal ini disebabkan karena Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) menetapkan uji kompetensi harus dilalui oleh semua lulusan mahasiswa kesehatan. Apabila tidak

3 lulus uji kompetensi, mahasiswa harus mengikuti uji kompetensi pada periode selanjutnya dan mendapat program bimbingan dari institusi asalnya serta tidak dapat melakukan praktek keperawatan karena belum bisa mendapatkan Surat Tanda Registrasi (Anggraeni, 2013). Mengingat pentingnya penyelenggaraan uji kompetensi yang merata dan terstandarisasi secara nasional, maka perlu dilihat bagaimana persepsi mahasiswa terhadap uji kompetensi. HPEQ student pernah melakukan kajian awal mengenai uji kompetensi. Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa, persepsi mahasiswa, dan sikap mahasiswa kesehatan terhadap uji kompetensi. Responden penelitian ini berjumlah 3.053 mahasiswa yang berasal dari program studi antara lain Pendidikan Dokter, Pendidikan Dokter Gigi, Ilmu Keperawatan, Kebidanan, Farmasi, Ilmu Gizi, dan Kesehatan Masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengetahui alasan pelaksanaan uji kompetensi dan menyatakan sikapnya mendukung pelaksanaan uji kompetensi secara nasional (HPEQ, 2013). Sebagai salah satu institusi pelaksana uji kompetensi keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (PSIK FK UGM) memiliki visi yaitu menjadi pusat pengembangan profesi keperawatan di bidang pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat yang manusiawi dan berbudaya tinggi di tingkat regional dan nasional dengan standar internasional. Tahap akademik di PSIK FK UGM rata-rata ditempuh selama 4 tahun dengan beban studi 144 SKS untuk mendapatkan gelar Sarjana

4 Keperawatan (S.Kep) dan melanjutkan pendidikan profesi yang rata-rata ditempuh selama 1 tahun dengan beban studi sebanyak 37 SKS (PSIK, 2013). Setelah menyelesaikan tahap profesinya, mahasiswa PSIK FK UGM akan dihadapkan pada uji kompetensi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari koordinator uji kompetensi regional Yogyakarta, Uji kompetensi yang selama ini dilakukan hanya menggunakan Computer Based Test tanpa menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Calon peserta uji kompetensi tidak mendapat pembekalan khusus sebelum menghadapi uji kompetensi, tetapi hanya ditawarkan untuk mengikuti try out sebelum menghadapi uji kompetensi. Hal ini disebabkan institusi pendidikan tidak dapat mewajibkan calon peserta uji kompetensi untuk mengikuti try out karena biaya try out cukup besar dan harus ditanggung sendiri oleh peserta try out. Sebagai calon peserta uji kompetensi, persepsi mahasiswa terhadap uji kompetensi dianggap penting karena sebagai tolok ukur pemahaman mahasiswa terhadap uji kompetensi. Mahasiswa harus memahami bahwa uji kompetensi dilakukan untuk mengukur proses pendidikan yang telah dilalui oleh perserta didik hingga memmpunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang professional. Oleh karena itu, sejak awal mahasiswa diharapkan untuk mampu menyiapkan diri sehingga saat pelaksanaan uji kompetensi mereka dapat membuktikan bahwa dirinya layak untuk menjadi seorang professional (HPEQ, 2012). Tidak adanya pembekalan mengenai uji kompetensi dan tidak ikut sertanya try out uji kompetensi, akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada calon

5 peserta uji kompetensi. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama (Fauzi, 2004). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Persepsi Mahasiswa PSIK FK UGM terhadap Uji Kompetensi Ners Indonesia B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut muncul masalah penelitian Bagaimanakah persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang Uji Kompetensi Ners Indonesia C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM terhadap pelaksanaan uji kompetensi nasional indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang tujuan dan manfaat pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia b. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia c. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang peran institusi pendidikan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Ners Indonesia

6 d. Mengetahui persepsi mahasiswa profesi PSIK FK UGM tentang uji kompetensi ulang 1. Manfaat Teoritis: D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup keperawatan. 2. Manfaat praktis 1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar tentang gambaran persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan uji kompetensi. 2. Bagi institusi pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi institusi keperawatan agar lebih mempersiapkan mahasiswa peserta uji kompetensi ners Indonesia. 3. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian terkait uji kompetensi keperawatan.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian penelitian NO. NAMA TAHUN JUDUL Hasil PERSAMAAN PERBEDAAN 1 Novi 2013 Gambaran Tingkat 1. Tingkat kecemasan 1. Variabel 1. Subjek penelitian: Anggraeni Kecemasan pada mahasiswa tingkat tiga D-III penelitian: mahasiswa tingkat tiga Mahasiswa Tingkat keperawatan Universitas Uji 2. Tempat penelitian: TIGA D-III Pendidikan Indonesia dalam kompetensi Universitas Pendidikan Keperawatan dalam menghadapi uji kompetensi Indonesia Menghadapi Uji berada pada level ringan. 3. Variabel penelitian: Kompetensi Di Saran yang dianjurkan bagi kecemasan menghadapi Universitas institusi pendidikan agar uji kompetensi Pendidikan Indonesia lebih mempersiapkan mahasiswa dalam 2 HPEQ Student 2013 Kajian Awal: Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Mahasiswa Terhadap Uji Kompetensi Pendidikan Tinggi Di Indonesia menghadapi Uji Kompetensi 1. Hampir seluruh mahasiswa responden memiliki pengetahuan dan persepsi yang baik tentang uji kompetensi serta menyatakan sikapnya mendukung pelaksanaan uji kompetensi 1. Variabel penelitian: persepsi mahasiswa tentang uji kompetensi 1. Subjek penelitian: perwakilan mahasiswa semua jurusan kesehatan di Indonesia 2. Variabel penelitian: tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap uji kompetensi